2.1.10 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan media powerpoint dalam Pembelajaran IPA
Dalam penelitian yang akan di laksanakan pada siswa kelas III SDN Bringin 02, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan media powerpoint, dengan langkah sebagai berikut:
9 guru menjelaskan mengenai materi pokok mata pelajaran IPA yang akan
dipelajari; 10
guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor;
11 guru menampilkan materi dengan powerpoint yang telah disediakan;
12 guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi dan tiap-tiap kelompok
disuruh untuk mengerjakannya; 13
kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan guru memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya;
14 guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya di panggil
melaporkan hasil kerjasama mereka; 15
siswa lain diminta memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain; 16
guru beserta siswa membuat kesimpulan tentang materi IPA yang telah di pelajari.
2.1.11 Teori belajar mendasari model pembelajaran kooperatif tipe NHT
Teori belajar yang medasari model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah terori belajar konstruktivis, teori Perkembangan Kognitif Piaget dan teori
Pembelajaran David Ausubel yang akan di jelaskan sebagai berikut:
1 Teori Belajar Konstruktivis
Menurut Suprijono 2009:31 semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang. Pengetahuan ilmian berevolusi, berubah dari
waktu ke waktu. Pemikiran ilmiah adalah sementara, tidak statis dan merupakan proses. Pemikiran ilmiah adalah proses konstruksi dan reorganisasi
secara terus menerus. Trianto 2010:13 teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-
aturan itu tidak lagi sesuai. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya.
Menurut teori
ini permasalahan
dimunculkan dari
pancingan internal,permasalahan muncul dibangun dari pengetahuan yang direkonstruksi
sendiri oleh siswa. Teori ini sangat dipercaya bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah,menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan
berpikir dan tantangan yang dihadapinya,menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu bangunan
utuh. 2
Teori Perkembangan Kognitif Piaget Menurut Trianto 2010:14, Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik
dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan.
Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition
dalam aktifitas belajar Lapono, 2008 3
Teori Pembelajaran David Ausubel Dahar dalam Trianto 2010:25 menyatakan bahwa Inti dari teori Ausubel
tentang belajar adalah belajar yang bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif seseorang. faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. ”Yakinilah ini dan
ajarlah ia demikian”. Pernyataan inilah yang menjadi dasar dari teori belajar Ausubel. Dengan demikian agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau
informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.
Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat di perlukan konsep-konsep awal yang sudah
dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang di pelajari. Sehingga jika dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah, dimana siswa
mampu mengerjakan masalahnya yang autentik, sangat memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk suatu penyelesaian dari
permasalahan yang nyata.
2.1.12. Indikator keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan media
power point.
Merujuk pada pendapat Wahid, dkk 2010:53 tentang 8 keterampilan perilaku pembelajaran keterampilan guru dan pendapat Rusman 2012:89
tentang sintaks NHT, maka peneliti menetapkan indikator perilaku pembelajaran keterampilan guru sebagai berikut:
1 melaksanakan pra pembelajaran keterampilan mengelola kelas;
2 membuka pelajaran keterampilan membuka pelajaran;
3 menggali pengetahuan siswa keterampilan bertanya;
4 membimbing siswa ke dalam kelompok model pembelajaran kooperatif tipe
NHT keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; 5
menyajikan media powerpoint keterampilan menjelaskan; 6
membimbing siswa dalam diskusi kelompok model pembelajaran kooperatif tipe NHT keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan;
7 memberikan penguatan dan evaluasi pembelajaran keterampilan memberikan
penguatan; 8
menutup pelajaran keterampilan menutup pelajaran.
Merujuk pada pendapat Diedrich dalam Sardiman 2012:101 tentang 8 aktivitas siswa, dan pendapat Rusman 2012:89 tentang sintaks NHT, maka
peneliti menetapkan indikator perilaku peserta didik aktivitas siswa sebagai berikut:
1 mempersiapkan diri dalam menerima pembelajaran. emotional activities;
2 memperhatikan media powerpoint yang di tampilkan guru visual activities,
emotional activities; 3
melaksanakan perintah guru listening activities, emotional activities, visual activities, oral activities;
4 bekerja dalam kelompok. mental activities;
5 menanyakan hal-hal yang belum dipahami. oral activities;
6 menyimpulkan materi bersama guru dan melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan. mental activities; 7
mengerjakan soal evaluasi. writing activities, drawing activities. Sedangkan hasil belajar siswa yang akan di teliti dalam penelitian ini
adalah hasil belajar kognitif, yang meliputi: 1
pengetahuan, seperti: mendeskripsikan bentuk dan permukaan bumi yang ada di darat, menyebutkan bentuk permukaan bumi yang ada di darat;
2 pemahaman, seperti: menyimpulkan perbedaan dari dataran tinggi dan dataran
rendah; 3
penerapan, seperti membuat cerita sederhana.
2.2. KAJIAN EMPIRIS