Perkembangan Jaringan Peredaran Gelap Narkotika

kelompok ini tersebar di negara-negara. Kelompok-kelompok sindikat ini telah memiliki sumber pendanaan yang membiayai kegiatan ilegal mereka. Melihat ruang lingkup kegiatan peredaran gelap narkotika telah dilakukan secara global, maka dapat dikategorikan peredaran gelap narkotika sebagai kejahatan transnasional yang memerlukan penanggulangan secara efektif dan efisien oleh negara- negara di dunia.

C. Perkembangan Jaringan Peredaran Gelap Narkotika

Dalam era globalisasi ini, peredaran gelap narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, melainkan melibatkan banyak orang yang secara bersama-sama, bahkan merupakan satu sindikat yang terorganisasi dengan jaringan yang luas dan bekerja secara rapi dan sangat rahasia baik di tingkat nasional maupun internasional. Peningkatan serta meluasnya perdagangan dan peredaran gelap narkotika tersebut tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang transportasi dan telematika yang memungkinkan arus perpindahan dan lalu lintas uang, orang dan barang secara cepat, sehingga ruang,jarak dan waktu sudah tidak menjadi hambatan lagi. Dampak dan implikasi batas-batas negara menjadi kabur sehingga membuka peluang meluasnya jaringan bisnis perdagangan gelap narkotika yang dilakukan secara terorganisir, meliputi jaringan yang sangat luas, melibatkan lebih dari satu negara, mobilitas tinggi serta modus operandi yang cenderung berganti-ganti dan semakin sulit untuk dilacak. Menurut data United Nations Office on Drug and Crime UNODC, tercatat antara 155 dan 250 juta, 3,5 sampai 5,7 dari penduduk di dunia yang berusia 15-64 Universitas Sumatera Utara mengkonsumsi narkotika setidaknya sekali di tahun 2009. 96 Afganistan merupakan negara penghasil opium terbesar di dunia, dimana pada tahun 1992 sampai 1993 saja produksinya diperkirakan mencapai antara 1500 sampai 2000 ton, sedangkan untuk jenis kokain, 75 suplai kokain berasal dari Kolombia. 97 Di tingkat regional, negara-negara segitiga emas yaitu Thailand, Laos dan Myanmar merupakan pemasok opium terbesar kedua di dunia setelah Afganistan. 98 1. Wilayah Asia Barat Dalam menyelundupkan narkotika ke negara-negara untuk dijual, biasanya pengedar melalui jaringan kerjasama melalui rute-rute tertentu, beberapa rute yang sering digunakan jaringan pengedar narkotika adalah : Perbatasan Afganistan-Pakistan tetap menjadi sumber utama morfin dan heroin untuk pasar internasional terutama Eropa dengan rute-rute penyelundupan sebagai berikut: 99 a. Jalan darat, yaitu dari perbatasan Pakistan –Iran dan Afganistan-Iran menuju daerah Turki Tenggara. Dari wilayah ini melalui Istambul dan masuk ke negara-negara Eropa Barat. b. Jalan laut, yaitu dari wilayah produksi melalui propinsi Baluchistan menuju Pakistan Pantai Makaran dari wilayah ini dengan kapal-kapal laut menuju Eropa. c. Jalan udara, yaitu melalui Kathmandu dan masuk ke New Delhi dan Bombay. Dari kedua kota ini menuju ke Eropa Barat. 96 World Drug Report UNODC 2010. 97 Sardjono, Op. Cit.,hal. 113. 98 Ibid. 99 Ibid, hal. 114. Universitas Sumatera Utara d. Dari wilayah perbatasan Afganistan dan Tajikistan menuju negara Eropa Tengah dan Eropa Timur melalui rute-rute baru di Uzbekistan dan Turkmenistan. e. Produksi heroin dari Libanon diselundupkan ke Eropa dan Amerika melalui pantai-pantai laut tengah disamping melalui rute tradisional yang dikenal dengan The Balkan Route menuju Eropa. 2. Wilayah Teluk Persia 100 Kelompok penyelundup berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara telah menggunakan pelabuhan-pelabuhan udara di negara-negara Teluk Persia sebagai titik transit menuju negara-negara tujuan terutama Eropa. Perkembangan ini merupakan trend baru dalam upaya penyelundupan morfin dan heroin dari wilayah sumber menuju negara tujuan. Penyelundupan narkotika di atas dilakukan dengan metode yang bervariasi dan sering kali berubah sesuai dengan perkembangan teknologi. Sekalipun teknik-teknik penyelundupan selalu berkembang, tetapi teknik-teknik yang umumnya dilakukan adalah menggunakan tas atau koper khusus dengan dasar atau sisi yang dipalsukan, di sembunyikan ditumit sepatu, diikatkan pada badan, ditelan maupun disembunyikan dalam barang-barang kerajinan tangan. 101 Dari fakta tersebut di atas, Indonesia juga tidak luput dari sasaran perdagangan dan peredaran gelap narkotika oleh sindikat karena sarana pengawasan yang belum dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan negara terluas di Asia Tenggara yang terdiri dari kurang lebih 17.508 pulau, 100 Ibid. 101 Ibid, hal. 115. Universitas Sumatera Utara meliputi area tanah seluas 2.027.087 km² dan luas perairan 3.166.163 km² serta memiliki panjang pantai lebih dari 85.000 km, dan jumlah penduduk lebih dari 215 juta jiwa, sangat terbuka kesempatan untuk menjadi jalur peredaran dan perdagangan gelap narkotika. Di Indonesia sendiri, maraknya peredaran dan perdagangan gelap narkotika dapat dirasakan dengan melihat kenyataan di lapangan, dimana penyalahgunaan narkotika tidak hanya dilakukan di wilayah perkotaan saja, tapi sudah sampai di wilayah-wilayah yang jauh dari kota desa. Para penyidik menyadari bahwa sindikat peredaran gelap narkotika menunjukkan kenaikan setiap tahunnya, namun untuk membongkarnya masih sangat sulit karena kemampuan mereka dengan menggunakan sel-sel sindikat. Jalur perdagangan gelap narkotika yang paling menonjol yang melalui Indonesia adalah : 1 Narkotika jenis heroin, melalui sindikat yang pelakunya “Black African”, mereka berperan dalam menyelundupkan narkotika jenis heroin ke Indonesia melalui negara-negara The Golden Triangle Thailand, Laos dan Myanmar, dengan menggunakan kurir dari Nepal, Thailand dan bahkan orang Indonesia sendiri. Heroin ini berasal dari negara-negara Golden Cresent yaitu perbatasan antara negara-negara Iran, Pakistan dan Afganistan. Modus operansi yang biasa digunakan adalah swallowed ditelan ataupun disembunyikan di lapisan koper atau tas. Sebagai contoh, pada tahun 2008, Kepolisian Indonesia berhasil menangkap jaringan peredaran gelap narkotika yang dilakukan oleh West African Syndicate yang membawa sebanyak 8,6 kg heroin. Sindikat yang berhasil ditangkap ini sebanyak 32 orang. Tujuh diantaranya adalah kewarganegaraan Nigeria, 2 orang warga negara Malaysia, selebihnya adalah warga negara Indonesia. 102 102 Upaya Polri dalam Menanggulangi Kejahatan Transnasional, Op. Cit.,hal.4. Universitas Sumatera Utara 2 Narkotika jenis kokain, berasal dari Amerika Latin dan beredar di Indonesia dengan pelaku sindikat “Black African”. Beberapa kasus yang berhasil diungkap salah satunya yaitu tertangkapnya wanita Indonesia di luar negeri yang direkrut untuk menjadi kurir oleh anggota sindikat dimana ia dinikahi sengaja dan dijadikan alat untuk melakukan penyelundupan melalui body concealment. 103 Pada tahun 2008 sampai tahun 2009, Modus peredaran gelap narkotika yang berkembang dalam masyarakat saat ini, meliputi dua kelompok, yaitu : 1 Kelompok pengedar Sindikat pelaku peredaran gelap narkotika selalu terkait dengan jaringan yang luas baik yang ada di perkotaan maupun di daerah-daerah terpencil. Sindikat ini biasanya menggunakan sistem sel atau “cut”, yaitu terdapat beberapa tingkatan pengedar, dimana masing-masing tingkat tidak saling kenal sehingga jika salah satu tingkatan pengedar tertangkap, dia tidak bisa menunjukkan jaringan yang ada diatasnya. Modus operandi peredaran narkotika dari pengedar tingkat bawah yang langsung berhubungan dengan pengguna biasanya dengan mempengaruhi kelompok yang rentan, yaitu kelompok masyarakat yang bermasalah baik secara ekonomi, psikologis maupun sosial, melalui dua cara : a. Terhadap kelompok bermasalah secara ekonomi, seperti orangtua yang kurang mampu termasuk ibu-ibu rumah tangga, mereka mempengaruhi dengan menjanjikan keuntungan ekonomi yang tinggi dengan mengatakan bahwa saat ini hanya dengan berdagang narkotika saja yang dapat 103 Ibid, hal 5. Universitas Sumatera Utara memperoleh keuntungan besar dengan waktu yang relatif singkat sehingga dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi. b. Terhadap kelompok bermasalah lain seperti golongan pelajar atau mahasiswa, setelah mendekati golongan tersebut maka sindikat akan mengenalkan dengan memberikan narkotika secara gratis. Setelah korban ketergantungan dan tidak mempunyai uang untuk membeli lagi, maka pengedar akan meminta korban untuk mempengaruhi orang lain dan ikut mengedarkannya. 2 Kelompok pengguna Modus yang digunakan dalam memesan biasanya melalui handphone untuk diantarkan kurir ke suatu tempat yang sudah ditentukan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERAN INTERPOL DALAM PEMBERANTASAN