Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI JAKARTA ISLAMIC INDEX)

TESIS

Oleh

Isna Ardila

097017072 / Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI JAKARTA ISLAMIC INDEX)

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

Isna Ardila

097017072 / Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

THE ANALYZE OF FACTORS THAT INFLUENCE EARNINGS

RESPONSE COEFFICIENT (AN EMPIRICAL STUDIES IN

COMPANIES THAT LISTED IN THE JAKARTA

ISLAMIC INDEX)

THESIS

By

Isna Ardila 097017072/Accounting

MAGISTER SCHOOL

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

MEDAN


(4)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE

COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX)

Nama Mahasiswa : Isna Ardila

Nomor Pokok : 097017072

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Syahyunan, M.Si)

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(5)

Telah Diuji pada

Tanggal : 12 Januari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA. Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si., Ak. 3. Drs. Rasdianto, M.Si., Ak.


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS

RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX)”

Adalah benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Januari 2012 Yang membuat pernyataan


(7)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

Earnings Response Coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index. Faktor-faktor tersebut adalah persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan Corporate Social

Responsibility.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2007-2010. Penarikan sampel dengan menggunakan metode purposive

sampling. Peneliti menggunakan 8 (delapan) perusahaan sebagai sampel dan diambil

dengan menggunakan metode purposive sampling pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2007-2010, sehingga total observasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 observasi. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan Corporate Social

Responsibility berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient secara simultan

pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2007-2010. Tetapi hanya persistensi laba, risiko sistematik secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Earning Response Coefficient, ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap Earning Response Coefficient. Sementara itu, struktur modal, kesempatan bertumbuh dan Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Response Coefficient.

Kata kunci : Persistensi Laba, Struktur Modal, Risiko Sistematik, Kesempatan Bertumbuh, Ukuran Perusahaan, Corporate Social Responsibility,


(8)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze factors that influence Earnings Response Coefficient in the Jakarta Islamic Index. Those factors are

Population in this research are companies that listed in the Jakarta Islamic Index period 2007-2010. Samples are taken by using purposive sampling method. I used 8 companies as sample in companies that listed in the Jakarta Islamic Index period 2007-2010, So total observation in this research are 32 observations. The using of analyzed method is by multiple linear regression.

earnings persistence, capital structure, systematic risk ,growth opportunities, companies size, and Corporate Social Responsibility.

Hypothesis testing are using t test

The result of this research show and F test.

that earnings persistence, capital structure,

systematic risk, growth opportunities, companies size, and corporate social responsibility influence Earnings Response Coefficient simultaneously in Jakarta Islamic Index period 2007-2010. But only, earnings persistence, systematic risk that influence Earnings Response Coefficient partially and positive significantly, companies size influence Earnings Response Coefficient partially and negative significantly. Meanwhile, capital structure, growth opportunities and corporate social responsibility do not influence Earnings Response Coefficient significantly. Keywords: earnings persistence, capital structure, systematic risk, growth

opportunity, companies firm, Corporate Social Responsibility, Earnings Response Coefficient


(9)

RIWAYAT HIDUP

1. NAMA : ISNA ARDILA

2. TEMPAT/TGL LAHIR : MEDAN/1 APRIL 1979

3. AGAMA : ISLAM

4. ORANG TUA

a. AYAH : Alm Drs SYAMSUDDIN BAZ

b. IBU : Hj. MARIANI HASAN

5. ALAMAT : JL. TANGGUK BONGKAR X No 27 B

MEDAN 6. PENDIDIKAN

a. SD Muhammadiyah 23 Medan Tamat Tahun 1991 b. SMP Muhammadiyah 1 Medan Tamat Tahun 2004 c. SMU NEGERI 6 Medan Tamat Tahun 1997

d. Diploma III Program Studi Administrasi Perpajakan USU Tamat 2000 e. Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi UMSU Jurusan Akuntansi Tamat 2005


(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya serta kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Shalawat beiring salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang insya Allah memberikan safaat kepada penulis dan seluruh umatnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H.,M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS., MBA., CPA., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang juga selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberi bimbingan


(11)

dan arahan di sela-sela kesibukannya dari awal penulisan hingga selesainya penulisan tesis ini.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan dan mengarahkan penulis di sela-sela kesibukannya dari awal penulisan hingga selesainya penulisan tesis ini.

5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak., Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak., dan Bapak Syamsul Bahri TRB, MM., Ak., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar Program Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan

7. Seluruh staf administrasi Program Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Ibunda Hj. Mariani Hasan dan Alm Ayahanda Drs. Syamsuddin BAZ, yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril maupun materil serta bantuan yang tak ternilai dalam bentuk apapun juga, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan tesis ini.

9. Keluarga yang telah memberi dukungan dan motivasi yang tak pernah henti. 10.Teman-teman di Program Magister Ilmu Akuntansi, yang penuh dengan rasa

kekeluargaan dan persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama perkuliahan.


(12)

Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-Nya, dan apa yang penulis lakukan ini mendapatkan ridho-Nya serta berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umum. Amin

Medan, Januari 2012 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Originalitas ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Landasan Teori ... 12

2.1.1. Earnings Response Coefficient ... 12


(14)

2.1.3. Struktur Modal ... 15

2.1.4. Risiko Sistematik ... 20

2.1.5. Kesempatan Bertumbuh ... 21

2.1.6. Ukuran Perusahaan ... 22

2.1.7. Corporate Social Responsibility ... 23

2.1.8. Persistensi Laba dan ERC ... 26

2.1.9. Struktur Modal dan ERC ... 28

2.1.10. Risiko sistematik dan ERC ... 29

2.1.11. Kesempatan Bertumbuh dan ERC ... 29

2.1.12. Ukuran Perusahaan dan ERC ... 31

2.1.13. Corporate Social Responsibility dan ERC ... 32

2.1.14. Jakarta Islamic Index ... 34

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 37

3.1. Kerangka Konsep ... 37

3.2. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB IV METODE PENELITIAN ... 41

4.1. Jenis Penelitian ... 41

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 43

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 43


(15)

4.5.2. Variabel Independen ... 46

4.6. Metode Analisis Data ... 51

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 51

4.6.1.1. Uji Normalitas ... 52

4.6.1.2. Uji Multikolinearitas ... 52

4.6.1.3. Uji Autokorelasi ... 53

4.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.6.2. Pengujian Hipotesis ... 54

4.6.2.1. Uji Hipotesis secara Simultan (UJi F) ... 54

4.6.2.2. Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t) ... 55

4.6.2.3. Koefisien Determinasi (R2 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

) ... 56

5.1. Hasil Penelitian ... 57

5.1.1 Statistik Deskriptif ... 57

5.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 61

5.2.1. Uji Normalitas ... 62

5.2.2. Uji Autokorelasi ... 63

5.2.3. Uji Multikolinearitas ... 64

5.2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 65

5.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 67

5.3.1. Hasil Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F) ... 67


(16)

5.3.3. Hasil Koefisien Determinasi ... 71

5.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

5.4.1. Pengaruh Persistensi Laba Terhadap ERC ... 72

5.4.2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap ERC ... 73

5.4.3. Pengaruh Risiko Sistematik Terhadap ERC ... 74

5.4.4. Pengaruh Kesempatan Bertumbuh Terhadap ERC ... 75

5.4.5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap ERC ... 75

5.4.6. Pengaruh CSR Terhadap ERC ... 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 78

6.1. Kesimpulan……. ... 78

6.2. Keterbatasan Penelitian ... 79

6.3. Saran penelitian ... 79


(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Laba Bersih dan Harga Saham ... 4

2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 36

4.1 Sampel Perusahaan Jakarta Islamic Index ... 42

4.2 Daftar Perusahaan Sampel ... 42

4.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 50

5.1. Statistik Deskriptif ... 57

5.2 Uji Normalitas ... 62

5.3. Uji Autokorelasi ... 64

5.4. Uji Multikolinearitas ... 65

5.5. Uji Heteroskedastisitas ... 66

5.6. Hasil Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F) ... 67

5.7. Hasil Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t) ... 69


(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1. Daftar Saham Perusahaan Jakarta Islamic Index Periode 2007-2010 2. Tanggal Publikasi Laporan keuangan

3. Index Corporate social Responsibility 4. Variabel Penelitian Tahun 2007-2010 5. Statistik deskriptif

6. Hasil Uji Asumsi Klasik, Nilai Koefisien Determinasi 7. Hasil Pengujian Hipotesis

8. Item Pengukuran Tahun 2007-2010 9. Pengungkapan CSR 2007-2010


(20)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

Earnings Response Coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index. Faktor-faktor tersebut adalah persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan Corporate Social

Responsibility.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2007-2010. Penarikan sampel dengan menggunakan metode purposive

sampling. Peneliti menggunakan 8 (delapan) perusahaan sebagai sampel dan diambil

dengan menggunakan metode purposive sampling pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2007-2010, sehingga total observasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 observasi. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan Corporate Social

Responsibility berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient secara simultan

pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2007-2010. Tetapi hanya persistensi laba, risiko sistematik secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Earning Response Coefficient, ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap Earning Response Coefficient. Sementara itu, struktur modal, kesempatan bertumbuh dan Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Response Coefficient.

