Analisis Statistik Breeding dan Reproduksi Makanan Ternak Pengelolaan

Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik peternak responden dengan bantuan tabulasi frekuensi. Karakteristik peternak yang diamati meliputi umur, pendidikan, pengalaman beternak, kepemilikan ternak dan keterampilan teknis peternak.

2. Analisis Statistik

Keterampilan teknis peternak diuji dengan menggunakan uji chi-square untuk membandingkan nilai hasil pengamatan dengan nilai harapan faktor penentu ternak sapi perah menurut Dirjen Peternakan 1983. Bentuk persamaan menurut Nazir 2003 adalah sebagai berikut : Keterangan : oi = frekuensi yang diamati, kategori ke-i ei = frekuensi yang diharapkan dari kategori ke-i n = jumlah kategori Peubah 1. Struktur Kepemilikan Ternak Populasi ternak dihitung berdasarkan satuan ternak. Komposisi ternak yang diamati adalah : 1. Anak sapi yaitu sapi jantan atau betina yang berumur kurang dari 1 tahun, dihitung sama dengan 0,25 satuan ternak 2. Sapi dara yaitu sapi betina yang berumur lebih dari 1 tahun dan belum pernah beranak, dihitung sama dengan 0,50 satuan ternak 3. Sapi laktasi yaitu sapi betina yang sedang dalam masa menghasilkan susu, dihitung sama dengan 1,00 satuan ternak 4. Sapi kering kandang yaitu sapi betina dewasa yang tidak dalam masa menghasilkan susu, dihitung sama dengan 1,00 satuan ternak 5. Sapi jantan muda yaitu sapi jantan yang berumur lebih dari 1 tahun dan kurang dari 2 tahun, dihitung sama dengan 0,50 satuan ternak X 2 = ∑ = − n i ei ei oi 1 2 19 6. Sapi jantan dewasa yaitu sapi jantan yang telah berumur 2 tahun, dihitung sama dengan 1,00 satuan ternak.

2. Breeding dan Reproduksi

Peubah yang diamati meliputi bangsa sapi yang dipelihara, cara seleksi, cara kawin, pengetahuan berahi, umur beranak pertama, saat dikawinkan setelah beranak dan calving interval.

3. Makanan Ternak

Peubah yang diamati meliputi cara pemberian, jumlah pemberian, frekuensi pemberian, kualitas HMT dan konsentrat dan pemberian air minum.

4. Pengelolaan

Peubah yang diamati meliputi kebersihan ternak, kebersihan kandang, cara pemerahan oleh peternak, penanganan pasca panen, pemeliharaan pedet dan dara, pengeringan sapi laktasi dan pencatatan usaha. 5. Kandang dan Peralatan Peubah yang diamati meliputi tata letak, konstruksi, drainase, tempat kotoran, peralatan kandang dan peralatan susu. 6. Kesehatan Hewan Peubah yang diamati meliputi pengetahuan peternak tentang penyakit, cara pencegahan dan pengobatan penyakit. Prosedur Persiapan Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner disusun untuk mengetahui karakteristik peternak dan keterampilan teknis peternak dalam mengelola usaha beternak sapi perah. Aspek teknis tersebut meliputi 1. Breeding dan Reproduksi, 2. Makanan Ternak, 3. Pengelolaan, 4. Kandang dan Peralatan serta 5. Kesehatan Hewan. Setiap aspek terdiri dari sub aspek sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 2. 20 Survei dan Wawancara Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu survei pendahuluan untuk menginventarisasi peternakusaha peternakan rakyat yang ada di KPSBU lembang. Berdasarkan hasil survei pendahuluan, diperoleh satu Tempat Pelayanan Koperasi TPK yaitu TPK Cilumber. Pemilihan TPK Cilumber sebagai tempat responden karena populasinya yang tinggi. Pemilihan sampel dipilih secara acak oleh KPSBU Lembang. Sampel yang diambil mewakili setiap Tempat Penampungan Susu TPS. Setelah pemilihan sampel sebagai responden, dilakukan wawancara kepada setiap responden. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang disusun berdasarkan kriteria faktor penentu ternak sapi perah sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 2. Pengamatan Pengamatan langsung pada objek penelitian dilakukan bersamaan dengan wawancara. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keterampilan teknis peternak. Selain itu dilakukan pengukuran langsung di lapangan yaitu : 1. Produksi susu, diukur dengan cara mengukur susu yang dihasilkan oleh seekor sapi setelah pemerahan pagi hari pada pukul 04.00-05.30 WIB dan pemerahan sore hari pada pukul 15.00-16.30 WIB. Pengukuran susu dilakukan pada saat memindahkan susu dari ember perah ke milk can dengan menggunakan gelas ukur 1000 ml. 2. Lingkar dada LD, diukur dengan cara melingkarkan sekeliling rongga dada di belakang sendi bahu Os scapula dengan menggunakan pita ukur cm. Lingkar dada digunakan untuk mengestimasi bobot badan. 3. Pakan, pakan hijauan dan konsentrat diukur dengan menggunakan timbangan pada saat peternak akan memberikannya pada ternak. Timbangan yang digunakan adalah timbangan gantung. 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Wilayah kerja Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara KPSBU berada di kecamatan Lembang. Kecamatan Lembang merupakan salah satu dari kecamatan yang terdapat di kabupaten Bandung yang terletak di sebelah utaranya dan merupakan salah satu kawasan yang sangat cocok dalam pengembangan usaha peternakan sapi perah. Lembang berbatasan, sebelah utara dengan kabupaten Subang, sebelah selatan dengan kotamadya Bandung, sebelah barat dengan kecamatan Parongpong kabupaten Bandung dan sebelah timur dengan kecamatan Cimenyan kabupaten Bandung dan kabupaten Sumedang. Lembang termasuk daerah dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 1.200- 1.257 m di atas permukaan laut. Curah hujan sekitar 1.800-2.500 mmtahun dengan temperatur antara 8-24 o C. Luas wilayah Kecamatan Lembang 10.620 Ha yang terdiri atas 16 Desa dan 43 Dusun. Keadaan lingkungan tersebut sangat mendukung usaha peternakan sapi perah di daerah Lembang. Peternakan sapi perah rakyat di Lembang tergabung dalam satu wadah yaitu Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara KPSBU, dibentuk berdasarkan kekuasaan hukum No. 4891BHDK-1020 pada tanggal 8 Agustus 1971. KPSBU didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak melalui pembinaan peternak, menyediakan kebutuhan pokok untuk peternak dan ternaknya, melakukan penampungan produksi susu dan memasarkannya, memberikan penyuluhan untuk meningkatkan produksi dan menyediakan tenaga ahli untuk pelayanan kesehatan hewan KPSBU Lembang saat ini memiliki 22 wilayah kerja yang terdiri atas 8 Komisaris Daerah RISDA, 23 Tempat Pelayanan Koperasi TPK dan 580 Tempat Penampungan Susu TPS yang dibuat untuk memudahkan dalam pengambilan susu segar dari peternak. Tiap-tiap TPK memiliki beberapa kelompok TPS, adapun syarat- syarat pembentukan TPS adalah anggota peternak yang memiliki sapi perah dan menghasilkan susu segar sebanyak 200 liter per hari. Rata-rata tiap TPK memiliki 26 TPS. Untuk lebih jelasnya mengenai TPK, jumlah kelompok TPS dan populasi sapi perah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Daerah TPK, Jumlah Kelompok TPS dan Populasi Sapi Perah di KPSBU Lembang No. Daerah TPK Jumlah Rataan TPS Anggota Sapi STorang Orang Ekor ST Laktasi 1. Barunagri 31 151 460 352,75 65,20 2,34 2. Ciater 7 66 173 110,5 52,49 1,67 3. Cibogo 28 163 606 450 74,22 2,76 4. Cibedug 40 373 1.391 1011,5 69,69 2,71 5. Cibodas 20 337 1.476 1026 65,39 3,04 6. Cikawari 19 182 663 499,75 67,43 2,75

7. Cilumber 32