Analisis Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Di Kota Binjai
SKRIPSI
ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
DI KOTA BINJAI
Diajukan oleh :
TRI SETIANI
100501054
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ Analisis Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di kota Binjai “ Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui peningkatan kompetensi tenaga kerja, motivasi kerja, iklim kerja, peralatan, metode kerja, dan kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai dan Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai.
Metode yang saya gunakan adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Menguji data mengunakan bantuan program E-views 4.1. data yang digunakan adalah data sekunder.
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis regresi dengan mengunakan uji t, uji f dan koefisien determinan (R-square), dan uji asumsi klasik dengan mengunakan uji multikolinearitas dan uji autocorrelation. Berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja, tingkat upah dan tingkat pendidikan.
Kata kunci : Produktivitas tenaga kerja, ketenagakerjaan, tingkat upah dan tingkat Pendidikan.
(3)
ABSTRACT
This study, entitled "Analysis of Labor Productivity in the city of Binjai" Labour productivity can be increased by improving the competence of labor, work motivation, work climate, equipment, work methods, and job satisfaction. The purpose of this study to determine the effect of wages on labor productivity in the city of Binjai and to determine the effect of education on labor productivity in the city of Binjai.
The method I use is the steps and procedures to be performed in the collection of data and empirical information to solve problems and test the research hypotheses. Examining the data using a program E-views 4.1. data used are secondary data.
The results of this study based on regression analysis by using t-test, f and determinant coefficient (R-square), and by using the classical assumption test multicollinearity test and autocorrelation test. Positive and significant effect on labor productivity, wage rates and education levels.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulis skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan memperoleh gelar Strata-1 (S-1) Sarjana Ekonomi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Sriono dan Ibu Sumarni yang telah memberikan dukungan, moril, material, nasehat dan do’a yang merupakan semangat yang tiada habisnya bagi saya. Semoga Allah senantiasa menyayangi Bapak dan Ibu.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Irsyad, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE. M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Universitas sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rujiman, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
(5)
5. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya Hsb, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Penguji II yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Abang saya Sumardiono dan Eko rahmadani dan Adek saya Fauzi sutiono. Terima kasih atas dukungan dan do’a sehingga penulis dapat terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini
8. Untuk sahabat terbaik saya nurul, lia, putri, sarma, ningsih, rani, kiki, yanti, yuda, khairul, jeni, satria, ozi serta seluruh mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan stambuk 2010 lainnya. Terima kasih saya banyak mendapat arti persahabatan bersama temen semua.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penelitian lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta memberikan balasan kepada setiap pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal Alamin.
Medan,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketenagakerjaan ... 5
2.2. Produktivitas Tenaga Kerja ... 7
2.3. Upah ... 8
2.3.1. Definisi Upah ... 8
2.3.2. Upah Minimum Regional (UMR) ... 8
2.3.3. Peranan dan Fungsi Upah ... 9
2.4. Pendidikan... 10
2.4.1. Pengertian Pendidikan ... 10
2.4.2. Indikator Pendidikan ... 10
2.5. Penelitian Terdahulu ... 11
2.6. Kerangka Konseptual ... 11
2.7. Hipotesis ... 13
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian... 14
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 14
3.3. Pengolahan Data ... 14
3.4. Model Analisis Data ... 15
3.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 16
3.5.1. Uji Normalitas ... 16
3.5.2. Uji Multikolinearitas ... 16
3.5.3. Serial Correlation/Autocorrelation ... 17
3.6. Test of goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 18
3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 18
(7)
3.6.3. Uji F-Statistik ... 19
3.7. Defenisi Operasional ... 20
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Kota Binjai ... 21
4.1.1. Kondisi Geografis ... 21
4.1.2. Kondisi Iklim ... 23
4.1.3. Kondisi Demografis ... 23
4.1.4. Potensi Wilayah ... 24
4.1.5. PDRB ... 25
4.2. Perkembangan Tenaga Kerja Di Kota Binjai ... 27
4.3. Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja di Binjai .. 29
4.4. Perkembangan Tingkat Upah Di Kota Binjai ... 31
4.5. Hasil Model Estimas ... 34
4.6. Interpretasi Model ... 35
4.6.1. Tingkat Upah ... 35
4.6.2. Pendidikan... 35
4.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 35
4.7.1. Uji Normalitas ... 35
4.7.2. Uji Multikolinearitas ... 36
4.7.3. Serial Correlation/Autocorrelation ... 37
4.8. Test of goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 38
4.8.1. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 38
4.8.2. Uji t-statistik ... 38
4.8.3. Uji F-Statistik ... 39
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 41
5.2. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
(8)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ Analisis Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di kota Binjai “ Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui peningkatan kompetensi tenaga kerja, motivasi kerja, iklim kerja, peralatan, metode kerja, dan kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai dan Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai.
Metode yang saya gunakan adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Menguji data mengunakan bantuan program E-views 4.1. data yang digunakan adalah data sekunder.
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis regresi dengan mengunakan uji t, uji f dan koefisien determinan (R-square), dan uji asumsi klasik dengan mengunakan uji multikolinearitas dan uji autocorrelation. Berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja, tingkat upah dan tingkat pendidikan.
Kata kunci : Produktivitas tenaga kerja, ketenagakerjaan, tingkat upah dan tingkat Pendidikan.
(9)
ABSTRACT
This study, entitled "Analysis of Labor Productivity in the city of Binjai" Labour productivity can be increased by improving the competence of labor, work motivation, work climate, equipment, work methods, and job satisfaction. The purpose of this study to determine the effect of wages on labor productivity in the city of Binjai and to determine the effect of education on labor productivity in the city of Binjai.
The method I use is the steps and procedures to be performed in the collection of data and empirical information to solve problems and test the research hypotheses. Examining the data using a program E-views 4.1. data used are secondary data.
The results of this study based on regression analysis by using t-test, f and determinant coefficient (R-square), and by using the classical assumption test multicollinearity test and autocorrelation test. Positive and significant effect on labor productivity, wage rates and education levels.
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi dewasa ini menutut adanya sumber daya manusia yang cerdas dan terampil. Hal ini seiring dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga keberadaan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja benar-benar di perlukan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang sangat strategis peranannya, berbeda kedudukannya dari faktor-faktor produksi lainnya, karena sumber daya manusia mempunyai kedudukan sebagai subjek dan objek pembangunan. Berhasil tidaknya pembangunan sumber daya manusia akan mempengaruhi pembangunan nasional karena berhasilnya pembangunan sumber daya manusia akan meningkatkan kemampuan dalam mengolah, mengkombinasikan dan mendayagunakan berbagai faktor produksi lainnya.
Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai kekuatan pembangunan bangsa, maka perlu di tingkatkan usaha-usaha pembinaan, pengembangan, dan permanfaatan potensi sumber daya manusia dengan meningkatkan pembangunan di berbagai sektor, antara lain dengan mengutamakan pembangunan yang dapat meningkatkan perluasan lapangan kerja.