Kata kunci : Persistensi Laba, Struktur Modal, Risiko Sistematik, Kesempatan Bertumbuh, Ukuran Perusahaan, Corporate Social Responsibility,


(21)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze factors that influence Earnings Response Coefficient in the Jakarta Islamic Index. Those factors are

Population in this research are companies that listed in the Jakarta Islamic Index period 2007-2010. Samples are taken by using purposive sampling method. I used 8 companies as sample in companies that listed in the Jakarta Islamic Index period 2007-2010, So total observation in this research are 32 observations. The using of analyzed method is by multiple linear regression.

earnings persistence, capital structure, systematic risk ,growth opportunities, companies size, and Corporate Social Responsibility.

Hypothesis testing are using t test

The result of this research show and F test.

that earnings persistence, capital structure,

systematic risk, growth opportunities, companies size, and corporate social responsibility influence Earnings Response Coefficient simultaneously in Jakarta Islamic Index period 2007-2010. But only, earnings persistence, systematic risk that influence Earnings Response Coefficient partially and positive significantly, companies size influence Earnings Response Coefficient partially and negative significantly. Meanwhile, capital structure, growth opportunities and corporate social responsibility do not influence Earnings Response Coefficient significantly. Keywords: earnings persistence, capital structure, systematic risk, growth

opportunity, companies firm, Corporate Social Responsibility, Earnings Response Coefficient


(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan media bagi perusahaan untuk memberikan informasi penting yang diberikan oleh perusahaan kepada publik, khususnya bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan untuk tujuan pengambilan keputusan. Laporan keuangan tahunan yang diterbitkan suatu perusahaan harus dapat mengungkapkan kondisi keuangan yang sebenarnya, sehingga bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non keuangan. Laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan yang menyajikan laba (earnings) yang di peroleh perusahaan dalam suatu periode dan yang paling banyak diperhatikan dan dinanti-nantikan bagi pengambil keputusan dalam investasi.

Setiap even yang terjadi di pasar modal akan menyebabkan timbulnya reaksi dari pelaku pasar, salah satunya adalah dengan adanya pengumuman laba, maka pasar akan bereaksi yang dapat dilihat dari pergerakan saham (Kwang En, 2002). Penelitian oleh Ball dan Brown (1968) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham, yaitu pada saat diumumkan laba mengalami kenaikan maka terjadi kecenderungan perubahan positif


(23)

pada harga saham, dan sebaliknya jika diumumkan laba mengalami penurunan terjadi perubahan negatif pada harga saham.

Perubahan-perubahan harga saham pada saat laba diumumkan dapat dilihat pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2007-2010. Khusus untuk melihat perubahan harga saham yang terjadi di periode pengamatan 2007 maka menggunakan perbandingan laba tahun 2006 dengan laba yang di peroleh pada tahun 2007. Tahun 2006 PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memperoleh laba sebesar 787.318.000.000 dan di tahun 2007 laba naik menjadi 1.973.428.000.000, di ikuti dengan kenaikan harga saham dari 31.800 naik ke level 32.350. Tahun 2008 laba yang diperoleh sebesar 2.631.019.000.000, hal tersebut menunjukkan laba mengalami kenaikan dari tahun 2007 dan harga saham juga mengalami kenaikan dari 11.850 ke level 12.350. Tahun 2010 diperoleh laba sebesar 2.016.780.000.000, hal tersebut menunjukkan laba mengalami kenaikan dari tahun 2009 dan harga saham juga ikut naik dari 21.500 ke level 22.300.

Tahun 2006 PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) memperoleh laba sebesar 1.552.777.307 dan di tahun 2007 laba naik menjadi 5.118.987.734.000, tetapi tidak di ikuti dengan kenaikan harga saham pada saat publikasi, harga saham malah mengalami penurunan dari 4.100 ke level 3.925. Untuk tahun 2008 laba yang diperoleh sebesar 1.368.139.165, hal tersebut menunjukkan laba mengalami penurunan dari tahun 2007, sebaliknya harga saham naik dari 1.060 ke level 1.120.

PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) menghasilkan laba di tahun 2007 sebesar 1.173.036.000 naik dari 513.358.000, sebaliknya harga saham di tahun


(24)

terjadinya kenaikan laba mengalami penurunan dari 4.100 ke level 3.925. Hal tersebut juga diikuti pada tahun 2010 laba juga mengalami kenaikan dari tahun 2009 tetapi perolehan harga saham turun dari 4.850 ke level 4.725. Untuk tahun 2009 laba yang diperoleh turun dari tahun 2008 tetapi harga saham malah bergerak naik dari 3.375 ke level 3.875.

PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) di tahun 2007 mendapatkan laba sebesar 980.103.086.314 mengalami kenaikan dari laba tahun 2006, sebaliknya harga saham turun dari 7.950 ke level 7.450, pada tahun 2010 juga mendapatkan kenaikan laba dari tahun 2009 yaitu 3.224.941.884.793 dan tidak diikuti dengan kenaikan harga saham yang turun dari 17.550 ke level 17.100.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menghasilkan laba di tahun 2007 sebesar 705.694.196.679 dari tahun 2006 sebesar 676.581.653.872, harga saham turun dari 1.130 ke level 1.000, untuk tahun 2008 laba juga naik sebesar 706.822.146.190 dan harga saham juga turun dari 640 ke level 630. Sebaliknya di tahun 2009 laba yang diperoleh juga naik tetapi tidak diikuti dengan kenaikan harga saham, harga saham malah turun dari 2.325 ke level 2.375.

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk di tahun 2007 harga saham turun dari 11.850 ke level 11.150 dimana laba ditahun tersebut mengalami kenaikan sebesar 762.211.000.000, sedangkan di tahun 2010 harga saham naik dari 22.200 ke level 22.400 dimana laba di tahun tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. PT telekomunikasi (TLKM) tahun 2006 memperoleh laba 11.005.577.000.000 dan di tahun 2007 laba naik menjadi 12.857.018.000.000, tetapi tidak di ikuti dengan


(25)

Saham Saham Saham Saham Saham Saham -5 hari -5 hari -5 hari publikasi -5 hari publikasi AALI Astra Agro Lestari Tbk 787,318,000,000 1,973,428,000,000 31,800 32,350 2,631,019,000,000 11,850 12,350 1,660,649,000,000 24,400 24,200 2,016,780,000,000 21,500 22,300 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 1,552,777,307 5,118,987,734,000 4,100 3,925 1,368,139,165,000 1,060 1,120 604,307,088,000 2,100 2300 1,683,399,992,000 2,300 2,300 INCO International Nickel Indonesia Tbk 513,358,000 1,173,036,000 9,250 8,500 3,593,160,000 2,900 3275 1,704,170,000 3,375 3875 4,373,630,000 4,850 4,725 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk 592,802,016,775 980,103,086,314 7,950 7,450 1,745,500,936,215 4,275 5050 2,746,654,071,082 12,900 13850 3,224,941,884,793 17,550 17,100 KLBF Kalbe Farma Tbk 676,581,653,872 705,694,196,679 1,130 1,000 706,822,146,190 640 630 929,003,740,338 2,325 2375 1,286,330,026,012 3,625 3,575 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 485,670,000,000 762,211,000,000 11,850 11,150 1,707,771,000,000 6,750 6,900 2,727,734,000,000 16,950 17800 2,008,891,000,000 22,200 22,400 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 11,005,577,000,000 12,857,018,000,000 10,000 9,450 10,619,470,000,000 8,250 8700 11,398,826,000,000 9,000 9550 11,536,999,000,000 7,150 7,350 UNVR Unilever Indonesia Tbk 1,721,595,000,000 1,964,652,000,000 6,800 6,700 2,407,231,000,000 7,800 7,650 3,044,107,000,000 11,000 11050 3,386,970,000,000 15,300 15,300

Saham

publikasi Laba Tahun 2009 Laba Tahun 2010 Kode Nama Perusahaan Laba Tahun 2006 Laba Tahun 2007 Saham

publikasi Laba 2008

kenaikan harga saham, saham turun dari level 6.800 ke level 6.700. Sebaliknya di tahun 2008 laba yang di peroleh turun menjadi 2.407.231.000.000, di saat laba mengalami penurunan harga saham naik dari 8.250 ke level 8.700.

