Pencegahan A. Perbaikan pemahaman tentang penatalaksanaan menyusui yaitu :

5. Kenakan penyangga payudara yang kaku dan tidak ketat. 6. Berikan obat analgetik. Bila pemberian asetaminopen tidak efektif maka berikan asetaminopen bersama kodein. 7. Bila terdapat abses, konsultasikan dengan dokter. Mungkin perlu diinsisi. Suherni, 2009

2.4.4. Pencegahan A. Perbaikan pemahaman tentang penatalaksanaan menyusui yaitu :

Wanita yang merawat ibu perlu mengetahui tentang penatalaksaan menyusui yang efektif, pemberian makanan bayi dengan adekuat dan pemeliharaan kesehatan payudara. Yang perlu diketahui ibu sebagai berikut : a Mulai menyusui dalam satu jam atau lebih setelah melahirkan. b Memastikan bayi mengeyut payudara dengan baik. c Menyusui tanpa batas, dalam hal frekuensi atau durasi dan membiarkan bayi selesai menyusui satu payudara dulu, sebelum memberikan yang lain. d Menyusui secara eksklusif selama minimal 4 bulan dan bila mungkin 6 bulan. B. Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang yaitu : Bila payudara ibu penuh atau terbendung selama beberapa minggu pertama, penting untuk memastikan bahwa ASI dikeluarkan dan kondisi tersebut diatasi dengan yaitu : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA a Ibu harus dibantu untuk memperbaiki kenyutan bayi saat menyusui agar memperbaiki pengeluaran ASI dan untuk mencegah luka pada puting susu. b Ibu harus didorong untuk menyusui sesering mungkin dan selama bayi menghendaki tanpa batas. c Pemerasan dapat dilakukan dengan tangan atau pompa. Bila payudara sangat nyeri, jalan lain untuk memeras ASI adalah dengan menggunakan metode botol panas . d Setelah satu atau dua hari, kondisi ini harus sembuh dan suplai ASI kebutuhan bayi. C. Perhatian dini terhadap semua tanda statis ASI Seorang ibu perlu mengetahui cara merawat payudara, tanda dini stasis ASI atau mastitis sehingga ia dapat mengobati dirinya sendiri di rumah, dan mencari pertolongan secepatnya bila keadaan tersebut tidak menghilang. Ia harus memeriksa payudaranya untuk melihat adanya benjolan, nyeri atau panas kemerahan. Bila ibu mempunyai salah satu faktor risiko seperti kealpaan menyusui dan bila ibu mengalami demam contohnya sakit kepala. Bila ibu mempunyai tanda- tanda tersebut ibu perlu memperhatikan antara lain yaitu : a. Beristirahat di tempat tidur. b. Sering menyusui pada payudara yang terkena. c. Mengompres panas pada payudara yang terkena, berendam dengan air hangat atau pancuran hangat. d. Memijat dengan lembut setiap daerah benjolan payudara saat bayi menyusu untuk membantu ASI mengalir dari daerah benjolan tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA e. Mencari pertolongan dari petugas kesehatan bila ibu tidak merasa lebih parah keesokan harinya. D. Perhatian dini pada kesulitan menyusui antara lain yaitu : Ibu membutuhkan bantuan terlatih dalam menyusui dan pada saat ibu menemui kesulitan yang dapat menyebabkan statis ASI seperti : a Nyeri atau puting pecah-pecah. b Ketidaknyamanan payudara setelah menyusui. c Kompres puting susu d Bayi tidak puas menyusu sangat sering, jarang atau lama. e Kehilangan percaya diri pada suplai ASI- nya tidak cukup. f Pengenalan makanan secara dini atau dot WHO, 2003. Bidan atau petugas kesehatan lain harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai sehingga dapat membantu ibu untuk menyusui pada periode pasca dini, untuk melanjutkan menyusui dan untuk mengatasi kesulitan dini sebelum menjadi lebih serius dan membahayakan laktasi. Pengetahuan dan keterampilan tentang dukungan menyusui terus menerus harus tersedia di masyarakat, pada petugas kesehatan masyarakat, TBA atau petugas konseling yang setara dan wanita secara umum, sehingga wanita dapat saling membantu untuk mencegah berbagai kesulitan dan bila timbul masalah pengobatan yang adekuat dapat dimulai secara dini. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA E. Pengendalian Infeksi Karena penatalaksanaan menyusui yang sesuai merupakan dasar pencegahan mastitis, pengurangan resiko infeksi juga penting, terutama di rumah sakit. Petugas kesehatan dan ibu perlu mencuci tangan secara menyeluruh dan sering. Petugas kesehatan harus mencuci tangannya setiap kali setiap kontak dengan ibu, bayi atau dengan kemungkinan semua organ patogen. Sabun biasa adekuat untuk menyingkirkan organisme permukaan, tetapi untuk petugas kesehatan yang sering kontak dengan cairan tubuh, produk pencuci tangan antimikroba lebih efektif. Sabun harus kontak dengan kulit minimal 10 detik tiap pencucian. Kontak kulit dini diikuti dengan rawat gabung bayi dengan ibu juga merupakan jalan yang penting untuk mengurangi infeksi di rumah sakit WHO, 2003. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29

BAB III KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara dan mastitis pada masa nifas adalah : Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan : Area yang diteliti : Area yang tidak diteliti Faktor internal Usia Faktor external Pendidikan Pengalaman Sumber informasi Pengetahuan ibu tentang A. Perawatan payudara terdiri dari pengertian, cara dan tujuan. B. Mastitis terdiri dari Pengertian