Salah satu tujuan dari pembangunan adalah mengurangi pengangguran, dengan sendirinya dapat menambah lapangan kerja bagi masyarakat serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tersebut. Dalam hal ini menurut Sumitro Djojokusumo (1975) untuk menciptakan lapangan kerja harus ditujukan pada penggunaan angkatan kerja di berbagi bidang
(11)
kegiatan yang pada azasnya dua cara untuk meluaskan kesempatan kerja, yaitu melalui proyek pekerjaan umum serta pengembangan industri yang bersifat padat karya.
Dalam GBHN (garis besar haluan Negara), TAP MPR Nomor : II/1983 menyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan di kerahkan, Tanpa kemampuan untuk membina manusia dan mengerahkannya secara efektif, maka manusia Indonesia akan menjadi beban bagi pembangunan nasional.
Terdapat beberapa alasan pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam pembangunan nasional, yaitu :
1. Semakin dirasakan perlunya berorientasi pada nilai tambah dan menghasilkan produksi nasional yang lebih kompetitif dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai upaya memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Perkembangan pembangunan yang semakin cepat dan kompleks serta perkembangan globalisasi berupa keterbukaan hubungan antar Negara baik dibidang ekonomi, industrialisasi, perdagangan, serta kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Proses pembanguana ekonomi Indonesia sekarang ini sedang mengalami masa transisi atau transformasi dari ekonomi yang dipengaruhi oleh budaya agraris kepada ekonomi yang dipengaruhi oleh budaya industri dalam waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Kota
(12)
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan proposal skripsi. Maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah :
1. Apakah tingkat upah berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai. 2. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di kota
Binjai.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil daripada penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulisan dibidang penelitian.
2. Dapat menjadi bahan informasi dan referensi bagi penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi instansi-instansi yang terkait dalam mengambil suatu keputusan kebijakan.
(13)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ketenagakerjaan
Salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini adalah masalah ketenagakerjaan. Persoalan pokok dari ketenagakerjaan bersumber dari kurangnya daya saing tenaga kerja terhadap laju pertumbuhan angkatan kerja secara nasional. Persoalan ini sesungguhnya tidak berdiri sendiri tetapi merupakan mata rantai yang saling terkait dalam proses pembangunan nasional secara keseluruhan.
Jika hendak mengusutnya maka pada awalnya pertumbuhan penduduk, menyusul masalah pendidikan, selanjutnya masalah pertumbuhan ekonomi dan akhirnya bermuara pada pertumbuhan kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jadi sebenarnya faktor-faktor yang mempengaruhi masalah ketenagakerjaan adalah faktor kependudukan, perkembangan pembangunan bidang pendidikan, masalah pertumbuhan ekonomi serta pertumbuhan angkatan kerja dan ketersediaan kesempatan kerja. Tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi, baik pada instansi pemerintah maupun pada perusahaan, atau pada usaha-usaha sosial dengan mana ia memperoleh sesuatu balas jasa tertentu (Musanef, 1986).
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah
(14)
berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja.
Semua penduduk yang mampu melakukan pekerjaan kecuali misalnya : 1. Anak-anak beumur 15 tahun ke bawah.
2. Mereka yang berumur di atas 15 tahun ke atas, tetapi masih mengujungi sekolah untuk waktu penuh.
3. Mereka yang karena usia tinggi, cacat jasmaniah, tidak mampu melakukan pekerjaan.
Tenaga kerja merupakan faktor terpenting dalam proses produksi. Sebagai sarana produksi tenaga kerja penting dari pada sarana produksi yang lain seperti bahan mentah, tanah, air, dan sebagainya, dan karena manusialah yang menggerakan semua sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan barang. (Bakir, 1984).
Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, yakni : orang-orang yang kegiatannya bersekolah (pelajar, mahasiswa). mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjaannya (pensiunan, penderita cacat yang independen).
2.2. Produktivitas Tenaga kerja
Produktivitas pada dasarnya merupakan pengukuran efektivitas faktor input dalam menghasilkan output. Banyak pengukuran produktivitas yang di ketahui, misalnya produktivitas
(15)
lahan, tenaga kerja, modal dan lain-lain produktivitas faktor produksi yang selalu dipakai dalam proses produksi.
Namun demikian ada satu pengukuran produktivitas yang sangat menarik untuk diperhatikan yaitu output/labor yang di sebabkan dalam pengertian ini telah terkandung kombinasi dari kualitas tenaga kerja. Misalnya pendidikan, keahlian teknis, motivasi, capital dan teknologi.
Produktivitas dapat diartikan secara sederhana dengan peningkatan kuantitas dan kualitas, biasa juga diartikan bekerja secara efektif dan efisien. Produktivitas, efektif, efisien, dan kualitas sangat berdekatan artinya. Sumber-sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunya tingkat hasil guna tinggi. Artinya, hasil atau pun output yang diperoleh seimbang dengan masukan (sumber-sumber ekonomi) yang dioleh. (sinungan, 1995).
Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu ukuran sampai sejauh mana manusia atau angkatan kerja dipergunakan dengan baik dalam suatu proses produksi untuk mewujudkan hasil (output) tertentu yang diinginkan. Secara sederhana, produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input), dalam hal ini tenaga kerja.
Pembinaan yang baik terhadap penduduk maupun angkatan kerja akan menghasilkan mutu angkatan kerja akan menghasilkan mutu angkatan kerja yang baik pula. Mutu angkatan kerja antara lain tercermin dalam tingkat pendidikan dan pelatihan yang mereka ikuti.
2.3. Upah
2.3.1. Definisi Upah
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan yaitu :“ Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
(16)
pengusaha kepada pekerja atas suatu jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undang termasuk tunjangan bagi pekerjaan dan keluarganya.”
Sedangkan menurut Iman Soepomo (1987), Upah adalah “pembayaran yang diterima buruh selama ia melakukan pekerjan atau di pandang melakukan pekerjaan, pembayaran upah dapat berupa uang maupun berupa barang termasuk pengobatan, perawatan, pengakutan, perumahan, jasa, dan lain sebagainya”.
2.3.2. Upah Minimum Regional (UMR)
Berdasarkan konvensi ILO No. 131/1970 pemerintah memberlakukan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) merupakan salah satu bentuk campur tangan pemerintah dalam pasar tenaga kerja. Pada kondisi labour surplus, tanpa ada intervensi dari pemerintah, adalah sangat tidak mungkin dapat memperbaiki kesejahteraan tenaga kerja. Kebijakan upah minimum tersebut telah diintroduksikan pula di banyak Negara maju seperti Inggris, perancis, dan Amerika pada awal pembangunan di Negara tersebut. (Effendi, 1995)
Besarnya penentuan UMR yang sekarang lazim dikenal dengan Upah Minimum Propinsi (UMR) di dasarkan pada kebutuhan fisik/hidup minimum, indeks harga konsumen, perluasan kesempatan kerja, upah pada umumnya yang berlaku secara regional maupun nasional.
