Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut di lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN RIORITAS
MASALAH KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN:
NYERI AKUT DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN
HARJOSARI II KECAMATAN
MEDAN AMPLAS
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh:
EWI NORA NOPWI MANIK
122500089
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
(2)
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut di lingkungan IX
Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan ahlimadya keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, Ns., MNS, selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS, selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp., MNS, selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
(5)
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Mula Tarigan, S.Kp., M.Kes, selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp., M.Pd, selaku dosen penguji saya yang telah meluangkan waktu dan yang telah memberi saran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
8. Terkhususnya kepada orangtua saya tercinta, Ibu (E.Silalahi) yang selalu memberikan dukungan moril maupun materi dengan penuh kasih sayangbegitu juga kepada abang saya (Kardi Manik dan Jerry Manik) dan juga kepada kakak saya (Maria Manik dan Yenni Manik) yang selalu memberi dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi DIII Keperawatan stambuk 2012 yang telah mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Tujuan Penulisan... 4
C. Manfaat... 5
BAB II PENGELOLAAN KASUS... 6
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar RasaNyaman: Nyeri Akut ... 6
1. Pengkajian... 10
2. Analisa Data... 12
3. Rumusan Masalah... 13
4. Diagnosa Keperawatan... 14
5. Perencanaan Keperawatan... 15
B. Asuhan Keperawatan Kasus... 16
a. Pengkajian... 16
(7)
c. Rumusan Masalah... 28
d. Diagnosa Keperawatan... 31
e. Perencanaan Keperawatan... 31
f. Implementasi dan Evaluasi... 32
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN... 40
A. Kesimpulan... 40
B. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisa data subjektif, data objektif, etiologi dan masalah
keperawatan... 22
Tabel 2.2 Diagnosa keperawatan dan perencanaan... 25
(9)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan keseluruhan aspektersebut. Ketika klien yang dirawat di rumah sakit perawat harus dapat memberikan perhatian bukan hanya pada aspek biologis, tetapi juga pada aspek psiko-sosio-spritual-kultural. Sebagai seorang perawat harus mempunyai keyakinan bahwa klien yang dirawatnya bisa bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhannya, dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, terus-menerus menghadapi perubahan lingkungan, dan berusaha beradaptasi dengan lingkungan (Asmadi, 2008).
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia. Walaupun setiap orang mempunyai sifat kebutuhan yang unik, tetapi setiap orang mempunyai jenis kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi seseorang pada rentang sehat-sakit. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan (Potter & Perry, 2005).
Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow ada lima tingkatan prioritas.Tingkatan yang paling mendasar atau yang pertama meliputi kebutuhan dasar fisiologis seperti udara, air, dan makanan. Tingkat yang kedua meliputi
(10)
psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial, dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa berguna, penerimaan, dan kepuasan diri. Tingkatan yang akhir adalah kebutuhan aktualisasi diri, pernyataan dari penerimaan yang penuh potensi dan memiliki kemampuan untuk memecahakan masalah dan mengatasinya dengan cara realistis yang berhubungan dengan situasi hidup.
Kebutuhan fisiologis memiliki perioritas tertinggi dalam hierarki Maslow. Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologi (Maslow, 1970). Misalnya, seseorang yang kekurangan makanan,keselamatan, dan cinta biasanya mencari makanan sebelum mencari cinta. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu atau penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan: oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat, dan seks (Potter & Perry, 2005).
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis tubuh. Sebagai syarat dasar, kebutuhan fisiologis ini mutlak terpenuhi. Jika tidak, ini dapat berpengaruh terhadap kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen dapat mangalami ketidaknyamanan atau bahkan kematian. Peran perawat disini adalah membantu klien memenuhi kebutuhan fisiologis mereka. Kebutuhan fisiologis tersebut meliputi oksigen, air, makanan, eliminasi, istirahat dan tidur, penanganan nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual, dan lain-lain (Asmadi, 2008).
(11)
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di Medan Amplas diperoleh data yang menunjukkan bahwa masalah gangguan rasa nyaman (nyeri) mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar pasien diantaranya mempengaruhi pemenuhan kebutuhan rasa nyaman, tidur dan nutrisi.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) merupakan kondisi perasaan tidak menyenangkan yang bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam skala hal atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami.
Diagnosa Keperawatan yang disepakati oleh Nanda internasional (2012-2014). Diagnosa Nyeri termasuk kedalam kelas 1 yaitu keyamanan fisik yang merupakan rasa kesejahteraan atau kenyamanan dan terbebas dari rasa nyeri. Kenyamanan menjadi domain yang ke-12 dari 13 domain yang terdiri dari 3 kelas. Setiap individu membutuhkan rasa nyaman, kebutuhan rasa nyaman ini dipersepsikan berbeda pada setiap orang. Ada yang mengepresikan bahwa hidup terasa nyaman bila tidak ada gangguan dalam hidupnya. Dalam konteks keperawatan, perawat harus memperhatikan dan memenuhi rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman yang dialami klien diatasi perawat melalui intervensi keperawatan. Kondisi ketidaknyaman yang paling sering dihadapi klien adalah nyeri. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyaman yang bersifat individual. Klien merespon nyeri yang dialaminya dengan beragam cara, misalnya berteriak, meringis dan lain-lain. Oleh kerena nyeri bersifat, maka perawat harus peka terhadap sensasi nyeri yang dialami klien (Potter dan Perry, 2005).
(12)
Untuk itu kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman (nyeri) harus di perhatikan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah terkait Gangguan Rasa Nyaman:Nyeri Akutpada Ny.N di Medan Amplas.
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien Ny.N dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Akut
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.N dengan gangguan rasa nyaman: nyeri akut
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.N dengan gangguan rasa nyaman: nyeri akut
c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada Ny.N dengan gangguan rasa nyaman: nyeri akut
d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Ny.N dengan gangguan rasa nyaman: nyeri akut
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny.N dengan gangguan rasa nyaman: nyeri akut.
C. Manfaat Penelitian
(13)
Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah wawasan dalam memahami penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya bagi pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman: nyeri akut. 2. Bagi Praktik Keperawatan
Menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman: nyeri akut.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Untuk memperoleh pengetahuan tentang cara merawat dan memenuhi kebutuhan rasa nyaman.
4. Bagi Penulis
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah gangguan rasa nyaman: nyeri akut.
(14)
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut
Menurut Mahon (1994) dalam Potter dan Perry (2005), nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan/atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seseorang individu.
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Hal tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien (Asmadi, 2008).
Menurut Hidayat (2009) nyeri merupakan kondisi perasaan tidak menyenangkan yang bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat menjelakan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami.
1. Pengkajian
Menurut NIH (1986), McGuire (1992), dalam Potter dan Perry (2005), Pengkajian nyeri yang tepat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi respon klien terhadap terapi. Walaupun pengkajian nyeri merupakan aktivitas yang paling umum dilakukan perawat,
(15)
pengkajian nyeri merupakan salah satu pengkajian yang sulit dilakukan. Perawat harus menggali pengalaman nyeri dari sudut pandang klien. Penting untuk menginterpretasi secara cermat tanda-tanda nyeri mengingat komponen fisik dan psikologis dari suatu nyeri mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri.
