15
B. Motivasi Merokok
1. Pengertian Motivasi Merokok
Manusia tidak dapat bergerak jika tidak ada daya yang mendorongnya. Daya pendorongnya ada yang berasal dari luar dirinya, dan juga manusia
merupakan makhluk yang memiliki daya-daya dari dalam dirinya sendiri untuk bergerak. Di dalam diri manusia terdapat daya yang dapat menentukan
perilakunya. Daya tersebut bekerja dengan cara tertentu untuk mempengaruhi perilaku seseorang.
Perilaku seseorang sering berkaitan dengen motif dan motivasi. Motif dan motivasi sering diartikan hampir sama, namun sebetulnya merupakan dua hal
yang berbeda. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Motivasi dalam psikologi
merupakan istilah umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan atau perbuatan. Karena itu motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan
daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan Sobur, 2003 : 268.
Motivation atau motivasi merupakan kontrol batiniah tingkah laku seperti yang diwakili oleh kondisi fisiologis, minat-minat, kepentingan, sikap-sikap dan
aspirasi Kartono, 1987 : 290. Motivasi adalah suatu usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau
kelompok tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya Depdikbud,
1997 : 666. Motivasi merupakan satu variabel yang ikut digunakan untuk
16
menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju sasaran
Chaplin, 2002 : 310. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak dalam mencapai
tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku Notoatmodjo, 2003 : 132. Tingkah laku bermotivasi merupakan tingkah
laku dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan agar suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan
Dirgagunarsa, 1983 : 93. Seseorang yang termotivasi akan memiliki perilaku yang lebih bersemangat daripada seseorang yang tidak memiliki motivasi. Maka
motivasi dapat memperkuat perilaku seseorang dan sekaligus dapat mengarahkan perilaku seseorang. Hal ini dapat menjadi faktor yang mempengaruhi seseorang
yang berperilaku merokok. Merokok merupakan suatu perilaku yang kompleks karena merupakan
hasil interaksi dari aspek kognitif, lingkungan sosial, kondisi psikologis dan fisiologis Aritonang dalam Sari et al, 2003 : 81. Secara kognitif para perokok
tidak memperlihatkan keyakinan yang tinggi terhadap bahaya yang didapat dari merokok. Dari aspek sosial, para perokok mengatakan bahwa mereka terpengaruh
orang-orang lain di sekitarnya. Secara psikologis, perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi ketegangan dan melupakan sejenak masalah yang dihadapi.
Nikotin yang terkandung di dalam rokok dapat bereaksi terhadap jaringan otak sehingga mampu mengubah perasaan, selera, alertness yang dapat membuat orang
merasa senang Husin dalam Suara Pembaharuan, Rabu 22 Mei 2002. Sebagian
17
besar perokok memperoleh perasaan yang menyenangkan. Pada kondisi yang menyenangkan menimbulkan hasrat untuk mengulangi perilaku tersebut. Pada
saat yang bersamaan nikotin pada rokok dapat menimbulkan perasaan tergantung Glasgow et al dalam Sari et al, 2003 : 82.
Seseorang yang merokok telah memiliki maksud dan alasan tertentu untuk merokok sehingga dapat menjadi suatu dorongan yang dapat membangkitkan dan
mengarahkan seseorang untuk merokok yang sesuai dengan keinginannya dan kebutuhannya.
2. Faktor-Faktor Motivasi