PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

EFFY IRMAWATI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh

EFFY IRMAWATI

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh tentang cara belajar, motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara belajar, motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini berjumlah dengan 160 orang siswa. Sampel di dalam penelitian ini berjumlah 115 orang. Tekinik pengumpulan data yang digunakan adalah, angket, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh cara belajar, motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.

Berdasarkananalisis data diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013 (2) Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013 (3) Ada pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar disekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013 (4) Ada pengaruh cara belajar, motivasi belajar,dan pemanfaatan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran

2012/2013


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Hasil Belajar ... 13

2. Cara Belajar ... 16

3. Motivasi Belajar... 24

4. Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah ... 35

B. Penelitian yang Relevan ... 37

C. Kerangka Pikir ... 39

D. Hipotesis ... 41

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel ... 44

1. Populasi ... 44

2. Sampel ... 45

3. Tehnik Pengambilan Sampel ... 47

C. Variabel Penelitian ... 48

D. Definisi Operasional Variabel ... 48

1. Definisi Konseptual Variabel ... 48

2. Definisi Operasional Variabel ... 49


(7)

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 55

1. Uji Validitas Angket ... 55

2. Uji Reliabilitas Angket ... 58

G. Uji Persyaratan Statistik Parametik ... 61

1. Uji Normalitas ... 62

2. Uji Homogenitas ... 62

H. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 63

1. Uji Kelinieran Regresi ... 63

2. Uji Multikolinearitas ... 65

3. Uji Autokorelasi ... 67

4. Uji Heteroskedastisitas ... 69

I. Teknik Pengujian Hipotesis ... 70

1. Regresi Linier Sederhana ... 70

2. Regresi Linier Multiple ... 71

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 74

1. Lokasi SMPKartikatama Metro ... 74

2. Sejarah Singkat SMPKartikatama Metro ... 74

3. Keadaan Gedung SMP Kartikatama Metro ... 75

4. Keadaan Guru dan Karyawan SMP Kartikatama Metro ... 77

5. Visi Dan Misi SMP Kartikatama Metro ... 79

B. Deskripsi Data ... 79

1. Data Cara Belajar Siswa (X1) ... 80

2. Data Motivasi Belajar (X2) ... 82

3. Data Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah (X3) ... 85

4. Data Hasil Belajar (Y) ... 87

C. Uju Persyaratan Statistik Parametik ... 90

1. Uji Normalitas ... 90

2. Uji Homogenitas ... 97

D. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 98

1. Uji Kelinieran Regresi ... 98

2. Uji Multikolinearitas ... 102

3. Uji Autokorelasi ... 103

4. Uji Heteroskedastisitas ... 104

E. Pengujian Hipotesis ... 106

1. Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... 107

2. Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... 110

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (X3) ... 112

4. Pengujian Hipotesis Keempat (X1, X2, X3) ... 115

F. Pembahasan ... 119

1. Pengaruh Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar ... 119


(8)

4. Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar dan

Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Terhadap

Hasil Belajar ... 128 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... 130 B. Saran ... ... 131 DAFTAR PUSTAKA


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat mengarahkan tingkah laku menuju tingkat perkembangan yang diharapkan. Oleh karena itu pemerintah senantiasa menaruh perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Hakekat pendidikan ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik mengembangkan bakat, minat, dan kemampuannya secara optimal dan utuh. Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.

Melalui pendidikan yang baik dihasilkan sumber daya manusia yang terampil dan produktif sebagai subjek sekaligus objek dalam mengisi pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan memperhatikan tantangan perkembangan global.

Salah satu sarana dan prasarana untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas adalah di sekolah. Di mana pendidikan tersebut dapat membentuk manusia yang berilmu pengetahuan dan memiliki lulusan- lulusan yang berkualitas. Pembelajaran di sekolah bertujuan meningkatkan


(10)

mutu pendidikan yang dapat menghasilkan siswa- siswi yang berprestasi dan memiliki kemampuan terbaik dalam belajar. Proses kegiatan pembelajaran adalah hal utama dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh karena aktivitas yang dilakukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam usaha mengembangkan dan membina potensi yang dimiliki siswa. Pada saat di sekolah tidak hanya diberikan pelajaran ilmu pengetahuan umum saja tetapi juga diberikan pelajaran pengetahuan agama agar siswa menjadi individu yang intelektual, beriman, dan bertaqwa.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat dikelompokkan dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kecerdasan,bakat, minat, motivasi, kesehatan jasmani, kesiapan belajar, dan cara belajar siswa itu sendiri. Faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan, guru, masyarakat, sekolah, serta peralatan belajar atau sarana belajar.

Belajar merupakan proses untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Tindakan atau aktivitas belajar itu ada karena dorongan dari dalam diri seseorang yang disebut motivasi. Faktor motivasi memegang peranan penting dalam proses belajar siswa, karena motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak yang ada dalam diri siswa sehingga membutuhkan dan memberi arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar yang dikehendaki.


(11)

Ketersediaan fasilitas belajar di sekolah sangat penting bagi sekolah untuk melakukan kegiatan belajarnya, baik untuk mengulang kembali mata

pelajaran yang telah diberikan maupun untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan serta melakukan latihan-latihan mandiri untuk memperdalam materi. Semakin lengkap sarana belajar yang dimiliki di sekolah seperti ruang tempat belajar yang khusus, kelengkapan buku, dan alat-alat sekolah,

memungkinkan anak dapat belajar sehingga aktivitas belajar di sekolah dapat berjalan lancar.

Kegiatan pembelajaran sebagai suatu proses merupakan sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah pemanfaatan sarana pembelajaran. Fasilitas belajar merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pemanfaatan fasilitas belajar yang tepat dapat membantu guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan. Pemanfaatan fasilitas yang tepat dapat memberikan hasil yang optimal bagi siswa dalam menyerap materi yang disampaikan dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak berhasil mencapai hasil yang memuaskan pada saat evaluasi pembelajaran. Dengan kata lain tidak setiap siwa dapat mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan. Hal ini pun terjadi pada siswa SMP Kartikatama Metro.


(12)

Bedasarkan pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013, menunjukkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu belum sepenuhnya

memuaskan. Dibawah ini disajikan data Hasil Ujian Semester Ganjil.