Saat mengkaji nyeri, perawat harus sensitif terhadap tingkat kenyamanan klien. Apabila nyeri bersifat akut atau parah, ada kemungkinan klien dapat memberi penjelasan yang terinci tentang pengalaman nyerinya secara keseluruhan. Selama episode nyeri akut, tindakan perawat yang utama adalah mengkaji perasaan klien, menetapkan respon fisiologi klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri, tingkat keparahan, dan kualitas nyeri. Untuk klien yang mengalami nyeri kronik, cara pengkajian yang paling baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku, afektif, kognitif, perilaku dari pengalaman nyeri dan pada riwayat nyeri tersebut atau konteks nyeri tersebut.Pengkajian nyeri yang dilakukan meliputi pengkajian data subjektif dan data objektif.
1. Data subjektif
a) Karakteristik Nyeri dengan menggunakan metode P, Q, R, S, T diantaranya faktor pencetus (provocate) yaitu perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang dapat mencetuskan nyeri.
(16)
Kualitas (Quality) yaitu kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk dan lain-lain, dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.
Lokasi (Region) yaitu untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien untuk menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk melokalisasi nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar).
Keparahan (Severe) yaitu tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak ada nyeri nyeri sedang nyeri berat
Durasi (Time) yaitu perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat
menanyakan: „kapan nyeri mulai dirasakan?‟, „sudah berapa lama nyeri dirasakan?‟, „apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu
(17)
yang sama setiap hari?‟,‟seberapa sering nyeri kambuh?‟ atau dengan kata-kata lain yang semakna.
b) Faktor yang meredakan nyeri, misalnya gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obatan bebas, dan apa yang dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyerinya.
c) Efek nyeri terhadap klien. Apabila klien mengalami nyeri maka perawat perlu mengkaji kata-kata yang diucapkan, respon verbal (meringis, menangis), gerakan wajah dan tubuh (meringis sambil mengguling ke kanan, melindungi area nyeri), interaksi sosial klien, dan aktivitas klien.Pada aktivitas sehari-hari nyeri menyebabkan klien kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas rutin.Seperti pada kehidupan sehari-hari, misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai.
d) Kekhawatiran klien tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah yang luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri.
2. Data objektif a) Respon perilaku
Respon perilaku yang ditunjukkan klien yang mengalami nyeri bermacam-macam. Perawat perlu belajar dan mengenal berbagai respon perilaku tersebut untuk memudahkan dan membantu dalam mengidentifikasi masalah nyeri yang dirasakan pasien.
(18)
Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menopang bagian nyeri yang sakit, menggeretakkan gigi, menunjukkan ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengerang, mengaduh, menjerit, meraung.
b) Respon Afektif
Respon afektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri. Ansietas (kecemasan) perlu digali dengan menanyakan pada
pasien seperti: „apakah anda saat ini merasakan cemas?‟. Selain itu
juga adanya depresi, ketidaktertarikan pada aktivitas fisik dan perilaku menarik diri dari lingkungan perlu diperhatikan.
2. Analisa data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan pasien, kemampuan pasien mengelolah kesehatan terhadap dirinya sendiri. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap pasien.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar itu
(19)
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencananakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien.
Pengumpulan data tujuannya adalah memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien, menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien, menilai keadaaan kesehatan pasien, membuat keputusan yang tepat menentukan langkah-langkah berikutnya.
Tipe data terbagi dua, yaitu data subyektif dan data objektif. Data subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bsa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien terhadap status kesehatan lainnya. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, berat badan, dan tingkat kesadaran.
Menurut Wilkinson dan Ahren (2011), menyatakan bahwabatasan karakteristik untuk diagnosa keperawatan nyeri akut dan nyeri kronis dibagi menjadi data subjektif dan data objektif.
Data subjektif untuk nyeri akut adalah mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat dan Data objektif adalah Posisi untuk menghindari nyeri, perubahan tekanan darah, pernafasan, perubahan selera makan, perilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir, mencari orang atau aktivitas), perilaku ekspresif (misalnya, gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan
(20)
berlebihan, peka terhadap ransang, dan menghela nafas panjang), wajah topeng (nyeri), perilaku menjaga atau sikap melindungi dan gangguan tidur
Data subjektif untuk nyeri kronis adalah keletihan, takut kembali terluka, dan Data objektif adalah anoreksia, perubahan pola tidur, wajah topeng, perilaku melindungi, penurunan interaksi dengan orang lain, gelisah, dan perubahan berat badan.
3. Rumusan masalah a) Nyeri akut
Defenisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan karakteristik:
a. Perubahan selera makan b. Perubahan tekanan darah c. Perubahan frekuensi jantung d. Perubahan frekuensi pernapasan e. Laporan isyarat
f. Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis, waspada, mendesah)
(21)
g. Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
h. Sikap melindungi area nyeri i. Indikasi nyeri yang dapat diamati j. Melaporkan nyeri secara verbal k. Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan:
Agens cedera (mis, biologis, zat kima, fisik, psikologis) b) Nyeri kronis
Defenisi: pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga berat, terjadi yang dapat diantispasi atau diprediksi berlangsung >6 bulan.
Batasan karakteristik: a. Anoreksia
b. Atrofi kelompok otot yang terserang c. Perubahan pola tidur
d. Skala keluhan e. Depresi f. Masker wajah
g. Takut terjadi cedera berulang h. Sikap melindungi area nyeri
(22)
j. Gelisah
k. Penurunan interaksi dengan orang lain Faktor yang berhubungan:
a. Ketunadayaan fisik kronis b. Ketunadayaan psikososial kronis
4. Diagnosa keperawatan
Terdapat dua diagnosa keperawatan utama yang dapat digunakan untuk menggambarkan nyeri pada klien yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Menurut
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2012), nyeri akut
didefenisikan sebagai „suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dan intensitas yang ringan sampai berat, dapat diprediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari enam
bulan‟ (NANDA, 2012). Nyeri kronis didefenisikan sebagai „suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dari intensitas yang ringan sampai berat, tidak dapat diprediksi berakhirnya dan durasi lebih dari enam bulan‟ (NANDA, 2012).
5. Perencanaan keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang diperoleh, menurut Wilkinson dan Ahren (2011),intervensi keperawatan pada pasien dengan diagnosa keperawatan nyeri akut dan nyeri kronis adalah:
(23)
1. Nyeri Akut
Intervensi Keperawatan
a) Kaji nyeri yang meliputi lokasi, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya. b) Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada
mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif.
c) Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur. d) Ajarkan penggunaan tehnik nonfarmakologis (misalnya, hipnosis,
relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas, kompres hangat atau dingin, dan masase sebelum, setelah dan jika memungkinkan selama aktivitas yang menimbulkan nyeri.
e) Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui televisi, radio, tape dan interaksi dengan pengunjung.
f) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya suhu ruangan, pencahayaan, dan kegaduhan).
