Prevalensi Infeksi STH Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Infeksi Kecacingan yang Ditularkan melalui Tanah pada Murid Kelas IV, V dan VI SD Negeri No. 173327 Bahalimbalo Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Prevalensi Infeksi STH

Prevalensi infeksi STH yang ditularkan melalui tanah pada murid kelas IV, V, dan VI SD Negeri No. 173327 tahun 2011 dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 6.1 Diagram Pie Prevalensi Infeksi STH pada Murid Kelas IV, V, dan VI SD Negeri No. 173327 Bahalimbalo Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2011 Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat hasil pemeriksaan feses yang dilakukan pada 105 murid diketahui prevalensi infeksi STH sebesar 19 . Proporsi infeksi berdasarkan jenis cacing yaitu Ascaris lumbricoides 95 dan Trichuris trichiura 5 sedangkan Hookworm dan Strongyloides stercoralis tidak ditemuka n 81 19 Negatif - Positif + Universitas Sumatera Utara Hasil observasi yang didapat bahwa kebersihan perorangan murid sehari-hari adalah buruk 71,4, sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan masih tinggi 73,3 dan kepemilikan jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan masih tinggi 59. Berdasarkan sumber, puskesmas Paranginan melaksanakan program pembagian obat cacing 2 kali setahun kepada anak SD. Dari hasil penelitian di atas sebesar 19 dapat disimpulkan bahwa bila dibandingkan dengan Angka Nasional Infeksi Kecacingan yaitu 10 Depkes, 2004, maka angka ini masih cukup tinggi, hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan infeksi kecacingan pada anak SD harus lebih ditingkatkan lagi. Survei Dinas Kesehatan, prevalensi kecacingan pada anak SD di kabupaten terpilih di Indonesia pada tahun 2006 sebesar 32,6, tahun 2008 sebesar 24,1 dan 2009 sebesar 31,8. Hasil penelitian Purba 2005 pada siswa SD 106160 Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan bahwa prevalensi STH sebesar 15,09. 2 Hasil penelitian Yulianto 2007 dengan desain cross sectional pada siswa SD Negeri Rowosari 01 Kecamatan Tembalang kota Semarang bahwa prevalensi STH sebesar 20. 28 Hasil penelitian Tumanggor 2008 dengan desain cross sectional pada siswa SD Negeri 030375 Di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi bahwa prevalensi STH sebesar 74,3. 24 29 Universitas Sumatera Utara Survei dinas Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2008 mengenai distribusi prevalensi cacingan menurut jenis cacing bahwa Ascaris lumbricoides sebesar 13,9, Trichuris trichiura sebesar 14,5 dan Hookworm sebesar 3,6. Penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaaan sosial-ekonomi, kebersihan diri dan lingkungan. Di antara ke empat macam cacing tersebut, Ascaris lumbricoides adalah yang tertinggi prevalensinya dan umumnya penderita menderita infeksi ganda. 2 Tanah liat, teduh dan kelembaban tinggi merupakan hal-hal yang sangat baik untuk berkembangnya telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura menjadi bentuk infektif sementara yang baik untuk pertumbuhan larva Hookworm dan Strongyloides stercoralis adalah tanah pasir yang gembur, tercampur humus, dan terlindung dari sinar matahari langsung.. 30 5 Universitas Sumatera Utara

6.2 Analisis Bivariat