Tabel 1.Hasil Ujian Semester Ganjil Mata IPS Terpadukelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Kartikatama Metro

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai yang tinggi sampai nilai yang rendah. Prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas VIII siswa SMP Kartikatama Metro dari 160 siswa yang mendapat nilai kurang dari 78 sebanyak 113 siswa atau sebesar 70,62 %. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006:128),

No Kelas Nilai Jumlah siswa Keterangan

<78 ≥ 78

Nilai kelulusan ditentukan bila, nilai yang diperoleh ≥ 78

1 VIII A 27 5 32

2 VIII B 25 7 32

3 VIII C 25 7 32

4 VIII D 20 12 32

5 VIII E 26 16 32

Jum Lah

Siswa 113 47 160


(13)

apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

SMP Kartikatama Metro terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa di SMP Kartikatama Metro adalah 78. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka tidak perlu diadakan remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria nilai yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengadakan remedial.

Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses pembelajaran. Dalam pendidikan disekolah proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling penting. Hasil belajar yang baik menunjukkan proses belajar yang baik, dan sebaliknya proses belajar yang baik akan memberikan hasil yang baik pula.

Keberhasilan belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intenal meliputi kesehatan, kecerdasan, minat dan motivasi, serta cara belajar siswa itu sendiri. Faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan sekitar, masyarakat, dan sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang bersumber dari guru mata pelajaran IPS Terpadu bahwa dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP


(14)

tersebut diduga dipengaruhi oleh faktorcara belajar siswa yang kurang efektif,motivasi belajar, dan pemanfaatan fasilitas belajar disekolah yang masih belum maksimal dan variatif, hal ini terlihat dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Faktor pertama yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar adalah cara belajar siswa yang kurang efektif. Hal ini ditunjukkan oleh siswa yang cenderung pasif dalam pembelajaran. Konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran sangat kurang, hal ini terlihat pada siswa seperti

memperhatikan namun ketika guru menanyakan tentang pelajaran maka hanya satu atau dua orang siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Siswa pun malas membaca buku pelajaran dan mengulang pelajaran yang telah disampaikan, siswa hanya membaca buku saat akan melaksanakan evaluasi. Bahkan ketika guru memeriksa catatan, hampir setengah dari jumlah siswa yang ada ditiap-tiap kelas tidak memiliki catatan lengkap. Seharusnya dalam menjalankan aktivitas belajar, siswa memerlukan suatu cara belajar yang efektif, praktis, dan mudah diterapkan agar mampu meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.

Faktor kedua yang diduga dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu adalah faktor motivasi, motivasi belajar memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan


(15)

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Faktor ketiga yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa adalah pemanfaatan fasilitas belajar disekolah. Seperti kita ketahui sasaran penggunaan fasilitas belajar disekolah adalah agar anak didik mampu

menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.

Bardasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi judul: “Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Disekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP KatikatamaMetro Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Sebagian besar hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro belum mencapai kriteria muinimum (KKM) khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu yaitu yang memperoleh nilai kurang dari 78 dianggap kurang berhasil.

2. Masih belum efektifnya cara belajar yang dimiliki oleh siswa dalam mengikuti proses belajar di kelas sehingga berdampak negatif pada hasil belajar.

3. Masih rendahnya usaha siswa kelas VIII SMP Kartikatam Metro untuk mengerjakan sediri tugas-tugas yang diberikan oleh guru IPS Terpadu. 4. Rendahnya minat danmotivasi siswa untuk belajar pada mata pelajaran

IPS Terpadu.

5. Rendahnya tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu

6. Rendahnya hubungan atau relasi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan masyarakat.

7. Rendahnya dukungan dan motivasi yang diberikan oleh guru mata

pelajaran IPS Terpadu dan orang tua terhadap siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh sangat rendah.

8. Rendahnya pemanfaatan fasilitas belajar disekolah yang digunakan oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.


(17)

9. Pemanfaatan fasilitas belajar disekolah yang tersedia masih belum digunakan secara maksimal oleh siswa dalam pembelajaran. 10. Kurangnya alat belajar yang dimiliki oleh siswa dalam proses

pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada cara belajar (X1), motivasi belajar (X2), dan pemanfaatan

fasilitas belajar disekolah(X3), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS

Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama sMetro Tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar disekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013?


(18)

4. Apakah ada pengaruh cara belajar, motivasi belajar,dan pemanfaatan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar disekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh cara belajar, motivasi belajar, dan

pemanfaatan fasilitas belajar disekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013.


(19)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat secara teoritis:

a. Memperkaya ilmu pendidikan bagi peneliti khususnya dan masyarakat pada umumnya.

b. Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu pendidikan yang menyangkut hasil belajar.

c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan lebih lanjut bagi pengembangan ilmu pendidikan.

2. Manfaat secara praktis:

a. Sumbangan pemikiran bagi siswa agar lebih aktif dan memiliki cara belajar yang efektif dalam proses pembelajaran agar lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang maksimal.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dalam pemanfaatan media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Informasi kepada orang tua, agar membantu menumbuhkan cara belajar yang baik bagi anak-anaknya dalam meningkatkan hasil belajar disekolah.


(20)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian

Ruang lingkup subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.

2. Objek penelitan

Ruang Lingkup Objek penelitan ini adalah cara belajar (X1), motivasi

belajar (X2), dan pemanfaatan fasilitas belajar disekolah (X3),danhasil

belajar IPS Terpadu (Y).

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMP Kartikatama Metro.

4. Waktu Penelitian

Ruang Lingkup waktu penelitan adalah pelaksanaan penelitian pada tahun 2012/2013.

5. Ilmu Penelitian

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah ilmu kependidikan, khususnya bidang IPS Terpadu.


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan menurut Sukmadinata (2007: 102) hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 4) hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring.Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan siswa.Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapa pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evakuasi, dan lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya


(22)

(seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam

pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.

Suparno dalam Sardiman (2004: 38) mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a. Kesehatan

b. Intelegensi

c. Minat dan Motivasi d. Cara Belajar

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a. Keluarga

b. Sekolah c. Masyarakat d. Lingkungan


(23)

Sedangkan menurut Nasution (2008: 183) agar belajar berhasil, maka harus dipenuhi kondisi intern dan kondisi ekstern. Kondisi intern terdiri atas penguasaan konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk memahami bahan pelajaran yang baru atau memecahkan suatu masalah. Kondisi ekstern mengenai hal-hal dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh pengajar. Kondisi ekstern ini terutama terdiri atas kimunikasi verbal.

Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 26) ada tiga taksonomi yang dapat dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar.

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku diantaranya: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif (Krathwohl dan Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik (Simpson) terdiri dari tujuh jenih perilaku yaitu persepsi, kesiapan,gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf sebagai berikut:

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%.

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%. 4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.


(24)

Sehubungan dengan hal diatas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil

proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat

mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya

(Sardiman, 2008: 49).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor yang berkaitan dengan cara belajar dan pemanfaatan media pembelajaran adalah salah-satu faktor dari dalam maupun luar siswa itu sendiri yang diduga berhubungan erat terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

2. Cara Belajar

Aktivitas belajar pada setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari dan kadang terasa amat sulit walaupun siswa tersebut telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk belajar. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara usaha yang dikerahkan untuk belajar dengan hasil belajar yang didapat, hal ini disebabkan karena siswa tidak


(25)

Menurut Hamalik (2008: 23) cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu. Artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar tertentu.

Djamarah dan Zein mengatakan sebagai berikut.

“Cara belajar adalah yang dilakukan dalam kegiatan belajar, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajarinya (belajar). Penentuan cara belajar memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki ank didik, akan ditentukan oleh

relevansi penggunaan suatu cara atau metode yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan pendapat diatas, cara belajar adalah cara yang ditempuh peserta didik dalam mempermudah peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Cara belajar yang dijalankan oleh peserta didik berbeda-beda mengingat tingkat seseorang untuk memahami dan menyerap suatu pelajaran sudah pasti berbeda, ada yang cepat, sedang, maupun lambat.

Dalam penelitian ini cara belajar yang efektif mengacu kepada pendapat Slameto dan Hakim yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Pembuatan Jadwal

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk setiap harinya. Jadwal juga

berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin.


(26)

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik menurut Slameto (2003: 82) adalah sebagai berikut:

a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga, dan lain-lain.

b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan

jenis-jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.

d. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang

dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar yang lian.

e. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.

Cara lain untuk membuat jadwal adalah sebagai berikut. Setiap hari ada 24 jam, 24 jam ini digunakan untuk:

a. Tidur : ± 8 jam

b. Makan, mandi, olahraga : ± 3 jam c. Urusan pribadi dan lain-lain : ± 2 jam d. Sisanya (a, b, c) untuk belajar : ± 11 jam

Sedangkan menurut Hakim (2005: 33-36) untuk menghitung waktu belajar yang tersedia dalam satu hari kita dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:

1. Hitunglah jumlah waktu yang digunakan untuk tidur, sekolah, kegiatan rutin (makan, minum, mandi, dan sebagainya), kegiatan rekreasi (hiburan), dan kegiatan-kegiatan lain yang kita lakukan. 2. Kurangilah waktu sehari (24 jam) dengan jumlah waktu yang ada

pada langkah pertama tadi. Hasil pengurangan tersebut adalah waktu yang terisedia untuk belajar sendiri dirumah.


(27)

Setelah siswa dapat menghitung waktu yang tersedia untuk belajar sendiri dirumah, tindakan selanjutnya menurut Thursan Hakim adalah mengatur jadwal belajar. Untuk dapat mengatur jadwal belajar

dirumah siswa dapat menggunakan beberapa pedoman sebagai berikut:

1. Pemilihan atau penentuan jadwal belajar yang sifatnya individual. 2. Aturlah jadwal belajar dengan mempertimbangkan jumlah mata

pelajaran yang harus dipelajari dalam satu semester.

3. Sediakanlah waktu belajar yang seimbang dengan tingkat kesulitan setiap mata pelajaran.

4. Buatlah jadwal belajar secara fleksibel. 5. Belajar setiap ada kesempatan.

b. Membaca dan membuat catatan

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Agar dapat belajar degan baik maka perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Salah satu metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SOR4 atau Survey (meninjua), Question (mengajukan petanyaan), Read (membaca), Recite (menghafal), Write (menulis) dan Review (mengingat kembali).

Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik menurut Gie dalam Slameto (2003: 87) adalah sebagai berikut: memperhatikan kesehatan


(28)

membaca, ada jadwal, membuat tanda-tanda/ catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh.

Kesehatan membaca penting artinya demi keberlangsungan membaca. Kesehatan membaca itu meliputi: memejamkan mata atau memandang jauh sewaktu-waktu membaca, buku yang dibaca kelihatan jelas dengan sinar yang terang, tak silau/ada bayangan pada buku, jarak mata dengan buku ± 25-30 cm, membaca pada meja belajar dan istirahat sesudah membaca ± 1 sampai 2 jam.

Setelah kebiasaan baik, ada juga kebiasaan belajar yang jelek/buruk, kebiasaan itu antara lain: membaca sambil menggerakkan

bibir/bersuara, dengan menunjuk kata yang dibaca, mundur kembali/ mengulang-ngulang, melihat satu kata demi satu kata, sambil tiduran, sambil mendengarkan siaran radio atau TV dengan suara keras, sambil melamun, dan lain-lain.

Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Catatan yang tidak jelas, semrawut dan tidak teratur antara materi yang satu yang lain akan menimbulkan rasa bosan dalam membaca, selanjutnya belajar menjadi kacau. Sebaliknya catatan yang baik, rapi,lengkap, teratur akan menambah semangat dalam belajar, khususnya dalam membaca, karena tidak terjadi kebosanan membaca. Dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan guru ditulis, tetapi


(29)

diambil inti sarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca/dipelajari. Perlu ditulis juga tanggal dan hari pencatatannya, pelajaran apa, gurunya siapa, bab/pokok yang dibicarakan, dan buku pegangan wajib/pelengkap.

Senada dengan hal diatas, Hakim (2005: 53) pun berpendapat bahwa untuk mengatasi kesulitan banyaknya jumlah buku atau banyaknya jumlah halaman yang harus dibaca, siswa dapat menerapkan cara meringkas pelajaran yang diberikan guru sejak awal semester,

kemudian usahakan untuk membaca hasil ringkasan tersebut dan juga mempelajari hasil ringkasan tersebut dengan cara membacanya dengan keras untuk didengar sendiri.