2. Nyeri Kronis
Intervensi Keperawatan
(24)
b) Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup (misalnya, tidur, selera makan, aktivitas, kognisi, alam perasaan, hubungan, kinerja, dan tanggungjawab peran)
c) Tawarkan tindakan meredakan nyeri untuk membantu pengobatan nyeri (misalnya, tehnik relaksasi, dan masase punggung).
d) Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri
e) Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk peredaan nyeri
Menurut Potter dan Perry (2005), intervensi keperawatan dengan diagnosa nyeri kronis adalah:
Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Rasional Tujuan: klien secara
aktif akan
berpartisipasi dalam rencana pelaksanaan nyeri
Kriteria hasil: klien mempertahankan dan berespons pada terapi pengontrolan nyeri 1. Implementasi penatalaksanaan obat dengan Fentanyl transdermal, jelaskan pada klien tentang efek samping yang
diharapkan, cara pemecahan untuk nyeri akut
2. Minta klien utuk memilih terapi yang telah mengatasi nyerinya di waktu lampau (misalnya, distraksi selama permainan kartu, berbaring di tempat tidur dengan posisi
semi-fowler
3. Minta klien untuk menyelesaikan catatan tentang nyeri yaitu tipenya, menggunakan tindakan pengontrol nyeri, dan memperoleh penghilang nyeri
1. Obat transdermal menghindari absorbsi gastroinstestinal. Obat diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan.
2. Kontrol diri menunjukkan
kemampuan seseorang untuk menentukan keadaan dengan cepat melalui tindakannya.
3. Pencatatan
pengalaman nyeri dan tindakan mengatasi nyeri akan
meningkatkan kontrol persepsi klien
(25)
melakukan masase punggung dengan usapan lembut
adalah upaya yang mudah dilakukan, memakan waktu yang singkat, dan telah terbukti menyebabkan relaksasi.
(26)
B.Asuhan Keperawatan Kasus a. Pengkajian
I. Biodata pasien
Nama : Ny. N Jenis kelamin : Perempuan Umur : 32 Tahun Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Bajak II, Kel. Horjasari II, Kec. Medan Amplas
Golongan darah : O
Tanggal pengkajian : 18 Mei 2015
II. Keluhan Utama
Pasien mengeluh adanya nyeri ulu hati seperti tertusuk-tusuk ± 1 minggu, tidurnya terganggu, nafsu makan berkurang, adanya mual dan ingin muntah ketika mau makan dan setelah makan.
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Provocative/palliative
(27)
Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Pasien mengatakan minum obat dan beristirahat
b. Quantity/quality
Bagaimana dirasakan : Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk Bagaimana dilihat : Pasien terlihat meringis menahan nyeri
c. Region
Dimana lokasi : diabdomen kuadran kiri atas
Apakah menyebar : Pasien mengatakan tidak menyebar d. Severty
Pasien mengatakan penyakitnya sangat menganggu aktivitas seperti melakukan pekerjaan rumah
e. Time
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan terus menerus, tetapi rasa nyeri meningkat ketika pasien selesai makan.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak ada mengalami penyakit lain selain asam lambung.
b. pengobatan/ tindakan yang dilakukan Pasien mengatakan berobat kerumah sakit. c. Pernah dirawat/ dioperasi
(28)
d. Lama dirawat
Pasien mengatakan dirawat di RS Mitra Sejati selama 1 minggu, pada bulan September 2014.
e. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada mengalami alergi. f. Imunisasi
Pasien mengatakan mendapat imunisasi lengkap.
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Orang tua
Pasien mengatakan orang tua (ibu) mempunyai penyakit DM. b. Saudara kandung
Pasien mengatakan kakak kandungnya mempunyai penyakit DM. c. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan penyakit keturunan dari keluarga yaitu DM. d. Anggota keluarga yang meninggal
Pasien mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. e. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan ibunya meninggal karena penyakit DM pada usia 58 tahun.
VI. Riwayat Keadaan Psikososial
(29)
Pasien mengatakan penyakit yang dialami sekarang sama dengan gejala penyakit yang dirasakan pasien 9 bulan yang lalu ketika pasien masuk rumah sakit.
b. Konsep Diri
Gambaran diri :Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.
Ideal diri :Pasien mengatakan ingin menjadi seorang ibu yang baik.
Harga diri :Pasien merasa tidak maksimal merawat diri dan keluarganya .
Peran diri :Pasien mengatakan tidak maksimal menjadi seorang istri dan ibu yang baik dalam keluarga.
Identitas :Pasien adalah seorang istri dan ibu anaknya. c. Keadaan emosi
Pasien mengatakan dapat mengontrol emosinya dengan baik. d. Hubungan sosial
Orang yang berarti: Pasien mengatakan orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidupnya yaitu suami dan anak-anaknya.
Hubungan dengan keluarga: Baik, keluarga tetap menemani, merawat dan menjaga pasien dalam keadaan sakit.
Hubungan dengan orang lain : Baik, pasien mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang sekitarnya.
(30)
e. Spritual
Nilai dan keyakinan : Nilai-nilai dan kebiasaan pasien adalah mengikuti kegiatan dimasyarakat seperti pengajian dan perwiritan
Kegiatan ibadah : Pasien mengatakan rajin sholat.
VII. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Secara umum pasien lemas, gelisah, wajah meringis karena nyeri dan ketika posisi berdiri pasien terlihat sedikit membungkuk.
