Indonesian Economic Review and Outlook
6
2. Adanya revisi anggaran pemerintah pada APBNP sehingga ada penyesuaian kondisi ekonomi terkini
Indikator 2015
2016 APBNP
Realisasi APBN
APBNP
Pertumbuhan Ekonomi y-o-y 5.7
4,8 5.3
5.2 Inlasi y-o-y
5.0 3,4
4.7 4,0
Tingkat Bunga SPN 3 bulan rata-rata 6.2
6,0 5.5
5,5 Nilai Tukar IDRUSD
12,500 13.392
13,900 13.5
Harga Minyak Mentah Indonesia USDbarrel 60
49 50
40 Lifting Minyak Ribu barel per hari
825 778
830 820
Lifting Gas Bumi Ribu barel per hari 1,221
1.195,4 1,155
1150
Sumber: Kementerian Keuangan 2016
Tabel 1 Realisasi Indikator Makroekonomi 2015 dan 2016
Adanya penyesuaian ekonomi sehingga berubahnya asumsi makro pada APBNP 2016
Uraian 2015
2016 APBNP
Realisasi APBN
APBNP Pendapatan Negara
1.761,6 1.508,2
1.822,5 1.786,2
Pendapatan dalam negeri 1.758,3
1.496,0 1.820,5
1.784,2 Penerimaan Perpajakan
1.489,3 1.240,4
1.546,7 1.539,2
Penerimaan Negara Bukan Pajak 269,1
255,6 273,8
245,1 Penerimaan Hibah
3,3 12,0
2,0 2,0
Belanja Negara 1.984,1
1.806,5 2.095,7
2.082,9 Belanja pemerintah pusat
1.319,5 1.183,3
1.325,6 1.306,7
Transfer ke daerah dan dana desa 664,6
623,1 770,2
776,3
SurplusDeisit anggaran
-225,5 -298,5
-273,2 -296,7
SurplusDeisit terhadap PDB -1,9
-2,6 -2,2
-2,4
Sumber: Kementerian Keuangan 2016
Tabel 2 Ringkasan Realisasi APBNP 2015, realisasi 2015, APBN 2016, APBNP 2016 IDR Triliun
Realisasi anggaran 2015 dan APBNP 2016 lebih rendah dibandingkan target awal yang ditetapkan
Realisasi APBN 2015 pada pendapatan, belanja dan deisit anggaran masih rendah.
■ Realisasi pendapatan negara hanya sebesar IDR 1.508,2
triliun atau 85,6 persen dari target APBNP 2015, lebih rendah dari target APBNP 2015.
■ Penurunan pendapatan sektor industri pengolahan
dan pertambangan akibat dari rendahnya permintaan, pendapatan perpajakan sebesar IDR 1.240,4 triliun atau 83,3
persen dari target APBNP 2015. ■
Kinerja impor yang turun juga menyebabkan tidak tercapainya pendapatan bea masuk sehingga penerimaan
pajak juga ikut menurun. ■
Penurunan harga minyak dunia dan komoditas mineral batu bara dalam pasar internasional, pendapatan PNBP juga
mengalami penurunan menjadi sebesar IDR 255,6 triliun atau 95 persen dari target APBNP 2015.
■ Realisasi belanja negara juga menunjukkan penurunan tercatat IDR 1.806,5 triliun atau 91,05 persen dari target APBNP 2015.
■ Melambatnya penyerapan di awal tahun dan akhirnya bertumpuk pada akhir-akhir tahun, belanja pemerintah pusat yang
tercatat hanya sebesar IDR 1.183,3 triliun atau 89,7 dari target APBNP 2015. ■
Besaran deisit anggaran pada realisasi 2015 tercatat sebesar IDR 298,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan target APBNP 2015. ■
Rasio deisit tercatat sebesar 2,6 persen, lebih tinggi dari target APBNP 2015.
Asumsi makro ekonomi pada APBNP disesuaikan dengan kondisi ekonomi terkini.
■ Tantangan perekonomian dunia yang masih cukup berat,
pertumbuhan ekonomi pada APBNP sebesar 5,2 persen, lebih rendah dibandingkan APBN 2016.
■ Rendahnya harga komoditas energi dan laju inlasi
komponen harga yang diatur pemerintah, realisasi Inlasi pada APBNP sebesar 4,0 persen, lebih rendah dibandingkan
target awal APBN 2016. ■
Potensi kenaikan suku bunga The Fed jilid dua dan ekonomi Tiongkok, nilai tukar pada APBNP sebesar IDR 13.500, lebih
rendah dari asumsi APBNP 2016. ■
Harga minyak mentah menunjukkan penurunan menjadi USD 40barel, lebih rendah dibandingkan APBNP 2016.
■ Lifting minyak dan gas bumi juga menunjukan penurunan yang masing-masing sebesar 820 ribu barel per hari dan 1.150 ribu
barel per hari, lebih rendah dibandingkan target awal APBNP 2016. ■
Rendanya harga minyak dunia dan adanya kecenderungan produksi minyak masih menurun mendukung rendahnya lifting migas pada APBNP 2016.
Realisasi asumsi makro 2015 rata-rata mengalami penurunan target dari APBNP 2015.
■ Pelemahan ekonomi global, realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen, lebih rendah dari target APBNP 2015.
■ Terjaganya pasokan pangan serta kelancaran distribusi pada saat terjadinya EL Nino dan reformasi subsidi energi, tingkat realisasi
inlasi 2015 sebesar 3,4 persen, lebih rendah dibandingkan target APBNP 2015. ■
Tekanan suku bunga disebabkan beberapa hal di antaranya QE di Jepang dan Eropa dan risiko kenaikan suku bunga Amerika Serikat, tingkat suku bunga SPN menunjukan penurunan menjadi 6,0 persen dibandingkan target APBNP 2015.
■ Pengaruhnya menyebabkan
capital low yang masuk ke negara berkembang akan lebih selektif sehingga ketersedian modal terbatas karena prevensi investor memprioritaskan menanam modal pada pasar safe heaven.
■ Potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang berpengaruh pada masuknya aliran modal ke negara emerging market,
realisasi Nilai Tukar sebesar IDR 13.392, lebih rendah dibandingkan target APBNP 2015. ■
Realisasi harga minyak dunia menurun signiikan menjadi USD 49barel, dibandingkan target APBNP 2015. ■
Masih tingginya pasokan minyak mentah dunia terutama setelah pencabutan embargo ekonomi Iran mendorong lemahnya harga minyak dunia sepanjang 2015.
■ Banyaknya sumur yang sudah tua dan menurunnya harga minyak dunia, realisasi Lifting migas juga menunjukan penurunan yang
masing-masing sebesar 778 ribu per barel dan 1.195,4 ribu per barel, dibandingkan dengan target APBNP 2015. ■
Akibatnya, menyebabkan disintensif bagi investasi baru sehingga masih rendahnya realisasi lifting minyak dan gas bumi.
7
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
Target APBNP 2016 menurun, dibandingkan dengan target APBN 2016.
■ Target pendapatan negara pada anggaran APBNP 2016
sebesar IDR 1.786,2 triliun, lebih rendah dari target awal APBN 2016.
■ Rendahnya penerimaan pajak disebabkan proyeksi
perekonomian yang belum maksimal dan harga komoditas terutama migas masih rendah
■ Turunnya penerimaan sumber daya alam yang dikhususkan
pada migas, pendapatan PNBP juga megalami penurunan dalam APBNP 2016 dibandingkan dengan target awal di
APBN 2016. ■
Kontribusi terbesar masih berada pada penerimaan SDA migas namun Harga minyak dunia ICP dan lifting migas
rendah. ■
Selanjutnya, target belanja negara mengalami penurunan yang tercatat sebesar IDR 2.082,9 triliun dibandingkan
target awal APBN 2016. Penurunan terjadi pada belanja pemerintah pusat yang disebabkan adanya perubahan
asumsi makro. ■
Kebijakan pemerintah juga membuat perubahan yang perlu adanya penyesuaian baik penambahan belanja atau
pengurangan belanja negara. ■
Adanya perubahan pada penarikan hibah dan hibah luar negeri yang diterus-hibahkan pada berbagai daerah,
maka transfer daerah target APBNP 2016 lebih tinggi yang tercatat sebesar IDR 776,3 triliun dibandingkan target awal
APBN 2016.
■ Deisit anggaran mengalami kenaikan yang tercatat sebesar
2,4 persen terhadap PDB, lebih tinggi dibandingkan APBN 2016.
■ Kenaikan tersebut disebabkan oleh menurunnya
pendapatan negara, baik penerimaan pajak maupun penerimaan negara bukan pajak.
Tabel 3 Realisasi Penerimaan, Belanja dan Deisit Anggaran APBNP 2015 – APBNP 2016 IDR Triliun
Proporsi pencapaian penerimaan negara rendah, di sisi lain penyerapan belanja negara dan deisit anggaran meningkat
Uraian APBNP 2015
APBNP 2016 Realisasi Semester I
Realisasi Semester I Triliun
Triliun Penerimaan Negara Hibah
Realisasi 667,9
37,9 634,7
35,5 Rencana
1.761,7 100
1.786,2 100
Penerimaan Perpajakan Realisasi
535,1 35,9
522,0 33,9
Rencana 1.489,3
100,0 1.546,7
100 Penerimaan Negara Bukan Pajak
Realisasi 132,5
49,2 112,1
45,7 Rencana
369,1 100,0
245,1 100
Belanja Negara
Realisasi 752,2
37,9 865,4
41,5 Rencana
1,984,1 100
2.082,9 100
deisit terhadap PDB
Realisasi 0,7
- 1,8
77,9 Rencana
1,9 100
2,4 100
Sumber: Direktorat Jenderal Anggaran, Kemenkeu 2016
Realisasi pendapatan negara mengalami penurunan, belanja dan deisit anggaran meningkat.
■ Realiasi pendapatan negara dan hibah hingga kuartal
I-2016 mengalami penurunan yang tercatat sebesar IDR 667,9 triliun atau 35,5 persen dari target APBNP 2016
dibandingkan tahun lalu. ■
Beberapa penyebab penurunan pendapatan yaitu perlambatan ekonomi, rendahnya harga komoditas
minyak dunia dan baru bara dan aktivitas ekpor dan impor menurun.
■ Dari sisi belanja negara, realisasi semester I-2016
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar IDR 865,4 triliun atau
41,5 persen terhadap APBNP 2016. ■
Peningkatan belanja negara disebabkan beberapa faktor diantaranya penyerapan belanja negara yang lebih cepat
pada percepatan lelang optimalisasi e-katalog, aplikasi lelang dalam anggaran belanja.
■ Selain itu penyerapan transfer ke daerah dan dana desa
dengan meningkatkan pola transfer daerah menjadi dua kali dalam setahun.
■ Realisasi deisit juga mengalami peningkatan yang
tercatat sebesar 1,8 persen terhadap PDB atau 77,9 persen terhadap APBN 2016. Meningkatnya deisit dipengaruhi
adanya perlambatan penyerapan pendapatan negara dan percepatan belanja negara.
Indonesian Economic Review and Outlook
8
B. Pasar Finansial dan Sektor Moneter
1. Rupiah Perkasa Seiring dengan Meningkatnya Aliran Dana Masuk