PT Unilever Indonesia (UNVR) menghasilkan laba di tahun 2007 sebesar 1.964.652.000.000 hal tersebut menunjukkan adanya kenaikan laba dari tahun 2006 yaitu sebesar 2.407.231.000.000, kenaikan laba tersebut tidak di ikuti dengan harga saham yang turun dari 6.800 ke level 6.700. Hal yang sama juga terjadi di tahun 2008 dimana laba yang di hasilkan juga mengalami kenaikan tetapi harga saham turun ke level 7.650.

Berikut ini adalah daftar laba bersih dan perubahan-perubahan harga saham pada saat publikasi Laporan Keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index :

Tabel 1.1 Laba Bersih dan Harga Saham Periode Tahun 2007-2010


(26)

Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa kenaikan laba tidak selalu di ikuti dengan perubahan harga saham yang positif yaitu terjadi kenaikan pada harga saham, sebaliknya pada saat laba mengalami penurunan laba maka harga saham tidak selalu ikut mengalami penurunan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam pengambilan keputusan ekonomi para investor memang membutuhkan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan tetapi tidak hanya informasi laba saja tetapi banyak informasi-informasi lainnya (Mulyani, et.al, 2007). Earnings Response Coefficient (ERC)

merupakan model penilaian yang dapat digunakan untuk mengindikasikan kemungkinan naik turunnya harga saham atas reaksi pasar terhadap informasi laba perusahaan. Menurut Chaney dan Jeter (1991), salah satu pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur reaksi pemodal atau respon harga saham terhadap informasi laba akuntansi adalah Earnings Response Coefficient. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ERC yaitu persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan Corporate Social Responsibility.

Pelaporan laba bermanfaat bagi investor yang biasanya digunakan untuk memprediksi laba masa depan. Agar prediksi yang diperoleh tepat, investor membutuhkan laba yang berkualitas untuk menjamin informasi laba tersebut bermanfaat. Laba yang berkualitas menggambarkan laba yang persisten yaitu perusahaan dapat mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Perusahaan yang mampu mempertahankan laba dari waktu ke waktu akan di respon investor untuk memprediksi prospek perusahaan ke depan. Penelitian Kormendi dan Lipe (1987) menjelaskan bahwa semakin permanen perubahan laba


(27)

dari waktu ke waktu maka semakin tinggi ERC, hal tersebut menunjukkan terjadi peningkatan laba yang di peroleh perusahaan terus menerus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ERC berpengaruh positif signifikan dengan persistensi laba akuntansi. Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2004) yang menyimpulkan bahwa persistensi laba tidak berpengaruh terhadap Earnings

Response Coeffisiense.

Penggunaan hutang yang besar oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya menyebabkan semakin besar pula beban bunga yang akan ditanggung perusahaan. Oleh sebab itu, investor sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi tidak hanya melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tetapi juga penggunaan hutang oleh perusahaan karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dan berdampak pada return yang akan diterima oleh investor. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani, et.al (2007) bahwa ERC berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Namun, hasil berbeda di temukan oleh Chandarin (2003), dan Jaswadi (2003) yang menyimpulkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap ERC.

Risiko sistematis merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar secara umum, dimana risiko ini tercermin dari nilai beta saham. Mengingat bahwa investasi memiliki ketidakpastian yang cukup tinggi, maka investor yang membeli saham pada awal periode tidak mengetahui return yang akan diperoleh pada akhir periode sehingga investor harus memprediksi return saham yang diharapkan pada akhir periode. Investor yang enggan terhadap risiko (risk averse)


(28)

maka selalu dihadapkan pada permasalahan apakah tingkat keuntungan yang diharapkan telah sesuai atau sebanding dengan tingkat risiko yang harus dipikulnya. Investasi yang berisiko tidak akan dilakukan oleh investor jika investasi tersebut tidak memberi harapan pada tingkat laba yang tinggi. Penelitian Palupi (2006), yang menunjukkan bahwa risiko sistematik memberikan pengaruh positif signifikan terhadap ERC, yang artinya semakin besar risiko sistematik, maka semakin besar ERC.

Kesempatan bertumbuh menjelaskan adanya prospek pertumbuhan perusahaan dimasa depan. Oleh karena adanya kesempatan bertumbuh maka perusahaan akan berusaha meningkatkan laba. Investor akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan yang mempunyai kesempatan bertumbuh atau laba yang meningkat. Penelitian Mulyani, et.al (2007), menyimpulkan bahwa kesempatan bertumbuh memberikan pengaruh positif signifikan terhadap Earnings Response

Coefficient. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar kesempatan bertumbuh

perusahaan, maka semakin tinggi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan atau menambah laba yang diperoleh perusahaan pada masa mendatang. Berbeda dengan penelitian Palupi (2006), yang menyimpulkan bahwa kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap ERC.

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Investor biasanya lebih memiliki kepercayaan pada perusahaan besar, karena perusahaan besar dianggap mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dengan berupaya meningkatkan kualitas


(29)

labanya dengan memiliki total aktiva yang besar sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Penelitian Mulyani, et.al (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan memberikan pengaruh positif signifikan terhadap Earnings Response Coefficient. Namun hasil yang berbeda ditemukan oleh Palupi (2006) yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahan tidak memberikan pengaruh terhadap Earning Response Coefficient.

Adanya banyak kasus lingkungan akibat aktivitas yang menggunakan sumber daya alam, menimbulkan polusi air, tanah dan udara, kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak asasi manusia merupakan tangung jawab perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, dan tanggung jawab perusahaan kepada pekerja dan organisasinya (serikat pekerja). Hal tesebut menjadikan

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu hal penting yang

diperhatikan semua pihak dan sudah banyak diterapkan sebagai bagian dari aktivitas perusahaan. Pengungkapan CSR menjadi salah satu informasi tambahan kepada investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi. Penelitian sayekti dan Wondabio (2008), menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap ERC.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient


(30)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh secara simultan dan parsial dari persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response

Coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris tentang: pengaruh secara simultan dan parsial dari persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasar atau respon harga saham diukur dengan Earnings Response Coefficient, sehingga perusahaan dapat menerapkan kebijakan yang tepat agar investor tertarik untuk melakukan kegiatan investasi pada perusahaan.

2. Investor dan calon investor, dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam analisis fundamental yang dilakukan untuk mengambil keputusan investasi.


(31)

3. Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

4. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient.

1.5.Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyani, et.al (2007), yang meneliti tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi

Earnings Response Coefficient. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persistensi

laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Earnings Response Coefficient.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mulyani, et.al (2007) , penelitian ini dilakukan pada periode tahun 2007-2010, sedangkan pada penelitian terdahulu dilakukan pada periode 2001-2005. Selain itu penelitian ini meneliti pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII), sedangkan pada penelitian sebelumnya meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Perbedaan lainnya adalah adanya penambahan variabel lain yaitu Corporate Social

Responsibility pada penelitian ini. Penambahan variabel ini dilakukan dengan

merujuk pada penelitian yang dilakukan Sayekti dan Wondabio (2008) tentang pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Earnings Response

Coefficient yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR dalam


(32)

Alasan melakukan replikasi adalah peneliti ingin mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi ERC hasilnya masih konsisten ketika tahun pengamatan dan lokasi penelitiannya diubah, dan penelitian CSR terhadap ERC masih sangat terbatas.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Earnings Response Coeffisient

Earnings Response Coefficient (ERC) adalah ukuran besaran abnormal return

suatu saham sebagai respon terhadap komponen laba abnormal (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (Scott, 2003). ERC berguna dalam analisis fundamental oleh investor, dalam model penilaian untuk menentukan reaksi pasar atas informasi laba perusahaan perusahaan. ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham yang digunakan adalah cummulative abnormal return (CAR), sedangkan proksi laba akuntansi adalah unexpected earning (UE)(Chaney dan Jeter, 1991). Regresi model tersebut akan menghasilkan ERC untuk masing-masing sampel yang akan digunakan untuk analisis berikutnya.

