BAB 11 teori akuntansi

BAB 11
PENDAPATAN DAN BEBAN, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN
I.

TINJAUAN UMUM
1. Pendapatan dan Keuntungan
Pendapatan dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu perushaan. Hal itu
biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.
2. Beban dan Kerugian
Beban adalah biaya yang terjadi untuk menghasilkan pendapatan
tersebut.
3. Peraturan Khusus Industri
Di dalan sesuatu industri misalnya perfileman dan lainnya pasti memiliki
peraturan khusus didalamnya.
A.

SIFAT PENDAPATAN
Pada dasarnya pendapatan adalah kenaikan laba. Seperti laba, ini
adalah suatu proses arus—penciptaan barang atau jasa oleh suatu perusahaan
selama suatu kurun waktu tertentu. Umumnya, pendapatan dinyatakan dalam
satuan moneter, meskipun pengukuran pendapatan dalam konsep ini berbeda

untuk pembahasan tanpa mengubah sifat pendapatan yang diukur. Committee
on A ccounting Concepts and Standards of the American Accounting
Association mendefinisikan pendapatan dalam pernyataan tahun 1957
sebagai berikut :
 Pendapatan...adalah pernyataan moneter dari keseluruhan
produk dan jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan kepada
pelanggannya selama suatu periode waktu.
Kritik segera atas penambahan ini adalah bahwa hal itu menghalangi
penggunaan metode penyelesaian di mana pendapatan diakui sebelum suatu
produk atau jasa ditransfer. FASB memusatkan pada kas yang diterima pada
saat penjualan atau sesudahnya, jika itu penjualan kredit, dan mendefinisikan
pendapatan dalam pengertian arus masuk (inflow) aktiva ke dalam
perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Dalam kata-kata mereka
sebagai berikut :


Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada
aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajibankewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang

berkesinambungan.

APB Statement No 4 mendefinisikan pendapatan sebagai :



Kenaikan bruto dalam aktiva atau penurunan bruto dalam
kewajiban yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum yang dihasilkan dari jenis-jenis
kegiatan yang mencari laba itu...dari suatau perusahaan yang
dapat mengubah ekuitas pemilik.

Sekarang benar bahwa akun pendapatan (revenue account)
mempunyai saldo kredit dan ditutup pada akhir periode akuntansi ke laba
ditahan melalui akun ikhtisar (summary account) pendapatan dan beban.
Karena itu, pendapatan tidak mempunyai pengaruh pada kenaikan ekuitas
pemegang saham. Akan tetapi, yang dilakukan pendekatan ini adalah
menghubungkan pendapatan ke pembukuan berpasangan. Jadi, menurut
pendapat pengarang, definisi pendapatan sebagai produk dari perusahaan
lebih unggul dari konsep arus keluar, dan konsep arus keluar lebih unggul

dari konsep arus masuk. Konsep produk bersifat netral dalam hubungannya
baik dengan waktu maupun dengan pengukuran; konsep arus masuk, seperti
yang umumnya dinyatakan; mengabaikan semuanya.

B.

APA YANG HARUS TERMASUK DALAM PENGERTIAN
PENDAPATAN?
Banyak yang mendebat bahwa perlu untuk membedakan pendapatan
(revenue) dari keuntungan (gain). Pengarang lebih suka membuat
perbedaan antara kegiatan yang menghasilkan kekayaan bagi perusahaan
dan transfer kekayaan yang tidak diduga yang timbul dari hibah atau
keuntungan yang tidak disangka-sangka. Dengan perkataan lain, semua
kegiatan, apakah utama atau sampingan, yang berhubungan dengan
kegiatan menghasilkan kekayaan bagi perusahaan akan termasuk dalam
kategori umum pendapatan. Paton dan Littleton juga menyatakan bahwa,
meskipun”arus penyelesaian” merupakan sumber utama pendapatan,
keseluruhan kisaran barang dan jasa yang disediakan oleh perusahaan,
tanpa memperhatikan jumlah relatif dari pos-pos tertentu, harus termasuk
dalam pendapatan.

