Kebijakan dan Perencanaan Koleksi Museum

17

A. Pameran Tetap

Umumnya koleksi yang ditata dalam ruangan-ruangan pameran tetap hanya terdiri atas 25-40 persen saja dari seluruh benda koleksi yang dimiliki museum. Setiap museum selalu berusaha untuk memperluas dan melengkapi koleksinya. Karenanya di samping realia, juga dibuat replika untuk menambah koleksi yang ada. Untuk menyusun suatu pameran tetap diperlukan semacam skenario yang lengkap. Sebagai contoh, museum sejarah memerlukan skenario yang secara kronologis dapat menggambarkan untaian peristiwa sejarah dalam ruangan-ruangan pameran tetapnya Sutaaraga, 1989: 88.

B. Pameran Khusus atau Pameran Temporer

Di samping menyelenggarakan pameran tetap, yang disusun untuk jangka waktu yang lama, perlu juga disediakan paling sedikitnya sebuah ruangan pameran yang diperlukan untuk penyelenggaraan pameran khusus atau temporer. Sesuai dengan namanya, pameran temporer diselenggarakan sementara untuk jangka waktu yang singkat antara satu minggu hingga tiga bulan, atau paling lama sampai satu tahun. Selain itu pameran temporer disebut juga pameran khusus karena diselenggarakan secara khusus, seperti untuk memperingati peristiwa atau tokoh-tokoh penting. Selain itu dapat pula dipilih tema atau topik yang khusus Sutaarga, 1989: 90.

C. Pameran Keliling

Pameran keliling umumnya berupa suatu paket. Sejumlah benda koleksi telah dihimpun dan terjaring dalam suatu desain pameran keliling, 18 lengkap dengan petunjuk tata ruang dan teknik pamerannya. Topiknya sudah jelas, disertai label yang siap dipasang dan katalog pameran yang sudah siap diedarkan Sutaarga, 1989: 92.

2.1.5 Pencahayaan pada Museum

Museum sebagai ruang pamer benda-benda koleksi yang mempunyai nilai sejarah atau seni yang tinggi harus dapat memberikan pencahayaan yang baik yang dapat menonjolkan karakter dari benda-benda tersebut. Pencahayaan di dalam sebuah museum baik cahaya alami maupun buatan, seperti dari lampu listrik, dapat menimbulkan proses kerusakan pada berbagai bahan benda koleksi. Batu, logam, dan keramik pada umumnya tidak peka terhadap cahaya, tetapi bahan-bahan organik, seperti pada tekstil, kertas, koleksi ilmu hayat, sangat peka terhadap cahaya tersebut. Cahaya merupakan suatu bentuk elektromagentik, memiliki dua jenis radiasi, yang terlihat dan tidak terlihat. Di antara sekian banyak radiasi, maka radiasi ultraviolet dan infra merah tidak terlihat oleh mata kita. Unsur ultraviolet sangat membahayakan bagi benda-benda koleksi dan dapat menimbulkan berbagai perubahan baik pada bahan maupun warna. Sekalipun ultraviolet itu sebenarnya sudah banyak terserap oleh bumi, namun lampu-lampu listrik pun mengeluarkan radiasi ultraviolet, dan dalam penggunaannya sebagai alat penerangan dalam ruang pamer museum perlu adanya modifikasi dan iluminasi untuk mengurangi radiasi ultraviolet tersebut Sutaarga, 1989: 72.