ERC merupakan pengaruh laba abnormal (unexpected earnings) terhadap CAR, yang ditunjukkan melalui slope coeficient dalam regresi abnormal return saham dengan unexpected earnings (Scott, 2003). Hal ini menunjukkan bahwa ERC adalah reaksi CAR terhadap laba yang diumumkan oleh perusahaan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan respon pasar yang berbeda-beda terhadap laba yaitu persistensi laba, beta, struktur permodalan perusahaan, kualitas laba, growth opportunities, dan ukuran perusahaan (Scott, 2003). Nilai Earnings


(34)

Response Coeffisiens diprediksi lebih tinggi jika laba perusahaan lebih persisitensi di

masa depan. Demikian juga jika kualitas laba semakin baik, maka diprediksi nilai ERC akan semakin tinggi. Beta mencerminkan risiko sistematis. Investor akan menilai laba sekarang untuk memprediksi laba dan return dimasa yang akan datang. Jika future return tersebut semakin berisiko, maka reaksi investor terhadap

unexpected earnings perusahaan juga semakin rendah (Scott, 2003).

Laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dalam harga saham (Easton dan Harris, 1991 dalam Hidayati dan Murni, 2009). Penelitian ini membuktikan bahwa laba memiliki nilai relevan yang diketahui dari pengaruhnya terhadap reaksi pasar yang digambarkan dalam harga saham. Perubahan harga saham bergerak sesuai dengan kepercayaan investor, sejalan dengan Eficiency Market

Theory yang menyatakan bahwa pasar akan bereaksi cepat terhadap informasi yang

baru, sehingga sesaat sebelum dan sesudah laporan keuangan dikeluarkan, informasi mengenai angka laba yang dipublikasikan akan memengaruhi tingkah laku investor. Peningkatan laba abnormal (unexpected earnings) diikuti oleh return abnormal positif dan penurunan laba abnormal diikuti oleh tingkat return abnormal negatif (Ball dan Brown, 1968). Hasil ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham. Seberapa jauh respon pasar terhadap informasi laba dikenal dengan penelitian ERC.

Asumsi yang mendasari penelitian ERC adalah bahwa investor merespon secara berbeda terhadap informasi laba akuntansi sesuai dengan kredibilitas atau kualitas informasi laba akuntansi tersebut (Syafrudin, 2004). Menurut Suwardjono


(35)

(2005), reaksi pasar ditunjukkan dengan (return saham) perusahaan tertentu yang cukup mencolok pada saat pengumuman laba adanya perubahan harga pasar. Maksud dari mencolok adalah perbedaan yang cukup besar antara return realisasi dengan

return ekspektasi yang disebut sebagai return abnormal.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa respon pasar terhadap laba di masing-masing perusahaan dapat bervariasi dan tidak konstan. Beberapa peneliti yang memiliki pendapat tersebut adalah Easton dan Zmijweski (1989) ; Collins dan Khotari (1989). Pihak lain mengatakan bahwa Earnings Response Coefficient relatif tidak berubah dan tetap, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh; Kormendi dan Lipe (1987).

2.1.2. Persistensi Laba

Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Persistensi laba sering digunakan sebagai pertimbangan kualitas laba karena persistensi laba merupakan komponen dari karakteristik kualitatif relevansi yaitu predictive value (Jonas dan Blanchet, 2000). Penman (2000) menyatakan bahwa persistensi laba adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun berjalan (current earnings).

Menurut Meythi (2006) persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba yang diperoleh


(36)

saat ini sampai masa mendatang. Persistensi laba sering kali dikategorikan sebagai salah satu pengukuran kualitas laba karena persistensi laba mengandung unsur

predictive value sehingga dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk

mengevaluasi kejadian-kejadian di masa lalu, sekarang dan masa depan. Predictive

Value adalah salah satu komponen relevansi selain feedbackvalue dan timeliness.

Inovasi terhadap laba sekarang informatif terhadap laba masa depan ekspektasian, yaitu manfaat masa depan yang diperoleh pemegang saham (Wijayanti, 2003). Penelitian yang pernah dilakukan oleh Lipe (1990) dan Sloan (1996) menggunakan koefisien dari regresi antara laba akuntansi periode sekarang dengan periode yang akan datang sebagai proksi persistensi laba, jika koefisien variabelnya semakin kecil.

Scott (2003) menyatakan bahwa persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan dimasa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan sehingga persistensi laba dapat dilihat dari inovasi laba tahun berjalan yang dihubungkan dengan perubahan harga saham.

2.1.3. Struktur Modal

Modal menjadi salah satu aspek penting dalam perusahaan karena baik dalam pembukaan bisnis maupun pengembangannya, modal sangatlah diperlukan. Oleh sebab itu perusahaan harus menentukan seberapa banyak modal yang diperlukan untuk membiayai bisnisnya. Sumber dana bagi perusahaan dapat diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dana dari dalam perusahaan, yaitu melalui laba ditahan


(37)

dan depresiasi, sedangkan dana dari luar perusahaan berasal dari para kreditur dan dana dari peserta yang mengambil bagian dari perusahaan yang akan menjadi modal sendiri.

Keputusan pendanaan atau keputusan atas struktur modal merupakan suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya resiko yang ditanggung oleh pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Keputusan struktur modal tidak saja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya tingkat laba yang ditargetkan perusahaan.

Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari pinjamannya tersebut dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang maka financial

leverage juga akan semakin besar. Berarti resiko yang dihadapi perusahaan akan

semakin besar karena utangnya tersebut. Pembiayaan dengan utang atau leverage keuangan memiliki tiga implikasi penting, yaitu:

1. Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas.


(38)

2. Kreditur melihat ekuitas atau dana yang di setor pemilik untuk memberikan marjin penganggaran, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. 3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang

dibiayai dengan dana pinjaman di banding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar atau leverage.

Financial levarage dianggap menguntungkan apabila laba yang di peroleh lebih besar

dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut. Financial

leverage di anggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari pada beban

tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut.

Ghosh, et.all (2000), mendefinisikan struktur modal sebagai perbandingan antara hutang perusahaan (total debt) dan total aktiva (total asset). Perbandingan ini dilihat dengan bagaimana distribusi aktiva perusahaan terhadap total kewajiban perusahaan.

Beberapa teori yang terkait dengan dengan struktur modal, yaitu :

1. Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Jansen dan Meckling (1976), manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan


(39)

yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi.

Biaya agensi menurut (Horne dan Wachowicz 1998 dalam Saidi, 2001)adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham. Menurut (Horne dan Wachowicz 1998, dalam Saidi, 2001), salah satu pendapat dalam teori agensi adalah siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang timbul pasti tanggungan pemegang saham. Sebagai misal, pemegang obligasi, mengantisipasi biaya pengawasan, serta membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar peluang timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang saham. Biaya pengawasan berfungsi sebagai insentif dalam penerbitan obligasi, terutama dalam jumlah yang besar. Jumlah pengawasan yang diminta pemegang obligasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah obligasi yang beredar.

2. Signaling Theory

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston,2001). Menurut Brigham dan Houston (2001), Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang


(40)

normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

3. Pecking Order Theory

Penamaan Pecking Order Theory dilakukan oleh Myers (1984) Teori ini menyatakan bahwa ada semacam tata urutan (pecking order) bagi perusahaan dalam menggunakan modal. Teori tersebut juga menjelaskan bahwa perusahaan lebih mengutamakan pendanaan ekuitas internal (menggunakan laba yang ditahan) daripada pendanaan ekuitas eksternal (menerbitkan saham baru).

