Dampak Prostitusi Penyebab dan Penanggulangan

35 Perceraian, 7 Kemiskinan, 8 Ditinggal mati orang tua, 9 Keamanan yang terganggu misal tawuran, perang. 2.3 Lokalisasi 2.3.1 Pengertian Lokalisasi Lokalisasi adalah kompleks yang terisolir atau terpisah dari kompleks penduduk lainnya, yang pada umumnya terdiri dari rumah-rumah kecil yang biasa dikenal dengan daerah “merah” yang dikelola oleh mucikari dan germo Kartono, 2000:216. Tujuan dibangunnya lokalisasi antara lain: 1 untuk menjauhkan masyarakat umum, terutama anak-anak puber dari pengaruh imoril dan praktek pelacuran. Selain itu juga untuk menghindari gangguan kaum hidung belang terhadap wanita baik-baik, 2 memudahkan pengawasan Wanita Tuna Susila, terutama mengenai kesehatan dan keamanannya, 3 mencegah pemerasan terhadap kaum wanita, 4 memudahkan tindak preventif dan kreatif terhadap wanita, 5 memudahkan bimbingan mental Wanita Tuna Susila dalam proses rehabilitasi dan resosialisasi Kartono, 2000:126.

2.3.2 Dampak Prostitusi

Menurut Kartono,2000: 215 prostitusi ditinjau dari sudut manapun merupakan suatu kegiatan yang berdampak tidak baik negatif. Dampak negatif tersebut antara lain: 1 secara sosiologis prostitusi merupakan perbuatan amoral yang bertentangan dengan norma dan etika yang ada di dalam masyarakat, 2 aspek 36 pendidikan prostitusi merupakan kegiatan yang demoralisasi, 3 aspek kewanitaan, prostitusi merupakan kegiatan merendahkan martabat wanita, 4 aspek ekonomi, prostitusi dalam prakteknya sering terjadi pemerasan tenaga kerja, 5 aspek kesehatan, praktek prostitusi merupakan media yang sangat efektif untuk menularnya penyakit kelamin dan kandungan yang sangat berbahaya. Pihak-pihak lain yang ikut mendapat keuntungan ekonomis dari para pelacur antar lain ialah pengemudi-pengemudi taksi dan tukang becak, dokter dan mentri kesehatan, para penegak hokum, penjual minuman keras, pemilik hotel, dan pengusaha pusat hiburan. Juga tidak kecil artinya dana sumbangan yang diberikan oleh para wanita tuna susila itu kepada: gereja, usaha-usaha sosial, pantiwreda, pantiasuhan, yayasan rehabilitasi, orang cacat, dan dana-dana pembangunan dalam bentuk iuran memasuki daerah lampu merah Kartono,2009:260.

2.3.3 Penyebab dan Penanggulangan

Sudah banyak upaya menghapus praktek prostitusi dari lingkungan pergaulan masyarakat. Namun kenyataannya prostitusi masih tetap ada. Beberapa usaha dan tindakan dalam menangani permaslahan dan dampak negatif prostitusi. Menurut Sa’abah 2001:73 bahwa beberapa penyebab wanita menenggelamkan diri ke lembah hitam prostitusi antara lain: 1 hubungan keluarga yang berantakan terlalu menekan dan juga adanya penyiksaan seksual yang dialami dalam keluarga, 2 jauhnya seorang diri dari kemungkinan hidup normal akibat rendahnya pendidikan yang dimiliki, kemiskinan dan gambaran jaminan pekerjaan dan masa depan yang tidak 37 jelas, 3 hasrat bertualang dan kemudahan meraih uang, 4 hubungan seks terlalu dini, terlibat pada suatu pergaulan yang mendorong dan mungkin juga kombinasi oleh pengaruh obat dan alkohol. Menurut Soekanto 2006:328 terjadinya pelacuran harus dilihat pada factor- faktor endogen dan eksogen. Diantara faktor-faktor endogen dapat disebutkan nafsu kelamin yang besar,sifat mals,dan keinginan yang besar untuk hidup mewah. Diantara faktor-faktor eksogen yang utama adalah faktor ekonomis, urbanisasi, keadaan perumahan yang tidak memenuhi syarat dan seterusnya. Sebab utama sebenarnya adalah konflik mental, situasi hidup yang tidak menguntungkan pada masa anak- anak, dan pola kepribadian yang kurang dewasa, ditambah dengan intelegensi yang rendah tarifnya.

2.4 Kerangka Berfikir