Rickards, dkk dalam Slavin (2008: 254) mengemukakan bahwa efek positif paling mungkin yang diperoleh apabila pembuatan catatan digunakan untuk bahan konseptual yang rumit dimana tugas yang sangat penting ialah mengidentifikasi gagasan-gagasan utama. Kiewra dalam Slavin (2008: 254) pun berpendapat pembuatan catatan

memerlukan pengolahan mental akan lebih efektif daripada sekedar menuliskan apa yang dibaca.

c. Mengulangi Bahan Pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan (review) “bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap tetanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting, adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga


(30)

dapat mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya. Agar dapat mengulang dengan baik maka perlulah kiranya disediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya, untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang secara sungguh-sungguh.

Agar dapat menghafal bahan dengan baik hendaklah memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Menyadari sepenuhnya tujuan belajar;

2. Mengetahui betul-betul tentang makna bahan yang dihafal; 3. Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal; 4. Menghafal secara teratur sesuai kondisi badan yang

sebaik-baiknya serta daya serap otak terhadap bahan yang harus dihafal;

Menghafal dapat dengan cara diam tetapi otaknya berusaha

mengingat-ingat, dapat dengan membaca keras/mendengarkan dan dapat juga dengan cara menulisnya.

Djamarah (2008: 64) menyatakan sebagai berikut:

“Mengulangi bahan pelajaran bisa dilakukan pada malam, pagi, atau sore hari. Pada malam hari, waktu yang baik adalah selesai sholat Magrib atau sekitar pukul 19.10 hingga pukul 22.00. pada pagi hari, waktu yang disarankan adalah sekitar 04.30 hingga 06.00. pada sore hari, waktu yang baik adalah sekitar pukul 16.10 sampai pukul 18.00. tetapi jangan lupa setelah pulang sekolah, istirahat sebentar. Lalu ulangi bahan pelajaran dengan membacanya. Setelah itu dapat dilakukan istirahat atau melakukan apa saja yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”.


(31)

d. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu suatu hal denagn menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan.

Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu, dan biaya. Jadi kebiasaan untuk berkonsentrasi harus dimiliki oleh setiap siswa yang belajr.

Dalam kenyataannya seseorang sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, hal ini disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut, cuaca buruk, dan lain-lain), pikiran kacau dengan banyak urusan/masalah-masalah kesehatan (jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap pelajaran/sekolah dan lain-lain.

Selanjutnya agar dapat berkonsentrasi dengan baik, perlulah usaha sebagai berikut: pelajar hendaknya berminat atau punya motivasi yang tinggi, ada tempat belajar tertentu dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kejenuhan/kebosanan,menjga kesehatan dan memperhatikan kelelahan, menyelesaikan

soal/masalah-masalah yang mengganggu dan bertekat untuk mencapai tujuan/hasil terbak setiap kali belajar.


(32)

e. Mengerjakan Tugas

Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum, dan ujian. Dalam menghadapi tugas-tugas tersebut, perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut:

1) Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes (semua bahan hendaknya sudah disiapkan jauh-jauh

sebelumnya).

2) Pelajarilah kembali bahan ang sudah pernah didapat sedara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.

3) Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.

4) Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.

5) Peliharalah kondisi kesehatan.

6) Konsenterasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.

7) Siapkanlah segala alat/perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.

3. Motivasi belajar

Motivasi berasal dari kata “motive” atau “motion” yang berasal dari bahasa Inggris yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2005: 73). Setiap siswa mempunyai kekuatan mental yang menjadi penggerak berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Daya penggerak itu adalah motivasi. Motivasi yang timbul dari dalam akan lebih tahan lama dalam memungkinkan untuk mencapai prestasi yang lebih baik.


(33)

Menurut pendapat Hamalik (2004: 159) “Belajar yang efektif bila didasari oleh dorongan yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri. Peranan motivasi sangat besar terutama untuk mendorong kegiatan belajar, serta untuk mencapai tujuan belajar siswa”.

Peranan motivasi dalam belajar sangat besar pengaruhnya untuk

menetukan arah belajar dan tujuan belajar. Hal ini didukung oleh pendapat Sardiman (2001: 85) yang menyatakan “Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya”. Menurut Mc Cellan et al berpendapat bahwa :A motive is the

redintegration by a cue of change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan (stimulusi)

perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan, sehingga dapat perubahan tersebut tampak adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dari dalam

pengertian tersebut memiliki dua aspek, yaitu dari dalam dan dari luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan. Hamzah (2006 :9).

Motivasi belajar dapat menimbulkan rasa senang dan semangat dalam kegiatan belajar, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mendorong mereka melakukan kegiatan belajar dengan skala tinggi. Dengan usaha yang tekun dan dilandasi motivasi yang kuat maka akan


(34)

menghasilkan prestasi yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman, A. M (2005: 85) bahwa:

“Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi, adanya motivasi yang baik menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun dan terutama didasarkan pada motivasi maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik”.

Motivasi akan memberikan semangat, keinginan yang kuat dan perasaan senang, seperti yang diungkapkan Slameto (2003: 57) seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah, dan semangat.

Sebaliknya belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas dan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Proses belajar mengajar dituntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.

Slameto (2003: 11-12) mengungkapkan beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui “mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik seperti gambar, foto, diagram dan sebagainya. Secara umum peserta didik akan terangsang untuk belajar (terlibat aktif dalam pengajaran) apabila ia


(35)

melihat bahwa situasi pengajaran memuaskan diri peserta didik sesuai dengan kebutuhan.

Sardiman (2008: 75) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Sedangkan Suryabrata (2003: 70) mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi belajar seseorang tercermin dari aktivitas belajarnya. Motivasi berkaitan erat dengan situasi pada saat pencapaian tujuan itu dilaksanakan. Oleh karena itu, situasi yang berbeda dapat menimbulkan motivasi yang berbeda pula. Definisi motivasi menurut Whittaker dalam Soemanto (2002: 25) bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk

bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

Sedangkan Hamalik (2001: 108) mempunyai pendapat bahwa “Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan dan prestasi belajar siswa, belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal”.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disusun indikator-indikator motivasi belajar yaitu :

1. Siswa mempunyai keinginan untuk belajar


(36)

3. Siswa mempunyai ketekunan dan tanggungjawab untuk memecahkan masalah

4. Siswa mempunyai perhatian dan rasa senang dalam belajar 5. Siswa mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar 6. Siswa mempunyai dorongan untuk bersikap aktif 7. Siswa mempunyai keinginan untuk bersaing.