b. Tanda-tanda Vital
Suhu tubuh : 360C
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/ menit Pernapasan : 20 x/menit Skala nyeri : 5
TB : 155 Cm BB : 43 Kg c. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
1. Bentuk :Bulat, tidak ada benjolan atau pembengkakan 2. Ubun-ubun : Simetris
(31)
Rambut
1. Penyebaran dan keadaan rambut :Rambut ikal dan penyebarannya merata 2. Bau :Tidak
3. Warna kulit :Berwarna kuning langsat
Wajah
1. Warna kulit :Kuning langsat
2. Struktur wajah :Simetris, dan tidak ada kelainan
Mata
1. Kelengkapan dan Kesimetrisan :Mata lengkap dan simetris 2. Palbebra :Ada lingkar hitam mata di
sekitar mata
3. Konjungtiva dan Sklera :Konjungtiva anemis, Sclera: tidak ikhterus
4. Pupil :Isokor 5. Cornea dan Iris :Normal
6. Visus :Penglihatan baik
7. Tekanan bola mata :Tidak dilakukan pemeriksan
Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septum nasi:Simetris 2. Lubang hidung :Bersih
(32)
2. Ukuran telinga :Simetris kanan/kiri 3. Lubang telinga :Bersih dan tidak berbau 4. Ketajaman pendengaran :Pendengaran baik
Mulut dan Faring
1. Keadaan bibir :Mukosa baik
2. Keadaan gusi dan gigi :Tidak ada perdarahan 3. Keadaan lidah :Lidah bersih dan tidak ada kelainan
4. Orofaring :Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher
1. Posisi trachea :Medial
2. Thyroid :Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
3. Suara :Suara jelas
4. Kelenjar limfe :Tidak ada pembengkakan 5. Vena jugularis :Teraba
6. Denyut nadi karotis :Teraba
Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan :Bersih
2. Kehangatan :Kulit terasa hangat 3. Warna :Normal
4. Turgor :Kembali cepat 5. Kelembapan :Lembab
(33)
6. Kelainan pada kulit :Tidak ada kelainan
Pemeriksaan payudara dan ketiak
1. Ukuran dan bentuk :Simetris kanan/kiri 2. Warna payudara dan aerola :Tidak dilakukan
pemeriksaan 3. Kondisi payudara dan putting :Tidak dilakukan
pemerikasaan 4. Aksila dan Clavicula :Tidak ada benjolan
Pemeriksaan thoraks/dada
1. Inspeksi thoraks :Normal 2. Pernapasan (frekuensi, irama) :20 x/menit 3. Tanda kesulitan bernapas :Tidak ada
Pemeriksaan paru
1. Palpasi getaran suara :Vesikuler 2. Perkusi :Normal 3. Auskultasi :Normal
Pemeriksaan jantung
1. Inspeksi :Normal, tidak tampak benjolan
2. Palpasi :Tidak teraba 3. Perkusi :Normal 4. Auskultasi :Lupdup
(34)
2. Auskultasi :Peristaltik normal 3. Palpasi :Ada nyeri tekan pada
abdomen 4. Perkusi :Tympani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) :Tidak dilakukan
....pemeriksaan
2. Anus dan perineum :Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas :Tidak ada kelaianan dan edema, kekuatan otot 5
Pemeriksaan neurologi :Normal
Fungsi motorik :Dapat berdiri dan berjalan
Fungsi sensori :Pasien dapat merasakan sentuhan panas dingin dan tajam tumpul
Reflek :Normal
VIII. Pola Kebiasaan Sehari-hari I. Pola makan dan minum
Frekuensi makan/hari : 3 x sehari Nafsu/selera makan : Kurang Nyeri ulu hati : Ada
Alergi : Tidak ada keluhan Mual dan muntah : Ada
(35)
Waktu pemberian makan : Pagi 08:00, siang 14:00, malam 19:00, tetapi dalam 1 minggu terakhir pasien mengatakan waktu makannya tidak teratur.
Jumlah dan jenis makanan : Sesuai jumlah dan porsi makan normal, tetapi dalam 1 minggu terakhir porsi makan ½ dari porsi biasa makan, pasien menyukai makanan pedas
Waktu pemberian cairan/minum: Setelah selesai makan dan ketika haus
II. Perawatan diri/personal hygiene
Kebersihan tubuh : Bersih Kebersihan gigi dan mulut : Bersih Kebersihan kuku tangan dan kaki : Bersih
III. Pola Aktivitas
Uraian aktivitas untuk mandi makan, eleminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total: pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri.
IV. Pola eleminasi 1. BAB
Pola BAB : 1 kali sehari
Karakter feses : Kuning kecoklatan dan lembek
Riwayat perdarahan : Tidak ada
BAB terakhir : Pagi, 19 Mei 2015
(36)
2.BAK
Pola BAK : Normal
Karakter urine : Kuning dan tidak keruh Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
Penggunaan diuretik : Tidak ada Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah
b.Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015, dari data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data objek dan data subjek.
Tabel 2.1. Analisa data subjektif, data objektif, etiologi dan masalah keperawatan.
No .
Data Etiologi Masalah Keperawatan 1. DS:
- Pasien mengatakan sering terlambat makan dan suka makanan pedas
- Pasien mengatakan banyak pikiran
- Pasien mengatakan sebelum dan sesudah makan
merasakan nyeri dan nyeri meningkat selama 8 menit selesai makan
- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Nyeri dirasakan diperut kiri atas
- Pasien mengatakan minum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat
Makanan dan minuman yang bersifat iritan
Iritasi mukosa lambung
Peradangan mukosa lambung
nyeri ulu hati, mual dan muntah
(37)
DO:
- Ada nyeri tekan - Skala nyeri 5 - Wajah meringis - Mengerutkan alis
- Memengang daerah nyeri - Ketika posisi berdiri sedikit membungkuk
- TD : 110/70 mmHg - HR : 80x/menit -RR : 20x/menit - T : 360C
Nyeri
2 .
DS:
- Pasien mengatakan sebelum sakit sebelum sakit makannya teratur namun seminggu terakhir ini makannya tidak teratur
- Pasien mengatakan mual muntah
- Porsi makan ½ dari biasanya
- Pasien mengatakan menyukai makanan pedas - Pasien mengatakan banyak pikiran
- Pasien mengatakan berat badannya menurun 43 Kg (sebelumnya 47 kg)
DO:
- Pasien lemas - gelisah - Kurus
Asam lambung
Mual muntah
Nafsu makan menurun
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan nutrisi
(38)
3 .
DS:
- Pasien mengatakan sebelum sakit tidurnya nyenyak dan tidak ada terbangun-bangun, tidur jam 22:00 WIB dan bangun jam 05:00 WIB, namun setelah sakit pasien susah tidur nyenyak dan sering terbangun, tidur tidak menentu, diperkirakan jam 23:00 WIB dan terbangun jam 03:00 WIB namun untuk tidur kembali sulit
- Pasien mengatakan banyak pikiran
- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakan
DO:
- Pasien sering menguap - Terlihat mengantuk - Ada lingkar hitam mata
Asam lambung meningkat
Nyeri ulu hati
Gelisah, mual
Gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur
c. Rumusan Masalah
Dari analisa data yang telah dilakukan maka diperolehlah 3 masalah keperawatan yaitu:
1. Nyeri
2. Gangguan nutrisi 3. Gangguan pola tidur
d. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawataan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang
(39)
menandai masalah yaitu data subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari hasil perumusan diperoleh diagnosa keperawatan yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan menurun.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
e. Perencanaan Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian keperawatan, dari data yang diperoleh dilakukan analisa dan menemukan masalah-masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. Pada saat itu juga perawat melakukan perencanaan tindakan keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada Ny.N. Perencanaan keperawatan dan rasional dari setiap diagnosa dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 2.2. Diagnosa keperawatan dan perencanaan keperawatan
Diagnosa keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Dx.1: Gangguan rasa nyaman: nyeri akut
Tujuan: Nyeri berkurang
Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang b. Skala nyeri menurun 0-3
c. Klien tampak tenang
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal
(40)
Rencana Tindakan Rasional 1. Kaji nyeri, lokasi nyeri,
karakteristik nyeri, skala nyeri
2. Kaji tanda-tanda vital pasien (tekanan darah, pernapasan, nadi, dan suhu).
3. Kaji faktor penyebab nyeri
4. Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan. 5. Ajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam pada saat nyeri berlangsung dan anjurkan membuat kompres hangat didaerah nyeri
6. Anjurkan klien untuk istirahat pada saat nyeri berkurang.
1. Berguna dalam
pengawasan keefektifan obat, dan kemajuan penyembuhan 2. Mengetahui keadaan
umum klien melalui tanda-tanda vital. 3. Untuk mengetahui
tindakan intervensi yang akan dilakukan
4. Untukmembantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
5. Membantu mengurangi ketegangan akibat nyeri
6. Memulihkan kekuatan tubuh
Dx.2: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : kebutuhan tidur pasien terpenuhi
Kriteria hasil:
a. Jumlah jam tidur tidak terganggu
b. Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau istirahat
c. Perasaan segar setelah tidur atau istirahat.
(41)
1. Kaji pola tidur pasien
2. Kaji faktor penyebab gangguan tidur pasien 3. Anjurkan klien untuk
minum air hangat sebelum tidur
4. Ajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur
5. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur
1. Untuk mengetahui bagaimana pola tidur pasien
2. Membantu menentukan tindakan intervensi 3. Minum air hangat dapat
membantu klien lebih relaksasi dan lebih nyaman
4. Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri yang menghambat tidur klien.
5. Mencegah terganggu nya waktu tidur pasien.
Dx.3: Gangguan pola tidur
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Kriteria hasil:
a. Nafsu makan meningkat
b. Berat badan dalam batas normal Intervensi Rasional 1.Kaji status nutrisi pasien
2.Diskusikan bersama pasien makanan yang disukai dan tidak disukai
3.Diskusikan bersama pasien tentang penyebab penurunan nafsu makan
4.Anjurkan makan dalam
1.Untuk mengetahui status nutrisi pasien
2.Untuk membantu pemulihan kesehatan pasien
3.Untuk memudahkan dalam melakukan intervensi.
(42)
f. Implementasi dan Evaluasi
Setelah dibuat rencana tindakan maka dilakukan implementasi dan didapat evalusinya seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3 Implementasi dan evaluasi
No. DX
Hari/tanggal/ pukul
Tindakan Keperawata
n
(43)
1 Selasa/19 Mei 2015/ 09:00-09:30 WIB 1. Mengkaji nyeri, penyebab nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri. 2. Mengkaji tanda-tanda vital (tekanan darah, pernapasan, nadi, dan suhu) S:
- Pasien mengatakan sering terlambat
makan dan suka makanan yang pedas - Pasien mengatakan banyak pikiran - Pasien mengatakan sebelum dan selesai makan merasakan nyeri dan nyeri
meningkat selama 8 menit selesai makan - Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat
O:
- Ada nyeri tekan abdomen
- Skala nyeri 5
- Wajah pasien meringis - Mengerutkan alis
- Memengang daerah nyeri
- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk
A:Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Memonitoring nyeri pasien supaya
masalah nyeri teratasi
S:Pasien mengatakan tidak enak badan O:
TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit HR : 80x/menit T : 360C
(44)
Selasa/19 Mei 2015/09:30-10:00 WIB 3. Menganjurk an dan membantu pasien untuk lebih fokus pada aktivitas bukan pada nyeri. 4. Mengajarka n dan membantu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat pada daerah nyeri mempertahankan kondisinya
S:Pasien mengatakan akan mencoba
mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri yang berlebihan
O :
- Pasien cemas
- Pasien mengungkapkan kekhawatirannya tentang rasa nyeri yang dirasakannya - Selalu menanyakan rasa nyeri yang dirasakannya
A:Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Mendorong pasien untuk terus
melakukan apa yang sudah diajarkan
S:Pasien mau melakukan dan dibantu
perawat
O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi
dan kompres hangat dengan benar
A:Pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar
P:Memotivasi pasien untuk melakukan
tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk
S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat
untuk melakukan relaks dan istirahat
O:Menunjukan ekspresi wajah
mengerutkan alis
A:Pasien sudah memahami waktu yang
tepat untuk beristirahat dan relaks
P:Memotivasi pasien untuk melakukan
tindakan yang sudah dianjarkan
S :Pasien mengatakan makan seadanya dan
(45)
5. Mengajarka n pasien untuk beristirahat dan relaks saat nyeri terasa memburuk 1. Mengkaji status nutrisi pasien 2. Mengkaji pola makan yang disukai dan tidak disukai O :
- Tinggi badan 155 Cm
- Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat
A:Pasien mempunyai pola makan yang
buruk dan asupan kurang dari kebutuhan tubuh
P:Kaji cara untuk meningkatkan asupan
nutrisi pasien, meningkatkan berat badan, dan konjungtiva tidak pucat.
S :
- Pasien mengatakan menyukai makanan
pedas
- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai
O:Pasien antusias menceritakannya A:Pasien mempunyai kebiasaan makan
yang tidak mendukung pemulihan kesehatannya
P:Bantu pasien untuk memperbaiki menu
makanan yang sesuai dengan kondisi penyakitnya
S :
- Pasien mengatakan sebelum sakit makan
teratur dan tidak menjaga menu
makanannya yang baik namun seminggu terakhir pasien makan tidar teratur.
- Pasien mengatakan ada mual dan muntah - Porsi makan pasien ½ dari biasanya - Pasien mengatakan berat badannya menurun
(46)
Selasa/19 Mei 2015/10:00-10:30 WIB 3. Mendiskusi k an bersama pasien penyebab penurunan nafsu makan 4. Mengajarka n pasien cara meningkatk an nafsu makan: makan jumlah kecil dan sering
- Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat
A:Pasien belum memahami penyebab
menurunnya nafsu makan
P:Mendorong/memotivasi dan bantu
pasien mencari cara menghilangkan menurunnya nafsu makan
S:Pasien mengatakan mengerti dan mau
melakukan tindakan yang telah diajarkan
O: Pasien antusias menceritakannya A:Pasien sudah mengerti cara untuk
meningkatkan nafsu makan
P:follow up kepatuhan pasien untuk
melakukan apa yang sudah dipahami
S:Pasien mengatakan sebelum sakit
tidurnya nyenyak dan tidak ada terbangun, tidur jam 22:00 WIB dan bangun jam 05:00 WIB, namun setelah sakit pasien susah tidur dan sering terbangun-bangun, tidur tidak menentu, diperkirakan jam 23:00 WIB dan bangun jam 03:00 WIB dan untuk tidur kembali sulit
O :
- Terlihat mengantuk
- Sering menguap
- Ada lingkar hitam mata
A : Pasien mengalami gangguan tidur P : Diskusi identifikasi penyebab/cara
mengatasi gangguan pola tidur pasien
S :
- Pasien mengatakan banyak pikiran
- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakannya
(47)
1. Mengkaji pola tidur pasien
2. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur
3.Menganju rkan dan mengajarka n pasien tehnik relaksasi
O:Terlihat antusias menceritakan
gangguan tidurnya
A:Pasien memahami penyebab nyeri akut
yang dialaminya
P:Motivasi pasien melakukan hal yang
telah diajarkan
S:Pasien mengatakan mau melakukan
sambil dibantu perawat
O:Pasien dapat melakukannya sendiri dan
dibantu perawat
A:Pasien mampu melakukan tehnik yang
telah diajarkan
P:Mendorong pasien untu melakukan
tindakan yang diajarkan untu memperbaiki keadaanya
S:Pasien mengatakan mau melakukan hal
yang telah dianjurkan
O:Sering menguap dan ada lingkar hitam
mata
A:pasien sudah memahami hal yang dapat
menganggu tidurnya
P:Mendorong dan memotivasi pasien
(48)
tidur
4.
Menganjurk an pasien menghindar i makanan dan minuman yang dapat menganggu jam tidur
Rabu/20 Mei 2015/0900-09:30 WIB
1. Mengkaji nyeri, penyebab nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri
S:
- Pasien mengatakan sudah mengusahakan
tidak terlambat makan dan tidak makanan yang pedas
- Pasien mengatakan banyak pikiran - Pasien mengatakan sudah makan teratur
(49)
2. Mengkaji tanda-tanda vital
(tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu)
namun nyeri masi ada dan nyeri meningkat selama 5 menit selesai makan
- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat
O:
- Ada nyeri tekan abdomen
- Skala nyeri 4
- Wajah pasien meringis - Mengerutkan alis
- Memengang daerah nyeri
- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk
A:Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Memotivasi dan mendorong pasien
melakukan hal yang telah diajarkan
S: Pasien mengatakan badan sedikit lebih
baik dari kemarin
O:
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 20x/menit - HR : 80x/menit - T : 360C
A:Tanda-tanda vital masih dalam batas
normal
P:Memotivasi pasien supaya
(50)
Mengajarka n dan membantu pasien untuk lebih fokus pada aktifitas bukan pada nyeri 4. Mengajarka n dan membantu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat pada daerah nyeri 5. Mengajarka n pasien untuk menganggu aktifitasnya O :
- Cemas berkurang
- Pasien mengungkapkan kekhawatirannya
tentang rasa nyeri yang dirasakannya - Menanyakan rasa nyeri yang dirasakan akankah bisa hilang
A: Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Mendorong dan memotivasi pasien
untuk terus melakukan apa yang sudah diajarkan
S:Pasien mau melakukan dan dibantu
perawat
O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi
dan kompres hangat dengan benar
A:Pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar
P:Memotivasi dan mendorong pasien
untuk melakukan tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk
S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat
untuk melakukan relaks dan istirahat
O:Menunjukan ekspresi wajah berpikir
dan mengerutkan alis
A:Pasien sudah memahami waktu yang
tepat untuk beristirahat dan relaks
P:Memotivasi dan mendorong pasien
untuk melakukan tindakan yang sudah dianjarkan
(51)
dan relaks saat nyeri memburuk
2 Rabu/20 Mei 2015/09:30-10:00 WIB 1. Mengkaji status nutrisi pasien 2. Mengkaji makanan yang disukai dan tidak disukai pasien 3.Mendisku
S:Pasien mengatakan makan seadanya dan
waktu makan telah dicoba teratur
O :
- Tinggi badan 155 Cm
- Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat
A:Pasien memperbaiki pola makannya P:Motivasi dan dorong pasien untuk
makan teratur dan kaji cara untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien, meningkatkan berat badan, dan konjungtiva tidak pucat.
S :
- Pasien mengatakan tidak memakanan
makanan pedas
- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai
O:Pasien antusias saat menceritakannya A:Pasien memahami makanan yang dapat
memperburuk penyakitnya dan menhambat proses pemulihan penyakitnya
P:Memotivasi dan mendukung pasien
untuk memakan makanan yang
meningkatkan nutrisi dan memperbaiki keadaanya
S :
- Pasien mengatakan sudah makan teratur
(52)
penyebab penurunan nafsu makan 4. Mengajarka n pasien cara untuk meningkatk an nafsu makan: makan dalam jumlah kecil dan sering menurun O :
- Tinggi badan 155 Cm
- Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat
A:Pasien memahami penyebab
menurunnya nafsu makan
P:Mendorong dan memotivasi untuk
meningkatkan asupan nutrisi dan mual muntah tidak ada
S:Pasien mengatakan mengerti dan mau
melakukan hal yang telah diajarkan
O:Pasien antusias saat menceritakan A:Pasien sudah mengerti cara untuk
meningkatkan nafsu makan
P:Follow up kepatuhan pasien untuk
melakukan apa yang sudah dipahami
3 Rabu/20 Mei 2015/10:00-10:30 WIB
1. Mengkaji pola tidur pasien
S:Pasien mengatakan masih susah tidur
namun terbangun malam hari tidak ada Jam tidur 22:00 WIB dan bangun 04:35 WIB
O :
- Sering menguap
- Lingkar hitam mata berkurang
A:Pasien tidurnya telah membaik P :
(53)
2. Mengkaji penyebab ganguan tidur 3.Menganju rkan dan mengajarka n pasien tehnik relaksasi dan distraksi sebelum tidur meningkatkan tidurnya
- Melakukan tindakan yang telah diajarkan
S :
- Pasien mengatakan mengurangi beban
pikiran yang dapat memperburuk penyakitnya
- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakannya
O:Terlihat antusias menceritakan
gangguan tidurnya
A:Pasien memahami penyebab nyeri akut
yang dialaminya
P:Motivasi pasien melakukan hal yang
telah diajarkan
S:Pasien mengatakan mau melakukan
secara mandiri
O:Pasien dapat melakukannya secara
mandiri
A:Pasien mampu melakukan tehnik yang
telah diajarkan
P:Mendorong dan memotivasi pasien
untuk melakukan tindakan yang diajarkan untu memperbaiki keadaanya
1 Kamis/21 Mei 2015/10:00-10:30 WIB 1. Mengkaji nyeri, penyebab nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri S:
- Pasien mengatakan tidak terlambat
makan dan tidak makanan yang pedas - Pasien mengatakan sudah mengurangi beban pikirannya
- Pasien mengatakan sudah makan teratur namun nyeri masi ada dan nyeri meningkat selama 3 menit selesai makan
(54)
tusuk
- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat
O:
- Ada nyeri tekan abdomen
- Skala nyeri 3
- Memengang daerah nyeri
- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk
A:Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Memotivasi dan mendorong pasien
melakukan hal yang telah diajarkan
S:Pasien mengatakan kesehatannya lebih
baik
O:
- TD : 110/80 mmHg
- RR : 20x/menit - HR : 80x/menit - T : 360C
A:Tanda-tanda vital masih dalam batas
normal
P:Memotivasi pasien supaya
mempertahankan kondisinya
S : Pasien mengatakan sudah mencoba
mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri yang berlebihan namun nyeri ada
O :
Pasien mengungkapkan
(55)
tanda-tanda vital (tekanan darah, pernapasan, nadi, dan suhu 3. Mengajarka n dan membantu pasien untuk fokus pada aktifitas bukan pada nyeri
Menanyakan rasa nyeri yang dirasakan akankah bisa hilang
A : Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P : Mendorong dan memotivasi pasien
untuk terus melakukan apa yang sudah diajarkan
S : Pasien melakukannya secara mandiri O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi
dan kompres hangat dengan benar
A:Pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar
P:Memotivasi dan mendorong pasien
untuk tetap melakukan tindakan yng diajarkan supaya tidak memperburuk kondisinya dan dapat melakukan aktifitas
S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat
untuk melakukan relaks dan istirahat
O:Pasien terlihat segar
A:Pasien memahami waktu yang tepat
untuk beristirahat dan relaks
P:Memotivasi dan mendorong pasien
untuk melakukan tindakan yang sudah dianjarkan untuk mempertahankan kondisinya
S:Pasien mau melakukan dan dibantu
perawat
O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi
dan kompres hangat dengan benar
A:Pasien mampu melakukan tehnik
(56)
n dan membantu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat pada daerah nyeri 5. Mengajarka n pasien untuk beristirahat dan relaks saat nyeri memburuk
untuk melakukan tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk
S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat
untuk melakukan relaks dan istirahat
O:Menunjukan ekspresi wajah berpikir
dan mengerutkan alis
A:Pasien sudah memahami waktu yang
tepat untuk beristirahat dan relaks
P:Memotivasipasien untuk melakukan
tindakan yang sudah dianjarkan
2 Kamis/ 21 Mei 2015/11:30-12:00 WIB 1. Mengkaji status nutrisi pasien 2. Mengkaji makanan yang disukai dan tidak disukai
S:Pasien mengatakan makan seadanya dan
waktu makan sudah teratur
O :
- Tinggi badan 155 Cm
- Berat badan 43 Kg
A:Pasien memperbaiki pola makannya P:Motivasi untuk tetap makan teratur
S :
- Pasien mengatakan tidak memakanan makanan pedas
- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai
O:Pasien antusias saat menceritakannya A:Pasien memahami makanan yang dapat
(57)
3.Mendisku sikan bersama pasien penyebab penurunan nafsu makan 4. Mengajarka n pasien cara meningkatk an nafsu makan: makan
menghambat proses pemulihan penyakitnya
P:Memotivasi dan mendukung pasien
untuk memakan makanan yang
meningkatkan nutrisi dan memperbaiki keadaanya
S:
- Pasien mengatakan sudah makan teratur
mual muntah tidak ada
- Porsi makan pasien ½ dari biasanya - Pasien mengatakan berat badannya menurun
O :
- Tinggi badan 155 Cm
- Berat badan 43 Kg
A:Pasien memahami penyebab
menurunnya nafsu makan
P:Mendorong dan memotivasi untuk tetap
mempertahankan pola makan yang baik meningkatkan asupan nutrisi
S:Pasien mengatakan sudah makan jumlah
kecil sering dan teratur
O:Pasien antusias saat menceritakan A:Pasien sudah mengerti cara untuk
meningkatkan nafsu makan
P:Mendorong pasien untuk tetap
(58)
3. Kamis/ 21 Mei 2015/12:00-12:30 WIB 1. Mengkaji pola tidur pasien 2. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur 3. Mengajarka n dan membantu pasien
S:Pasien mengatakan tidur lebih baik dan
tidak terbangun pada malam hari Jam tidur 22:00 WIB dan bangun 05:00 WIB
O :
- Terlihat segar
- Lingkar hitam mata tidak ada
A:Pasien dapat memenuhi kebutuhan
istirahat tidurnya
P :
- Mendorong dan memotivasi pasien untuk
meningkatkan pola tidur yang baik
- Melakukan tindakan yang telah diajarkan
S :
- Pasien mengatakan mengurangi beban
pikiran yang dapat memperburuk penyakitnya
- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakannya
O :
- Terlihat antusias menceritakan gangguan
tidurnya - Pasien segar
- Tidak ada lingkar hitam mata
A:Pasien memahami penyebab nyeri akut
yang dialaminya
P:Motivasi dan dukung pasien melakukan
hal yang telah diajarkan untuk mempertahankan kondisinya
S:Pasien mengatakan sudah melakukan
tindakan yang diajarkan
O:Pasien dapat melakukannya secara
mandiri
A:Pasien mampu melakukan tehnik yang
(59)
relaksasi dan distraksi seelum tidur 4. Mengajurka n pasien untuk menghindar i makanan dan minuman yang dapat menganggu jam tidur 5. Menganjark an pasien untuk beristirahat dan relaks saat nyeri berkurang
untuk melakukan tindakan yang diajarkan untuk mempertahankan kondisinya
S:Pasien mengatakan sudah melakukan
tindakan yang diajarkan O :
- Terlihat segar
- Lingkar hitam mata tidak ada
A:Pasien dapat mengatasi pola tidurnya
tidur
P:Mendorong dan memotivasi pasien
untuk tetap melakukan hal yang telah diajarkan untuk mempertahankan kondisinya.
S:Pasien mengatakan sudah melakukan
tindakan yang dianjurkan
O :
- Pasien terlihat segar
- Lingkar hitam mata tidak ada
A:Pasien dapat mengatasi gangguan
tidurnya
P:Mendorong dan memotivasi pasien
untuk tetap melakukan tindakan yang telah dianjurkan supaya penyakit tidak terulang kembali
(60)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan stimulus tertentu, nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual.
2. Pengkajian didapat adanyanyeri ulu hati seperti tertusuk-tusuk ± 1 minggu, tidur terganggu dan terdapat lingkar hitam mata, nafsu makan berkurang adanya mual muntah, berat badan pasien menurun.
3. Ada tiga diagnosa yaitu: gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan berkurang.
4. Intervensigangguan rasa nyaman (nyeri) kaji nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri, kaji tanda-tanda vital, kaji faktor penyebab nyeri, bantu pasien untuk lebih fokus pada aktivitas bukan pada nyeri, ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat saat nyeri berlangsung, anjurkan pasien istirahat saat nyeri berkurang.
5. Intervensi gangguan pola tidur kaji pola tidur, kaji faktor penyebab gangguan tidur, anjurkan klien untuk minu air hangat sebelum tidur, ajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur, anjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat menganggu tidur.
(61)
6. Intervensi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kaji status nutrisi pasien, berdiskusi bersama pasien tentang penyebab penurunan nafsu makan, anjurkan makan dalam jumlah kecil tetapi sering dan teratur.
7. Evaluasi dari intervensi yang dilakukan terhadap ketiga diagnosa yaitu gangguan rasa nyaman (nyeri) dan gangguan pola tidur masalah teratasi dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh masalah belum teratasi dan intervensi dilajutkan dan dilegasikan kepada keluarga.
C.SARAN
1. Bagi pendidikan keperawatan lebih meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa, khususnya sebelum praktik ke masyarakat. Sebaiknya diadakan ujian praktik kembali sebelum praktik ke masyarakat.
