Budidaya Tanaman Karet Tanaman Karet

26 tunggul, peracunan tunggul dapat dilakukan antara lain dengan pestisida Tim Penebar Swadaya, 2009. b Pembibitan Proses pembibitan tanaman karet sangat memegang peranan penting dalam sistem budidaya perkebunan karena bibit yang baik akan sangat menentukan produktivitas tanaman pada saat TM. Salah satu pembibitan yang berasal dari tanaman karet yaitu okulasi. Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul, pembukaan jendela okulasi kira-kira lebih besar dari lebar mata tunas. Kemudaian mata tunas prima diambil dari batang entres mengunakan pisau okulasi. Segera setelah mata tunas diambil dari batang entres maka ditempelkan di jendela okulasi yang telah kita buat. Kemudian dibungkus dengan plastik transparan serta dilakukan pemeliharaan dengan penyulaman untuk mengganti tanaman mati, pemotongan tunas palsu, pemotongan tunas cabang Santosa, 2007. c Penanaman Pada pola tanam monokultur, sebaiknya penanaman tanaman kacang-kacangan LCC sebagai tanaman penutup tanah dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. Tanaman penutup tanah legume cover crop pada areal tanaman karet sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggugulma Setyamidjaja, 1999. 27 d Pengendalian Gulma Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman. Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan TBM maupun tanaman sudah menghasilkan TM harus bebas dari gulma berbahaya seperti alang alang, teki, Mekania, Eupatorium sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik Maryadi, 2005. Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan cara manual dan kimiawi. Cara manual biasanya dilakukan dengan bantuan parang atau cangkul sedangkan secara kimia gulma dapat diberantas dengan herbisida. Untuk tanaman penutup tanah penyiangan dilakukan dengan cara manual, yaitu dibabat dengan arit atau parang. Tanaman penutup tanah ini harus tetap dibiarkan hidup karena berguna sebagai penyedot unsur hara nitrogen Tim Penebar Swadaya. 2009. e Pemupukan Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada JanuariFebruari dan pada semester II yaitu JuliAgustus. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl. Sementara itu untuk tanaman kacangan penutup tanah, diberikan pupuk rock phospate, yang pemberiannya dapat dilanjutkan sampai dengan tahun ke-2 TBM-2 apabila pertumbuhannya kurang baik Nazaruddin dan Paimin, 1998. 28 f Penyadapan Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan umur dan lilit batang. Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan akulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Frekuensi sadap menujukan jumlah waktu hari yang dibutuhkan untuk pelaksanaa menyadapan dan waktu untuk istirahat pohon tidak disadap. Pada notasi eksploitasi untuk frekuensi sadap seperti d1 yaitu sadap tiap hari, d2 yaitu sadap sehari dua kali sehari, dan d0,5 sadap dua kali sehari Santosa, 2007. Waktu pelaksanaa buka sadap baru adalah pada saat bulan basah, penyadapan hendaknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 5.00—6.00 sedangkan pengumpulan lateksnya pukul 10.00. Lateks bisa mengalir keluar dari pembuluh lateks akibat adanya turgor, turgor yang besar akan memperbanyak lateks yang keluar. Oleh sebab itu, penyadapan dianjurkan dimulai saat turgor masih tinggi yaitu saat belum terjadi pengurangan isi sel melalui penguapan oleh daun atau pada saat matahari belum tinggi Tim Penebar Swadaya, 2009.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perkebunan karet Field 2005 E Afdeling III Unit Usaha Kedaton PT Perkebunan Nusantara VII Persero Way Galih Lampung Selatan dengan luas lahan 16 Ha yang terletak pada wilayah Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Tanaman karet yang digunakan pada lokasi penelitian adalah klon PB 260. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2012 dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Gambar peta lokasi penelitian selengkapnya tertera pada Gambar 1 Lampiran.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah contoh tanah dan bahan- bahan kimia untuk analisis tanah di laboratorium. Alat-alat yang digunakan antara lain : 1 Cangkul : digunakan untuk mengambil sampel tanah 2 Pisau : digunakan untuk meratakan tanah pada boring 3 Global positioning system GPS : digunakan untuk mengetahui koordinat pada lokasi penelitian. 30 4 Clinometer: digunakan untuk mengukur kemiringan lereng pada lokasi penelitian. 5 Bor tanah : digunakan untuk deskripsi karakteristik tanah. 6 Meteran : digunakan untuk mengukur kedalaman sampel tanah yang akan diambil serta mengukur kedalaman efektif tanah. 7 Munsell Soil Color Chart : digunakan untuk mengamati dan mengetahui karakteristik tanah melalui pengamatan warna tanah. 8 Kantung plastik : digunakan untuk tempat sampel tanah. 9 Kamera Digital : digunakan sebagai alat dokumentasi. 10 Alat-alat tulis : digunakan untuk mencatat hasil pengamatan baik di lapang maupun di laboratorium. 11 Alat-alat laboratorium : digunakan untuk menganalisis tanah di laboratorium.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan metode evaluasi lahan secara paralel, yaitu melakukan evaluasi lahan kualitatif biofisik dan kuantitatif finansial secara bersamaan. Metode yang digunakan yaitu : 1 Evaluasi lahan kualitatif dilakukan berdasarkan kriteria biofisik Djaenuddin dkk., 2000. 2 Evaluasi lahan kuantitatif dilakukan dengan menghitung nilai kelayakan finansial dengan menghitung NPV, Net BC Ratio, IRR dan BEP. 31 Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap, yaitu : persiapan, pengamatan lapang dan pengambilan contoh tanah, analisis tanah di laboratorium, pengumpulan data data primer dan sekunder, dan analisis data.

3.3.1 Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap studi pustaka, yaitu meneliti dan mengkaji sumber- sumber pustaka tentang keadaan lokasi penelitian sehingga memperoleh gambaran umum tentang lokasi penelitian, seperti data iklim, dan karakteristik lahan. Pada tahap ini dilakukan survei lapang secara kasar dan penentuan titik pengambilan contoh tanah yang mewakili secara keseluruhan berdasarkan keadaan lapang. Distribusi titik pengambilan sampel selengkapnya tertera pada Gambar 2 lampiran.

3.3.2 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi :

3.3.2.1 Data Fisik

3.3.2.1.1 Data Fisik Primer

Pengumpulan data fisik primer dilakukan dengan cara pengamatan, pengukuran langsung di lapang dan mengambil sampel tanah yang kemudian dianalisis di laboratorium. Dilakukan dengan menentukan delapan titik lokasi pengambilan sampel tanah menggunakan metode proposional berdasarkan baris tanam, pengamatan profil boring sampai kedalaman 120, kedalaman pengambilan contoh tanah 0 – 60 cm, kemudian pengambilan contoh tanah

Dokumen yang terkait

Respons Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Dengan Pemberian Air Kelapa Dan Pupuk Organik Cair.

15 91 108

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muall, Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora casiicola Berk & Curt.) di Lapangan

0 34 64

Seleksi Dini Pohon Induk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Dari Hasil Persilangan RRIM 600 X PN 1546 Berdasarkan Produksi Lateks Dan Kayu

0 23 84

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun ( Corynespora Cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Kebun Entres

0 57 66

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI BLOK 423 AFDELING IV PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA REJOSARI NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 9 66

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PERTANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) DI FIELD 93 B AFDELING II PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA KEDATON WAY GALIH LAMPUNG SELATAN

3 26 62

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI BLOK 423 AFDELING IV PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA REJOSARI NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 13 60

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI LAHAN KELOMPOK TANI USAHA MAJU DESA TANJUNG SENANG KECAMATAN KOTABUMI SELATAN LAMPUNG UTARA

5 23 68

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis ) PADA FIELD 2004 AFDELING I PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA KEDATON DESA WAY GALIH LAMPUNG SELATAN

1 34 54