2.3.3. Peranan dan fungsi Upah
Dalam rangka meningkatkan kelancaran, efisiensi, dan kelangsungan hidup perusahaan, pengusaha perlu menjamin pemberian imbalan yang layak secara kemanusiaan dan susuai dengan sumbangan jasa yang dihasilkan oleh karyawan, Oleh karenanya kebijaksanaan upah disamping memperhatikan peningkatan produktivitas karyawan dan pertumbuhan produksi, perlu
(17)
diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan daya beli golongan penerima upah yang rendah.
Gagasan upah minimum sudah di kembangkan sejak awal tahun 1970-an bertujuan untuk mengusahakan agar dalam jangka panjang besarnya upah minimum paling sedikit dapat memenuhi Kebutuhan Fisik Minimum (KFM). Usaha menyelaraskan upah minimum dangan KFM ini di harapkan dapat menjamin tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup beserta keluarga sekaligus dapat mendorong peningkatan produktifitas kerja karyawan.
Karena disadari tujuan tersebut diatas sukar dicapai dalam waktu dekat, maka penerapan upah minimum yang dilaksanakan dewasa ini baru bersifat pencegahan dan stimulasi. Pencegahan artinya supaya tidak terjadi pembayaran upah yang lebih rendah dari upah yang sudah diberikan perusahaan. Sedangkan stimulasi berarti menumbuhan pengertian dan alam fikiran pengusaha mengenai usaha-usaha perbaikan upah.
2.4. Pendidikan
2.4.1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2.4.2. Indikator Pendidikan
Dalam indikator pendidikan ini diklasifikasikan menurut bentuk pendidikan yaitu pendidikan umum, pendidikan masyarakat dan pendidikan kedinasan, pendidikan umummaknanya kurang lebih sama dengan pendidikan formal maka indifikasi indikator iniberlaku untuk semua jenjang pendidikan, meliputi:
(18)
1. Pendidikan dasar dimulai dari pendidikan Pra sekolah (TK) penduduk usia 5 – 6tahun dan pendidikan Sekolah Dasar umur 7 – 12 tahun.
2. Pendidikan menengah yang meliputi pendidikan menegah pertama usia 13 –15tahun baik umum maupun kejuruan dan menengah lanjutan 16 – 18 tahun baik umum maupun kejuruan.
3. Pendidikan tinggi yang meliputi Universitas, Institut, Sekolah tinggi maupunAkademi dengan usia 19 – 24 tahun.
2.5. Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Dewi Andayani
(2007)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Di Sumatera Utara
Dari pengujian t-statistik disimpulkan bahwa tingkat upah berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja di Sumatera Utara
2. Ryan Andreas
(2012)
Analisis Pemgaruh Tingkat pendidikan, Tingkat kesehatan, dan Investasi terhadap Produktivitas Tenaga kerja di Kota Medan
Hasil Analisis dengan metode Ordinary Least square(OLS) Menunjukan bahwa Tingkat
Pendidikan, Tingkat Kesehatan, dan Investasi di
Estimasikan Berpengaruh Positf Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja
2.6. Kerangka Konseptual
Pada penulisan skripsi, penulis menjelaskan variabel-variabel yang saling mempengaruhi dalam bentuk gambar kerangka konseptual dan variabel-variabel lain yang mempengaruhi variabel-variabel lain yang saling mempengaruhi tersebut.
(19)
Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu ukuran sampai sejauh mana manusia atau angkatan kerja dipergunakan dengan baik dalam suatu proses produksi untuk mewujudkan hasil (output) tertentu yang diinginkan. Secara sederhana, produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input), dalam hal ini tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja dalam penelitian ini di pengaruhi oleh dua varibael yaitu tingkat upah dan tingkat pendidikan.
Tingkat Upah menurut Iman Soepomo (1987) adalah pembayaran yang diterima buruh selama ia melakukan pekerjan atau di pandang melakukan pekerjaan, pembayaran upah dapat berupa uang maupun berupa barang termasuk pengobatan, perawatan, pengakutan, perumahan, jasa, dan lain sebagainya. Tinggi rendahnya tingkat upah memberikan pengaruh pada produktivitas tenaga kerja. Dalam rangka meningkatkan kelancaran, efisiensi, dan kelangsungan hidup perusahaan, pengusaha perlu menjamin pemberian imbalan yang layak secara kemanusiaan dan susuai dengan sumbangan jasa yang dihasilkan oleh karyawan, Oleh karenanya kebijaksanaan upah disamping memperhatikan peningkatan produktivitas karyawan dan pertumbuhan produksi, perlu diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan daya beli golongan penerima upah yang rendah.
Produktivitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh variabel tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tingkat pendidikan akan memberikan pengaruh pada produktivitas tenaga kerja.
(20)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian yang memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Dari rumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah :
1. Tingkat upah berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota Binjai. 2. Tingkat pendidikan berpengaruhi positif terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota
Binjai.
Produktivitas
Tenaga Kerja
(Y)
Tingkat Upah
(X
1)
Pendidikan
(X
2)
(21)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh tingkat upah, dan angkatan kerja berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kelamin & pendidikan tertinggi yang di tamatkan kurun waktu 2005-2012.
3.2 Jenis Data
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
3.3 Pengolahan Data
Penulisan mengunakan program E-views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan proposal skripsi ini.
(22)
3.4 Model Analisis Data
Model analisi yang digunakan dalam menganalisis data adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square / OLS), dengan fungsi sebagai berikut :
Y = f (X1, X2)………... (3.1)
Kemudian di bentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan Sebagai berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2 + µ………... (3.2)
Keterangan:
Y = Produktivitas tenaga kerja (PDRB harga konstan/Jumlah Tenaga Kerja) dalam rupiah
α
= Intercept/konstanta X1= Tingkat UpahX2 = Pendidikan
Β1,β2 = Koefisien regresi
µ
= Term of ErrorBentuk hipotesisnya secara matematis adalah sebagai berikut :
1. ��
��1
> 0
, artinya jika terjadi pada X1 (tingkat upah), maka Y (Produktifitas tenaga kerja) mengalami kenaikan , ceteris paribus.2. ��
��2 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (Pendidikan), maka Y (produktivitas
(23)
3.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.5.1. Uji Normalitas
Asumsi dalam OLS adalah nilai rata-rata dari faktor penggangu ( µi ) adalah nol. Untuk
menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Jarque-Bera Test (J-B test). Untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan JB-test ini adalah dengan melihat angka Probability. Pratomo (2007 :92) menyatakan bahwa “apabila angka Probabilitinya > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probabilitinya < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
3.5.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lain. Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya multikolinear dapat ditandai dengan :
1. Standar error tidak terhingga
2. Tidak ada satu pun t-statistik yang signifikan pada 10%, =5%, 3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
4. sangat tinggi
3.5.3. Serial Correlation / Autocorrelation
Autocorrelation digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). Autocorrelation perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time series.