Setiap siswa mempunyai hambatan dan kesulitan masing-masing dalam belajar. Selama siswa memiliki kemauan dan motivasi belajar yang kuat selama itu pula segala hambatan dan kesulitan dalam proses belajar dapat diatasi atau setidaknya dapat dicegah agar tidak sampai menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi siswa yang bersangkutan. Sesungguhnya kemauan atau motivasi itu merupakan motor penggerak pertama dan utama dalam proses belajar.

Semua perbuatan memiliki motif tertentu. Demikian pula halnya dengan siswa dalam belajar agar hasil belajar siswa meningkat dapat diupayakan dengan membangkitkan motivasi belajar siswa yang bersangkutan. Selanjutnya menurut Syarifudin (2005: 69)

“Ada beberapa cara untuk mengembangkan motivasi belajar siswa dalam belajar diantaranya:

1. Memadukan motivasi baru yang kuat yang sudah ada 2. Memperjelas tujuan yang hendak dicapai

3. Merangsang pencapaian kegiatan 4. Memberikan contoh yang positif 5. Berikan hasil kerja yang telah dicapai”.

“Adapun ciri seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah: 1. Tekun menghadapi tugas dan tidak pernah berhenti sebelum selesai 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)


(37)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

6. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal”.

Menurut Hakim (2000: 30-31), motivasi belajar seorang siswa dapat

dibangkitkan dengan mengusahakan agar siswa memiliki motif intrinsik dan entrinsik dalam belajar. Adapun cara menimbulkan motif intrinsik adalah: a. Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran

atau kuliah.

b. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat.

c. Memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan pengetahuan. d. Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.

Untuk membangkitkan motif ekstrinsik dapat dilakukan dengan memiliki berbagai keinginan untuk membangkitkan motivasi belajar, yaitu:

1. Keinginan mendapatkan ujian yang baik 2. Keinginan menjadi juara kelas atau umum 3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian

4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya untuk dianggap sebagai orang pandai

5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain 6. Keinginan menjadi siswa atau mahasiswa teladan

7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan

8. Keinginan untuk menjadi sarjana

9. Keinginan untuk dikagumi sebagai orang yang berprestasi

10. Keinginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri siswa.

11. Keinginan untuk melaksanakan anjuran atau dorongan dari orang lain seperti orang tua, kakak, teman akrab, guru dan orang lain yang disegani serta mempunyai hubungan erat.

Selanjutnya menurut pendapat Ali Imron (2005: 31-32), terdapat beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk memotivasi siswa dalam prose belajar mengajar antara lain :


(38)

1. Dengan memberikan kebiasaan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan si anak (dengan pengajaran, mendidik anak dengan memberi latihan-latihan praktis, berwujud keterampilan)

2. Bantulah siswa untuk merumuskan tujuan belajarnya

3. Tunjukkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang dapat mengarahkan bagi pencapaian tujuan belajarnya

4. Memberikan hadiah penghargaan atas keberhasilan yang telah siswa capai.

Selain itu, dalam proses belajar mengajar di sekolah guru juga berperan penting dalam memotivasi siswa belajar seperti dikemukakan oleh Slameto (3003: 99) yaitu membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar, menjelaskan secara konkret kepada siswa dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik dikemudian hari dan membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Motivasi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting yang merupakan pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan. Sehubung dengan fungsi motivasi Rohani dan Ahmadi (2005: 11) menyebutkan fungsi motivasi sebagai berikut :

1. Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dan siaga.

2. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dari hasil jangka panjang.

Proses belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing guru dituntut untuk menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses belajar mengajar yang kondusif. Motivasi mempunyai nilai yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.


(39)

Menurut Sardiman (2008: 89) menyatakan bahwa didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat

diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan, dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan ini perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi menurut Sardiman (2008: 85) adalah bermacam-macam. Motivasi memegang fungsi sangat penting. Motivasi mempunyai tiga fungsi yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak yang melepaskan energy.

2. Menentukan arah dan perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai 3. Menyediakan perbuatan-perbuatan yang harus dijalankan dengan serasi

guna mencapai tujuan.

Setiap siswa mempunyai hambatan dan kesulitan masing-masing dalam belajar. Selam siswa memiliki kemauan dan motivasi belajar yang kuat maka segala hambatan dan kesulitan dalam proses belajar di sekolah dapat teratasi atau setidaknya dapat dicegah agar tidak sampai menimbulkan kerugian pada siswa yang bersangkutan.

Menurut Cronbach, Harold Spears, dan Geoch dalam Sardiman (2008: 20) a. Cronbach memberikan definisi belajar adalah “ Learning is shown by a

change in behavior as a result of experience”

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman sedangkan menurut

b. Harold Spears memberikan batasan “ Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan


(40)

c. Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of practice”

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu

mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara invidu dan lingkungan.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran,

mendorong timbulnya tingkah laku serta mengubah tingkah laku (Hamalik, 2004: 108). Itu sebabnya motivasi merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.

Mengenai prinsip-prinsip motivasi belajar, Hamalik (2004: 114) mengutip pendapat Kenneth H. Hoover yang menggolongkan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut :

a. Pujian lebih efektif daripada hukuman

b. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang perlu mendapat kepuasan

c. Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif daripada motivasi berasal dari luar

d. Pemahaman yang jelas terdapat tujuan-tujuan akan merangsang motivasi belajar


(41)

Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula suatu kegiatan belajar mengajar. (Sardiman, 2008: 86).

Menurut Sardiman (2006: 92-95), ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah:

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat.Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angka-angkanya baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi

seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetitor

Saingan atau kompetitor dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. 5. Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi. 6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.


(42)

7. Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dn

sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.

10. Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat.Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

11. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Hal senada juga diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:

1. Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.

Pada permulaan belajar mengajarseharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.

3. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.


(43)

4. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan.

5. Menggunakan metode yang bervariasi.

Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.

Menurut Sardiman (2001: 88), bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi: 1. Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Berdasarkan uraian di atas, maka motif intrinsik dan ekstrinsik sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, karena peranan motivasi bagi siswa atau mahasiswa adalah mengarahkan serta menjaga ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar sehingga hasil belajarnya akan baik.