FASB lebih menyukai definisi pendapatan yang lebih sempit.
Definisi pendapatan mereka menyatakan bahwa hal itu dihasilkan dari
“kegiatan utama atau pusat dari perusahaan yang bersinambungan.”
Maksud kegiatan utama adalah untuk membedakan pendapatan dari
keuntungan, yang didefinisikan sebagai “kenaikan dalam ekuitas (aktiva
bersih) dari kegiatan periferal atau insidental.” Karena itu, keuntungan
bagi sebagian besar perusahaan akan mencakup laba dari kegiatan seperti
penjualan tanah dan harta lain sewaktu-waktu, termasuk kenaikan dalam
ekuitas yang dihasilkan dari sumbangan dan keuntungan lain yang tidak
disangka-sangka.

Sebagian besar keuntungan akan tampak dalam laporan rugi laba—
dan, karenanya meningkatkan laba. Hibah bagi perusahaan merupakan
pengecualian. Itu bisa diklasifikasikan baik sebagai modal atau pun
pendapatan, bergantung dari maksud si pemberi, keadaan yang sekitar
hibah itu, dan definisi seseorang akan pendapatan. Dalam beberapa kasus,
maksud dari hibah itu mungkin untuk meningkatkan pendapatan
perusahaan, seperti dalam kasus “pembayaran penghargaan”, atau
pembayaran tambahan untuk menunjukka penghargaan untuk jasa khusus
yang diterima.

C.

BAGAIMANA PENDAPATAN HARUS DIUKUR
Pendapatan, bagaimanapun didefinisikan, paling baik diukur
dengan nilai pertukaran produk atau jasa perusahaan. Nilai pertukaran ini
menyatakan ekuivalen kas, atau nilai sekarang yang didiskontokan dari
klaim uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan.
Keuntungan diperlakukan serupa dengan pendapatan, kecuali
bahwa biaya yang berhubungan segera diofset untuk memperoleh
keuntungan bersih. Dalam penjualan aktiva yang tidak biasa
siperdagangkan oleh perusahaan, biaya-biaya ini mencakup nilai aktiva
yang dijual ditambah biaya langsung penjualan. Kriteria bahwa
pendapatan harus diukur dengan nilai sekarang dari uang atau ekuivalen
uang yang akhirnya diterima menunjukkan bahwa semua retur, potongan
penjualan, dan pengurangan lain dari harga yang dikenakan harus
dikurangkan dari pendapatan yang dihasilkan dari transaksi-transaksi
tertentu. Dengan perkataan lain, hal itu harus diperlakukan sebagai
pengurang pendapatan, dan bukan sebagai beban.
Potongan tunai diberikan, sebagian, untuk menyamakan nilai uang
yang diterima dalam periode diskon dengan nilai uang didiskonto

sekarang yang akan diterima dalam jangka kredit yang diberikan. Tetapi
salah satu tujuan utama dari potongan tunai adalah untuk mengurangi
kerugian piutang tak tertagih dengan mendorong orang-orang untuk
membayar lebih awal atau tunai. Potongan tunai dan kerugian piutang tak
tertagih yang diperkirakan adalah sama sifatnya dan harus diperlakukan
secara sama. Potongan tunai yang diharapkan diambil dan kerugian
piutang tak tertagih yang diperkirakan terjadi harus dikurangkan secara
langsung dari pendapatan kotor.
Semua di atas mendapat peringatan yang biasa dari materialitas.
Apabila periode menunggu pendek, potongan bisa diabaikan karena tiga
alasan pragmatis:
1. Pada tingkat potongan yang rendah jumlah potongan kecil dan
tidak secara material mempengaruhi penilaian total
pendapatan. Misalnya, jika piutang akan dilunasi dalam 60
hari, jumlah potongan pada tingkat 10% setahun akan lebih
kecil dari 2% pendapatan.

D.