(24)
Gambar 3.1 Koefisien D-W
Nilai Durbin Watson kemudian dibandingkan dengan nilai t-Tabel. Hasil perbandingan
akan menghasilkan kesimpulan seperti negative sebagai berikut: 1. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif
2. Jika d > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasi negative 3. Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi 4. Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan
3.6. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Squared)
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel variabel
(25)
3.6.2. Uji t-statistik (Uji Parsial )
Uji t-statistik merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regres signifikan atau terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho : bi = b Ha : bi ≠ b
Dimana bi adalah koefisien variabel independen pertama nilai parameter hipotesis biasanya dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Bila nilai t-hitung > t-Tabel maka tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel indenpenden yang diuji berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.
Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :
t-hitung
Keterangan:
bi = Koefisien variabel independen ke-i b = nilai hipotesis nol
Sbi= Simpangan baku dari variabel independen ke-i
3.6.3. Uji F-statistik (Uji Serempak)
Variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji ini digunakan hipotesa sebagai berikut
:
Ho : b1 = b2 = bk…………bk = 0 (tidak ada pengaruh) Ha : b1 = 0……….i = 1 (ada pengaruh)
(26)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan Tabel. Jika F-hitung > F-Tabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus
:
F-hitung =
Keterangan:
�2 = koefisien determinasi
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
Dengan criteria pengujian pada tingkat kepercayaan (1- ) 100% sebagai berikut : Ho diterima jika F- hitung < F-Tabel
Ho diterima jika F- hitung > F-Tabel
3.7. Definisi Operasional
1.Produktivitas Tenaga Kerja merupakan perbandingan antara PDRB harga konstan dengan jumlah tenaga kerja dalam rupiah.
2.Upah adalah kompensasi yang diterima tenaga kerja yang dinyatakan dalam rupiah.
3.Tingkat Pendidikan merupakan tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
(27)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Binjai 4.1.1. Kondisi Geografis
Secara geografis Kota Binjai berada pada 3’31’40’’- 3’40’2” Lintang Utara dan
98’27’3’’-98’32’32’’ Bujur Timur dan terletak 28 m diatas permukaan laut. Wilayah Kota Binjai seluas 90.23km2, terletak 28 M diatas permukaan laut dan dikelilingi oleh Kab. Deli Serdang, Batas area di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kab. Deli Serdang di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kab. Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kab. Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kab. Langkat.
Binjai adalah salah sat wilayah provinsi provinsi Sumatera Utara, ibukota dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta timur dan selatan. Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan Mebidang yang meliputi kawasan dihubungkan oleh jalan raya Medan ditinjau dari
(28)
Binjai sejak lama dijuluki sebagai kota rambutan karena terkenal. Bibit rambutan asal Binjai ini telah tersebar dan dibudidayakan di berbagai tempat di Indonesia seperti
Kota Binjai terbagi atas 5 Langkat. Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Kota Binjai yang memiliki luas 9.023,62 Ha ( ± 90,23 Km2) terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan 37 (tiga puluh tujuh) Kelurahan serta mempunyai penduduk sebanyak 232.236 jiwa yang terdiri dari berbagai Etnis anatara lain Melayu,Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Karo, Batal Simalungun , Jawa, Banten, Minang, Aceh, China dan India dengan pemeluk agama mayoritas Islam dan yang mempunyai kesadaran Politik dan Keamanan yang cukup tinggi, sehingga mendukung kondisi keamanan yang sangat konduktif.
Kota Binjai sebagai Kota jasa, Perindustrian, Perdagangan dan Pemukiman telah berupaya memacu laju pertumbuhan Pembangunan yang mendukung Pertumbuhan Pembangunan yang mendukung Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai.
(29)
4.1.2. Kondisi Iklim
Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Di Kecamatan Binjai Selatan curah hujan cukup besar dibanding dengan kecamatan lainnya di Kota Binjai yaitu 214 mm/14 hari hujan, diikuti dengan Kecamatan Binjai Barat 207 mm/8 hari hujan .
4.1.3. Kondisi Demografis
Penduduk Kota Binjai pada tahun 2011 berjumlah 248.456 jiwa yang terdiri dari 124.173 laki-laki dan 124.283 perempuan dengan kepadatan penduduk 2.754 jiwa/km 2 dan rata-rata 4,32 jiwa per Rumah Tangga. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara sebanyak 71.051 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Binjai Kota yaitu sebanyak 30.473 jiwa. Kecamatan yang paling padat penduduknya terdapat di kecamatan Binjai Kota dengan kepadatan 7.396 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan yang jarang penduduknya adalah Binjai Selatan dengan kepadatan 1.631 jiwa/km2. Jumlah Rumah Tangga yang paling banyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara yaitu 16.580 rumah tangga, dan rumah tangga yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Binjai Kota yaitu 7.133 rumah tangga. Penduduk Kota Binjai didominasi oleh penduduk berusia 5-9 tahun sejumlah 23.789 jiwa yang terdiri dari 12.355 laki-laki dan 11.434 perempuan. Sedangkan jumlah paling sedikit adalah penduduk berusia 60-64 tahun berjumlah 5.473 orang terdiri dari 2.637 laki-laki dan 2.836 perempuan. Secara umum penduduk perempuan di Kota Binjai lebih banyak dari penduduk laki-laki dengan sex ratio sangat kecil tahun 2011 yakni nilainya di bawah 100. Dalam 100 jumlah penduduk perempuan terdapat 99,91 penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk menurut agama berdasarkan Susenas tahun 2010, penduduk Kota Binjai mayoritas beragama Islam yakni 85.45%. Kemudian disusul penduduk beragama
(30)
Kristen/Katolik sebesar 8.72%, penduduk beragama Budha sebesar 5.48%, penduduk beragama Hindu sebesar 0,28% dan penduduk beragama Konghucu/Aliran Kepercayaan sebesar 0,08%. Agama Islam menjadi mayoritas dapat dipahami karena berdasarkan komposisi penduduk menurut etnis, jumlah terbesar penduduknya yaitu beretnis Jawa kemudian etnis Melayu, Mandailing, Minang dan Aceh, etnis-etnis ini dalam sejarahnya memang merupakan etnis dengan sejarah perkembangan agama Islam yang kuat. agama adalah data SUSENAS 2010. Maka data 2 tahun sebelum yakni tahun 2010 dan 2011 diambil dari persentase agama dikalikan jumlah penduduk kemudian dikali 100 %. Sedangkan tahun 2012 data diperoleh dari Laporan Akhir Database Kota Binjai Tahun 2012 oleh Bappeda Kota Binjai.