4. Pemanfaatan Fasilitas Belajar disekolah

Fasilitas belajar adalah sesuatu yang dapat menunjang kelancaran siswa dala proses belajarnya. Sedangkan fasilitas belajar disekolah, yaitu segala sesuatu yang dimiliki oleh sekolah dalam menunjang belajar siswa disekolah. Sekolah perlu menyediakan sarana dan fasilitas belajar sebagai usaha dalam


(44)

Fasilitas atau sarana dan prasarana belajar yang menunjang dapat bermacam-macam bentuknya, seperti yang diungkapkan Dimyaty (2006 : 249)

menyatakan bahwa “prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang kesenian, ruang ibadah, dan peralatan olahraga”. Sedangkan sarana belajarnya meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media

pengajaran yang lain, menurut Dimyaty (2006 : 250) dengan adanya fasilitas belajar atau sarana dan prasarana guru dan siswa mempunyai peranan

masing-masing yaitu.

Peranan guru

1. memelihara, mengatur prasarana untuk menciptakan suasana yang menggembirakan.

2. memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasilan siswa belajar.

3. mengorganisir belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sarana secara tepat guna.

Peranan siswa

1. Ikut serta memelihara dan mengatur prasarana dan sarana secara baik. 2. Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana tepat

guna.

3. Menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka kehidupan generasi muda bangsa.

Fasilitas sekolah adalah proses pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien (Fadal 2003 :2). Kegiatan belajar mengajar disekolah akan semakin sukses bila ditunjang dengan sarana prasarana pendidikan yang memadai, baik jumlah maupun kelengkapannya (Suryosubroto, 2002 : 292).


(45)

Pendapat diatas menyatakan bahwa kesuksesan kegiatan belajar mengajar disekolah juga ditunjang oleh sarana dan prasarana belajar yang lengkap. Sedangkan menurut pasal 42 peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Sandar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa.

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar yang lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan. 2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan

ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreaksi, dan ruang tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan sudah pernah dilaksanakan adalah sebagai beikut:

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Ria Agus

Tari (2008)

Pengaruh Motivasi Belajar dan Sarana Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2007/2008.

Ada pengaruh antara motivasi belajar dan sarana belajar di sekolah terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung tahun

pelajaran 2007/2008. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan uji F yang menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel


(46)

2. Vitta Kurniyati (2010)

Hubungan Antara Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah,

Pemanfaatan Media Belajar dan Konsep Diri Dengan

Prestasi

Ekonomi/Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Metro Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010. Adanya hubungan antara ketersediaan sarana belajar di rumah, pemanfaatan media belajar dan konsep diri dengan prestasi belajar ekonomi/akuntansi siswa kelas XI IPS MAN metro lampung timur tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dari

perhitungan uji F yang menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel yaitu

18,569 > 2,709 dengan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,2045.

3. Yulina Sari (2010)

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Ada Hubungan yang Positif dan Signifikan Antara Kesiapan Belajar Dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2010/2011dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,712 dengan Fhitung>Ftabel yaitu Fhitung

= 51,336 dan Ftabel =

(0,005/2) (dk= 103-2-1) = 3,09.


(47)

C. Kerangka Pikir

Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa baik berupa angka yang tetera pada rapor maupun perubahan tingkah laku, ketangkasan, kecakapan, kepribadian dan juga keterampilan yang lebih baik. Hasil yang nyata yang dapat dilihat secara langsung sebagai

cerminan keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tertera pada rapor yang diperoleh dari hasil evaluasi dalam suatu periode tertentu. Perolehan hasil belajar IPS Terpadu yang bervariasi pada siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain cara belajar, motivas belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar.

Cara belajar siswa yang efektif sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang belajar dengan giat dan memiliki cara belajar dengan rapi dan teratur cenderung akan memperoleh hasil belajar yang baik pula demikian sebaliknya. Namun, kebanyakan siswa hanya belajar dan

membaca buku pelajaran saat akan menjalankan evaluasi saja. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa hanya duduk dan diam sehingga hasil yang mereka peroleh kurang memuaskan. Padahal banyak cara yang dapat mereka tempuh untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Motivasi yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan penuh rasa tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan prestasi yang


(48)

memuaskan. Motivasi yang mendorong siswa dalam belajar ada dua macam yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa tersebut.

Menurut pendapat Mujiono (2004: 236) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain:

1. Faktor internal yaitu faktor yang dialami dan dihayati siswa seperti sikap belajar, motivasi, konsentrasi, rasa percaya diri, intelegensi, cita-cita belajar dan kebiasaan belajar.

2. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar yang berpengaruh pada aktivitas belajar seperti guru, sarana dan prasarana, lingkungan, dan kurikulum sekolah.

Selain itu Pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah merupakan faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan adanya sarana yang memadai dapat membantu memperlancar serta mempermudah proses pembelajaran. Apabila sarana di rumah kurang memadai, maka dapat menimbulkan rasa malas atau enggan untuk mengulang kembali materi yang diperoleh pada jam pelajaran di sekolah. Jika hal ini terjadi, maka prestasi siswa akan sulit dicapai dan cendurung semakin menurun.

Berdasarkan uraian diatas, maka keterikatan antara cara belajar (X1), motivasi belajar (X2), dan pemanfaatan media pembelajaran disekolah (X3), dengan hasil belajar (Y), dapat dirumuskan dalam kerangka pikir yang digambarkan sebagai berikut:


(49)

r3

Gambar 1. Gambar diatas menunjukkan pengaruh cara belajar (X1),

motivasi belajar (X2)dan pemanfaatan fasilitas belajar

disekolah (X3) terhadap hasil belajar ips terpadu (Y).

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpad usiswa VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013. 2. Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS

Terpadu siswa VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar disekolah siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013.

Hasil Belajar Y Cara Belajar

(X1)

r1

Motivasi Belajar (X2)

R r2

Pemanfaatan Fasilitas Belajar Disekolah


(50)

4. Ada pengaruh cara belajar, motivasi belajar, dan pemanfaatan fasilitas belajar disekolah siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013.


(51)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah

penting.Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang

diharapkan.Metode penelitian adalah metode kerja yang dilakukan dalam

penelitian termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat melakukan penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey.Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Sugiyono,2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu kondisi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat penelitian sehingga menggunakan pendekatan ex post facto dan survey.Penelitian dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa


(52)

yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono,2009: 7).

B. Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010: 297). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak5 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 160 orang.


(53)

Tabel 3. Jumlah siswa kelas VIII SMP Kartikatama tahun pelajaran 2012/2013.

