Metode Penelitian Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

50 yang sudah dicatat sebagai sampel, maka gulungan kertas dimasukkan kembali kekaleng dan dikocok lagi sampai keluar nama lain. Demikian hal ini dilakukan pada kaleng-kaleng berikutnya sampai terpenuhi jumlah sampel masing-masing sekolah.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas independent variabel dan variabel terikat dependent variabel. Yang termasuk variabel bebas adalah Kepemimpinan Kepala Sekolah X 1 , Budaya Sekolah X 2 , dan Sumber Belajar X 3 , sedangkan variabel terikat adalah Mutu Pembelajaran Guru Y 3.4 Definisi Konseptual Variabel Penelitian Definisi konseptual yang dimaksud pada penelitian ini adalah penjelasan teoritis tentang konsep yang berhubungan dengan variabel penelitian berdasarkan pendapat para ahli seperti yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Secara lebih rinci definisi konseptual pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : 3.4.1 Mutu Pembelajaran Mutu pembelajaran adalah pembelajaran yang efektif yang pada intinya adalah menyangkut kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan sangat menentukan mutu pembelajaran yang akan diperoleh siswa. 3.4.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. 51 Kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan kepala sekolah dalam membina dan membimbing guru untuk melaksanakan KBM terutama kegiatan merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran mengarah pada tercapainya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

3.4.3 Budaya Sekolah Budaya sekolah adalah pengetahuan dan hasil karya cipta komunitas sekolah yang

berusaha ditransformasikan kepada peserta didik, dan dijadikan pedoman dalam setiap tindakan komunitas sekolah. 3.4.4 Sumber Belajar Sumber belajar merupakan segala sesuatu yaitu sarana, daya dan bahan-bahan yang dapat digunakan oleh guru maupun peserta didik untuk membantu proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3.5 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional pada penelitian ini adalah penjelasan variabel penelitian yang lebih aplikatif dengan indikator-indikator pencapaiannya.

3.5.1 Mutu Pembelajaran Guru

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai tinggi-rendahnya hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Mutu pembelajaran dapat diukur dengan indikator: 1 Kesesuaian; 52 2 Daya tarik; 3 Efektivitas; 4 Efisiensi; 5 Produktivitas, akan diukur melalui angket menggunakan skala likert dengan lima pilihan, yaitu selalu SL, sering SR, kadang-kadang KK, Jarang JR, dan tidak pernah TP. Masing – masing pilihan diberi nilai dengan pembobotan tertinggi 5 lima dan terendah 1 satu. 3.5.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan kepala sekolah besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan sekolahnya karena merupakan ujung tombak bagi kemajuan sekolah. Untuk itu seorang kepala sekolah dituntut harus memiliki tingkat kinerja yang tinggi. Kepemimpinan kepala sekolah dinyatakan dengan indikator persepsi guru terhadap: 1 telling pemberitahuan, 2 selling penawaran atau penjualan, 3 participating pelibatan bawahan, 4 Delegating pendelegasian, diukur melalui angket menggunakan skala likert dengan lima pilihan, yaitu selalu SL, sering SR, kadang-kadang KK, Jarang JR, dan tidak pernah TP. Masing – masing pilihan diberi nilai dengan pembobotan tertinggi 5 lima dan terendah 1 satu.