4. Trade Off Theory

Trade off theory oleh Modigliani dan Miller (1963), menyatakan bahwa suatu

perusahaan memiliki tingkat hutang yang optimal dan berusaha untuk menyesuaikan tingkat hutang aktualnya ke arah titik optimal, ketika perusahaan tersebut berada pada tingkat hutang yang terlalu tinggi (overlevered) atau terlalu rendah (underlevered). Pada kondisi yang stabil, perusahaan akan menyesuaikan tingkat hutangnya kepada tingkat rata-rata hutangnya dalam jangka panjang. Karena itu, teori ini disebut juga


(41)

2.1.4. Risiko Sistematik

Risiko keseluruhan (total risk) dari pemilikan suatu saham terdiri dari dua bagian yaitu risiko yang sistematik dan risiko yang tidak sistematik. Risiko sistematik merupakan risiko yang keseluruhan di pasar dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi (investasi pada berbagai jenis saham). Apabila risiko sistematik muncul dan terjadi, maka semua jenis saham akan terkena dampaknya sehingga investasi dalam 1 jenis saham atau lebih tidak dapat mengurangi kerugian. Contoh risiko sistematik adalah kenaikan inflasi yang tajam, kenaikan tingkat bunga, dan siklus ekonomi (Samsul, 2006). Sedangkan risiko yang tidak sistematik merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Karena risiko ini untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi dalam suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal baik yang terjadi di perusahaan lain, misal perusahaan pesaing, perubahan teknologi bagian produksi, pemogokan buruh dan sebagainya.

Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko

yang harus ditanggung, semakin besar return yang dikompensasikan (Hartono, 2003). Kepekaan tingkat keuntungan yang saham terhadap perubahan pasar disebut dengan beta saham. Menurut Hartono (2003) beta merupakan ukuran volatilities return saham terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan sebagai fluktuasi dari

return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode dari waktu ke waktu.

Semakin besar fluktuasi return saham terhadap return pasar maka semakin besar pula beta saham tersebut. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return saham terhadap return pasar, semakin kecil pula beta saham tersebut suatu investasi


(42)

mempunyai risiko berarti bahwa investasi tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang pasti. Investor tidak akan tahu dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukanya. Dalam keadaan itu investor hanya mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. Dalam pembuatan keputusan investasi, investor memerlukan ukuran risiko sistematik yang akurat dan tidak bias. Hal ini sangat penting bagi investor, sebagai dasar untuk memperkirakan besarnya risiko maupun return investasi dimasa depan.

Oleh karena itu, secara implisit dapat dikatakan bawa beta saham merupakan parameter kondisi keuangan suatu perusahaan, apakah perusahaan itu sehat ataukah perusahaan itu mendekati kegagalan bursa (delisting). Karena jika emiten di-delist dari bursa maka investor merupakan pihak yang paling dirugikan. Investor akan menanggung risiko jika menyusun portofolio investasinya melibatkan saham yang berpotensi gagal, sebab investor tidak dapat lagi memperjualbelikan sahamnya. Dengan kata lain akan timbul kerugian akibat salah investasi. Jadi selain memperhatikan return yang tinggi, investor juga harus memperhatikan tingkat risiko yang harus ditanggung.

2.1.5. Kesempatan Bertumbuh

Kesempatan bertumbuh menjelaskan prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan. Penilaian pasar (investor/pemegang saham) terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa depan yang akan diperolehnya. Pemegang


(43)

saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan memberikan manfaat yang tinggi di masa depan bagi investor.

Penilaian pasar terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa depan yang akan diperoleh. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan memberi manfaat yang tinggi di masa depan bagi investor (Palupi, 2006).

2.1.6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaaan menurut berbagai cara antara lain dengan ukuran pendapatan, total aset, dan total modal (Brigham dan Houston, 2001). Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan (Machfoedz, 1994).

Ukuran perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai


(44)

tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan positif dan dianggap memilki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Daniati dan Suhairi, 2003).

Aktiva merupakan tolok ukur besaran atau skala suatu perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai aktiva yang besar pula nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty) yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan, hal tersebut membantu investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika berinvestasi pada perusahaan tersebut (Yolana dan Martini, 2005)

Suatu perusahaan yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan baru dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk melakukan akses ke pasar modal. Selain itu, ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor, semakin besar perusahaan semakin dikenal masyarakat yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan (Hartono, 2003).

2.1.7. Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility dapat diartikan sebagai komitmen industri

untuk mempertanggung jawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada


(45)

masyarakat dan lingkungan hidupnya (Tanudjaja, 2006). Perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya. Pinasty (2004), menyatakan dari waktu ke waktu semakin banyak tersedia informasi alternatif, selain informasi akuntansi bagi investor di pasar modal. Informasi tersebut semakin banyak digunakan oleh investor dalam penilaian perusahaan. Dari perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan (Verecchia, 1983 dalam Basalamah dan Jermias, 2005). Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi tambahan kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laporan keuangan..

Pengungkapan tanggung jawab social perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Mathews, 1997) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara kesuluruhan. Pengungkapan kinerja corporate social responsibility (CSR) melalui pelaporan berkelanjutan kini menjadi penting dan terutama ketika membuat keputusan investasi jangka panjang, dengan melalui pelaporan kinerja corporate

social responsibility (CSR) tersebut akan tercermin apakah perusahaan telah

menjalankan akuntabilitas sosial dan lingkungan secara optimal atau tidak, yang sekaligus akan terungkap bahwa perusahaan bersangkutan apakah telah melaksanakan best practice, norma-norma usaha yang sehat, inisiatif, consensus dan


(46)

komitmen usaha yang telah sesuai atau tidak dengan peraturan perundang-undangan berlaku. Disamping itu, pihak perusahaan harus bersikap terbuka dan jujur dalam penyampaian informasi akurat atau pelaporan mengenai program pelaksanaan kepada

corporate social responsibility (CSR) stakeholders nya.

Beberapa teori berkaitan dengan pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas dan dampak yang ditimbulkan perusahaan tersebut yaitu :

1. Agency Theory, yaitu pertanggungjawaban perusahaan yang berorientasi kepada

manajemen (agen) dan pemilik (principal).

2. Stakeholders Theory, yaitu Kesuksesan perusahaan tidak hanya terletak pada

kemampuannya dalam membangun hubungan yang baik dengan pemegang saham (Shareholder) saja, akan tetapi perusahaan juga perlu membangun hubungan baik dengan individu, masyarakat dan lingkungan sebagai stakeholders dalam pembuatan keputusan (Sujatmoko, 2007 dalam Hidayati dan Murni, 2009).

3. Legitimacy Theory, yaitu perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk

melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Titl, 1994 dalam Sayekti dan Wondabio, 2008).

Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, mengupayakan sejenis pengakuan atau legitimacy. Perusahaan senantiasa meningkatkan return saham bagi para investor untuk mendapatkan pengakuan dari investor, untuk mendapatkan pengakuan dari konsumen, perusahaan meningkatkan mutu produk dan


(47)

layanan dan untuk memperoleh legitimasi dari masyarakat, perusahaan melakukan aktivitas pertanggung jawaban sosial (Hidayati dan Murni, 2009). Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangan dalam jangka panjang (Kiroyan dalam Sayekty dan Wondabio, 2008).

Pelaksanaan CSR dapat dilihat dari dua perspektif yang berbeda yaitu :

1. Pelaksanaan CSR merupakan praktik bisnis secara sukarela (discretionary

business practice), artinya pelaksanaan CSR lebih banyak berasal dari inisiatif

perusahaan dan bukan merupakan aktivitas yang dituntut untuk dilakukan perusahaan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

2. Pelaksanaan CSR bersifat Mandatory (sukarela) yang sudah diatur oleh undang-undang (Solihin, 2009).

Pada tanggal 20 Juli 2007 pemerintah mengesahkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengatur kewajiban perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility.

2.1.8. Persistensi laba dan Earning Response Coefficient

Nilai Earnings Response Coeffisiens diprediksi lebih tinggi jika laba perusahaan lebih persisitensi di masa depan. Demikian juga jika kualitas laba semakin baik, maka diprediksi nilai ERC akan semakin tinggi. Laba akuntansi dianggap semakin persisten, jika koefisien variasinya semakin kecil. Persistensi laba


(48)

ditemukan memiliki hubungan yang positif dengan Earnings Response Coefficient. Semakin persisten atau semakin permanen laba perusahaan, maka akan semakin tinggi Earnings Response Coefficient, hal ini berkaitan dengan kekuatan laba, persistensi laba mencerminkan kualitas laba perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba dari waktu ke waktu.