No Kelas Jumlah siswa yang menjadi sampel

Laki-laki Perempuan

1 VIII.A 32 12 20

2 VIII.B 32 15 17

3 VIII.C 32 16 16

4 VIII.D 32 15 17

5 VIII.E 32 17 15

Jumlah 160 75 85

Sumber:Absensi SiswaKelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono (2010: 81).Sedangkan menurut Basrowi dan Kasinu (2007: 260) sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi.Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Cochran yang didasarkan pada jenis kelamin, yaitu

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi


(54)

d = Taraf kekeliruan (digunakan 0,05)

p = Proporsi dari karakteristik tertentu (golongan) q = 1 – p

1 = Bilangan konstan (Sudarmanto,2011).

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah

p =

= 0,4688; (Proporsi untuk siswa laki-laki)

q = 1 – 0,4688= 0,5312; (Proporsi untuk siswa perempuan)

x 0,4688x 0,5312 = 0,9567

= = 0,Q 0025

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 115 siswa. Dengan menggunakan rumus Cochran ini maka dalam menentukan besarnya sampel mempertimbangkan atau memasukkan karakter yang terdapat pada populasi sehingga diharapkan penentuan besarnya sampel tersebut akan dapat


(55)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sample dengan menggunakan simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel (Sugiyono,2010: 82). Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Rahmat dalam silvia,2009: 26) hal ini dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas =

Xjumlah tiap kelas

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing - Masing Kelas Kelas Perhitungan Pembulat Presentase

(%)

VIII.A 32 23

160

115

23 20%

VIII.B 32 23

160

115

23 20%

VIII.C 32 23

160

115

23 20%

VIII.D 32 23

160

115

23 20%

VIII.E 32 23

160

115

23 20%

Jumlah 115 100%

Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan Proposional random sampling (Nazir dalam silvia,2009: 26).


(56)

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010: 38). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (Independent Variable).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah cara belajar(X1), motivasi belajar (X2) dan pemanfaatan fasilitas belajar disekolah (X3).

2. Variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Terpadu (Y).

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Definisi konseptual variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara singkat, jelas, dan tegas (Imam Chourmain, 2008: 36).

1. Definisi Konseptual Variabel a. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pencapaian yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar dan untuk mengukurnya dilakukan dengan evaluasi atau penilaian (Sudjiono, 2005: 28).

b. Cara Belajar

Cara belajar adalah strategi-strategi yang dilakukan oleh siswa agar dapat memahami suatu ilmu atau pelajaran dengan baik.


(57)

c. Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan dasar penggerak atau pendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Pemanfaatan fasilitas belajar

Fasilitas belajar adalah sesuatu yang dapat menunjang kelancaran siswa dala proses belajarnya. Sedangkan fasilitas belajar disekolah, yaitu segala sesuatu yang dimiliki oleh sekolah dalam menunjang belajar siswa

disekolah. Sekolah perlu menyediakan sarana dan fasilitas belajar sebagai usaha dalam meningkatkan hasil belajar ataupun prestasi belajar.

Berdasarkan definisi - definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasinal merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur dan batasan dari beberapa kata istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian. Dengan kata lain, definisi ini merupakan penjelasan tentang bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang menunjukan indikator yang dimaksud (Masyhuri dan Zainudin, 2008: 131).

1. Cara Belajar

a. Cara mengatur waktu.

1) Membuat jadwal pelajaran 2) Melaksanakan jadwal

b. Cara membaca dan membuat catatan

1) Tehnik yang digunakan dalam membaca dan mencatat materi pelajaran.


(58)

1) kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari kembali materi yang diterima dan pada saat menghadapi ujian.

d. Konsentrasi belajar

1) Usaha untuk memusatkan pikiran dalam belajar. e. Mengerjakan tugas

1) Usaha yang dilakukan pada saat menyelesaikan tugas 2. Motivasi belajar

Motivasi belajar meliputi hal-hal berikut ini : a. Kesadaran akan belajar

1) Tingkat atau besarnya kesadaran siswa akan kebutuhan menguasai materi.

2) Tujuan belajar siswa.

b. Dorongan yang berasal dari dalam diri siswa 1) Berusaha untuk unggul

2) Menyukai situasi atau tugas yang menuntuttanggung jawab pribadi. c. Dorongan yang berasal dari luar individu siswa untuk belajar

1) Adanya ganjaran berupa kegagalan atau rasa takut akan kegagalan. 2) Pemberian nilai atau hadiah atas nilai yang diraih.

3. Pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah a. Sumber belajar

1) Adanya buku literatur dan buku penunjang, antara lain buku pelajaran, buku cetak, dan sebagainya.

b. Perlengkapan belajar

1) Adanya alat pelajaran seperti papan tulis, termasuk juga spidol dan penghapus papan tulis

2) Adanya media pendidikan seperti alat perekam materi, komputer, LCD dan sebagainya

3) Tingkat pemanfaatan sarana belajar di sekolah c. Keadaan ruang kelas

1) Adanya penerangan dan sirkulasi yang baik d. Sarana belajar lainnya

1) Ruangan belajar yang bersih , tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar

2) Tersedianya fasilitas internet, lapangan olahraga (futsal,basket,volly dan lain-lain)

Definisi-definisi yang dikemukan diatas maka untuk lebih jelasnya maka berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel tentang variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini, indikator- indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian.


(59)

Tabel 5. Indikator Masing-masing Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Skala

NO Variabel Indikator Sub Indikator Skala

1. Cara Belajar (X1)

1. Cara mengatur waktu

2. Cara membaca dan membuat catatan

3. Cara mengulangi pelajaran

4. Konsentrasi belajar

5. Mengerjakantugas

1. Membuat jadwal pelajaran 2. Melaksanakan

jadwal

1. Teknik yang digunakan dalam

membaca dan mencatat materi pelajaran

1. Kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari kembali materi yang diterima dan pada saat menghadapi ujian

1. Usaha untuk memusatkan pikiran dalam belajar

1. Usaha yang dilakukan pada saat

menyelesaikan tugas


(60)

Motivasi Belajar (X2)

