BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel-variabel
penelitian yang diamati. Pengukuran statistik deskriptif dalam penelitian ini
menghasilkan perhitungan sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.1 dibawah ini: Tabel 5.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Persistensi Laba 32
3.30 3.41
3.3415 .03140
Struktur Modal 32
.15 .43
.2624 .08421
Risiko Sistematik 32
2.07 2.32
2.1952 .05992
Kesempatan Bertumbuh 32
.12 .75
.3888 .14494
Ukuran Perusahaan 32
3.31 3.47
3.3855 .02495
Corporate Social Responsibility 32
.01 1.00
.5906 .27659
Earning Respon Coefficient 32
2.17 2.19
2.1772 .00401
Valid N listwise 32
Sumber : Hasil penelitian, 2012 Data diolah
Tabel 5.1 menunjukkan nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata dari variabel Earnings Response Coefficients, persistensi laba, struktur modal, risiko
sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan Corporate Social Responsibility dengan jumlah 32 tiga puluh dua observasi selama tahun 2007-2010.
Universitas Sumatera Utara
Variabel dependen yaitu ERC. ERC menunjukkan seberapa jauh respon pasar terhadap informasi laba. ERC mengindikasikan bagaimana informasi yang dimiliki
oleh perusahaan dapat memberikan respon terhadap pasar. Pada penelitian ini rata- rata ERC perusahaan sebesar 2,1772. Artinya perusahaan JII mendapatkan respon
pasar terhadap informasi laba yang diberikan adalah 2,1772 dan perusahaan yang memiliki ERC yang rendah yaitu PT. International Nickel Indonesia Tbk sebesar
2,1723, Artinya perusahaan tersebut mempunyai respon terendah dari pasar akibat informasi laba yang diberikan sedangkan nilai tertinggi dari respon pasar yang
diperoleh perusahaan adalah 2,19 pada PT. Telekomunikasi Tbk artinya bahwa respon tertinggi dari pasar atas informasi laba yang diinformasikan pada perusahaan
Telkom, nilai standar deviasi ERC hasil penelitian ini adalah 0,00401 artinya bahwa nilai rata-rata lebih besar dari standar devisiasi yang mengindikasikan tidak terdapat
outlier. Selanjutnya untuk variabel independen yaitu persistensi laba bagaimana
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba atau meningkatkan laba. Nilai persistensi laba terendah sebesar 3,30, artinya perusahaan yang mempunyai
kemampuan mempertahankan laba terendah bernilai 3,30 yang dimiliki oleh perusahaan PT International Nickel Indonesia Tbk .sedangkan nilai tertinggi 3,4058
yaitu yang mampu mempertahankan laba diperoleh perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, artinya bahwa perusahaan tersebut mampu mempertahankan laba
paling lama ataupun meningkatkan labanya setiap periodenya dan nilai rata-rata yang perusahaan di JII yang mampu mempertahankan laba sebesar 3,3415 sedangkan nilai
Universitas Sumatera Utara
standar deviasi persistensi laba adalah sebesar 0,3140. Nilai standar deviasi perusahaan lebih kecil dari rata-rata sehingga menunjukkan bahwa tidak terdapat
outlier. Struktur modal menunjukkan bagaimana perusahaan memperoleh modal
didalam menjalankan aktivitas perusahaan apakah dari modal atau ekuitas. Struktur modal disini asumsinya bahwa perusahaan memilih hutang dalam membiayai
aktivitasnya. Nilai terendah dari struktur modal adalah 0,15 pada perusahaan PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk artinya bahwa perusahaan tersebut memiliki
struktur modal dari hutangnya sedikit dibandingkan dengan perusahaan JII pada sampel. Nilai tertinggi struktur modal adalah 0,43 yang PT Unilever Indonesia Tbk
artinya bahwa perusahaan yang memiliki hutang tertinggi dalam pembiayaan aktivitas perusahaan adalah sebesar 0,43. Dan rata-rata pembiayaan dari hutang pada
perusahaan yang terdapat di JII sebesar 0,2624. Nilai standar deviasi sebesar 0,08421. Nilai standar deviasi lebih kecil dari rata-rata yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat outlier. Risiko sistematik menunjukkan risiko surat berharga yang tidak dapat
didiversifikasi dihindarkan, disebut juga dengan risiko pasar. Nilai terendah dari risiko sistemtik diperoleh sebesar 2,0736 yaitu pada PT Kalbe Farma Tbk. Artinya
perusahaan mampu menekan sekecil-kecilnya risiko yang tidak dapat dihindari dari surat berharganya. Nilai tertinggi diperoleh PT Astra Agro Lestari Tbk sebesar
2,3205. Artinya bahwa perusahaan memiliki risiko sistematik tertinggi yang tidak dapat dihindari dari surat berharganya sebesar 2,32. Nilai rata-rata risiko sistematik
Universitas Sumatera Utara
adalah sebesar 2,1957 artinya rata-rata perusahaan pada sampel memiliki nilai risiko sistematik sebesar 2,1952 sedangkan standar deviasi sebesar 0,05992. Artinya nilai
rata-rata risiko sistematik lebih besar dari standar deviasi yang menunjukkan tidak terdapat outlier.
Variabel independen selanjutnya adalah kesempatan bertumbuh. Kesempatan bertumbuh merupakan prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan yang diukur
dari perbandingan antara nilai buku ekuitas dengan nilai pasar ekuitas. Nilai terendah pada kesempatan bertumbuh ini adalah sebesar 0,12 yang dimiliki oleh PT Unilever
Indonesia Tbk. Artinya perusahaan memiliki kesempatan bertumbuh paling rendah sebesar 0,12. sedangkan nilai tertinggi dari kesempatan bertumbuh perusahaan JII
sebesar 0,74864 yang diperoleh PT Aneka Tambang Persero Tbk artinya bahwa perusahaan memiliki nilai tertinggi didalam kesempatan bertumbuh sebesar 0,75.
Nilai rata-rata dari kesempatan bertumbuh adalah sebesar 0,3888. Artinya rata-rata perusahaan sampel memiliki kesempatan bertumbuh sebesar 0,38. sedangkan nilai
standar deviasi kesempatan bertumbuh sebesar 0,14494. Standar deviasi lebih kecil dari rata-rata sehingga menunjukkan bahwa perusahaan tidak terdapat outlier.
Ukuran perusahaan menunjukkan suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan diukur dari total aktiva. Pada penelitian ini nilai terendah dari
ukuran perusahaan adalah sebesar 3,30517 yang diperoleh PT Aneka Tambang Persero Tbk. Artinya bahwa perusahaan memiliki aset terendah yang mengukur
ukuran perusahaan sebesar 3,31. sedangkan yang memperoleh nilai tertinggi adalah PT International Nickel Indonesia Tbk sebesar 3,4700 artinya aset paling besar pada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sampel yang mengukur ukuran perusahaan adalah sebesar 3,47. Nilai mean untuk ukuran perusahaan diperoleh sebesar 3,3855, artinya rata-rata perusahaan
sampel memiliki ukuran perusahaan yang diukur dari total aktiva sebesar 3,3855 nilai standar deviasi dari hasil penelitian ini untuk ukuran perusahaan sebesar
0,02495. Nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai standar deviasi menunjukkan bahwa tidak terdapat outlier.
Corporate Social Responsibility menunjukkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan
lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. Nilai terendah pada pengungkapan CSR
diperoleh PT. Telekomunikasi Indonesia yaitu sebesar 0,012658 artinya CSR yang paling rendah diungkapkan pada perusahaan JII sebesar 0,012658. CSR untuk
penelitian ini ada dua perusahaan yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 1 yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Tambang BatuBara Bukit Asam Tbk. Artinya perusahaan
mengungkapkan secara penuh CSR dan merupakan nilai tertinggi. Nilai mean untuk CSR adalah sebesar 0,5906 artinya rata-rata perusahaan sampel mengungkapkan CSR
sebesar 0,5906. Nilai standar deviasi sebesar 0,27659. Standar deviasi lebih kecil dari rata-rata yang menunjukkan bahwa tidak terdapat outlier.
5.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik