Semarang berwenang memutus pernyataan pailit yang diajukan oleh para kreditor. Untuk mengetahui kedudukan hukum suatu debitor yang berbadan hukum, maka satu-
satunya cara adalah dengan meneliti dalam anggaran dasarnya. Dan kantor cabang itu merupakan kepanjangan usaha atau operasional dari kantor pusatnya. Sehingga karena
itu cukup jika yang diajukan ke Pengadilan Niaga adalah kantor cabang dalam qua quality kantor cabang.
C. Dalam Perseroan Yang Telah Dinyatakan Pailit
Berlakunya UU Kepailitan 2004 telah memindahkan kewenangan mutlak absolut dari pengadilan umum untuk memeriksa permohonan pailit, dengan menetapkan pengadilan
niaga sebagai pengadilan yang memiliki kewenangan untuk menerima permohonan kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang PKPU. Seperti diketahui bahwa secara teoritis
sistem peradilan di Indonesia mengenal dua macam kewenangan, yaitu kewenangan mutlakabsolut dan kewenangan relatif.
Kewenangan mutlak atau absolut diartikan sebagai pembagian kekuasaan antar badan- badan peradilan yang berkaitan dengan pemberian kekuasaaan untuk mengadili attribute van
rechtsmacht. Dengan kata lain, kewenangan mutlak atau absolut ini berbicara mengenai kewenangan badan-badan peradilan dalam menerima, memeriksa dan memutus perkara.
Konsekuensinya suatu pengadilan tidak dapat memeriksa gugatanpermohonan yang diajukan kepadanya, apabila ternyata secara formil gugatan tersebut masuk dalam ruang lingkup
kewenangan mutlak pengadilan lain. Sementara itu kewenangan relatif mengatur mengenai pembagian kekuasaan untuk mengadili antar pengadilan yang serupa, tergantung dari
tempat tinggal tergugat seperti yang terdapat di dalam Pasal 118 ayat 1 Het HerziendeIndische Reglement HIR.
Universitas Sumatera Utara
Selain kewenangan absolut dan relatif, pengadilan niaga juga memiliki kewenangan secara komprehensif. Pasal 299 sampai 303 UU Kepailitan 2004, menyatakan bahwa
kewenangan secara komprehensif itu adalah kewenangan untuk menyelesaikan permasalahan seputar kepailitan dan PKPU serta memeriksa dan memutus perkara lain di bidang perniagaan.
Kewenangan secara komprehensif yang dimiliki pengadilan niaga bukan tidak mungkin menimbulkan permasalahan terkait dengan titik taut dengan kewenangan
pengadilan umum pengadilan negeri dalam hal pemeriksaan perkara hak-hak karyawan dalam perseroan yang pailit, karena permasalahan seputar kepailitan tidak hanya berkaitan dengan
utang sebagai pokok utama melainkan hal-hal lain seperti pembatalan perjanjian perdamaian, actio pauliana, keabsahan surat-surat dan lain-lain. Kondisi inilah yang memicu beberapa
masalah karena sudah ditegaskan secara eksplisit bahwa pemeriksaan di pengadilan niaga adalah bersifat sumir atau sederhana, suatu hal yang sulit untuk dilakukan bila menyangkut pemeriksaan
lain di luar Pasal 1 ayat 1 UU Kepailitan 2004. Berdasarkan sifat sumir atau sederhana dari suatu perkara di pengadilan niaga, maka
yang harus dibuktikan cukup pada suatu keadaan berhenti membayar.Kondisi tersebut membawa konsekuensi berbeda-beda.Sebagian pihak mengatakan cukup dipenuhinya syarat kepailitan
dalam Pasal 1 ayat 1 maka salah satu pihak termohon pailit dapat langsung dinyatakan pailit. Sementara di lain pihak mengatakan diperlukan suatu analisis lebih lanjut di bidang hukum
ekonomi dan bisnis untuk menyatakan bahwa termohon pailit dapat dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga.
