11 subject to
2
1
+ 7
2
1 8
1
+ 3
2
1
Penyelesaian :
2
1
+ 7
2
= 1 8
1
+ 3
2
= 2 × 8
× 2 16
1
+ 56
2
= 8 16
1
+ 6
2
= 2 ___________________
− 50
2
= 6 → 100
2
= 12
2
= 0,12
2
1
+ 7 0,12 = 1
2
1
+ 0,84 = 1 2
1
= 0,16 →
1
= 0,08
1 ′
=
1
+
2
= ′ → = ′
1
= 0,08 . 5 ; = 1,2 = 0,4
→
2
=
2
′ = 0,12 × 5 = 0,6
4. Game Cooperative
Teori
game strictly competitive
tidak begitu memuaskan sebagai sebuah penjelasan prilaku
oligopoly .
Kepentingan
oligopolist
tidak selalu berlawanan
diametrically
, dan prilaku mereka dapat dikarakterisasi dengan sebuah kombinasi elemen
competitive
dan
cooperative
. Kemungkinan
cooperation
meningkat ke
game non- zero
non –konstant
sum game
demikian tidak perlu mengarah ke
cooperation
, walaupun
outcome
yang diinginkan dapat dicapai melalui 1
′
= 1
1
+ 1
2
Koeifisien baris
dual
w
i
diambil dari koeifisien kolom
primal ,
atau mela kukan
transpose
terhadap matrik
primal
2 8
7 3
transpose
2 7
8 3
, dan kolom konstanta
kendala dual
diambil dari
fungsi objektif primal
12 cooperation
. Untuk illustrasi pandang sebuah pasar
duopolistic
sederhana untuk mana penyelesaian
collusive
adalah
prohibited
dengan hukum .Dengan mengasumsikan bahwa
bribes
dan distribusi kembali
profit
juga
illegal
. Setiap
duopolist
mempunyai dua strategi : 1
Dia dapat mendeklarasikan dirinya sebagai seorang pemimpin a leader dan memproduksi sebuah
output
relatif besar , atau 2
Dia dapat mendeklarasikan dirinya sebagai pengikut a follower dan memproduksi
output
relatif kecil . 3
Sekali masing-masing mendeklarasikan dirinya , dia harus memproduksi
output
tanpa meman dangapakah
competitor
nya berdeklarasi . Dengan mengasumsikan bahwa matrik
profit
adalah
Leader Follower
Leader 200 ,250
1000 , 200 Follower
150 , 950 800 ,800
…………..1- 12
di mana jumlah pertama dan kedua dalam tiap pasang tanda kurung masing- masing adalah
level profit
I dan II . Hasil terbaik untuk tiap
duopolist
diperoleh jika dia adalah seorang
Leader
dan
compete tor
seorang
follower
, dan
worst
diperoleh jika mereka berperanan sebaliknya . Suatu hal yang bisa disarankan bahwa sebuah strategi yang dapat dirasakan sensible untuk
masing- masing akan mendeklarasikan dirinya seorang
follower
dari sini masing- masing akan menerima kepuasan laba sedang moderately .
Namun , jika I percaya bahwa II menjadi seorang
follower
, I akan menjadi seorang
leader
a
fortiori
. Alasan yang sama diterapkan pada II .
Dari sini masing- masing mempunyai
incentive
rangsangan menjadi seorang
leader
; prilaku „uncoorporate’ mereka mengarahkan masing- masing
to attain level profit
dari
duopolist
menyatakan sebuah pasangan ekuilibrium , sementara strategi
follower
relative
favourable
tidak terjadi . Hal itu jelas bahwa keduanya dapat memperoleh keuntungan dari prilaku
cooperative .
Namun , tidak jelas bahwa
cooperation
dapat dicapai dengan sukses .bahkan jika masing- masing berjanji untuk menjadi seorang
follower
, masing- masing akan mempunyai sebuah
incentive
untuk mencederai perjanjian dan mendeklarasikan dirinya seorang
leader
. kemungkinan untuk menemukan penyelesaian
cooperative
tergantung pada kemungkinan
13
bersama- sama mutually mengambil untuk tidak mencederai unbreakable komitmen dan perjanjian .
5.
Penyelesaian Tawar Menawar Nash Bargaining
Pandang sebuah kasus di mana
duopolist
mencoba menegosiasikan merundingkan sebuah penyelesaian
cooperative
sebagai contoh 1-12. Dengan assumsi masing- masing memaksimumkan
utility profit
harapannya , dan bahwa masing- masing
obeysaksioma Neumann
–
Morgenstern
. Dengan assumsi bahwa A , B , C , dan D dalam Gambar 1.1 empat
outcome
1-12 yang memetakan ruang
utility
. Misalkan
duopolist
memainkan strategi campuran mixed . Bisa diperiksa bahwa daerah
utilityfeasible
yang kemudian diberikan dengan segi –empat ABCD Latihan 2. Negosiasi berisi
pemilihan titik dari himpunan ini . Dengan assumsi bahwa jika
duopolist
gagal mencapai sebuah perjanjian ,
duopolist
dapat memberlakukan untuk menjual
output
nyapada sebuah tempat diskonto potongan untuk sebuah jaminan
profit
.
Gambar 1- 1
Misalkan
1
dan
2
menyatakan
utility profit
di sini . Titik T mempunyai koordinat
1
,
2
. Tak ada
duopolist
yang memerlukan perjanjian untuk mencapai sebuah
profit
lebih rendah dari yang dipenuhinya dengan strategi yang diberlakukannya . Tujuan sebuah penyelesaian
cooperative
bagi
duopolist
memilih sebuah titik
northeast of T
Timur Laut pada batas daerah
utility
yang
feasible
. Jelasnya , tak hingga banyaknya penyelesaian demikian yang mungkin .
Sejalan dengan penyelesaian
Nash Bargainingduopolist
akan menyetujui strategi sehingga fungsi W =
− −
1- 13
1
,
2
F B
C
A D
U
1
U
2
14
dimaksimisasi
subject to
kendala di mana hanya titik dalam daerah
utility feasible
yang
eligible
. Sebuah kurva
iso-W
didefinisi sebagai
locus
tempat kedudukan titik
utility
yang memenuhi sebuah nilai partikular tertentu W . Kurva
– kurva di sini adalah
hyperbola
segi- empat dengan nilai W
fixed
tetap yang naik dengan jarak yang semakin jauh dari T . Dua kurva demikian ditunjukkan dalam Gambar .
Titik E memenuhi penyelesaian
Nash
, yang berada pada kurva
iso-W
tertinggi yang mempunyai paling sedikit sebuah titik potong in common dengan daerah
utilityfeasible
, yang berada pada
segment
garis potongan garis yang menghubungkan titik B keduanya
follower
dan C I
follower
, II
leader
. I akan memainkan sebuah strategi murni pure , sebutlah , menjadi seorang
follower
. II akan memainkan sebuah strategi campuran .
probabilitas
hubungan
leader-
nya diberikan dengan perbandingan BE ke BC , dan
probabilitas
hubungan
follower
–nya dengan perbandingan EC terhadap BC .Akan dicatat bahwa penyelesaian ini
entitas
sebuah perbandingan antar individu dari
utilityNeumann-Morgenstern
.
6.
Bilateral Monopoly
Seorang
monopolist
tidak mempunyai fungsi
outputsupply
yang menghubungkan harga dan jumlah . Dia memilih sebuah titik pada fungsi demand pembelinya yang memaksimisasi
profit
nya. Mirip dengan itu seorang
monopsonist
tidak mempunyai sebuah fungsi
demand input
. Dia memilih sebuah titik pada fungsi
supply
penjualnya yang memaksimisasi
profit
nya .
Bilateral monopoly
adalah sebuah situasi pasar dengan seorang pembeli tunggal dan seorang penjual tunggal .Adalah tidak mungkin bagi penjual
to behave
sebagai seorang
monopolist
dan pembeli
to behave
sebagai seorang
monopsonist
pada saat yang sama .Penjual tidak dapat mengeksploitasi sebuah fungsi
demand
yang tidak ada , dan pembeli tak dapat mengeksploitasi sebuah fungsi
demand
yang tidak ada . Sesuatu harus ada yang memberikan .
Tiga
outcome
umum yang mungkin : 1
Satu dari yang berpartisipasi boleh mendominasi dan membangkitkan pada yang lain untuk menerima
keputusan harga dan atau jumlahnya 2
Pembeli dan penjual boleh melakukan
cooperation
dan mencapai sebuah penyelesaian sedemikian seperti penyelesaian
Nash
, atau 3
Mekanisme pasar boleh melanggar dalam paham bahwa tidak ada perdagangan yang menguasai
keseluruhan . Teori
monopoly
,
monopsony
, dan teori
game
membantu pemahaman
outcome
bervariasi yang mungkin .
15
7.
Reference Solution Penyelesian Pedoman
Pandang sebuah kasus
bilateral monopoly
dalam pasar untu sebuah barang yang diproduksi , Q
2
. Pembeli menggunakan Q
2
sebagai sebuah
input
untuk memproduksi Q , sesuai dengan fungsi produksinya : q
1
= hq
2
. Dia menjual Q
1
dalam pasar
persaingan
pada harga
fixed
P
1
. Penjual menggunakan sebuah
input
tunggal X untuk memproduksi Q
2
. Dia membeli X dalam pasar persaingan pada harga fixed , r . Assumsikan bahwa fungsi produksinya dapat diekspresi
kan dalam bentuk
invers
balikan x = Hq
1
. Penyelesaian yang akan dicapai dengan
monopoly
,
monopsony
, dan
quasi
–
competition
memenuhi kegunaan titik pedoman reference untuk menganalisa pasarnya .
