Gambar 2.11 Daur Hidup Strongyloides stercoralis
b. Patologi dan Gejala Klinis
14
Kelainan patologik dapat ditimbulkan oleh larva pada waktu menembus kulit, sehingga terjadi dermatitis disertai dengan pruritis dan urtikaria. Selain itu jika larva
filaform yang menembus kulit banyak jumlahnya, maka akibat migrasi paru yang berat dapat menimbulkan kelainan pada paru penderita, misalnya pneumonia dan batuk berdarah.
Cacing dewasa yang menembus mukosa usus dapat menimbulkan diare yang berdarah dan berlendir. Seperti halnya infeksi dengan cacing yang disertai dengan siklus migrasi paru,
maka penderita pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya eosinofili dan lekositosis. Infeksi yang berat pada penderita dapat menimbulkan kematian.
13
Universitas Sumatera Utara
2.3 Epidemiologi Infeksi Kecacingan oleh Cacing yang Ditularkan melalui Tanah
2.3.1 Distribusi Frekuensi a.
Menurut orang
Hasil survei kecacingan yang disebabkan nematoda usus di sekolah dasar di beberapa propinsi pada tahun 1986-1991 menunjukkan prevalensi sekitar 60 - 80,
sedangkan untuk semua umur berkisar antara 40 - 60.
2
Hasil survei kecacingan 2009 di Indonesia oleh Ditjen P2PL menyebutkan 31,8 siswa SD menderita kecacingan.
Anak-anak lebih mudah terserang dari pada orang dewasa. Infeksi berat terjadi pada anak-anak yang suka bermain di tanah, karena mendapat kontaminasi dari pekarangan yang
kotor.
10
Menurut penelitian Siregar B tahun 2008 pada murid SD Negeri 06 Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis bahwa prevalensi infeksi kecacingan yang ditularkan melalui
tanah terbanyak pada kelompok umur 6-9 tahun sebesar 67,1 dan yang paling sedikit pada umur 10-13 tahun sebesar 32,9.
16
Menurut penelitian Ginting A tahun 2008 pada murid SD di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir bahwa prevalensi infeksi kecacingan yang
ditularkan melalui tanah menurut jenis kelamin responden laki-laki sebanyak 116 57,4 dan perempuan sebanyak 86 orang 42,6.
19
b. Menurut tempat
20
Penyakit kecacingan tersebar luas, baik di pedesaan maupun perkotaan. Angka infeksi tinggi, tetapi intensitas infeksi jumlah cacing dalam perut berbeda. Hasil survei
Universitas Sumatera Utara
Subdit Diare pada tahun 2002 dan 2003 pada 40 SD di 10 propinsi menunjukkan prevalensi berkisar antara 2,2 - 96,3.
Infeksi banyak terdapat di daerah curah hujan tinggi, iklim sub-tropis, dan di tempat yang banyak populasi tanah.
3
16
Trichuris trichiura menyebar lebih sering di daerah yang beriklim panas.
Pada tahun 2008 pemeriksaan tinja dilaksanakan di 8 propinsi, mempunyai range yang cukup tinggi yaitu antara 2,7 - 60,7. Prevalensi terendah di Sulut 2,7 dan
tertinggi di Banten 60,7.
21
Menurut penelitian Damanik E tahun 2005 bahwa prevalensi infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah pada anak SD terdapat 63 orang yang terkena terinfeksi
STH di mana proporsi tertinggi bertempat tinggal di P. Sidamanik S. Buntu sebesar 65,08, yang kedua adalah Afdeling yaitu 28,57 dan sedangkan di Parmahanan dari 2
orang yang diperiksa tidak ada yang terinfeksi STH.
2
Cacing tambang terdapat di daerah tropis dan sub tropis kecuali Ancylostoma duodenale terdapat di daerah pertambangan Eropa Utara. Necator americanus tersebar
di separuh belahan bumi sebelah barat, Afrika Tengah dan Selatan, Asia Selatan, Indonesia, Australia, dan di Kepulauan Pasifik. Strongiloides stercoralis mempunyai
daerah geografi tertentu, di Afrika terdapat di Kenya, Mozambik dan Etiopia, di Amerika Selatan terdapat di Peru Utara yakni di Kolombia dan di Asia terdapat di Iran.
Sebaliknya di Asia Timur dan Eropa Selatan hanya terdapat sedikit sekali serangan parasit ini.
22
16
Universitas Sumatera Utara
c. Menurut waktu