Kepentingan karyawan terhadap suatu perseroan yang dinyatakan pailit adalah berkaitan dengan pembayaran upah dan pesangon.Apabila perseroan tempat bekerja karyawan dinyatakan
Universitas Sumatera Utara
pailit oleh pengadilan niaga, maka dalam putusannya pengadilan niaga harus mengangkat seorang hakim pengawas dan kurator. Setelah putusan pailit diterima, hakim pengawasan dalam
jangka waktu 3 tiga hari harus menyampaikan kepada kurator tentang rencana penyelenggaraan rapat kreditor pertama, dimana rapat kreditor pertama paling lambat harus dilaksanakan 30 tiga
puluh hari setelah tanggal putusan pailit diucapkan. Penetapan hakim pengawas mengenai rencana penyelenggaraan rapat kreditor harus
diumumkan oleh kurator dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2 dua surat kabar harian yang ditetapkan oleh hakim pengawas. Mengenai ikhtisar putusan pernyataan
pailit yang memuat nama, alamat dan pekerjaan kurator. Nama, alamat dan pekerjaan anggota panitia kreditor sementara apabila telah ditunjuk tempat dan waktu penyelenggaraan rapat
pertama kreditor dalam waktu paling lambat 5 lima hari putusan setelah putusan pailit diterima. Selain itu juga kurator memberitahukan tentang penyelenggaraan rapat kreditor, yang
ditetapkan oleh hakim pengawas tersebut kepada kreditor yang dikenal dengan surat tercatat atau melalui kurir dan dengan iklan paling sedikit dalam 2 dua surat kabar harian.
176
Rapat kreditor merupakan forum resmi bagi para kreditor untuk memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran utang PKPU,
yang terjadi dengan dipimpin oleh seorang hakim pengawas dan wajib dihadiri oleh kurator.Dalam rapat kreditor dilakukan suatu rapat verifikasi.Rapat verifikasi atau rapat
pencocokan piutang dalam suatu perkara kepailitan merupakan suatu prosedur yang menentukan.Karena pada rapat inilah diadakan pencocokan piutang-piutang.Pada rapat ini
piutang-piutang kreditor atau utang-utang debitor yang dinyatakan pailit didata oleh kurator
176
Subekti, Op. Cit, hal. 55.
Universitas Sumatera Utara
untuk dicocokkan mengenai benar tidaknya pengakuan sebagai kreditor.Besarnya piutang kreditor maupun kedudukannya sebagai kreditor, hal ini berguna untuk melindungi debitor pailit
terhadap tagihan-tagihan yang tidak ada dasarnya dan bagi pihak kreditor sebagai perlindungan terhadap kemungkin utang-utang fiktif yang dibuat oleh debitor.Rapat verifikasi atau rapat
pencocokan piutang ini juga dipimpin oleh seorang hakim pengawas dan merupakan salah satu tipe dari rapat kreditor. Selain itu sebagai tambahan dari rapat verifikasi, dalam rapat kreditor
juga dibahas mengenai hal-hal berikut ini antara lain : a.
Usul untuk mengajukan perpanjangan waktu PKPU menjadi 270dua ratus tujuh puluh hari.
b. Usul untuk pemecatan atau penggantian kurator.
c. Usul untuk pembubaran atau penggantian panitia kreditor sementara yang telah ditunjuk
oleh pengadilan sebelumnya dan menggantikan dengan panitia kreditor tetap. d.
Usul untuk menyetujui rencana perdamaian. e.
Cara untuk menjual harta atau asset debitor dalam perkara kepailitan. Dalam rapat pencocokan piutang inilah semua kreditor termasuk karyawan wajib
menyerahkan piutangnya masing-masing kepada kurator disertai perhitungan atau keterangan tertulis lainnya yang menunjukkan sifat dan jumlah piutang. Disertai dengan surat bukti atau
salinannya dan suatu pernyataan ada atau tidaknya kreditor mempunyai suatu hak istimewa, hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, hak agunan atas kebendaan lainnya atau hak
untuk menahan benda. Adapun bukti-bukti surat yang harus dilampirkan slipgaji terakhir dari pekerja untuk membuktikan besaran upah yang harus diterima oleh pekerjakaryawan. Atas
pembagian dari harta pailit. Apabila telah ada putusan P4 atau panitia penyelesaian perselisihan
Universitas Sumatera Utara
perburuhan, maka putusan P4 tersebut yang akan digunakan oleh kurator dalam perhitungan besaran utang yang akan dibayarkan kepada karyawan.
Debitor wajib hadir sendiri tanpa kuasa dalam rapat pencocokkan utang agar dapat memberikan keterangan yang diminta oleh hakim pengawas, mengenai sebab musabah kepailitan
dan keadaan harta pailit.Selain itu kreditor juga dapat meminta keterangan dari debitor mengenai hal-hal yang dikemukakan melalui hakim pengawas dan pertanyaan yang diajukan kepada
debitor pailit dan jawaban yang diberikan olehnya wajib dicatat dalam berita acara. Kurator wajib mencocokkan perhitungan piutang yang diserahkan kreditor dengan
catatan yang telah dibuat sebelumnya dan keterangan debitor pailit atau berunding dengan kreditor.Jika terdapat keberatan terhadap penagihan yang diterima. Kurator juga berhak meminta
kepada kreditor agar memasukkan surat yang belum diserahkan, termasuk memperlihatkan catatan dan surat bukti asli. Kurator juga wajib memasukkan piutang yang disetujuinya ke dalam
suatu daftar piutang yang sementara diakui.Sedangkan piutang yang dibantah termasuk alasannya dimasukkan ke dalam daftar sendiri.Dalam daftar tersebut dibubuhkan pula catatan
terhadap setiap piutang apakah menurut pendapat kurator piutang yang bersangkutan diistimewakan atau dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hak agunan atas
kebendaan lainnya atau hak untuk menahan benda bagi tagihan yang bersangkutan dapat dilaksanakan.Apabila kurator hanya membantah adanya hak untuk hak didahulukan atau adanya
hak untuk menahan benda, piutang yang bersangkutan harus dimasukkan dalam daftar piutang yang sementara diakui berikut catatatan kurator tentang bantahan serta alasannya.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam proses kepailitan sendiri dikenal tiga macam kreditor , yaitu kreditor separatis, kreditor preferendan kreditor konkuren. Pembagian tersebut menurut UUK dan PKPU,
berhubungan dengan posisi kreditor bersangkutan dalam proses pembagian harta pailit.
177
Secara teoritis kreditor dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1.
Kreditor dengan jaminan secured creditor yang terdiri dari pemegang hak gadai dan fidusia jaminan benda bergerak dengan kepercayaan serta pemegang hak tanggungan
dan atau hipotek jaminan benda tidak bergerak.
2. Kreditor tanpa jaminan unsecured creditor baik yang dapat memiliki hak istimewa
umum maupun khusus maupun yang tidak memiliki hak istimewa konkuren. Kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan
atas kebendaan lainnya atau kreditor dengan jaminan disebut kreditor separatis.Karena berdasarkan Pasal 55 UUK dan PKPU, kreditor tersebut berwenang untuk mengeksekusi haknya
seolah-olah tidak terjadi kepailitan.Separatis yang dimaksud disini untuk mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan.Separatis di sini berarti terpisahnya hak eksekusi atas benda-
benda yang dijaminkan dari harta yang dimiliki debitor yang pailit. Dengan begitu kreditor separatis mendapatkan posisi paling utama dalam proses kepailitan. Sehubungan dengan hak atas
kebendaan yang dijaminkan untuk piutangnya sepanjang nilai piutang yang diberikan oleh kreditor separatis tidak jauh melampaui nilai benda yang dijaminkan dan kreditor berkuasa atas
benda itu, maka proses kepailitan tidak akan banyak berpengaruh pada pemenuhan pembayaran piutang kreditur tersebut. Apabila kalau pembayaran cicilan utang secara berkala juga telah
dipenuhi oleh debitor.Apabila kuasa atas benda yang dijaminkan ada pada debitor pailit atau pada kurator, maka hak eksekusi terpisah tersebut ditangguhkan untuk jangka waktu paling lama
90 Sembilan puluh hari sejak pernyataan pailit jatuhkan.Sedangkan apabila nilai eksekusi
177
Zainal Asikin, Op.cit, hal. 105.
Universitas Sumatera Utara
benda ternyata tidak cukup untuk menutup utang debitor, maka kreditor separatis dapat meminta dirinya ditempatkan pada posisi kreditor konkuren untuk menagih sisa piutangnya.
178
Kreditor konkuren atau kreditor biasa adalah kreditor pada umumnya tanpa hak jaminan kebendaan atau hak istimewa.Menurut KUH Perdata mereka memiliki kedudukan yang setara
dan memiliki hak seimbang proposional atas piutang-piutang mereka.Ketentuan tersebut juga dinamakan prisnsip “paritas creditorium”.
Kreditor preferen berarti kreditor yang memiliki hak istimewa atau hak prioritas.UUK dan PKPU memakai istilah hak-hak istimewa, sebagimana diatur di dalam Pasal 1139 dan 1149
KUH Perdata.Hak istimewa mengandung arti hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya.
179
Menurut KUH Perdata ada dua jenis hak istimewa, yaitu hak istimewa khusus Pasal 1139 dan hak istimewa umum Pasal 1149.Hak istimewa khusus berarti hak istimewa yang
menyangkut benda-benda tertentu, sedangkan hak istimewa umum menyangkut seluruh benda.Sesuai dengan ketentuan KUH Perdata pula, hak istimewa khusus didahulukan atas hak
istimewa umum Pasal 1138. Sedangkan menurut Jerry Hoff, ada tiga kategori kreditor yang diistimewakan kreditor
preferen yaitu : 1.
Creditor who have statutory priority yaitu kreditor istimewa yang mempunyai prioritas berdasarkan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 1139 KUH Perdata
178
K. Bertens, Op.cit, hal. 83.
179
Sudjana, Op. Cit, hal. 90.
Universitas Sumatera Utara
mempunyai prioritas khusus dan Pasal 1349 KUH Perdata mempunyai prioritas umum.
2. Creditors who have non-statutory yaitu kreditor istimewa bukan berdasarkan undang-
undang yang terdiri dari hak untuk menahan barang, penahanan atas title retention of title, perjumpaan utang kompensasi, set-off, hak penjual untuk menuntut kembali
barangnya dan hak untuk mengakhiri suatu perjanjian. 3.
Estate creditors yaitu kreditor yang mempunyai piutang atas harta pailit utang harta pailit seperti upah kurator, biaya pemberesan harta pailit, upah karyawan sejak tanggal
pailit. Meskipun memiliki keistimewaan dibanding hak-hak yang dimiliki orang berpiutang
pada umumnya, posisi pemegang hak istimewa pada dasarnya masih berada di bawah pemegang hak gadai atau hipotik, sehubungan dengan benda-benda yang dijaminkan.Sehingga dapat
disimpulkan posisi pemegang hak jaminan kebendaan kreditor separatis, pada dasarnya lebih tinggi dari pemegang hak istimewa kreditor preferen untuk benda-benda yang dijaminkan
dengan beberapa pengecualian, seperti biaya-biaya perkara atau tagihan pajak.Sedangkan posisi kedua jenis kreditor tersebut berada di atas posisi kreditor konkuren atau kreditor biasa yang
menunggu pembagian pembayaran tagihan secara merata dari harat pailit menurut prinsip keseimbangan.Apabila tagihan kreditor separatis ternyata lebih tinggi dari nilai jaminan mereka,
maka tidak mau mereka harus menagih sisa piutangnya sebagai kreditor konkuren. Dengan kata lain posisi mereka menjadi di bawah posisi kreditor posisi kreditor preferen.
180
180
E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Jakarta : Ikhtiar Baru,1975 Warta Perundang- undangan : Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 1998 Tentang Penetapan Perpu No.1 Tahun 1998 Perubahan Undang- Undang Tentang Kepailitan Menjadi Undang-
undang, Jakarta: Warta Perundangan-undangan, 1998, hal. 77.
Universitas Sumatera Utara
Tagihan pembayaran upah karyawan dikategorikan sebagai hak istimewa. Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 95 ayat 4 UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal
95 ayat 4 UU Nomor 13 tahun 2003. Dalam perseroan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari
karyawan merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Dalam penjelesan Pasal tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud didahulukan
pembayarannya adalah upah karyawan harus dibayar lebih dahulu daripada utang lainnya. Begitu juga dalam ketentuan Pasal 39 ayat 2 UUK dan PKPU menyatakan bahwa sejak
tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah yang terutang sebelum maupun sesudah pernyataan pailit diucapkan merupakan utang harta pailit. Dengan sendirinya kurator wajib untuk
mencatat, sekaligus mencantumkan sifat istimewa pembayaran upah yang merupakan utang harta pailit dalam daftar utang harta pailit.Daftar tersebut harus diumumkan pada khalayak
umum sebelum akhirnya dicocokkan dengan tagihan yang diajukan oleh kreditor sendiri.
181
Apabila kemudian ada perselisihan antara daftar yang telah dibuat oleh kurator sebelumnya dengan tagihan pekerja, maka hakim pengawas berwenang untuk mendamaikan.
Dan jika perselisihan tetap belum selesai, maka hakim pengawas memerintahkan kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di pengadilan, yang disebut prosedur renvooi.