Menurut Scott (2003) peristensi laba adalah revisi laba yang diharapkan dimasa mendatang yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan sehingga persistensi laba dilihat dari inovasi laba tahun berjalan yang dihubungkan dengan perubahan harga saham. Menurut Pennman (2000) Persistensi laba adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (current earnings). Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Inovasi terhadap laba sekarang adalah informatif terhadap laba masa depan ekspektasian, yaitu manfaat masa depan yang diperoleh pemegang saham. Harga saham merupakan nilai sekarang manfaat masa depan ekspektasian yang diperoleh pemegang saham. Nilai sekarang dari revisi atas laba masa depan dapat memperkirakan nilai sekarang revisi manfaat masa depan ekspektasiannya, yaitu dalam harga saham (Kormendi dan Lipe, 1987). Semakin kecil revisi laba akuntansi masa depan (semakin persisten laba akuntansi), semakin kuat hubungan laba akuntansi dengan abnormal return (semakin besar koefisien respon laba).

Penelitian Kormendi dan Lipe (1987) menyimpulkan bahwa earnings


(49)

ini diacu oleh penelitian selanjutnya antara lain oleh Easton dan Zmijewski (1989) dan Collins dan Kothari (1989), dengan hasil yang konsisten dengan Pennman (2000). Berbeda dengan Penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2004) menyatakan bahwa persistensi laba tidak berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient.

2.1.9. Struktur Modal dan Earnings Response Coefficient

Struktur modal umumnya di proksi dengan besarnya leverage perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki utang yang lebih besar dibandingkan modal. Kerugian yang timbulkan dari penggunaan leverage, yaitu:

1. Semakin tinggi debt ratio, semakin berisiko perusahaan, karena semakin tinggi biaya tetapnya yaitu berupa pembayaran bunga.

2. Jika sewaktu-waktu perusahaan kesulitan keuangan dan operating income tidak cukup untuk menutup beban bunga, maka akan menyebabkan kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2001)

Penelitian Dhaliwal, et. al (1991) menunjukkan bahwa earnings response

coefficient berpengaruh negatif dengan tingkat leverage. Perusahaan dengan tingkat

leverage yang tinggi berarti memiliki utang yang lebih besar dibandingkan modal. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Mulyani (2007), yang menyimpulkan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap ERC. Namun, hasil berbeda ditemukan oleh oleh Chandarin (2003), dan Jaswadi (2003) yang menyimpulkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap ERC.


(50)

2.1.10. Risiko Sistematik dan Earnings Response Coefficient

Kemampuan investasi pada dasarnya merupakan keputusan yang tidak pasti, karena menyangkut harapan masa depan yang akan datang berupa imbalan hasil (return) yang diharapkan, serta risiko yang harus ditanggung investor. Mengingat bahwa investasi memiliki ketidakpastian yang cukup tinggi, maka investor yang membeli saham pada awal periode tidak mengetahui return yang akan diperoleh pada akhir periode sehingga investor harus memprediksi return saham yang diharapkan pada akhir periode. Karena sifat investor enggan terhadap risiko (risk

averse) maka selalu dihadapkan pada permasalahan apakah tingkat keuntungan yang

diharapkan pada akhir telah sesuai atau sebanding dengan tingkat risiko yang harus dipikulnya.

Risiko (riskness) menunjukkan variasi antar perusahaan dan risk-free interest

rate menunjukkan variasi antar waktu. Kedua risiko tersebut menunjukkan variasi

antar waktu. Kedua risiko ini dibuktikan secara empiris oleh Collins dan Kothari (1989) berpengaruh negatif signifikan dengan Earnings Response Coefficient.

2.1.11. Kesempatan bertumbuh dan Earnings Response Coefficient

Kesempatan bertumbuh yang dihadapi di waktu yang akan datang merupakan suatu prospek baik yang dapat mendatangkan laba bagi perusahaan. Kesempatan bertumbuh tersebut hanya dapat direalisasi oleh perusahaan melalui kegiatan investasi. Kegiatan investasi tersebut akan memerlukan biaya yang relatif besar, sehingga berdampak langsung pada kondisi likuiditas perusahaan. Laba suatu


(51)

perusahaan dari tahun ke tahun dapat meningkat atau mengalami penurunan. Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan baik. Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik. Jika semakin besar kesempatan kesempatan bertumbuh perusahaan maka semakin tinggi kesempatan perusahaan mendapatkan laba yang diperoleh perusahaan pada masa mendatang.

Peniliaian pasar (investor/pemegang saham) terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasian terhadap manfaat masa depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan memberikan manfaat yang tinggi di masa depan bagi investor (Palupi, 2006).

Penelitian oleh Collins dan Kothari (1989) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh yang lebih besar akan memiliki Earnings

Response Coefficient tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin besar

kesempatan bertumbuh perusahaan maka semakin tinggi kesempatan perusahaan mendapatkan atau menambah laba yang diperoleh perusahaan pada masa mendatang. Berbeda dengan Penelitian Palupi (2003) menunjukkan hasil yang berlawanan, dimana kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap Earning Response


(52)

2.1.12. Ukuran Perusahaan dan Earnings Response Coefficient

Pada saat pengumuman laba, informasi laba akan direspon positif oleh pemodal, pada umumnya perusahaan besar cenderung mempunyai reporting

responsibility yang lebih tinggi dan mengindikasikan bahwa pada perusahaan besar Earnings Response Coefficients akan meningkat pula (Scoot,2003).

Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para Stockholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Besar kecilnya perusahaan ditunjukkan dari ukuran aktiva perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini perusahaan mempunyai prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, diprediksi relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan kecil. Jika prospek perusahaan perusahaan baik karena lebih mampu menghasilkan laba maka akan dapat menarik investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut.

Penelitian yang menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap Earnings

Response Coefficients menemukan hasil yang beragam. Penelitian Naimah dan

Utama (2003) menyatakan bahwa Earnings Response Coefficients ditemukan lebih besar pada perusahaan besar. Penelitian Chaney dan Jater (2003) yang menguji hubungan ukuran perusahaan dengan Earning Response Coefficients dalam jangka panjang (long window) juga menyatakan bahwa semakin banyak ketersediaan sumber


(1)

Lampiran 6

Hasil Uji Asumsi Klasik :

1.

Uji Normalitas

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N

32

Normal Parameters

a,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

.00186264

Most Extreme

Differences

Absolute

.166

Positive

.166

Negative

-.094

Kolmogorov-Smirnov Z

.937

Asymp. Sig. (2-tailed)

.344

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2.

Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi (Model Summary(b))

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1

.886

a

.784

.732

.00207

1.867

a. Predictors: (Constant), Corporate Social Responsibility, Struktur Modal, Risiko Sistematik, Ukuran

Perusahaan, Kesempatan Bertumbuh, Persistensi Laba


(2)

3.

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas (Coefficient(a))

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

2.057

.064

Persistensi Laba

.076

.015

.598

.618

1.618

Struktur Modal

.009

.005

.192

.705

1.423

Risiko Sistematik

.014

.007

.209

.851

1.175

Kesempatan Bertumbuh

.004

.003

.136

.938

1.066

Ukuran Perusahaan

-.050

.016

-.309

.860

1.163

CSR

-.001

.001

-.091

.827

1.209

4.

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas (Coefficients(a))

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

.049

.036

1.365

.185

Persistensi Laba

-.005

.008

-.144

-.630

.535

Struktur Modal

-.001

.003

-.049

-.227

.822

Risiko Sistematik

.002

.004

.108

.557

.582

Kesempatan Bertumbuh

.003

.001

.363

1.961

.061

Ukuran Perusahaan

-.010

.009

-.225

-1.163

.256

CSR

.000

.001

.042

.212

.834


(3)

Lampiran 7

Hasil Pengujian Hipotesis.

Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

.000

6

.000

15.138

.000

a

Residual

.000

25

.000

Total

.000

31

a. Predictors: (Constant), CSR, Risiko Sistematik, Kesempatan Bertumbuh, Ukuran Perusahaan, Persistensi Laba

b. Dependent Variable: Earning Respon Coefficient

Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

2.057

.064

32.044

.000

Persistensi Laba

.076

.015

.598

5.060

.000

Struktur Modal

.009

.005

.192

1.729

.096

Risiko Sistematik

.014

.007

.209

2.077

.048

Kesempatan Bertumbuh

.004

.003

.136

1.414

.170

Ukuran Perusahaan

-.050

.016

-.309

-3.088

.005

Corporate Social Responsibility

-.001

.001

-.091

-.892

.381

a. Dependent Variable: Earning Respon Coefficient

Nilai Koefisien Determinasi (R

2

Koefisien Determinasi (R

)

2

)

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1

.886

a

.784

.732

.00207

a. Predictors: (Constant), CSR, Struktur Modal, Risiko Sistematik, Ukuran Perusahaan, Kesempatan Bertumbuh,

Persistensi Laba


(4)

(5)

No Kode Laba Tahun 2006 Laba Tahun 2007 Total Aktiva/Aset Kewajiban laba persaham dasar

Total saham beredar akhir tahun

Harga saham pengumuman

Harga saham

-5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari Harga saham

+5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari IHSG IHSG

-5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari IHSG

+ 5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari Sahamhari 1 1 AALI 787,318,000,000 1,973,428,000,000 5,352,986,000,000 1,150,575,000,000 1253.17 1,574,748,837 32,350 31,800 31,850 32,400 34,000 33,250 32,150 32,250 32,100 31,600 31,950 2,740.14 2,689.26 2,734.21 2,741.18 2,751.86 2,738.87 2,639.65 2,634.75 2,652.31 2,721.94 2,756.31 2 ANTM 1,552,777,307 5,118,987,734,000 12,043,690,940,000 3,292,364,227,000 536.67 9,538,427,216 3,925 4,100 3,975 4,050 4,050 4,100 3,475 3,525 3,600 3,875 3,875 2,527.872,652.312,634.75 2,639.65 2,656.46 2,656.46 2,312.32 2,383.42 2,440.59 2,556.24 2,523.53 3 INCO 513,358,000 1,173,036,000 18,871,960,000 5,006,680,000 1200.00 977,530 8,500 9,250 9,300 9,300 9,300 8,750 7,300 7,700 7,700 7,950 8,500 2,523.53 2,634.75 2,639.65 2,656.46 2,656.46 2,527.87 2,339.79 2,312.32 2,383.42 2,440.59 2,556.24 4 INTP 592,802,016,775 980,103,086,314 10,037,926,509,334 3,121,970,415,386 266.24 3,681,276,616 7,450 7,950 7,650 7,750 7,800 7,500 6,550 6,500 6,950 6,900 7,250 2,652.31 2,751.86 2,738.87 2,740.14 2,756.31 2,721.94 2,527.87 2,656.46 2,656.46 2,639.65 2,634.75 5 KLBF 676,581,653,872 705,694,196,679 5,138,212,506,980 1,121,188,133,752 70.00 9,665,452,198 1,000 1,130 1,130 1,100 1,080 1,050 960 1,010 1,060 1,090 1,010 2,652.31 2,751.86 2,738.87 2,740.14 2,756.31 2,721.94 2,527.87 2,656.46 2,656.46 2,639.65 2,634.75 6 PTBA 485,670,000,000 762,211,000,000 6,106,828,000,000 1,291,526,000,000 315.00 2,419,717,460 11,150 11,850 11,750 11,450 11,300 11,450 10,700 10,850 11,650 11,700 11,150 2,652.31 2,751.86 2,738.87 2,740.14 2,756.31 2,721.94 2,527.87 2,656.46 2,656.46 2,639.65 2,634.75 7 TLKM 11,005,577,000,000 12,857,018,000,000 82,058,760,000,000 29,979,391,000,000 644.08 19,961,833,934 9,450 10,000 9,950 10,100 10,250 9,800 9,250 9,700 9,700 9,400 9,450 2,652.31 2,751.86 2,738.87 2,740.14 2,756.31 2,721.94 2,527.87 2,656.46 2,656.46 2,639.65 2,634.75 8 UNVR 1,721,595,000,000 1,964,652,000,000 5,333,406,000,000 2,639,287,000,000 257.00 7,644,560,311 6,700 6,800 6,800 6,850 6,900 6,800 6,800 6,700 6,900 6,700 6,800 2,652.31 2,751.86 2,738.87 2,740.14 2,756.31 2,721.94 2,527.87 2,656.46 2,656.46 2,639.65 2,634.75

Tahun 2008

No Kode Laba Tahun Total Aktiva /Aset Kewajiban Laba persaham dasar

Total saham akhir tahun

Harga saham pengumuman

Harga saham

-5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari Harga saham

+5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari IHSG IHSG

-5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari IHSG

- 5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari saham hari I 1 AALI 2,631,019,000,000 6,519,791,000,000 1,183,215,000,000 1,670.76 1,574,743,829 12,350 11,850 12,250 12,550 12,500 12,900 12,900 12,350 12,450 12,500 12,200 1,324.85 1,286.69 1,300.21 1,314.52 1,310.41 1,327.44 1,406.65 1,360.89 1,341.60 1,322.84 1,312.09 28,350 2 ANTM 1,368,139,165,000 10,245,040,780,000 2,131,020,294,000 143.48 9,535,399,812 1,120 1,060 1,070 1,120 1,140 1,150 1,150 1,100 1,090 1,100 1,130 1,419.971322.841,341.60 1,360.89 1,406.65 1,436.12 1,461.75 1,434.07 1,419.09 1,462.74 1,462.74 4,425 3 INCO 3,593,160,000 18,425,850,000 3,217,000,000 400.00 8,982,900 3275 2,900 3,025 3,325 3,500 3,275 3,025 2,900 2,950 3,025 3,150 1661.84 1540.4 1,570.26 1,593.66 1,625.09 1,634.79 1,576.08 1,591.34 1,592.70 1,615.23 1,628.85 96,250 4 INTP 1,745,500,936,215 11,286,706,863,779 2,764,976,374,613 474.16 3,681,248,811 5050 4,275 4,400 4,400 4,300 4,600 4,800 4,800 5,100 5,000 5,200 1437.34 1,345.31 1,343.72 1,336.61 1,340.89 1,355.41 1,406.55 1,416.67 1,402.66 1,421.47 1,435.54 8,000 5 KLBF 706,822,146,190 5,703,832,411,898 1,358,989,930,592 72.00 9,816,974,253 630 640 620 610 610 630 630 630 620 640 620 1,324.85 1,286.69 1,300.21 1,314.52 1,310.41 1,327.44 1,406.65 1,360.89 1,341.60 1,322.84 1,312.09 1,240 6 PTBA 1,707,771,000,000 3,979,181,000,000 2,029,169,000,000 741.00 2,304,684,211 6,900 6,750 6,700 6,650 6,550 6,650 7,100 6750 6800 6850 6950 1,406.65 1,324.85 1,312.09 1,322.84 1,341.60 1,360.89 1,419.09 1,462.74 1,462.74 1,419.97 1,436.12 12,000 7 TLKM 10,619,470,000,000 91,256,250,000,000 47,258,399,000,000 537.73 19,748,702,881 8700 8,250 8,400 8,250 8,350 8,600 8700 8650 8750 8750 8800 2367.21 2,344.03 2,367.70 2,371.64 2,334.11 2,371.86 2,420.28 2,403.88 2,381.96 2,406.43 2,395.11 10,150 8 UNVR 2,407,231,000,000 6,504,736,000,000 3,397,915,000,000 315.00 7,642,003,175 7,650 7,800 7,700 7,650 7,600 7,550 7,900 8000 7950 7750 7700 1540.4 1,499.73 1,500.36 1,516.64 1,490.86 1,465.75 1,661.84 1,634.79 1,625.09 1,593.66 1,570.26 6,800

Tahun 2009

No Kode Laba Tahun Total Aktiva/Aset Kewajiban Laba persaham dasar Total saham akhir tahun Harga saham pengumuman Harga saham

- 5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari Harga saham

+5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari IHSG IHSG

-5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari - 5 hariIHSG 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari Saham hari I 1 AALI 1,660,649,000,000 7,571,399,000,000 1,144,783,000,000 1,054.55 1,574,746,574 24,200 24,400 24,250 24,200 24,150 24,400 24,300 24,600 24,800 24,600 24,400 2794.77 2702.4 2720.86 2774.85 2799.15 2813.08 2880.97 2887.25 2830 2777.3 2798.27 11,750 2 ANTM 604,307,088,000 9,939,996,438,000 1,748,127,419,000 63.46 9,522,645,572 2300 2,100 2,100 2,200 2,250 2,100 2,325 2,350 2,350 2,300 2,300 2575.41 2474.88 2474.88 2509.69 2518.99 2534.36 2632.2 2614.37 2586.9 2603.3 2605.28 1,230 3 INCO 1,704,170,000 20,275,560,000 4,462,500,000 170.00 10,024,529 3875 3,375 3,400 3,575 3,700 3,650 3,975 4,000 3,975 3,950 3,825 2575.41 2474.88 2474.88 2509.69 2518.99 2534.36 2632.2 2614.37 2586.9 2603.3 2605.28 1,930 4 INTP 2,746,654,071,082 13,276,515,634,628 2,572,321,455,290 746.12 3,681,249,760 13850 12,900 13,300 13,400 13,400 13,700 14,050 14,200 14,400 14,600 14,850 2575.41 2474.88 2474.88 2509.69 2518.99 2534.36 2632.2 2614.37 2586.9 2603.3 2605.28 5,050 5 KLBF 929,003,740,338 6,482,446,670,172 1,691,512,395,248 97.00 9,577,358,148 2375 2,325 2,350 2,325 2,350 2,350 2,525 2,475 2,500 2,425 2,425 3164.28 3104.73 3099.56 3081.88 3135.32 3122.15 3384.65 3341.63 3357.03 3230.89 3217.15 405 6 PTBA 2,727,734,000,000 8,078,578,000,000 2,292,740,000,000 1,184.00 2,303,829,392 17800 16,950 17,000 17,400 17,200 17,250 18,100 18,300 18,250 18,200 17,800 2575.41 2474.88 2474.88 2509.69 2518.99 2534.36 2632.2 2614.37 2586.9 2603.3 2605.28 7,800 7 TLKM 11,398,826,000,000 97,814,160,000,000 48,228,553,000,000 579.52 19,669,426,422 9550 9,000 9,050 9,300 9,200 9,400 9,150 9,100 9,200 9,500 9,800 3569.5 3468.04 3472.71 3495.46 3501.3 3547.11 3548.75 3546.95 3586.19 3603.4 3591.7 6,900 8 UNVR 3,044,107,000,000 7,484,990,000,000 3,776,415,000,000 399.00 7,629,340,852 11050 11,000 11,150 11,100 11,000 11,050 11,250 11,150 11,100 11,300 11,400 2575.41 2474.88 2474.88 2509.69 2518.99 2534.36 2632.2 2614.37 2586.9 2603.3 2605.28 8,100

Tahun 2010

No

Kode Laba Tahun Total Aktiva/Aset Kewajiban Laba persaham dasar Total saham akhir tahun Harga saham pengumuman Harga saham

-5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari Harga saham

+5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari IHSG IHSG

- 5 hari 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari haristlh pe 4 hari 3 Hari 2 Hari 1 hari Saham hari I

1

AALI 2,016,780,000,000 8,791,799,000,000 1,334,542,000,000 1,281 1,574,748,184.59 22,300 21,500 21,850 22,150 22,500 22,200 22,400 21,800 21,800 21,750 21,550 3,999 3841.73 3866.17 3,889.97 4,001.43 4,005.39 3,835.18 3,774.33 3,799.04 3,874.78 3,896.12 23,850.00

2

ANTM 1,683,399,992,000 12,310,732,099,000 2,709,896,802,000 177 9,523,109,079.59 2,300 2,300 2,250 2,300 2,275 2,300 2,225 2,225 2,250 2,275 2,275 3,809 3794.76 3801.08 3,788.54 3,774.87 3,804.93 3,816.27 3,814.93 3,813.87 3,849.30 3,819.62 2,300.00

3

INCO 4,373,630,000 21,902,350,000 5,103,950,000 440 9,940,068.18 4,725 4,850 4,825 4,775 4,800 4,775 4,657 4,657 4,650 4,650 4,575 3,844 3832.38 3826.14 3,836.97 3,837.76 3,844.02 3,748.76 3,787.65 3,806.19 3,825.82 3,842.95 3,875.00

4

INTP 3,224,941,884,793 15,346,145,677,737 2,245,547,627,304 876 3,681,230,391.86 17,100 17,550 17,800 17,650 17,200 17,150 17,050 16,600 16,950 17,100 17,000 3,809 3794.76 3801.08 3,788.54 3,774.87 3,804.93 3,816.27 3,814.93 3,813.87 3,849.30 3,819.62 13,850.00

5

KLBF 1,286,330,026,012 7,032,496,663,228 1,260,361,432,719 137 9,389,270,262.86 3,575 3,625 3,575 3,675 3,600 3,575 3,575 3,525 3,600 3,600 3,575 3,809 3794.76 3801.08 3,788.54 3,774.87 3,804.93 3,816.27 3,814.93 3,813.87 3,849.30 3,819.62 1,320.00

6

PTBA 2,008,891,000,000 8,722,699,000,000 2,281,451,000,000 872 2,303,774,082.57 22,400 22,200 22,200 22,150 22,200 22,400 22,100 22,350 22,200 22,350 22,300 3,809 3794.76 3801.08 3,788.54 3,774.87 3,804.93 3,816.27 3,814.93 3,813.87 3,849.30 3,819.62 17,800.00

7

TLKM 11,536,999,000,000 99,758,447,000,000 43,343,664,000,000 587 19,669,586,046.99 7,350 7,150 7,150 7,100 7,000 7,200 7,100 7,250 7,250 7,300 7,300 3,679 3611.64 3607.11 3,602.86 3,591.51 3,640.98 3,730.58 3,727.80 3,685.94 3,700.05 3,707.49 9,550.00

8

UNVR 3,386,970,000,000 8,701,262,000,000 4,652,409,000,000 444 7,628,310,810.81 15,300 15,300 15,350 15,200 15,250 15,250 15,000 15,300 15,200 15,000 15,000 3,809 3794.76 3801.08 3,788.54 3,774.87 3,804.93 3,816.27 3,814.93 3,813.87 3,849.30 3,819.62 11,050.00

Lampiran 8

Variabel Tahun 2007


(6)

Pengungkapan CSR

EC1 2 3 4 5 6 7 8 9 EN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 LA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 HR1 2 3 4 5 6 7 8 9 SO1 2 3 4 5 6 7 8 PR1 2 3 4 5 6 7 8 9

1AALI 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 7 0 0 1 1 23

2ANTM 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 42 3INCO 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 70

4INTP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6 38

5KLBF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 7 0 0 1 1 2 20

6PTBA 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 4 1 1 25

7TLKM 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 19

8UNVR 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6 51

EC1 2 3 4 5 6 7 8 9 EN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 LA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 HR1 2 3 4 5 6 7 8 9 SO1 2 3 4 5 6 7 8 PR1 2 3 4 5 6 7 8 9

1AALI 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 1 3 1 1 26

2ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 3 49 3INCO 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 70

4INTP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6 38

5KLBF 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 1 1 1 3 30

6PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 3 1 1 2 64

7TLKM 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 3 32

8UNVR 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6 51

EC1 2 3 4 5 6 7 8 9 EN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 LA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 HR1 2 3 4 5 6 7 8 9 SO1 2 3 4 5 6 7 8 PR1 2 3 4 5 6 7 8 9

1AALI 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 1 3 1 1 35

2ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 79 3INCO 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 72 4INTP 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6 43

5KLBF 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 1 1 1 3 30

6PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 79 7TLKM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 71 8UNVR 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6 52

EC1 2 3 4 5 6 7 8 9 EN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 LA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 HR1 2 3 4 5 6 7 8 9 SO1 2 3 4 5 6 7 8 PR1 2 3 4 5 6 7 8 9

1AALI 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 1 3 1 1 36

2ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 79 3INCO 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 72 4INTP 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 46

5KLBF 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 1 1 1 1 1 1 1 5 33

6PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 79 7TLKM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 71 8UNVR 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 7 54

No Kode Tahun 2007

Ekonomi (EC)

JlhLingkungan (EN) JlhPekerjaan (LA) JlhHak Azasi Manusia (HR) JlhSosial(SO) JlhTanggung jawab Produk (PR) Jlh Total

No Kode Tahun 2008

Ekonomi (EC) 2008

JlhLingkungan (EN) JlhPekerjaan (LA) JlhHak Azasi Manusia (HR) JlhSosial(SO) JlhTanggung jawab Produk (PR) Jlh Total

No Kode Tahun 2009

Ekonomi (EC)

JlhLingkungan (EN) JlhPekerjaan (LA) JlhHak Azasi Manusia (HR) JlhSosial(SO) JlhTanggung jawab Produk (PR) Jlh Total

No Kode Tahun 2010

Ekonomi (EC)/I


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

0 56 83

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNING RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 9 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

0 25 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

2 6 18

Pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC): studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 - 2013

0 16 134

Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR),Profitabilitas,dan Leverange Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 - 2013)

0 8 0

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Tahun 2011-2015.

0 2 17

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 2 18

Faktor-faktor yang mempengaruhi earnings response Coefficient (erc) pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 10