3.5.3 Budaya Sekolah

Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah. Nilai-nilai yang dianut dalam budaya sekolah akan diukur dalam bentuk skor melalui pengukuran dengan indikator Adapun indikator yang digunakan untuk mendapatkan persepsi guru dan siswa terhadap budaya sekolah adalah 1 Kerjasama tim team work. 2 Kemampuan 3 Keinginan. 4 Kegembiraan 53 happiness. 5 Hormat respect. 6 Jujur honesty. 7 Disiplin discipline. 8 Empati empathy. 9 Pengetahuan dan Kesopanan, akan diukur melalui angket menggunakan skala likert dengan lima pilihan, yaitu selalu SL, sering SR, kadang-kadang KK, Jarang JR, dan tidak pernah TP. Masing – masing pilihan diberi nilai dengan pembobotan tertinggi 5 lima dan terendah 1 satu. 3.5.4 Sumber Belajar Sumber belajar memiliki pengertian segala sesuatu baik berupa sarana, daya, maupun bahan-bahan, dan secara terpisah maupun terkombinasi yang dapat digunakan oleh guru maupun peserta didik untuk membantu proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun indikator yang digunakan untuk mendapatkan persepsi guru dan siswa terhadap Sumber Belajar adalah : lima kriteria dalam pemilihan sumber belajar, yaitu: 1. Ekonomis, sumber belajar yang digunakan tidak harus terpatok pada harga yang mahal. 2. Praktis, sumber belajar yang dipilih tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka. 3. Mudah, sumber belajar harus dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita. 4. Fleksibel, artinya sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional. 5.Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, akan diukur melalui angket menggunakan skala likert dengan lima pilihan, yaitu selalu SL, sering SR, kadang-kadang KK, Jarang JR, dan tidak pernah TP. Masing – masing pilihan diberi nilai dengan pembobotan tertinggi 5 lima dan terendah 1 satu. 54

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen Mutu Pembelajaran Guru Dimensi Indikator Nomor Butir 1. Kesesuaian a. Materi sesuai dengan karakteristik peserta didik 1,2 b. Memahami dengan aspirasi masyarakat maupun perorangan akan kebutuhan peserta didik 3 c. Memahami kondisi masyarakat, kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman 4,5 d. Sesuai dengan teori, prinsip, dan atau nilai baru dalam pendidikan 6 2. Daya tarik a. Memberikan kesempatan belajar yang tersebar dan karena itu mudah dicapai diikuti oleh peserta didik 7 b. Memberikan pendidikan yang mudah dicerna karena telah diolah sedemikian rupa 8,9 c. Menciptakan suasana yang akrab hangat dan merangsang pembentukan kepribadian peserta didik 10,11 3. Efektivitas a. Memberikan pembelajaran secara teratur 12 b. Mempersiapkan materi yang akan diberikan secara konsisten atau berurutan melalui tahap perencanaan 13 c. Melakukan pengembangan materi pembelajaran kepada peserta didik 14 d. Melaksanaan pembelajaran tepat waktu 15 e. Melakukan penilaian dan penyempurnaan materi 16 f. Memiliki sikap sensitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pembelajaran 17 g. Memberikan penjelasan akan tujuan pembelajaran dan karena itu dapat dihimpun untuk mencapainya 18 h. Memahami akan kemampuan atau kekuatan peserta didik, pendidik 19,20 4. Efisiensi a. Merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan model mengacu pada kepentingan pembelajaran 21 b. Mengerti tentang lingkungan peserta didik 22 c. Melakukan pengembangan dan pemanfaatan aneka sumber belajar sesuai keperluan 23 d. Melakukan pemanfaatan sumber belajar bersama 24 55 Dimensi Indikator Nomor Butir 5. Produktivitas. a. Melakukan perubahan proses pembelajaran dari menghafal dan mengingat ke menganalisis dan mencipta 25 b. Menambahan masukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar 26 c. Melakukan peningkatan intensitas interaksi peserta didik dengan sumber belajar 27 d. Melakukan pembelajaran secara konsisten kepada peserta didik agar menciptakan lulusan lebih banyak 28 e. Memberikan pendidikan yang dapat dilakukan oleh peserta didik agar bisa lebih dihargai oleh masyarakat 29 f. Memberikan pengetahuan tentang keuntungan dan mafaat dari pendidikan agar berkurangnya angka putus sekolah 30 Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Indikator Nomor Butir 1. telling pemberitahu an Memberikan intensitas tugas tinggi tetapi memiliki hubungan yang rendah serta komunikasi satu arah 1,2,3,4, 5 2. selling penawaran atau penjualan Memberikan tugas tinggi dan memiliki hubungan yang tinggi, dengan kecenderungan komunikasi dua arah 6,7,8,9, 10 3. participating pelibatan bawahan Memberikan intensitas tugas rendah tetapi memiliki hubungan yang tinggi, dengan kecenderungan komunikasi dua arah 11,12,1 3,14,15 4. Delegating pendelegasi an Memberikan tugas rendah dan memiliki hubungan yang rendah 16,17,1 8,19,20 56 Tabel 3.5 : Kisi-Kisi Instrumen Budaya Sekolah Dimensi Indikator Nomor Butir 1. Kerjasama tim team work a. Bekerjasama untuk mencapai tujuan 1,2,3 b. Melakukan aktivitas bersama 4,5,6 2. Kemampuan a. Melaksanakan tugas secara bertanggungjawab 7,8 b. Mencerminkan kepribadian pendidik 9,10,11 ,12 3. Keinginan. a. Memberikan kepuasan terhadap peserta didik dan masyarakat 13,14 b. Berusaha menambah kompetensi 15,16 4. Kegembiraan happiness. a. Menciptakan suasana sekolah yang nyaman 17,18,1 9 b. Menciptakan warga sekolah yang ramah dan bahagia 20,21,2 2 5. Hormat respect a. Saling menghargai, menjada kesopanan 23,24,2 5 6. Jujur honesty a. Jujur dalam mengelola keuangan 26 7. Disiplin discipline a. Taat pada peraturan dan tata tertib 27 b. Kesadaran dan kerelaan untuk hidup teratur bersih dan rapi 28 8. Empati empathy. a. Dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain 29 b. Peduli terhadap lingkungan 30 Tabel 3.6 : Kisi-Kisi Instrumen Sumber Belajar Dimensi Indikator Nomor Butir 1. Ekonomis Sumber belajar yang digunakan tidak harus terpatok pada harga yang mahal 1,2 2. Praktis Sumber belajar yang dipilih tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka 3,4,5 3. Mudah Sumber belajar harus dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita 6 4. Fleksibel Sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional 7,8 5. Sesuai dengan tujuan Sumber belajar harus dapat mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa. 9,10,11 ,12 57

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

3.7.1 Teknik Dokumentasi Menurut Sugiyono 2012:39 studi dokumentasi dalam pengumpulan data

penelitian dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data terbaru mengenai populasi guru SMK di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tahun pelajaran 20142015 sebagai berikut; SMK Negeri 1 Natar, SMK Swadhipa 1 Natar, SMK Swadhipa 2 Natar, SMK Budikarya Natar, SMK Mutiara 1 Natar, SMK Mutiara 2 Natar, SMK Yadika Natar, dan SMK Wiyata Karya Natar. 3.7.2 Teknik Angket Kuesioner Menurut Sugiyono 2012:162 angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan angket atau dalam bentuk skala. Instrumen dalam bentuk skala digunakan untuk mendapatkan data kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, Sumber Belajar, dan mutu pembelajaran. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan 5 lima pilihan jawaban. Sugiyono 2010:86 mengatakan bahwa skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat 58 dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu. Jadi dengan instrumen yang menggunakan skala likert ini, peneliti bertujuan untuk mengkaji data tentang bagaimana kepemimpinana kepala sekolah, budaya sekolah, sumber belajar dan mutu pembelajaran guru SMK di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

3.8.1 Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan 2010:109- 110 menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memeliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah : ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan: = koefisien korelasi n = jumlah responden Xi = jumlah skor item Yi = jumlah skor total seluruh item 59 Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus : √ √ Keterangan : t = nilai r = koefisien korelasi hasil n = jumlah responden Distribusi Tabel t untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 2. Kaidah keputusan : Jika r tabel , maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid, tetapi sebaliknya r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r sebagai berikut : Tabel 3.7 Daftar Interpretasi Nilai r validitas instrumen Besarnya Nilai r Interpretasi 0,800 – 1,000 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 0,000 – 0,199 Sangat tinggi Tinggi Cukup tinggi Rendah Sangat rendah tidak valid Arikunto, 2005:147

3.8.1.1 Hasil Uji Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

Valid dan tidaknya butir pernyataan pada kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat dengan membandingkan antara dengan r tabel. Jika r tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 maka butir pernyataan dinyatakan valid, dan jika sebaliknya dinyatakan tidak valid perhitungan dilihat Lampiran 6. Hasil validitas kepemimpinan kepala sekolah X 1 disajikan pada Tabel 3.5 berikut: 60 Tabel 3.8 : Hasil Perhitungan Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah X 1 No r tabel Status No r tabel Status 1 0,631 0,444 Valid 11 0,820 0,444 Valid 2 0,715 0,444 Valid 12 0,715 0,444 Valid 3 0,822 0,444 Valid 13 0,822 0,444 Valid 4 0,822 0,444 Valid 14 0,822 0,444 Valid 5 0,631 0,444 Valid 15 0,631 0,444 Valid 6 0,631 0,444 Valid 16 0,631 0,444 Valid 7 0,820 0,444 Valid 17 0,715 0,444 Valid 8 0,820 0,444 Valid 18 0,820 0,444 Valid 9 0,820 0,444 Valid 19 0,820 0,444 Valid 10 0,715 0,444 Valid 20 0,631 0,444 Valid Sumber: Pengolahan Data Tahun 2015 Sesuai dengan perhitungan dari 20 butir pernyataan yang diajukan semuanya valid, sehingga semuanya digunakan untuk memperoleh data penelitian.

3.8.1.2 Hasil Uji Validitas Budaya Sekolah

Valid dan tidaknya butir pernyataan pada budaya sekolah dapat dilihat dengan membandingkan antara dengan r tabel. Jika r tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 maka butir pernyataan dinyatakan valid, dan jika sebaliknya dinyatakan tidak valid perhitungan dilihat Lampiran 7. Hasil validitas budaya sekolah X 2 disajikan pada Tabel 3.6 berikut: Tabel 3.9 : Hasil Perhitungan Validitas Budaya Sekolah X 2 No r tabel Status No r tabel Status 1 0,820 0,361 Valid 16 0,631 0,361 Valid 2 0,631 0,361 Valid 17 0,820 0,361 Valid 3 0,715 0,361 Valid 18 0,820 0,361 Valid 4 0,822 0,361 Valid 19 0,820 0,361 Valid 5 0,822 0,361 Valid 20 0,715 0,361 Valid 6 0,631 0,361 Valid 21 0,820 0,361 Valid 7 0,631 0,361 Valid 22 0,715 0,361 Valid 8 0,715 0,361 Valid 23 0,822 0,361 Valid 9 0,820 0,361 Valid 24 0,822 0,361 Valid

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK, MOTIVASI KERJA, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 5 91

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA, DAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN PADANG TUALANG.

0 11 40

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN KEEFEKTIFAN SEKOLAH DI MTS KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

0 9 36

HUBUNGAN BUDAYA MUTU DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN PERSEPSI KEPEMIMPINAN GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI BISNIS MANAJEMEN MEDAN.

0 2 25

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA BINJAI.

0 2 12

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMAN KOTA BINJAI.

0 1 12

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR DAN BUDAYA MUTU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANJARSARI.

0 0 9

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU MATEMATIKA Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Guru Matematika Di SMK Muhammadiyah 6 Gemolong.

0 1 16

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU MATEMATIKA Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Guru Matematika Di SMK Muhammadiyah 6 Gemolong.

0 2 17

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MANAJEMEN MUTU SEKOLAH SE-KECAMATAN KUTAWARINGIN KABUPATEN BANDUNG.

0 1 55