Pemeriksaan terhadap renvooi dilakukan oleh majelis hakim pengadilan niaga yang telah menjatuhkan putusan pailit, sehingga tidak perlu diadakan gugatan secara terpisah, dimana
hakim pengawas cukup menunjuk pihak-pihak untuk hadir dipersidangan pengadilan niaga.Tujuan prosedur renvooi ini menurut Paulus Efendi Lotulung adalah untuk menyelesaikan
181
Ibid, hal. 81.
Universitas Sumatera Utara
sengketa-sengketa yang timbul-timbul dalam rapat verifikasi serta pemeriksaannya dilakukan secara sumir.
Sekilas posis tawar-menawar karyawan dalam memperjuangkan pembayaran upahnya sudah cukup kuat karena :
1. Tagihan pembayaran upah karyawan adalah tagihan istimewakan.
2. Telah ada pengakuan undang-undang bahwa pembayaran upah menjadi utang pailit dan.
3. Apabila terjadi perbedaan antara hitungan karyawan dan daftar yang dikeluarkan oleh
kurator, ada peran isntansi pengadilan yang akan menengahi permasalahan tersebut. Menurut Imam Nasima dan Eryanto Nugroho posisi didahulukan yang dimiliki oleh
karyawan tidak dapat begitu saja didahului. Meskipun begitu ada beberapa kondisi di mana karyawan tidak mendapatkan pembayaran upahyaitu :
182
1 Pertama : ketika terjadi insolvensi parah. Artinya tidak ada lagi biaya yang dapat
dibayarkan dari harta pailit atau pailit hanya cukup membayar biaya-biaya perkara dan tagihan pajak. Dalam kondisi tersebut, mau tidak mau pekerja tidak akan mendapatkan
apa-apa.
2 Kedua : ketika harta pailit hanya berupa benda-benda yang dijaminkan kepada kreditor
separatis. Apabila nilai tagihan kreditor separatis melampaui nilai dari benda-benda yang dieksekusi, maka otomatis tidak ada lagi yang tersisa dari harta pailit. Namun apabila
nilai eksekusi dapat menutup piutang pemegang hak jaminan, maka sisanya masih dapat dibagi. Tentu saja posisi karyawan ada di bawah biaya-biaya perkara termasuk upah
kurator dan tagihan pajak.
Meskipun tidak jelas seberapa tinggi utang tersebut harus didahulukan, namun paling tidak telah tersurat adanya keistimewakan hak atas pembayaran upah karyawan.Artinya sebelum
harta pailit dibagikan kepada kreditor konkuren, maka tagihan yang diajukan oleh pihak-pihak pemegang hak istimewa harus dipenuhi lebih dahulu.
182
Ibid, hal. 92.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan, namun dari rumusan ketentuan Pasal 3 UUK dan PKPU terdapat ketentuan bahwa: “Setiap permohonan pernyataan pailit harus diajukan ke
pengadilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum debitur, dengan
ketentuan bahwa:
1. Dalam hal debitur telah meninggalkan wilayah Republik Indonesia, pengadilan yang
berwenang menjatuhkan putusan atas permohonan pernyataan pailit adalah pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum terakhir debitor ayat 2.
2. Dalam hal debitor adalah pesero suatu firma, pengadilan yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan hukum firma tersebut juga berwenang memutuskan ayat 3. 3.
Dalam hal debitor tidak berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia, pengadilan yang berwenang memutuskan adalah pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan atau kantorpusat debitor menjalankan profesi atau usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia ayat 4.
4. Dalam hal debitor merupakan badan hukum, tempat kedudukan hukumnya adalah
sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasarnya ayat 5. Ketentuan mengenai pengadilan yang berwenang di atas sejalan dengan ketentuan Pasal
118 HIR yang menyatakan bahwa forum pihak yang digugatlah yang berhak memeriksa.Ini untuk memberikan keleluasaan bagi pihak tergugat untuk membela diri.
Walaupun Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Pembayaran Utang sudah secara jelas menyebutkan mengenai pengadilan yang berwenang, kita tidak boleh melupakan adanya
asas “recht van overdaging” yang diatur dalam Pasal 100 RV Reglement op de Rechtvordering. Ketentuan ini merupakan pelengkap hukum acara perdata HIR dan masih
Universitas Sumatera Utara
tetap berlaku sampai saat ini.Asas ini pada dasarnya memberikan hak kepada pihak penggugat untuk mengajukan gugatan di tempat pihak lain penggugat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN