Perilaku Penggunaan Input pada Kebun Plasma

219 sedikit berbeda dengan studi Benyamin dan Guyomard 1994, bahwa tingkat pendidikaan suami menentukan besarnya curahan kerja di luar usahatani. Sebagian besar variabel penjelas berpengaruh nyata terhadap perilaku curahan kerja istri di luar kebun plasma CTKLKSIP kecuali upah di kebun inti UPAHINTI dan luas kebun plasma LAKS. Keputusan istri petani untuk mencurahkan waktunya di luar kebun plasma untuk menghemat biaya tenaga kerja di kebun plasma UPAHKS dan mendapatkan tambahan pendapatan dari kegiatan non usahatani PDPTNUT. Faktor karakteristik indvidu istri yaitu tingkat pendidikan LPDIPP dan pengalaman usahatani PUTKS juga menentukan besarnya curahan kerja istri di luar kebun plasma karena lapangan kerja terutama di luar usahatani lebih terbuka bagi istri yang mempunyai keahlian dan keterampilan. Besarnya curahan kerja istri di luar kebun plasma dibatasi oleh faktor karakteristik rumahtangga jumlah anak balita, karena istri harus juga mencurahkan waktunya untuk memelihara anak di rumah. Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian Benyamin dan Guyomard 1994 bahwa makin tinggi pendidikan formal istri maka makin besar curahan kerja istri petani, sebaliknya makin banyak jumlah anak balita maka makin menurun curahan kerja istri di luar usahatani. Curahan tenaga kerja keluarga di luar kebun plasma CTKLKS merupakan penjumlahan curahan tenaga kerja seluruh anggota keluarga di luar kebun plasma yaitu suami CTKLKSPP, istri CTKLKSIP dan anak CTKLKSAN. Persamaan CTKLKS adalah persamaan identitas dan tidak disajikan pada Tabel 28.

8.3. Perilaku Penggunaan Input pada Kebun Plasma

Blok penggunaan input dan pendapatan rumahtangga petani plasma disusun dalam 4 persamaan perilaku dan 12 persamaan identitas. Persamaan perilaku 220 berupa penggunaan pupuk Nitrogen QIPN, penggunaan pupuk Posfat QIPP, penggunaan pupuk Kalium QIPK dan penggunaan pestisida QIPD Tabel 29. Tabel 29. Estimasi Parameter dan Elastisitas Persamaan Perilaku Penggunaan Input pada Kebun Plasma Tahun 2002 No Variabel Endogen dan Penjelas Estimasi Parameter Peluang Elastisitas 1 2 3 4 Penggunaan Pupuk Nitrogen Rasio HIPN dengan HTBS Upah di kebun KS Luas areal kebun KS Umur tanaman KS Pendapatan non usahatani Pendapatan lahan pangan Konsumsi pangan Penge investasi kesehatan Pola PIR Trans DPIRKS1 R 2 = 0.8757; Adj R 2 = 0.8724 Penggunaan Pupuk Posfat Harga pupuk Posfat Upah TK di kebun KS Luas areal kebun KS Umur tanaman KS Pendapatan non usahatani Pendapatan lahan pangan Konsumsi pangan Peng. investasi kesehatan Pola PIR Trans DPIRKS1 R 2 = 0.8756; Adj R 2 = 0.8723 Penggunaan Pupuk Kalium Harga pupuk Kalium Harga produk KS Upah di kebun KS Luas areal kebun KS Pendapatan non usahatani Konsumsi pangan Peng investasi kesehatan Pola PIR Trans DPIRKS1 R 2 = 0.8691; Adj R 2 = 0.8661 Penggunaan Pestisida Harga pestisida Upah di kebun KS Luas areal kebun KS Pendapatan non usahatani Pendapatan lahan pangan Asal daerah petani plasma R 2 = 0.7599; Adj R 2 = 0.7557 -11.08119 0.00823 90.35035 6.76805 0.00168 0.00148 -0.02372 -0.07234 98.09544 -0.01018 0.00848 87.8677 5.77920 0.00123 0.00157 -0.02573 -0.06732 103.94756 -0.09371 0.00839 0.28867 98.63299 0.00185 -0.00433 -0.08049 115.45350 -0.00004 0.00003 2.35932 0.04811 0.00009 0.00003 0.2093 0.0001 0.0001 0.0004 0.2163 0.2164 0.0087 0.0725 0.0001 0.3714 0.0001 0.0001 0.0005 0.2818 0.1964 0.0040 0.1019 0.0001 0.0001 0.0001 0.0127 0.0001 0.2003 0.2635 0.0617 0.0001 0.1304 0.1970 0.0001 0.2415 0.0445 0.2006 -0.1110 0.3769 0.6754 0.2698 0.0097 0.0056 -0.2819 -0.0573 - -0.0454 0.3873 0.6557 0.2301 0.0071 0.0059 -0.3049 -0.0532 - -0.4885 0.3841 0.3353 0.7378 0.0107 -0.0515 -0.0638 - -0.2775 0.0781 1.0505 0.1143 0.0294 0.0074 221 Hasil estimasi persamaan perilaku penggunaan input pupuk N, P dan K dan pestisida menunjukkan seluruh tanda parameter estimasi telah sesuai harapan atau kriteria ekonomi. Nilai positif parameter estimasi berarti perubahan variabel-variabel penjelas tersebut searah dengan perubahan variabel endogen. Nilai negatif parameter estimasi berarti perubahan variabel-variabel penjelas tersebut ber- lawanan arah dengan perubahan variabel endogen QIPN, QIPP, QIPK dan QIPD. Sebagian besar parameter estimasi variabel penjelas berbeda dari nol pada taraf nyata kurang dari 10, kecuali variabel rasio harga pupuk N terhadap harga TBS RHPNTBS, harga pupuk posfat HIPP dan pendapatan non usahatani PDPTNUT. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan pemupukan lebih ditentukan oleh karakteristik usahatani yaitu luas kebun plasma LAKS dan umur tanaman kelapa sawit UTKS daripada faktor harga intput pupuk itu sendiri. Pada penggunaan pupuk Kalium, pengaruh faktor harga pupuk HIPK dan harga produk TBS HTBS sangat nyata pada taraf 10. Penggunaan pupuk Kalium akan meningkat jika harga pupuk Kalium menurun meskipun respon penggunaan pupuk terhadap perubahan harganya rendah atau inelastis E HIPK = 0.49. Hal sebaliknya terjadi yaitu penggunaan pupuk Kalium akan meningkat jika harga kelapa sawit HTBS meningkat meskipun respon penggunaan pupuk terhadap perubahan harga produk kelapa sawit rendah atau inelastis E HTBS =0.3841. Variabel lain yang berpengaruh nyata terhadap perilaku penggunaan pupuk adalah upah di kebun plasma UPAHKS serta faktor kelembagaan yang diproxy dengan variabel dummy pola PIR-Trans DPIRKS 1 . Meningkatnya upah di kebun plasma UPAHKS mendorong petani untuk mencurahkan tenaga kerja keluarga 222 lebih besar agar dapat menghemat biaya upah. Penggunaan pupuk pada rumahtangga petani plasma PIR-Trans lebih tinggi, hal ini membuktikan bahwa penggunaan pupuk pada kebun plasma pola PIR-Trans lebih intensif dibandingkan penggunaan pupuk pada kebun plasma pola PIR lainnya PIR-Sus dan PIR-KUK. Nilai negatif variabel konsumsi pangan KONSPNG dan pengeluaran untuk investasi kesehatan INVSKES mencerminkan perubahan kedua variabel tersebut berlawanan arah dengan variabel pengunaan pupuk QIPN, QIPP dan QIPK. Biaya pupuk dengan pengeluaran rumahtangga merupakan komponen yang saling bersaing dalam alokasi anggaran rumahtangga petani plasma. Respon penggunaan input pupuk dan pestisida di kebun plasma terhadap hampir semua variabel penjelasnya kurang elastis, akan tetapi respon penggunaan pupuk terhadap luas areal kebun plasma mendekati satu E LAKS = 0.7, hanya respon penggunaan pestisida terhadap perubahan areal kebun plasma LAKS bersifat elastis E LAKS = 1.05 . Hal ini berarti jika petani menambah areal kebun kelapa sawit LAKS maka jumlah pemakaian pupuk QIPN, QIPP atau QIPK akan bertambah tetapi dengan dosis yang makin turun untuk setiap penambahan areal kebun kelapa sawit. Penggunaan pestisida bersifat elastis, berarti setiap penambahan areal kelapa sawit akan diikuti dengan penambahan penggunaan pestisida QIPD dengan dosisi yang relatif sama bahkan cenderung meningkat. Persamaan identitas adalah biaya pupuk N BIPN biaya pupuk P BIPP dan biaya pupuk K BIPK, biaya pestisida BIPD, biaya transportasi BTRANS, biaya manajemen KUD BMKUD, biaya pengolahan BPENGKS, biaya produksi di kebun plasma BPRKS, biaya produksi total kelapa sawit BPTKS, nilai produksi total NPTKS, pendapatan dari kelapa sawit PDPTKS, pendapatan keluarga petani 223 PDPTKP. Biaya penggunaan pupuk yaitu BIPN, BIPP dan BIPK merupakan perkalian jumlah permintaan pupuk QIPN, QIPP, QIPK dengan harga pupuk masing- masing HIPN, HIPP, HIPK. Semua faktor yang mempengaruhi penggunaan pupuk akan mempengaruhi biaya penggunaan pupuk. Biaya penggunaan pestisida BIPD merupakan perkalian jumlah penggunaan pestisida QIPD dengan harga pestisida HIPD. Semua faktor yang mempengaruhi QIPD akan mempengaruhi BIPD. Biaya produksi di kebun plasma BPRKS merupakan penjumlahan biaya pupuk, biaya penggunaan pestisida, biaya tenaga kerja upahan BTKUKS dan biaya penyusutan alat BPALKS. Biaya produksi kelapa sawit total BPTKS merupakan penjumlahan biaya produksi di kebun plasma dengan biaya administrasi kelapa sawit BADMS, biaya cicilan kredit BCKKS, biaya transportasi TBS BTRANS, dan biaya manajemen KUD BMKUD. Nilai produksi total kelapa sawit NPTKS merupakan perkalian QTKS dengan HTBS. Pendapatan dari kelapa sawit PDPTKS merupakan selisih NPTKS dengan BPTKS. Pendapatan keluarga petani PDPTKP merupakan penjumlahan pendapatan kelapa sawit PDPTKS dan pendapatan dari luar kelapa sawit yang terdiri dari pendpatan lahan pangan PDPTLPG, pendapatan non usahatani PDPTNUT, pendapatan usaha ternak PDPTTRNK dan pendapatan kebun karet PDPTKRT. Persamaan di atas dinyatakan dalam persamaan identitas sehingga tidak disajikan Tabel 29.

8.4. Perilaku Pengeluaran Keluarga dan Pelunasan Kredit