4.1.4. Potensi Wilayah
Kota binjai Masih sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul kota Binjai di masa silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak di antara timur dan yaitu
Berdasarkan penuturan orang-orang tua yang yang kini sudah tiada yang diperkirakan mengetahui sejarah asal usul kota Binjai, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan yang pernah dijumpai, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat dalam rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.
Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar atau pelabuhan
(31)
yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari dari kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon dari
4.1.5. PDRB
PDRB atas harga konstan adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran yang di nilai atas dasar harga tetap (harga pada tahun dasar) yang digunakan selama satu tahun. PDRB kota Binjai pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.284.050.000 Juta. Apabila dilihat menurut harga konstan, angka tersebut dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
(32)
Tabel 4.1
Produk Domestik Regional Bruto Kota Binjai Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1994-2012
(Juta)
Tahun PDRB atas harga konstan
1994 1.001.103.000
1995 1.010.113.000
1996 1.004.304.000
1997 1.101.451.000
1998 1.101.304.000
1999 1.112.411.000
2000 1.112.563.000
2001 1.156.611.000
2002 1.233.404.000
2003 1.345.309.000
2004 1.455.203.000
2005 1.531.966.000
2006 1.613.444.000
2007 1.705.073.000
2008 1.796.236.000
2009 1.905.182.000
2010 2.020.895.000
2011 2.147.820.000
2012 2.284.050.000
(33)
4.2. Pekembangan Tenaga Kerja Di Kota Binjai
Tenaga kerja merupakan unsure utama di dalam proses produksi barang dan jasa serta mengatur sarana produksi untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Tenaga kerja merupakan bagian penting dari penduduk dimana pertumbuhan tenaga kerja sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1994 jumlah tenaga kerja sebesar 109.080 jiwa. Jumlah tenaga kerja terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 jumlah tenaga kerja yang diserap meningkat pesat yaitu sebesar 142.040 jiwa.
Krisis ekonomi menyebabkan banyaknya pengangguran dan pemutusan hubungaan kerja dari perusahaan sehingga jumlah tenaga kerja yang di serap tahun 2001 hanya sebesar 150.050 jiwa. Kemudian pada tahun 2004 keadaan ekonomi mulai pulih kembali dan jumlah tenaga kerja di kota Binjai mengalami kenaikan menjadi sebesar 198.300 jiwa dan pada tahun 2009 mencapai 221.000 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini :
(34)
Selanjutnya produktivitas tenaga kerja pada periode 1994-2012 dapat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.2
Jumlah Tenaga Kerja Kota Binjai Tahun 1994-2012 (Jiwa)
Tahun
Jumlah tenaga kerja
1994 109.080
1995 120.500
1996 123.400
1997 125.201
1998 126.449
1999 140.032
2000 142.040
2001 150.050
2002 150.080
2003 160.000
2004 198.300
2005 200.400
2006 210.000
2007 210.010
2008 210.280
2009 221.000
2010 221.300
2011 233.045
2012 254.000
(35)
4.3. Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja Di Kota Binjai
Untuk mengukur tenaga kerja didasarkan pada fungsi produktivitas cobb-Douglas, yaitu produksi rata-rata per satuan tenaga kerja dengan formula sebagai berikut :
Produktivitas Tenaga Kerja = PDRB
Jumlah Tenaga Kerja Dimana :
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan Harga konstan
(36)
Tabel 4.3
Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja Di Kota Binjai
Tahun harga konstan PDRB atas (Juta)
Jumlah tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja (Ribu)
1994
1.001.103.000 109.080 9177,69527
1995
1.010.113.000 120.500 8382,680498
1996
1.004.304.000 123.400 8138,606159
1997
1.101.451.000 125.201 8797,461682
1998
1.101.304.000 126.449 8709,471803
1999
1.112.411.000 140.032 7943,977091
2000
1.112.563.000 142.040 7832,744297
2001
1.156.611.000 150.050 7708,17061
2002
1.233.404.000 150.080 8218,310235
2003
1.345.309.000 160.000 8408,18125
2004
1.455.203.000 198.300 7338,391326
2005
1.531.966.000 200.400 7644,540918
2006
1.613.444.000 210.000 7683,066667
2007
1.705.073.000 210.010 8119,008619
2008
1.796.236.000 210.280 8542,115275
2009
1.905.182.000 221.000 8620,733032
2010
2.020.895.000 221.300 9131,924989
2011
2.147.820.000 233.045 9216,33161
2012
2.284.050.000 254.000 8992,322835
(37)
Perkembangan Produktivitas tenaga kerja di kota Binjai pada umumnya mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 1995 bernilai Rp. 9177,69527 ribu, kemudian pada tahun 1996 mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 8138,606159 ribu, Selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya terus mengalami kenaikan. Tetapi pada tahun 2004 sedikit mengalami kenaikan sebesar Rp. 7338,391326 ribu dan pada tahun 2005 menjadi Rp. 7644,540918 ribu. Pada tahun 2010 produktivitas tenaga kerja di kota Binjai mencapai Rp. 9131,924989 ribu.
4.4. Perkembangan Tingkat Upah Di Kota Binjai
Definisi Upah berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 1997 tentang ketenaga kerjaan :“Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas suatu jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undang termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya”.
Besarnya UMR (Upah Minimum Regional) yang sekarang lazim dikenal dengan Upah Minimum Propinsi (UMP) tiap tahunnya terus mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini didasarkan pada kebutuhan fisik/hidup minimum, indeks harga konsumen, perluasan kesempatan kerja, upah pada umumnya yang berlaku secara regional, kelangsungan perusahaan, dan tingkat perkembangan ekonomi refional atau pun nasional.
Pada tahun 1994-1997 tingkat upah masih di kenal dengan nama UMR(Upah Minimum Regional), yang besarnya berturut-turut Rp. 650.404; Rp 668.097; Rp. 769.644 dan Rp.710.850. Kemudian pada tahun 1998 sampai sekarang tingkat upah dikenal dengan nama UMP (Upah Minimum Propinsi), Upah Minimum Regional naik Rp. 810.000 pada tahun 1998 dan pada tahun 2003 UMR kota Binjai semakin meningkat menjadi Rp.888.000 dan pada tahun 2004 menurun sebesar Rp. 800.200.
