Permeabilitas Sifat Fisik Tanah

2.3 Budidaya Ubi kayu

Tanaman ubi kayu biasanya ditanam di daerah yang memiliki iklim kering. Tanaman ubi kayu juga dapat tumbuh di antara 30 ° lintang Utara dan antara 30 ° lintang Selatan. Sinar matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman ubi kayu adalah 10 jam hari. Suhu udara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ubi kayu adalah 18° C dan curah hujan diatas 500 mm tahun. Kelembaban udara yang optimal untuk pertumbuhan adalah berkisar 60- 65 , dan suhu udara minimal 10° C. Ketinggian tempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman ubi kayu adalah 10 -700 m dpl. Tanah yang sesuai untuk ditanami tanaman ubi kayu adalah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya akan bahan organik. Jenis tanah yang cocok untuk ditanami tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran dan andosol Rukmana, 1997. Pada dasarnya budidaya ubi kayu ini mudah dikembangkan dan cepat terserap oleh pasar. Umumnya petani ubi kayu di Lampung dalam usaha taninya belum intensif dan cenderung semiintensif. Petani biasanya hanya menggunakan pupuk anorganik, seperti urea dan NPK, sedangkan untuk pupuk kandang atau pupuk organik belum biasa diterapkan. Mengingat ubi kayu merupakan komoditas yang rakus hara, tanah bekas pertanaman ubi kayu cenderung cepat tandus dengan catatan tanpa penggunaan pupuk kandangorganik Purwantini, 2014.

2.4 Kebun Campuran

Kebun campuran adalah kebun yang terdiri atas campuran yang tidak teratur antara tanaman tahunan yang menghasilkan buah-buahan dan sayuran serta tanaman semusim yang terletak di sekitar rumah. Tumbuhan yang umum didapatkan termasuk pohon-pohonan, tanaman merambat, sayuran dan herba yang menghasilkan dan menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral serta obat-obatan sepanjang tahun. Terdapat variasi yang besar dalam jenis tanaman dan intensitas penanaman yang sangat ditentukan oleh jenis tanah, iklim, fluktuasi permukaan air bawah tanah Arsyad, 1989. Penurunan kadar C-organik tanah sebagai dampak dari alih guna lahan hutan menjadi lahan kopi telah diteliti juga oleh Afandi et al. 2002. Rata-rata kandungan C-organik tanah pada lahan hutan mencapai 5,5 dan setelah digunakan untuk tanaman kopi, rata-rata kandungan C-organik tanah berubah menjadi 2,8 - 4,4. Faktor pengelolaan lahan sangat berperan dalam mempertahankan kadar bahan organik tanah. Lahan kopi yang dikelola secara multistrata dapat mempertahankan kadar C-organik tanah pada tingkat 4, sedangkan pada lahan kopi yang dikelola secara monokultur, kadar C- organik tanah hanya mampu bertahan pada tingkat 3.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan pertanaman ubi kayu dan kebun campuran milik masyarakat di Desa Adi Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah. Pengamatan contoh tanah dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2015, dan selanjutnya contoh tanah dianalisis di Institut Pertanian Bogor IPB dan Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan berupa contoh tanah terganggu dan contoh tanah utuh yang menggunakan ring sampel. Alat-alat yang digunakan adalah bor tanah, cangkul, gancu, pisau pandu, Munsell Soil Color Chart, GPS, altimeter, kantong plastik, karet, karung, spidol, label, penetrometer saku, meteran, ayakan 2 mm, stop watch, alat tulis, serta alat-alat yang digunakan untuk analisis sifat fisik tanah di laboratorium.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer berupa morfologi tanah yaitu deskripsi profil berupa lapisan tanah, warna matriks dan karat, struktur, tekstur di lapang, konsistensi tanah, vegetasi yang ada di atasnya dan perakaran yang ada pada tiap lapisan tanah sedangkan analisis sifat fisika

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crant) di Desa Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

5 67 57

Identifikasi Dan Inventarisasi Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta. CRANTZ) Di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

4 73 46

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF UNTUK PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI KELOMPOK TANI ”TANI MAKMUR” DESA SINAR MULYA NATAR LAMPUNG SELATAN

0 8 3

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI LAHAN KELOMPOK TANI USAHA MAJU DESA TANJUNG SENANG KECAMATAN KOTABUMI SELATAN LAMPUNG UTARA

5 23 68

IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) MONOKULTUR DAN KEBUN CAMPURAN DI DESA SEPUTIH JAYA KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

5 34 55

MORFOLOGI DAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DAN KEBUN CAMPURAN DI DESA ADI JAYA KECAMATAN TERBANGGI BESAR, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 8 46

IDENTIFIKASI BEBERAPA SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta) MONOKULTUR DAN KARET ALAM (Hevea brasiliensis) DI KALIBALANGAN, LAMPUNG UTARA

1 9 56

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH PADA TANAH ULTISOLS DI PERTANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz)

0 6 51

Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung Dan Keripik Beberapa Genotipe Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) Hasil Pemuliaan

0 3 58

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA ADI JAYA KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 0 16