Indonesia, keberadaban menjadi satu nilai luhur yang tersurat dalam sila Kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Penempatan sila kedua ini
menjadi bagian yang sangat penting sebagai perwujudan dan penjabaran dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa karena di dalam sila kemanusiaan inilah identitas
manusia Indonesia menunjukkan keistimewaan bangsa Indonesia di tengah bangsa-bangsa lain.
II.1 Pancasila sebagai Bingkai Keberadaban Bangsa
Pancasila dengan kelima sila dan 45 empat puluh lima butirnya merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang telah diletakkan oleh Bapak
pendiri bangsa Indonesia
the founding fathers
. Kedudukan Pancasila dalam sistem hukum tidak hanya sebagai sebatas semboyan akan tetapi arah pandang dan
cara hidup bangsa Indonesia. Bagi sistem hukum nasional, Pancasila berkedudukan sebagai landasan filosofis dari pembentukan, pemberlakuan dan
pencabutan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Artinya
Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia. Bagi sistem sosial, Pancasila menempati posisi penting terhadap cara bergaul dan
berinteraksi dengan sesama manusia. Pancasila mengedepankan pemahaman akan pentingnya sikap saling terbuka, sadar akan perbedaan dan menghormati
perbedaan yang ada dimana pun manusia Indonesia berada dengan tetap aktif bergaul dengan manusia dari Negara lainnya.
Nilai kemanusiaan sebagaimana tercantum dalam sila kedua Pancasila mengedepankan sebuah nilai utama yaitu manusia yang memiliki keberadaban.
Pancasila tidak melupakan pentingnya pembangunan manusia sebagai hal yang mendasar dalam pembangunan sebuah Negara. Pembangunan sebuah bangsa
seperti apapun hebatnya jika tidak ditunjang dengan pembangunan manusia sama artinya dengan tidak melakukan pembangunan itu sendiri. Manusia Indonesia
merupakan manusia yang memiliki keberadaban sebagai nilai keluhuran baik dari sisi esensi maupun eksistensi manusia itu sendiri. Hal tersebut berarti manusia
Indonesia menyadari bahwa manusia akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan kehidupan itu sendiri akan tetapi tidak mau ikut hanyut dalam
perkembangan tersebut dengan meninggalkan nilai keberadaban.
Bagan 2.1. Pancasila sebagai Bingkai Keberadaban Bangsa
Pancasila tidak hanya menjadi dasar atau fondasi pemahaman seseorang dalam melakukan penilaian atas sesuatu akan tetapi cara pandang
the way of thinking
dari manusia Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu pemahaman terhadap Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya begitu penting bagi
manusia Indonesia. Pemahaman yang tepat terhadap nilai Pancasila akan menghadirkan
sebuah pola pikir yang terarah pada bingkai keberadaban. Hal tersebut dapat dipahami mengingat nilai-nilai Pancasila sendiri bersumber dari nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa sebagai nilai hakiki. Nilai kemanusiaan merupakan sebuah bangunan yang berdiri di atas pemahaman nilai Ketuhanan Yang Maha Esa karena
didalamnyalah semua nilai bersumber atau berasal.
Gaya hidup dan tantangan perkembangan masyarakat
Nilai Pancasila Fondasi dan Cara pandang
Diagram. 2.1
Nilai Ketuhanan sebagai Dasar Nilai Pancasila lainnya
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan dasar pemahaman sekaligus prinsip bagaimana nilai lain tersebut dilihat atau dinilai. Pemahaman tersebut tidak
terlepas dari sikap penghayatan manusia Indonesia sebagai makhluk religius yang mengakui keberadaan dan eksistensi diri berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Segala pertanggunganjawab kehidupan akan berkumpul dan diminta oleh Pencipta kepada manusia.
Oleh karena itulah nilai kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan pada dasarnya merupakan cerminan dari seberapa jauh manusia
Indonesia memahami nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam diri dan kehidupan dengan sesama. Semakin baik pemahaman nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
dimiliki oleh seseorang akan berdampak positif pada hubungan diri sendiri dan orang lain dalam melakukan proses interaksi dalam kehidupan. Terkait dengan
adil
Nilai Musyawarah
Nilai Persatuan
Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
penilaian kesusilaan maka seseorang akan memiliki penilaian yang tepat secara otomatis mememenuhi nilai keberadaban yang diharapkan Pancasila.
Berlainan jika seseorang tidak memiliki pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Semua pemahaman akan
nilai-nilai lainnya menjadi salah sasaran atau bahkan salah kaprah. Hasilnya tindakan yang dilakukannya pun tidak memenuhi nilai keberadaban dan
cenderung menghasilkan pelanggaran terhadap nilai Ketuhanan Yang Maha Esa itu sendiri. Kondisi tersebut melahirkan sebuah paradigma yang sangat berbahaya
karena pelanggaran kesusilaan akan sering terjadi dan dianggap sebagai tindakan yang sudah sesuai menurut hukum.
II.2 Sinergitas Pancasila dengan Perkembangan Teknologi