2. Bagi praktik keperawatan diharapkan lebih meningkatkan pelayanan dan melakukan home care.
(62)
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008. Teknik dan aplikasi prosedural keperawatan, konsep kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika
Asmadi, 2008. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather, 2012. Diagnosa keperawatan: defenisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Pengantar kebutuhan dasar manusia-aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif, 2011. Gangguan gastroinstestinal: aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Medika
Potter dan Perry, 2005. Fundamental keperawatan, konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC
Wilkinson dan Ahren, 2011. Buku saku diagnosis keperawatan, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC
(63)
Lampiran
Satuan Acara penyuluhan (SAP)
A. Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik :Gastritis
b. Sasaran : Pasien kelolaan (Ny.N) c. Metode : Ceramah dan Tanya jawab d. Media :Leaflet
e. Waktu dan tempat : 1. Hari :Rabu
2. Tanggal :20 Mei 2015
3. Jam : 09.00 – 09. 30 wib 4. Waktu : 30 menit
5. Tempat : jl.bajak Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas
B.Tujuan
a) Tujuan umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan
keluarganya mampu memahami permasalahan tentang gastritis, dan cara pencegahannya.
b) Tujuan khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya mampu menjelaskan:
(64)
2. Menyebutkn Penyebab Gastritis
3. Menyebutkan Tanda dan Gejala Gastritis
4. Menyebutkan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan 5. Menyebutukan cara penangulangan gastritii
6. Menyebutkan dan mempraktekan tehnik relaksasi
C. Pengaturan Kegiatan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Pasien 1 2. 3. 5 menit 15 menit 10 menit Pembukaan Memberi salam Memperkenalkan diri Memperkenalkan diri Menjelaskan kontrak: waktu, topik, tempat serta tujuan penyuluhan
Pelaksanaan
Mengkaji pengetahuan klien tentang penyebab gratistis
Menjelaskna tanda dan gejala gastritis
Menjelaskan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan Menjelaskan cara penangulangan gastritis Menjelaskan dan mempraktekan tehnik relaksasi Penutup
Menyimpulkan materi penyuluhan bersama Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mengemukakan Pendapat Mendengar & Memperhatikan
Mendengar & Memperhatikan
Mendengar & Memperhatikan
Mendengar & Memperhatikan
Menyimpulkan materi
(65)
dengan klien
Melakukan evaluasi Menutup penyuluhan dan
memberikan salam
D. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan lisan 1. Apa pengertian gastritis 2. Sebutkan penyebab gastritis 3. Sebutkan tanda dan gejala gastritis
4. Sebutkan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan 5. Sebutkan cara penangulangan gastritii
6. Bagaimana cara melakukan tehnik relaksasi. Observasi
1. Respon/tingkah laku saat diberikan pertanyaan: apakah diam atau menjawab (benar atau kurang tepat)
2. Atusias atau tidak
(66)
PEMBAHASAN
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada kebanyakan orang, hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh berfungsi untuk menampung makanan secara sementara, yang mana dalam lambung makanan tersebut akan di proses untuk bisa di ubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil agar kandungan dalam makanan dapat diserap secara baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu.
Pengertian Penyakit Gastritis
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Bedasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas (bentuk tak beraturan) mukosa (kapita selekta kedokteran edisi 3,2001).
Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik : 1. Gastritis akut.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. 2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal : 188).
(67)
Penyebab
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut: Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
Faktor Resiko
1. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makanyang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
2. Rokok.
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang berperan seperti racun.
3. Obat-Obatan. 4. Stress
(68)
5. Alkohol
Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut.
6. Infeksi Helicobacter pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia..
7. Usia.
Gejala Klinis
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan
2. Mual muntah
3. Kehilangan selera makan 4. Kembung
5. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah maka 6. Kehilangan berat badan.
(69)
Komplikasi
a) Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
b) Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
Pencegahan
1. Mengatur pola makan dengan baik atau teratur.
2. Jauhkan kebiasaan Anda menunda waktu makan jika waktu makan Anda telah tiba sebab jika melenceng dari jadwal makan, akan mengakibatkan produksi asam lambung meningkat sehingga akan menimbulkan gangguan pada lambung Anda.
3. Makan – makanan yang bersih, sehat dan bergizi
4. Menghindari stress yang berlebihan ( misal, dengan berolahraga dan dengan mendekatkan diri pada Tuhan ).
5. Menghindari makanan yang merangsang kerja lambung ( misal, makan pedas, asam dan kopi ).
6. Mengurangi mengkonsumsi jenis makanan yang kecut, makanan-makanan yang pedas, karena dapat memicu asam lambung apalagi disaat anda terlambat makan dan juga sebaiknya yang sudah
(70)
terkena penyakit ini alangkah baiknya menghindari jenis makanan ini
7. Mengatur diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi 8. Minum madu
9. Hindari minuman yang mengandung alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Asnadi. 2005. Penyakit Gastritis. Jakarta: Salemba Medika.
Arif. 2010. Pengobat tradisionalgastritis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Shania. 2006. Cara pencegahan penyakit gastitis. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif, 2011. Gangguan gastroinstestinal: aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Medika
(71)
(1)
PEMBAHASAN
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada kebanyakan orang, hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh berfungsi untuk menampung makanan secara sementara, yang mana dalam lambung makanan tersebut akan di proses untuk bisa di ubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil agar kandungan dalam makanan dapat diserap secara baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu.
Pengertian Penyakit Gastritis
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Bedasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas (bentuk tak beraturan) mukosa (kapita selekta kedokteran edisi 3,2001).
Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik : 1. Gastritis akut.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. 2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal : 188).
(2)
Penyebab
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut: Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
Faktor Resiko 1. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makanyang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
2. Rokok.
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang berperan seperti racun.
3. Obat-Obatan. 4. Stress
a) Stress Psikis b) Stress Fisik
(3)
5. Alkohol
Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut.
6. Infeksi Helicobacter pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia..
7. Usia. Gejala Klinis
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan
2. Mual muntah
3. Kehilangan selera makan 4. Kembung
5. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah maka 6. Kehilangan berat badan.
(4)
Komplikasi
a) Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
b) Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
Pencegahan
1. Mengatur pola makan dengan baik atau teratur.
2. Jauhkan kebiasaan Anda menunda waktu makan jika waktu makan Anda telah tiba sebab jika melenceng dari jadwal makan, akan mengakibatkan produksi asam lambung meningkat sehingga akan menimbulkan gangguan pada lambung Anda.
3. Makan – makanan yang bersih, sehat dan bergizi
4. Menghindari stress yang berlebihan ( misal, dengan berolahraga dan dengan mendekatkan diri pada Tuhan ).
5. Menghindari makanan yang merangsang kerja lambung ( misal, makan pedas, asam dan kopi ).
6. Mengurangi mengkonsumsi jenis makanan yang kecut, makanan-makanan yang pedas, karena dapat memicu asam lambung apalagi disaat anda terlambat makan dan juga sebaiknya yang sudah
(5)
terkena penyakit ini alangkah baiknya menghindari jenis makanan ini
7. Mengatur diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi 8. Minum madu
9. Hindari minuman yang mengandung alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Asnadi. 2005. Penyakit Gastritis. Jakarta: Salemba Medika.
Arif. 2010. Pengobat tradisionalgastritis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Shania. 2006. Cara pencegahan penyakit gastitis. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif, 2011. Gangguan gastroinstestinal: aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Medika
(6)