Fungsi Gradien Metode Steepest Descent

11 sifat penting lain yang terhubung dengan minimalisasi fungsi multivariabel. Misalkan v = adalah vektor satuan dalam dapat didefinisikan sebagai ‖ ‖ ∑ Turunan berarah dari di ke arah mengukur perubahan nilai fungsi relatif terhadap perubahan variabel dalam arah . Hal ini didefinisikan sebagai [ Ketika terdiferensialkan, arah yang menghasilkan nilai maksimum untuk arah turunan terjadi ketika dipilih untuk menjadi sejajar dengan , asalkan . Akibatnya, arah penurunan terbesar nilai pada adalah arah yang diberikan oleh . Gambar 2.2 adalah ilustrasi ketika adalah fungsi dari dua variabel. 12 Gambar 2.1 Arah Steepest Descent Tujuannya adalah untuk mengurangi untuk nilai minimal nol, sehingga pilihan yang tepat untuk adalah untuk menjauh dari ke arah yang memberikan penurunan terbesar dalam nilai . Oleh karena itu, didefinisikan sebagai untuk konstanta Masalahnya sekarang adalah mengurangi untuk memilih nilai yang sesuai dari sehingga akan secara signifikan kurang dari . Dalam menentukan pilihan yang tepat untuk nilai , kita mempertimbangkan fungsi satu variabel Nilai yang meminimalkan adalah nilai yang diperlukan untuk persamaan diatas. Menemukan nilai minimal untuk secara langsung akan memerlukan pembedaan dan kemudian memecahkan masalah pencarian akar untuk menentukan titik-titik kritis . Prosedur ini umumnya terlalu rumit. Sehingga kami memilih tiga nomor dengan harapan, dekat dengan nilai minimum yang terjadi. Kami kemudian membangun kuadrat polinomial yang dapat menginterpolasi pada dan . 13 Kami mendefinisikan ̂ pada [ sehingga ̂ adalah minimum di [ dan menggunakan ̂ untuk memperkirakan nilai minimum . Kemudian ̂ digunakan untuk menentukan iterasi baru untuk mendekati nilai minimal : ̂ Karena ada untuk meminimalkan perhitungan pertama kita memilih . Berikutnya ditemukan dengan . Karena tidak meminimumkan , maka memang ada. Akhirnya, yang dipilih sebagai . 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum metodologi penelitian yang akan dilakukan adalah studi literatur dengan mempelajari buku dan artikel terkait dan kemudian melakukan simulasi menggunakan software Matlab. Sebelum melakukan simulasi akan dibahas mengenai perilaku kelelawar dan karakteristik dari kemampuan ekolokasi kelelawar, yang menjadi inspirasi dari Bat Algorithm.

3.1 Studi Literatur

Tahap pertama yang dilakukan penulis adalah mempelajari teori dasar seperti : persamaan nonlinier, sistem persamaan nonlinier, solusi numerik untuk sistem persamaan nonlinier menggunakan metode steepest descent untuk mencari akar pada turunan pertama suatu fungsi. Setelah memahami teori dasar, penulis akan mengkaji lebih dalam tentang Bat Algorithm untuk mencari solusi sistem persamaan nonlinier. Artikel utama yang dikaji adalah artikel Xin-She Yang [3] dan artikel Muhaza Liebenlito [10].

3.2 Perilaku Kelelawar

Kelelawar merupakan hewan yang menarik, karena kelelawar merupakan satu- satunya mamalia yang memiliki sayap, serta memiliki kemampuan canggih yang disebut ekolokasi. Diperkirakan ada sekitar 996 spesies berbeda, yang mencangkup 15 hingga 20 dari semua spesies mamalia [8]. Ukuran mereka berkisar dari kelelawar kecil dengan berat sekitar 1,5 gr sampai 2 gr, sedangkan kelelawar besar dengan lebar sayap 2 m dan berat 1 kg. Kelelawar kecil biasanya memiliki panjang lengan antara 2,2 cm sampai 11 cm. Kebanyakan kelelawar menggunakan ekolokasi pada tingkat tertentu, diantara semua spesies kelelawar, kelelawar kecil merupakan yang paling sering menggunakan ekolokasi ekstensif sementara kelelawar besar tidak. Manfaat ekolokasi pada kelelawar antara lain berguna untuk mendeteksi mangsa, menghindari rintangan, dan menemukan celah- celah dalam keadaan gelap tanpa cahaya sedikitpun. Prinsip kerja ekolokasi kelelawar adalah dengan memancarkan frekuensi suara yang sangat keras dan mendengarkan gema yang memantul kembali dari objek disekitarnya. Frekuensi yang dipancarkan bisa bervariasi dalam sifat dan dapat dikorelasikan dengan strategi berburu mereka, tergantung pada spesies kelelawar tersebut. Kebanyakan kelelawar menggunakan gelombang pendek dan menggunakan frekuensi konstan untuk sinyal ekolokasi.

3.3 Ekolokasi Kelelawar

Meskipun setiap frekuensi suara yang dipancarkan oleh kelelawar hanya berlangsung sangat singkat yaitu sekitar seperseribu detik, namun ia memiliki frekuensi konstan diantara 25 kHz sampai 150 kHz. Kisaran frekuensi untuk sebagian besar spesies kelelawar biasanya memang berada diantara 25 kHz dan 100 kHz, akan tetapi beberapa spesies kelelawar dapat memancarkan frekuensi yang lebih tinggi hingga mencapai 150 kHz. Setiap suara yang dipancarkan oleh kelelawar hanya