17
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Teori-teori yang dapat menjelaskan pentingnya pengukuran intellectual capital atau modal intelektual diantaranya adalah :
2.1.1. Teori Stakeholder
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat
bagi stakeholdernya pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain Ghozali dan Chariri, 2007. Menurut Ghutrie
1999 dalam Purnomosidhi 2006 teori ini mengharapkan manajemen perusahaan melaporkan aktivitas-aktivitas perusahaan kepada para stakeholders,
yang berisi dampak aktivitas-aktivitas tersebut pada perusahaan mereka, meskipun nantinya mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut.
Meek dan Gray 1998 dalam Solikhah 2010 berpendapat manapun pilihan dari defenisi stakeholder yang dipilih, konsensus yang berkembang dalam
konteks teori stakeholder adalah bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham shareholder, sementara value added adalah
ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada stakeholders yang sama. Value added yang dianggap
memiliki akurasi lebih tinggi dihubungkan dengan return yang dianggap sebagai ukuran bagi shareholder. Sehingga dengan demikian keduanya value added dan
return dapat menjelaskan kekuatan teori stakeholder dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja perusahaan.
Dalam konteks untuk menjelaskan hubungan VAIC
TM
atau intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan, teori stakeholder harus dipandang
dari kedua bidangnya, baik bidang etika moral maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumen bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk
diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder Deegan, 2004. Ketika manajer mampu
mengelola organisasi secara maksimal, khususnya dalam penciptaan nilai bagi perusahaan, artinya manajer telah memenuhi aspek etika teori ini.
Penciptaan nilai value creation dalam konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki oleh perusahaan, baik karyawan
human capital, aset fisik physical capital, maupun structural capital. Semakin baik suatu perusahaan dalam memaksimalkan potensi di dalam perusahaan
tersebut baik dari aset berwujud maupun aset tidak berwujud, maka semakin tinggi value added yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Value added
ini nantinya dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder.
Watts dan Zimmerman 1986 dalam Ulum 2008 mengatakan bidang manajerial dari teori stakeholder berpendapat bahwa kekuatan stakeholder untuk
mempengaruhi manajemen korporasi harus dipandang sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi. Ketika
para stakeholder berupaya untuk mengendalikan sumber daya organisasi, maka
orientasinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka diwujudkan dengan semakin tingginya return yang dihasilkan oleh organisasi.
2.1.2. Resource-Based Theory