Sebuah penyelesaian
monopoly
akan dicapai jika penjual mendominasi dan membangkitkan pembeli untuk menerima berapapun harga yang ditetapkan . Laba pembeli
adalah
B
= P
1
hq
2
–P
2
q
2
Dia menetapkan d
B
dq
2
= 0 , untuk memaksimumkan laba , d
B
dq
2
= P
1
h‟q
2
– P
2
= 0 P
1
h‟q
2
= P
2
1- 14
yang adalah
invers
fungsi
demand
Q
2
. Pembeli Q
2
naik pada sebuah titik pada mana produk
marginal
nya sama dengan harga yang ditetapkan oleh penjual . Penjual monopolistic mensubstitusikan dari 1-14 untuk P
2
dan memaksimisasi labanya : � =
1 ′
2 2
−
2
� dq
2
=
1 ′
2
+
′′ 2
2
−
′ 2
= 0
�
′
+
′′
= �
′
1- 15
Syarat ekuilibrium 1-15 menyatakan bahwa penjual menyamakan
MR = MC .
Menyelesaikan 1-15 untuk
output monopoly
, q
2s
, dan mensubstitusikan nilai ini ke 1-14 untuk memperoleh harga
monopoly
,
P
2s
. Sebuah contoh penyelesian seorang
monopoly
diberikan dengan titik S dalam Gambar 1.2 . Sebuah penyelesaian
monopsony
akan dicapai jika pembeli akan mendomonasi dan membangkitkan penjual untuk menerima berapapun harga yang dia tetapkan .
16
Laba penjual adalah � =
2 2
−
2
Dia menetapkan d
S
dq
2
= 0 , untuk memaksimumkan laba :
��
�
��
= � − �
′
= � = �
′
1- 16
yang adalah
invers
fungsi
supply
Q
2
. Penjual memproduksi dan menjual Q
2
naik pada sebuah titik pada mana
marginal cost
nya sama dengan harga yang ditetapkan oleh pembeli . Pembeli
monopolistic
mensubstitusikan dari 1-16 untuk P
2
dan memaksimisasi
profit
nya : � =
1 2
− ′
2 2
� dq
2
=
1 ′
2
−
′ 2
+
′′ 2
2
= 0
�
′
= �
′
+�
′′
1- 17
Syarat ekuilibrium 1-17 menyatakan bahwa pembeli menyamakan nilai
marginal product
nya terhadap
marginal cost
dari
input
MCI . Menyelesaikan 1-17 untuk
output monopsony
, q
2B
, dan mensubstitusikan nilai ini ke 1-16 untuk memperoleh harga
monopsony
, P
2B
. Sebuah contoh penyelesaian
monopsony
diberikan dengan titik B dalam Gambar 1.2 . Akhirnya , pandang harga dan jumlah yang akan dicapai jika penjual dan pembeli
menjadi
pricetaker
pengikut harga .
Invers
fumgsi
demand
1-14 dan fungsi
supply
1-16 keduanya efektif .Jumlah
quasi- competitive
setengah persaiangan , q
2C
, ditentukan dengan menyamakan harga
demand
dan
supply
: �
∗
= �
′ ∗
= �′
∗
1- 18
Harga
quasi-competitive ,
P
2C
, menyamakan nilai
marginal product
pembeli dan
marginal cost
penjual .
Quasi-competitive
ini boleh tidak menghasilkan seperti sebuah
outcome
untuk sebuah pasar yang dikarakterisasi dengan
bilateral monopoly
, tetapi memenuhi penggunaan titik pedoman lain .
Sebuah contoh dari sebuah penyelesaian
quasi
–
competitive
diberikan dengan titik C dalam Gambar 1.2 .
Beberapa hasil dari sebuah perbandingan dari penyelesaian
monopoly
B ,
monopsony S ,
dan
quasi-competitive
C dalam Gambar 1.2 .bisa digeneralisasi untuk menampilkan semua kasus di mana kurva
demand
[ P
1
h
’q ] mempunyai
slope
negatif dan kurva
17 supply
[rH
’q
2
mempunyai
slope
positif , yaitu , kasus di mana h
’’q
2
0 dan H
’’q
2
0 . Titik ekuilibrium
monopoly
dan
monopsony
akan selalu berada di kiri dari perpotongan kurva
demand
dan
supply
. Dengan demikian , q
2C
selalu lebih besar q
2B
dan q
2C
dan q
2S
. Dalam Gambar 1.2 , q
2B
q
2S
. Hasil ini tidak selalu dipegang .
Output monopoly
dan
monopsony
tergantung pada kemiringan kurva
demand
dan
supply
. Dapat dibangun sebuah kasus di mana q
2B
q
2S
. Harga kompetitif akan selalu berada di antara harga
monopoly
dan
monopsony
. Dari sini ekuilibrium
monopoly
berada pada kurva
demand
di kiri penyelesaian
quasi
–
competitive
, P
2C
P
2B
. Misalkan
SS
,
SC
, dan
SB
menyatakan
level profit
penjual dalam tiga kasus . Secara umum
,
SS
SC
SB
. Misalkan
BS
,
BC
, dan
BB
menyatakan
level profit
pembeli . Secara umum
BS
BC
BB
Gambar 1- 2
MR MCI
S
C
B
2
=
1
′
2 2
= ′
2
P
2
P
2S
P
2C
P
2B
q
2B
q
2S
q
2C
q
2
18
8. Collusion dan Bargaining Tawar