1. Kesadaran akan belajar

2. Dorongan yang berasal dari dalam diri siswa untuk berprestasi

3. Dorongan yang berasal dari luar individu siswa untuk belajar

1. Tingkat atau besarnya kesadaran siswa akan kebutuhan menguasai materi 2.Tujuan belajar siswa

1. Berusaha untuk unggul

2. Menyukai situasi atau tugas

yangmenuntut tanggung jawab pribadi

1. Adanya

ganjaran berupa kegagalan atau rasa takut akan kegagalan 2. Pemberian nilai

atau hadiah atas nilai yang diraih

ordinal

Fasilitas belajar disekolah

1. Sumber belajar

2. Perlengkapan belajar

1. Adanya buku literatur dan buku

penunjang, antara lain buku pelajaran, buku cetak, dan sebagainya. 1.Adanya alat pelajaran seperti papan tulis, termasuk juga spidol dan Ordinal Tabel 5 . Lanjutan


(61)

3. Keadaan ruang kelas

4. Sarana belajar lainnya

penghapus papan tulis 1. Adanya media

pendidikan seperti alat perekam materi, komputer, LCD dan sebagainya 2. Tingkat

pemanfaatan sarana belajar di sekolah

1. Adanya

penerangan dan sirkulasi yang baik

1. Ruangan belajar yang bersih , tidak ada bau-bauan yang dapat

mengganggu konsentrasi belajar 2. Tersedianya

fasilitas internet, lapangan olahraga

(futsal,basket,vo lly dan lain-lain) Hasil Belajar

(Y)

Hasil ujian semester ganjil mata Pelajaran IPS Terpadu

Besarnya nilai yang diperoleh dari hasil ulangan harian pada semsester ganjil mata pelajaran IPS Terpadu Interval


(62)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:310).Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai siswa kelas VIII SMP

Kartikatama Metro.

2. Angket / Kuisioner

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2010: 142). Angket digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai cara belajar, motivasi belajar, pemanfaatan fasilitas

pembelajaran dan hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Kartikatama Metro tahun pelajaran 2012/ 2013.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Kasinu,2007: 166). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan jumlah siswa dan hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Kartikatama Metro tahun pelajaran 2012/ 2013.


(63)

F. Uji Persyaratan Instrumen

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat dipergunakan untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas dapat diartikan sebagai suatu tes pengukuran yang menunjukkan validitas atau kesahihan suatu instrumen. Seperti pendapat Arikunto (2009: 58), yang menyatakan bahwa ” Validitas adalah suatu ukuran yang menunjang tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel Untuk mengukur tingkat validitas angket yang yang diteliti secara tepat.

Untuk mengukur tingkat validitas angket digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus:

  

 

2 2

2

 

2

Y N X -X N

X -XY N r

 

Y Y

xy

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Jumlah sampel

X : Skor butir soal Y : Skor total


(1)

X = Nilai variabel independen ( 1, 2, 3) (Sugiyono,2010: 188).

Selanjutnya untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan rumus:

Dengan kriteria uji adalah,“Tolak Ho dengan alternative Ha diterima jika

thitung>ttabel dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2” (sugiyono,2010: 184).

2. Regresi Linier Multiple

Regresi linier multipel adalah suatu model untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), untuk menguji hipotesis ketiga variabel tersebut, digunakan model regresi linier multipel yaitu:

3 3 2 2 1

1x b x bx b

a

Yˆ    

keterangan:

a = Konstanta b1- b

3 = Koefisien arah regresi

X1- X3 = Variabel bebas

= Variabel terikat

b1 =

 









2

2 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 3 X X X X X X X Y X X      

Y sb b t


(2)

72

b2 =

 





2

2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 X X X X X X Y X X X Y

  (Sugiyono,2009: 204)

Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda (uji F), dengan rumus:

JKreg dicari dengan rumus:

∑ ∑

Keterangan:

JKreg = Jumlah kuadrat regresi

JKres = Jumlah kuadrat residu

k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung >Ftabel dan jika Ftabel>Fhitung

dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n – k –1 dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung < Ftabel.

) 1 /( /    k n JK k JK F res reg

  2 Yi Yi JKres


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab 5 ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan penguijian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013

2. Ada pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013

3. Ada pengaruh positif dan signifikan pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh positif dan signifikan cara belajar, motivasi belajar,dan pemanfaatan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.


(4)

131

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh cara belajar, motivasi belajar,dan pemanfaatan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswakelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran

2012/2013, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut a. Hendaknya siswa lebih meningkatkan motivasi belajar di kelas,

memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh guru dan mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan baik.

b. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya lebih meningkatkan motivasi dari dalam diri sendiri untuk berprestasi. Motivasi belajar bukan merupakan suatu paksaan melainkan sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan sehingga dengan adanya motivasi belajar meningkatkan daya saing sesama siswa akan meningkatkan prestasi belajarnya.

c. Hendaknya pihak sekolah memperhatikan cara belajar siswa, motivasi belajar siswa dan pemanfaatan fasilitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

d. Hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh cara belajar siswa, motivasi

belajar siswa dan pemanfaatan fasilitas belajar siswa saja. Tetapi hasil belajar juga diduga dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat menelti faktor-faktor lan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

e. Hendaknya pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dapat digunakan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Dimiyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri, Drs dan Drs. Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar

Mengajar. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi angkasa. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara.

Jakarta.

Mulyasa, HE. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara. PT Raja Grafindo Persada (Rajawali Pers).

Sardiman, 2004. Interaksi Dan Proses Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sardiman.A.K, 2005.interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudarmanto, R. Gunawan. 2011.Penentuan Besarnya Sampel Penelitian Menggunakan Rumus Cochran. (Online).


(6)

Uno, B. Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukuranya. Bumi Aksara. Jakarta Rusman, Teddy. 2011. Statistik Penelitian Dengan SPSS. Bandar Lampung. Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Proses Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman. 2007. Intraksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Slameto. 2008. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda Dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Sudjana, Prof. 2002. Metode Statistika. Tarsita: Bandung. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsita

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent&section=4& cat=16&task=view&id=71&Itemid=144di akses tanggal 27 april 2013 http://daditzberpikir.blogspot.com/2008/10/teori-mc-clelland-teori-motivasi.html

diakses tanggal 27 april 2013.

http://haikal-rifki.blogspot.com/2009/12/dinamika-organisasi.html diakses 20

April 2013

Universitas Lampung. 2010.Format PenulisanKaryaIlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2010. PeraturanAkademikdanKodeEtikUniversitas Lampung.Bandar Lampung: Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DAN PERSEPSI SISWA TENTANG FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 80

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 9 85

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 80

PENGARUH CARA BELAJAR, MINAT BACA DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 66

PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 84

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 52 99

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 NATAR

1 16 116

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 46 78

PENGARUH MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 15 93