(38)
TABEL 4.4
Perkembangan UMR tahun 1994-2012 Di kota Binjai
(Rp)
Tahun UMR/UMP
1994 650.404 1995 668.097 1996 769.644 1997 710.850 1998 810.000 1999 988.000 2000 710.000 2001 830.000 2002 934.000 2003 888.000 2004 800.200 2005 825.000 2006 830.000 2007 770.000 2008 825.000 2009 925.000 2010 980.000 2011 1.170.000 2012 1.201.000 Sumber :Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (sudah diolah)
(39)
4.5. Hasil Model Estimasi
Berdasarkan data yang diperlukan didalam model estimasi diperoleh dan dianalis melalui persamaan linier dan melalui perhitungan computer (lampiran) diperoleh koefisien dan besaran statistic sebagai berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2 + µ
Berikut ini hasil pengolahan data dengan menggunakan metode OLS ()rdinary Least Square) :
Tabel4.5 Hasil Regresi Dependent Variable: Y
Method: Least Squares Date: 27/06/14 Time: 06:33 Sample: 1994 2012
Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11390.41 1640.041 6.945196 0.0000
X1 0.002660 0.000900 2.955881 0.0093
X2 -56.33470 20.63658 -2.729846 0.0148
R-squared 0.392681 Mean dependent var 8347.670
Adjusted R-squared 0.316766 S.D. dependent var 569.0712
S.E. of regression 470.3828 Akaike info criterion 15.28891
Sum squared resid 3540159. Schwarz criterion 15.43803
Log likelihood -142.2446 Hannan-Quinn criter. 15.31415
F-statistic 5.172641 Durbin-Watson stat 1.542098
Prob(F-statistic) 0.018507
Dari hasil regresi diatas, dapat dibentuk model hasil estimasi sebagai berikut : Y = 11390.41+ 0.002660X1 + -56.33470X2
(40)
4.6. Interpretasi Model
Berdasarkan model estimasi di atas dapat di jelaskan pengaruh variabel independen yaitu X1 (tingkat upah) dan X2 (pendidikan), di kota Binjai sebagai berikut :
4.6.1. Tingkat Upah
Tingkat upah (X1) berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regres X1, yaitu sebesar 0.002660. Artinya, apabila X1 (tingkat upah ) naik Rp 1 perbulan, maka Y (produktivitas tenaga kerja ) akan naik sebesar Rp 0.003 (ceteris paribus). Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal.
4.6.2. Pendidikan
Pendidikan (X2) berpengaruh negatif terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi X2, yaitu sebesar -56.33470 Artinya, apabila X2 (pendidikan) naik 1%, maka Y (produktivitas tenaga kerja) akan turun sebesar 56.33 juta (ceteris paribus). Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal.
4.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 4.7.1. Uji Normalitas
Untuk melihat apakh data telah berdistribusi normal dengan menggunakan JB-test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
(41)
0 1 2 3 4 5
-1000 -750 -500 -250 0 250 500 750
Series: Residuals Sample 1994 2012 Observations 19 Mean 3.14e-12 Median 29.13742 Maximum 722.0975 Minimum -882.6037 Std. Dev. 443.4811 Skewness -0.268002 Kurtosis 2.159835 Jarque-Bera 0.786265 Probability 0.674939
Sumber : Hasil Regresi Eviews 4.1
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Dari tampilan di atas ditemukan bahwa angka probability adalah 0,674939 dengan demikian data telah berdistribusi normal karena angka probability 0,674939 > 0,05.
4.7. 2. Uji Multikolinieritas
Adanya Multikolinieritas ditandai dengan :
1. Nilai standart errornya memiliki nilai yang tak terhingga atau cukup besar.
2. Sebagian besar tanda arah dari koefisien regresi berlawanan dengan teori atau hipotesis. 3. Nilai koefisien determinasinya (R2) tinggi > 0,8 tetapi hanya sedikit variabel independen
yang signifikan mempengaruhi variabel dependen melalui uji t. 4. Uji-t (t-rasio) tidak signifikan.
5. Adanya korelasi antar variabel independen ditandai dengan nilai koefisien korelasi diatas 0,85.
Dari hasil regresi, tidak terdapat multikolinieritas antara variabel independen karena tidak terdapat nilai koefisien diatas 0,85.
(42)
4.7.3. Autokorelasi
Untuk mengetahui adanya autokorelasi, harus dilakukan pengujian. a. Hipotesis : Ho : p = 0, artinya tidak ada autokorelasi
Ha : p ≠ 0, artinya ada autokorelasi
b. Kriteria pengambilan keputusan :
0 < d < dL : Menolak Ho : ada autokorelasi positif
dL≤ d ≤ du : Daerah keragu-raguan (Indecision): tidak ada
keputusan
du ≤ d ≤ 4-du : Menerima Ho : tidak ada autokorelasi positif/negative
4- du≤ d ≤ 4-dL : Daerah keragu-raguan (Indecision): tidak ada
keputusan
4- dL ≤ d ≤ 4 : Menolak Ho : ada autokorelasi negative
c. d = 1.542098 ( Hasil regres) d. α = 1% k : 2 n : 20 e. Keputusan :
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa 0 < d < dL ( 1.542098 > 0.85),
Artinya Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi negatif. Karena terdapat autokorelasi negatif maka harus diobatin. Ada beberapa cara yang dapat di lakukan untuk mengobatin autokorelasi. Metode yang digunakan untuk mengobati masalah autokorelasi adalah dengan mencari nilai p yang sesungguhnya. Pada metode ini, nilai p harus di estimasikan dengan cara menggunakan model AR (1). Model AR (1) ini dapat menjadi dasar dalam membuat perbedaan guna
(43)
menghilangkan autokorelasi pada persamaan. Untuk itu, dalam estimasi regresi perlu ditambahkan AR(1) sehingga variabel bebas (Independent variabel) jika di uji hasilnya akan seperti tabel berikut :
4.8. Test of Goodness of fit (Uji Kesuaian) 4.8.1. Koefisien determinasi (R2)
Berdasarkan hasil estimasi program E-views dapat dilihat nilai R-square adalah sebesar 0.392681 yang berarti bahwa variabel X1 (tingkat upah) dan X2 (pendidikan), secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan variabel Y (produktifitas tenaga kerja ) sebesar 39,26%.
4.8.2. Uji T-Statistik (Uji Parsial) 4.8.3. Tingkat Upah
Untuk variabel X1 (tingkat upah) di peroleh nilai t-hitung sebesar 0.002660 dengan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,001. Dengan demikian Ha diterima, karena nilai probalititas lebih kecil dari nilai α 0,5 (0.0093 < 0.05). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (tingkat upah) berhubungan nyata atau signifikan terhadap variabel Y (produktifitas tenaga kerja) dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 95%. (α = 5%).
4.8.4. Tingkat Pendidikan
Untuk variabel X2 (Tingkat Pendidikan) diperoleh nilai probabilitas 0.0148. Dengan demikian Ho diterima, karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai α 0,05 (0.0148 < 0,05). berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Tingkat Pendidikan) berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel Y (produktifitas tenaga kerja) dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 95% (α=5%).
