Desain Penelitian Tempat dan Waktu

3. Alat Penelitian Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Neraca analitik Metler Toleda dengan tingkat ketelitian 0,01 gram, untuk menimbang berat tikus 2. Sonde oral 3. Minor Set, membedah tikus untuk mengidentifikasi hati 4. Kapas dan alkohol 5. Kandang tikus dan botol minum tikus 6. Alat Pembuatan Preparat Histopatologi meliputi object glass, deck glass, tissue cassette, rotarymicrotome, oven, water bath, latening table, autotechnicom processor, staining jar, staining rak, kertas saring, histoplast, dan paraffin dispenser 7. Alat pemeriksaan mikroskopis yang terdiri dari mikroskop, gelas objek, dan cairan emersi 8. Kamera digital

E. Prosedur Penelitian

1. Perawatan Hewan Coba

Tikus putih Rattus norvegicus jantan galur Sprague dawley berumur 8 – 10 minggu yang diperoleh dari Unit Pengelola Hewan Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dimasukkan ke dalam kandang yang telah disiapkan dan diadaptasikan selama tujuh hari. Kandang tikus terbuat dari kotak plastik, bagian dasarnya diberi sekam dan pasir hidrolit, dan ditutupi dengan bedding kawat. Kandang tikus dibersihkan seminggu sekali dengan memberikan desinfektan pada lantainya. Setiap hari makanan dan minuman diberikan secara ad libitum.

2. Prosedur Pemberian Dosis Herbisida Paraquat diklorida

Dosis herbisida paraquat diklorida yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 mgkgBB untuk kelompok 2, 50 mgkgBB untuk kelompok 3, 100 mgkgBB untuk kelompok 4, dan 200 mgkgBB untuk kelompok 5. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol sehingga tidak diberikan herbisida paraquat diklorida per −oral. Berat rata-rata tikus putih jantan yang digunakan sebagai hewan coba pada penelitian ini adalah 100 gram atau 0,1 kg. Berdasarkan berat rata-rata tikus putih jantan tersebut akan dihitung dosis herbisida paraquat diklorida yang akan diberikan per-oral pada tikus putih jantan dalam satuan mg100gBB. Herbisida paraquat diklorida yang digunakan pada penelitian ini adalah herbisida dalam bentuk cair, sehingga dosis dalam satuan mg100gBB akan dikonversikan dalam satuan mililiter ml berdasarkan dosis herbisida paraquat diklorida yang terdapat pada label kemasan yaitu 276 SL atau sama dengan 276 mgml. Hasil perhitungan dosis dalam satuan ml akan dilarutkan dengan air sesuai dengan dosis masing −masing kelompok sehingga mendapatkan jumlah sebanyak 1 ml cairan yang mengandung herbisida paraquat.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

PENGARUH PEMBERIAN HERBISIDA PARAQUAT DIKLORIDA PER−ORAL TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN ESOFAGUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

6 31 68

PENGARUH PEMBERIAN HERBISIDA GOLONGAN PARAQUAT DIKLORIDA PER-ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

3 13 78

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI MIOKARDIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 4 65

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP KETEBALAN DINDING AORTA ABDOMINAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 5 72

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 13 66

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 26 71

PENGARUH HERBISIDA PARAQUAT DIKLORIDA ORAL TERHADAP HATI TIKUS PUTIH

0 1 6