2 Ranah afektif
Yaitu hasil belajar yang di susun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi dan kompleks yang berkaitan dengan
pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi yang meliputi: 1 menerima; 2 menjawab; 3 menilai; 4 Organisasi.
3 Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan kegiatan motorik yang meliputi : 1 gerakan reflek; 2 gerakan dasar; 3 gerakan
persepsi; 4 gerakan kemampuan fisik; 5 gerakan terampil; 6 gerakan indah dan kreatif.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, di ambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah suatu tujuan dalam pembelajaran yang merupakan
perubahan perilaku secara utuh dimana di dalamnya terdapat beberapa aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan media
powerpoint pada siswa kelas III SDN Bringin 02.
2.1.4. Hakikat IPA
2.1.4.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal dari kata dalam bahasa Latin scientia yang berarti saya tahu. Science
berasal dari social sciences ilmu pengetahuan sosial dan natural sciece ilmu
pengetahuan alam.Namun dalam perkembangannya science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam IPA saja Suriasumantri
1998. IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam
semesta. Menurut Trianto 2010: 136 bahwa IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eks- perimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan
sebagainya. Sedangkan dalam kurikulum 2004 sains IPA diartikan sebagai cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta. Menurut Hendro dan Jenny
1993:3 ucapan Einstein: Science is the atempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a logically uniform system of thought, mem-
pertegas bahwa IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pe- ngalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu, yang dikenal
dengan istilah pola berpikir ilmiah.
IPA sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebu- tuhan manusia. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak ber-
dampak buruk terhadap lingkungan. Ditingkat SD atau MI diupayakan ada pene- kanan pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang
dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah.
2.1.4.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui model ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa
ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Trianto 2010:136
Menurut Wahyana dalam Trianto 2010:136 mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya model ilmiah
dan sikap ilmiah. Pada hakikatnya IPA merupakan suatu produk, proses, teknologi dan sikap. Yang akan di jelaskan sebagai berikut:
1
IPA sebagai produk
Menurut Iskandar 2001:3 ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin disebut juga sebagai produk IPA. Ini merupakan kumpulan hasil kegiatan
empiris dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad abad. Bentuk ilmu pengetahuan alam sebagai produk adalah fakta-
fakta, konsep-konsep, dan teori-teori IPA. Contoh dari IPA sebagai produk adalah teori tentang bumi, bahwa bumi
itu bulat, jaman dahulu sebelum ada orang pertama yang membuktikan bumi itu bulat dengan mengelilingi dunia dengan berlayar, mereka percaya bahwa
permukaan bumi itu datar seperti piring, sehingga apabila mereka berlayar terlalu jauh dari daratan, mereka akan terjatuh ke dalam jurang. Namun
dengan bukti yang ada sekarang seperti foto bumi dari luar angkasa menunjukan bahwa bumi berbertuk bulat.
2
IPA sebagai proses
Iskandar 2001:5 menyatakan bahwa IPA tidak bisa dipisahkan dari metode-metode penelitian. Memahami IPA lebih dari mengetahui fakta-fakta
dalam IPA. Memahami IPA juga memahami proses IPA, yaitu memahami bagaimana
mengumpulkan fakta-fakta
dan memahami
bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk mengintrepetasikannya.
IPA sebagai proses di aplikasikan dalam prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, misalnya siswa saat mendiskusikan jawaban atas
pertanyaan guru tentang bumi, mereka akan melakukan proses berfikir secara ilmiah seperti melakukan diskusi sederhana dan penarikan kesimpulan untuk
mendapatkan jawaban yang di tanyakan oleh guru, IPA sebagai proses meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3
IPA sebagai teknologi IPA dan teknologi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena
keduanya mempunyai hubungan yang erat satu sama lain dimana IPA sebagai sebuah ilmu yang dapat menimbulkan hal-hal baru berupa teknologi
berdasarkan hasil kerja keras para scientist dalam meneliti dan menganalisa sebuah ilmu. Hasilnya sangat berperan bagi kehidupan manusia dalam
melangsungkan kehidupannya.
Bentuk dari IPA sebagai teknologi dapat dilihat dari beberapa produk masa kini yang mengaplikasikan pengetahuan IPA seperti dalam bidang
teknologi tentang bumi, seperti di temukannnya teropong bintang oleh para ilmuwan untuk dapat melihat bintang dan planet lain di tata surya ini.
4 IPA sebagai sikap
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Iskandar, 2001:11. Sikap-
sikap ilmiah meliputi: 1 obyektif terhadap fakta; 2 tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung; 3 berhati
terbuka; 4 tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Contoh dalam IPA sebagai sikap adalah saat siswa bekerjasama dalam
mendiskusikan pertanyaan yang di berikan guru, saat berdiskusi, mereka secara tidak langsung bersikap ilmiah dengan saling mendiskusikan jawaban
dari pertanyaan guru. Mereka akan berfikir secara ilmiah dan tidak akan mencampur adukan pendapat dengan fakta.
2.1.5. Pembelajaran IPA di SD