(44)
4.8.3. Uji F-Statistik (Uji Serempak)
Untuk membuktikan nilai R-square tersebut diatas, maka di lakukan pengujian dengan menggunakan uji F.Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : β1 = β2 = 0
Ha: β1 = β2 ≠ 0
Artinya berdasarkan data yang tersedia akan dilakukan pengujian terhadap β1 dan β2 secara bersama-sama apakah sama dengan nol yang berarti tidak berpengaruh terhadap variabel terikat, atau tidak sama dengan nol yang berarti mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil estimasi program E-Views, di peroleh nilai F-hitung sebesar 5.172641 dengan nilai probabilitas (signifikan) adalah sebesar 0.0093. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha
di terima, karena nilai probalitasnya (signifikansi) lebih kecil dari nilai α 0,05 (0.0093 < 0.05). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (tingkat upah) dan X2 (pendidikan) secara serempak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap Y (produktifitas tenaga kerja) kota Binjai. Pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%), Artinya variabel-variabel independen signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
(45)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian –uraian sebelumnya maka dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Tingkat upah berpengaruh positif terhadap produktifitas tenaga kerja di kota Binjai. Hal ini di tunjukan oleh koefisien regresinya yaitu sebesar 0.002660. Artinya, apabila tingkat upah naik sebesar Rp 1 perbulan maka produktifitas tenaga kerja naik sebesar 0.003 (ceteris paribus). Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal. Dari penguji t-statistik juga dapat disimpulkan bahwa tingkat upah berpengaruh nyata atau signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai pada tingkat kepercayaan 95%.
2. Tingkat pendidikan berhubungan negatif terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota Binjai. Hal ini ditunjukan oleh koefisien regresinya, yaitu sebesar -50,33. Namun dari hasil pengujian t-statistik pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh nyata atau signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota Binjai.
(46)
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis, yaitu:
1 Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Kota Binjai berdasarkan tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang ada, maka pemerintah diharapkan agar lebih meningkatkan pelaksanaan program-program yang bersifat padat karya.
2 Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Kota Binjai, maka pemerintah diharapkan dapat membuat kebijakan upah yang sesuai, karena dari hasil analisis menyatakan bahwa tingkat upah berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota Binjai. Selain itu juga diharapkan agar pemerintah lebih meningkatkan pelaksanaan program pelatihan tenaga kerja.
3 Kepada para pengusaha diharapkan untuk lebih menjamin kesejahteraan tenaga kerjanya dengan menetapkan upah yang sesuai, tidak hanya berpatok pada kebijakan UMP.
4 Tenaga kerja juga diharapkan mau mengikuti program pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas mereka.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Amang, Beddu. 1993. Masalah Pendidikan dan Angkatan Kerja. Jakarta : Penerbit PT. Dharma Karsa Utama
Andayani, Dewi. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Di Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan. Andreas, Ryan. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan, dan Investasi
terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di Kota Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Arif, sritua. 1993. Metode penelitian Ekonomi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press) Bakir, Zainab.1984. Angkatan kerja di Indonesia. Jakarta : Penerbit CV. Rajawali
Iqbal, Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dangan Statistik : Penerbit Bumi Aksara Musanef. 1986. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta :Departemen Tenaga Kerja. Sinungan, Muchdarsyah. 1985. Produktivitas : Apa dan Bagaimana, Edisi II. Jakarta Penerbit
Bumi Aksara.
Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi & Perencanaan regional. Medan: Pustaka bangsa Press Soepomo, Iman. 1989. Hukum Perburuan Undang-Undang dan Peraturan. Jakarta : Penerbit
Djambatan
Tjiptoheriyanto, Priyono. 1996. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007.Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika, USU press, Medan.
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2011 Bps kota Binjai BPS binjai judul binjai dalam angka 2004
Statistik daerah kota binjai 2011 bps binjai
Bappeda Kota Binjai
(48)
Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.7 mei2014
(49)
Lampiran 1
Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja
Tahun PDRB atas harga konstan (Juta)
UMR/UMP (RP)
Jumlah tenaga kerja (jiwa)
Produktivitas tenaga kerja
(Ribu)
Tingkat Pendidikan
1994 1.001.103.000 650.404 109.080 9177,69527 80,23
1995 1.010.113.000 668.097 120.500 8382,680498 83,14
1996 1.004.304.000 769.644 123.400 8138,606159 84,02
1997 1.101.451.000 710.850 125.201 8797,461682 87,28
1998 1.101.304.000 810.000 126.449 8709,471803 87,2
1999 1.112.411.000 988.000 140.032 7943,977091 92,17
2000 1.112.563.000 710.000 142.040 7832,744297 97,2
2001 1.156.611.000 830.000 150.050 7708,17061 98,39
2002 1.233.404.000 934.000 150.080 8218,310235 98,45
2003 1.345.309.000 888.000 160.000 8408,18125 98,66
2004 1.455.203.000 800.200 198.300 7338,391326 98,75
2005 1.531.966.000 825.000 200.400 7644,540918 98,33
2006 1.613.444.000 830.000 210.000 7683,066667 98,11
2007 1.705.073.000 770.000 210.010 8119,008619 98,31
2008 1.796.236.000 825.000 210.280 8542,115275 98,28
2009 1.905.182.000 925.000 221.000 8620,733032 99,18
2010 2.020.895.000 980.000 221.300 9131,924989 99,19
2011 2.147.820.000 1.170.000 233.045 9216,33161 99,22
(50)
Lampiran 2
Hasil Pengolahan Data Eviews 4.1 Dependent Variable: Y
Method: Least Squares Date: 27/06/14 Time: 06:33 Sample: 1994 2012
Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11390.41 1640.041 6.945196 0.0000
X1 0.002660 0.000900 2.955881 0.0093
X2 -56.33470 20.63658 -2.729846 0.0148
R-squared 0.392681 Mean dependent var 8347.670
Adjusted R-squared 0.316766 S.D. dependent var 569.0712
S.E. of regression 470.3828 Akaike info criterion 15.28891
Sum squared resid 3540159. Schwarz criterion 15.43803
Log likelihood -142.2446 Hannan-Quinn criter. 15.31415
F-statistic 5.172641 Durbin-Watson stat 1.542098
(51)
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas
Obs X1 X2 Y
1994 650404 80.23 9.177.695
1995 668097 83.14 8.382.680
1996 769644 84.02 8.138.606
1997 710850 87.28 8.797.462
1998 810000 87.2 8.709.472
1999 988000 92.17 7.943.977
2000 710000 97.2 7.832.744
2001 830000 98.39 7.708.171
2002 934000 98.45 8.218.310
2003 888000 98.66 8.408.181
2004 800200 98.75 7.338.391
2005 825000 98.33 7.644.541
2006 830000 98.11 7.683.067
2007 770000 98.31 8.119.009
2008 825000 98.28 8.542.115
2009 925000 99.18 8.620.733
2010 980000 99.19 9.131.925
2011 1170000 99.22 9.216.332
(52)
LAMPIRAN 4 Uji Normalitas
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/07/14 Time: 21:01 Sample: 1994 2012
Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7270.857 754.2851 9.639401 0.0000
X1 0.001256 0.000868 1.448187 0.1658
R-squared 0.109819 Mean dependent var 8347.670
Adjusted R-squared 0.057456 S.D. dependent var 569.0712
S.E. of regression 552.4812 Akaike info criterion 15.56602
Sum squared resid 5189002. Schwarz criterion 15.66543
Log likelihood -145.8772 Hannan-Quinn criter. 15.58284
F-statistic 2.097246 Durbin-Watson stat 0.843878
Prob(F-statistic) 0.165757
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/07/14 Time: 21:03 Sample: 1994 2012
Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 10376.81 1934.635 5.363705 0.0001
X2 -21.47469 20.42810 -1.051233 0.3079
R-squared 0.061038 Mean dependent var 8347.670
Adjusted R-squared 0.005804 S.D. dependent var 569.0712
S.E. of regression 567.4172 Akaike info criterion 15.61937
Sum squared resid 5473359. Schwarz criterion 15.71878
Log likelihood -146.3840 Hannan-Quinn criter. 15.63619
F-statistic 1.105090 Durbin-Watson stat 0.694360
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Amang, Beddu. 1993. Masalah Pendidikan dan Angkatan Kerja. Jakarta : Penerbit PT. Dharma Karsa Utama
Andayani, Dewi. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Di Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Andreas, Ryan. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan, dan Investasi
terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di Kota Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Arif, sritua. 1993. Metode penelitian Ekonomi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press) Bakir, Zainab.1984. Angkatan kerja di Indonesia. Jakarta : Penerbit CV. Rajawali
Iqbal, Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dangan Statistik : Penerbit Bumi Aksara Musanef. 1986. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta :Departemen Tenaga Kerja. Sinungan, Muchdarsyah. 1985. Produktivitas : Apa dan Bagaimana, Edisi II. Jakarta Penerbit
Bumi Aksara.
Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi & Perencanaan regional. Medan: Pustaka bangsa Press Soepomo, Iman. 1989. Hukum Perburuan Undang-Undang dan Peraturan. Jakarta : Penerbit
Djambatan
Tjiptoheriyanto, Priyono. 1996. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007.Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam
Ekonometrika, USU press, Medan.
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2011 Bps kota Binjai BPS binjai judul binjai dalam angka 2004
Statistik daerah kota binjai 2011 bps binjai
Bappeda Kota Binjai
(2)
Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.7 mei2014
(3)
Lampiran 1
Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja
Tahun PDRB atas harga konstan (Juta)
UMR/UMP (RP)
Jumlah tenaga kerja (jiwa)
Produktivitas tenaga kerja
(Ribu)
Tingkat Pendidikan
1994 1.001.103.000 650.404 109.080 9177,69527 80,23
1995 1.010.113.000 668.097 120.500 8382,680498 83,14
1996 1.004.304.000 769.644 123.400 8138,606159 84,02
1997 1.101.451.000 710.850 125.201 8797,461682 87,28
1998 1.101.304.000 810.000 126.449 8709,471803 87,2
1999 1.112.411.000 988.000 140.032 7943,977091 92,17
2000 1.112.563.000 710.000 142.040 7832,744297 97,2
2001 1.156.611.000 830.000 150.050 7708,17061 98,39
2002 1.233.404.000 934.000 150.080 8218,310235 98,45
2003 1.345.309.000 888.000 160.000 8408,18125 98,66
2004 1.455.203.000 800.200 198.300 7338,391326 98,75
2005 1.531.966.000 825.000 200.400 7644,540918 98,33
2006 1.613.444.000 830.000 210.000 7683,066667 98,11
2007 1.705.073.000 770.000 210.010 8119,008619 98,31
2008 1.796.236.000 825.000 210.280 8542,115275 98,28
2009 1.905.182.000 925.000 221.000 8620,733032 99,18
2010 2.020.895.000 980.000 221.300 9131,924989 99,19
2011 2.147.820.000 1.170.000 233.045 9216,33161 99,22
(4)
Hasil Pengolahan Data Eviews 4.1 Dependent Variable: Y
Method: Least Squares Date: 27/06/14 Time: 06:33 Sample: 1994 2012
Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 11390.41 1640.041 6.945196 0.0000 X1 0.002660 0.000900 2.955881 0.0093 X2 -56.33470 20.63658 -2.729846 0.0148 R-squared 0.392681 Mean dependent var 8347.670 Adjusted R-squared 0.316766 S.D. dependent var 569.0712 S.E. of regression 470.3828 Akaike info criterion 15.28891 Sum squared resid 3540159. Schwarz criterion 15.43803 Log likelihood -142.2446 Hannan-Quinn criter. 15.31415 F-statistic 5.172641 Durbin-Watson stat 1.542098 Prob(F-statistic) 0.018507
(5)
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas
Obs X1 X2 Y
1994 650404 80.23 9.177.695
1995 668097 83.14 8.382.680
1996 769644 84.02 8.138.606
1997 710850 87.28 8.797.462
1998 810000 87.2 8.709.472
1999 988000 92.17 7.943.977
2000 710000 97.2 7.832.744
2001 830000 98.39 7.708.171
2002 934000 98.45 8.218.310
2003 888000 98.66 8.408.181
2004 800200 98.75 7.338.391
2005 825000 98.33 7.644.541
2006 830000 98.11 7.683.067
2007 770000 98.31 8.119.009
2008 825000 98.28 8.542.115
2009 925000 99.18 8.620.733
2010 980000 99.19 9.131.925
2011 1170000 99.22 9.216.332
(6)
Uji Normalitas Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/07/14 Time: 21:01 Sample: 1994 2012
Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7270.857 754.2851 9.639401 0.0000 X1 0.001256 0.000868 1.448187 0.1658 R-squared 0.109819 Mean dependent var 8347.670 Adjusted R-squared 0.057456 S.D. dependent var 569.0712 S.E. of regression 552.4812 Akaike info criterion 15.56602 Sum squared resid 5189002. Schwarz criterion 15.66543 Log likelihood -145.8772 Hannan-Quinn criter. 15.58284 F-statistic 2.097246 Durbin-Watson stat 0.843878 Prob(F-statistic) 0.165757
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/07/14 Time: 21:03 Sample: 1994 2012
Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10376.81 1934.635 5.363705 0.0001 X2 -21.47469 20.42810 -1.051233 0.3079 R-squared 0.061038 Mean dependent var 8347.670 Adjusted R-squared 0.005804 S.D. dependent var 569.0712 S.E. of regression 567.4172 Akaike info criterion 15.61937 Sum squared resid 5473359. Schwarz criterion 15.71878 Log likelihood -146.3840 Hannan-Quinn criter. 15.63619 F-statistic 1.105090 Durbin-Watson stat 0.694360 Prob(F-statistic) 0.307866