2. Karena bunga diklasifikasikan sebagai bagian dari total

pendapatan, pengaruhnya yang utama adalah ketentuan waktu.
Bunga harus dicatat sesudah pencatatan pendapatan dari
transaksi awal. Akan tetapi, jika bunga tidak material
jumlahnya, memasukkannya ke dalam pendapatan penjualan
akan mempunyai pengaruh yang kecil pada total pendapatan
untuk periode tersebut.
3. Jika pendapatan tidak didiskontokan, klasifikasi pendapatan
yang timbul dari menunggu (bunga) akan hilang dan termasuk
dalam klasifikasi pendapatan yang timbul dari penjualan
produk atau jasa. Namun, jika bunga implisit tidak material
jumlahnya, hanya sedikit informasi berguna yang hilang
karena tidak mengklasifikasikannya secara terpisah. Karena
itu, materialitas cenderung mengaburkan ketelitian teoritis.
KAPAN PENDAPATAN HARUS DIAKUI?
Peraturan umum untuk pengakuan dalam akuntansi adalah bahwa
pos itu harus memenuhi definisi dari unsur itu dan bahwa pas itu dapat
diukur, relevan, dan dapat diandalkan. Dalam konteks sekarang, suatu
pos harus diakui sebagai pendapatan dari suatu perusahaan apabila ia
merupakan bagian dari produk organisasi, apabila ia dapat diukur,
apabila ia mempunyai nilai peramalan dan umpan balik, dan apabila ia

dapat diuji secara andal. FASB memberikan saran untuk pengakuan
pendapatan yang khusus untuk pendapatan. Menurut mereka, pendapatan
tidak boleh diakui sampai ia:
a. Dihasilkan (earned)
b. Direalisasi atau dapat direalisasi
Karena pendapatan merupakan bagian dari laba, peraturan untuk
pengakuan pendapatan adalah bagian dari peraturan untuk pengakuan
laba. Karena itu, kunci untuk menentukan laba harus diakui adalah
penentuan kapan ia telah dihasilkan dan direalisasi.
1. Pendapatan yang dihasilkan
Dari sudut pandang ekonomi, penghasilan adalah suatu proses
berkelanjutan. Produk dari suatu perusahaan tampak secara
bertahap sebagai bahan mentah yang dirakit dan diubah,
bentuknya atau diproses dengan memakai tenaga kerja dan
peralatan modal. Pendapatan harus diakui secara terus menerus
sepanjang keseluruhan siklus produk.
2. Realisasi
Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi
hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian


yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu
apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima.
3. Pengakuan Keuntungan
Waktu pengakuan keuntungan , dan khususnya keuntungan yang
berasal dari kenaikan nilai aktiva, harus identik dengan waktu
pengakuan pendapatan.
E.

F.

G.

H.

PELAPORAN PENDAPATAN SELAMA PRODUKSI
1. Kontrak jangka panjang
Metode ini dapat pada kontrak-kontrak pembangunan jangka
panjang. Pengakuan pendapatan sebelum suatu bangunan selesai
dibuat mempunyai alasan yang cukup kuat baik dari segi
pragmatis maupun teoritis. Dari segi teoritis, pengakuan

pendapatan selama berlangsungnya produksi untuk kontrakkontrak jangka panjang dapat dibenarkan karena beberapa hal.
Pertimbangan yang paling penting apakah harga total kontrak
tersebut juga ketidakpastian mengenai penagihan biasanya dapat
dikurangi melalui pembayaran angsuran atau dengan mengadakan
kontrak dengan pihak-pihak yang dipercaya.
2. Pertumbuhan
Berhubungan dengan pelaporan pendapatan selama produksi
adalah pengakuan nilai yang meningkat dari pertumbuhan alami
atau proses penuaan.
PELAPORAN PENDAPATAN PADA PENYELESAIAN PRODUKSI
Pelaporan pendapatan pada saat penyelesaian produksi diizinkan
walaupun produk itu tidak diproduksi menurut kontrak.
Kriteria umum untuk pengakuan pendapatan adalah
 Adanya harga pasar relatif stabil dan aktif
 Tidak ada biaya pemasaran yang besar
 Adanya penukaran unit-unit fisik tanpa pengaruh apa-apa terhadap
harga jual (interchange ability of units).
PELAPORAN PENDAPATAN PADA SAAT PENJUALAN
Pelaporan pendapatan pada saat penjualan didasarkan kepada:
 Harga jual yang telah ditentukan dengan agak pasti

 Produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti
dengan suatu asset lain (jadi pertukaran telah terjadi).
 Untuk kebanyakan perusahaan, penjualan merupakan peristiwa
keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekonominya.
 Kebanyakan biaya produksi atau pengadaan produksi tersebut telah
dikeluarkan atau dapat ditentukan dengan mudah.
PELAPORAN PENDAPATAN SESUDAH PENJUALAN
Penerimaan atau antisipasi mengenai penerimaan tunai sangat
penting untuk pengukuran pendapatan, tetapi tidak begitu penting dalam

rangkaian kegiatan meningkatkan asset. Sehingga meskipun penerimaan
uang tunai sesudah saat penjualan memberikan pengukuran verifiable,
tetapi sebenarnya tidak ada alasan untuk menunda pengakuan penjualan
sampai saat diterima. Menurut Hendriksen diterjemahkan oleh Marianus
Sinaga Akuntansi keuangan (2001 : 182) yaitu : “Beban terjadi apabila
barang atau jasa dikonsumsi atau digunakan dalam proses memperoleh
pendapatan. Saat pelaporan beban dilakukan dengan mencatat kegiatan
dalam perkiraan atau memasukkannya dalam laporan keuangan.
Berdasarkan konsep nilai yang menyarankan bahwa harga masukan
(biaya) harus ditahan sampai pertambahan nilai dilaporkan dengan
penggantiannya, yaitu harga keluar (penjualan). Artinya saat pelaporan
pendapatan datang terlebih dahulu, kemudian menyusul pelaporan
bebannya pada periode yang sama.
II. BEBAN DAN KERUGIAN
Seperti istilah pendapatan, istilah beban juga merupakan konsep arus, yang
menggambarkan perubahan yang tidak menguntungkan dalam sumber daya
perusahaan. Tetapi tidak semua perusahaan yang tidak menguntungkan itu
termasuk beban. Definisinya yang lebih tepat, beban adalah penggunaan atau
pemakaian barang dan jasa di dalam proses mendapatkan pendapatan.
Aspek yang tidak menguntungkan dari kegiatan menghasilkan pendapataan
cenderung mengurangi kekayaan pemegang saha di dalam perusahaan. Beban
sering didefinisikan dalam konteks ini. Biaya sering didefinisikan dalam arti
biaya yang habis terpakai atau alokasi biaya. Definisi ini tidak mencerminkan
observasi dunia nyata. Penilaian beban tidak sama dengan pendefinisian beban.
1. Unsur yang termasuk di dalam beban
Perhimpunan Akuntansi Amerika (AAA) pada tahu 1948
mendefinisikan bahwa beban terdiri dari biaya operasi dan kerugian. Dengan
kata lain, FASB SFAC No.3 dengan jelas membedakan antara beban dan
kerugian. Hanya beban berkaitan dengan operasi utama dan operasi
perusahaan berkaitan dengan atau incidental bagi kegiatan perusahaan.
Perbedaan ini akan diteuskan di dalam penambahan berikut untuk
mempertahankan kejelasan penambahan
2. Pengukuran beban
Menurut mereka yang mendefinisikan beban sebagai penurunan
dalam aktiva bersih perusahaan, suatu alat ukur yang logis adalah nilai barang
dan jasa pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan. Pengukuran biaya
yang paling umum adalah:
1.
2.

biaya historis
nilai berjalan, seperti biaya pengganti, dan

3.

biaya oportunitas atau ekivalen kas pada saat berjalan.

3. Saat pengakuan beban
Menurut difinisi, beban terjadi apabila barang atau jasa dikonsumsi
atau dilakukan dengan mencatat kegiatan di dalam perkiraan atau
memasukkannya di dalam laporan keuangan. Pelaporan beban dapat terjadi
bersamaan dengan kegiatan menggunakan barang atau jasa; atau boleh
dilakukan sesudah kegiatan itu; atau dalam keadaan yang tidak biasa, boleh
mendahului kegiatan itu.
Definisi laba sebagai perubahan dalam nilai umumnya menyarankan
bahwa beban harus dilaporkan kapan saja terjadi penurunan nilai atau jika
tidak terdapat manfaat atau nilai nyata yang akan diterima pada masa yang
akan datang dari penggunaan barang atau jasa. Konsep laba yang
menekankan arus kas menyimpulkan beban bahwa beban harus dilaporkan
sedekat mungkin dengan saat pengeluaran kas yang sebenarnya. Akuntansi
akrual yang tradisional yang agaknya berada diantara kedua ekstrem ini,
tetapi bersandar pada konsep nilai yang menyarankan bahwa harga masukan
(biaya) harus ditahan sampai pertambahan nilai dilaporkan dengan
penggantinya, yaitu harga keluar (penjualan). Artinya, beban harus diakui
pada periode dimana pendapatan yang berkaitan diakui.