RKPD Provinsi Papua Barat 2016
77
3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan keuangan daerah secara garis besar akan tercermin pada kebijakan pendapatan belanja serta pembiayaan yang harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan. Dalam rangka meningkatkan kinerja pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah, maka kebijakan yang diambil adalah sebagai berikut.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, maka ditetapkan kebijakan umum dalam pengelolaan pendapatan daerah tahun 2016 meliputi :
a. Optimalisasi penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah; b. Optimalisasi pemanfaatanpemberdayaan aset daerah;
c. Peningkatan dana perimbangan dari Dana Alokasi Umum dan bagi hasil pajak, bukan pajak dan pembaharuan data;
d. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia yang ada guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah;
e. Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka optimalisasi penerimaan DBH PajakBukan Pajak;
f. Meningkatkan kerjasama Pemerintah dan Swasta. Kebijakan tersebut ditempuh melalui penajaman potensi riil sumber-sumber pendapatan dan
peningkatan kualitas pelayanan publik secara akuntabel; menginventarisir dan mengoptimalkan pendayagunaan aset-aset daerah agar dapat memberi kontribusi pada PAD; peningkatan
pelayanan perpajakan, retribusi daerah, dan pendapatan lain-lain. 3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Dalam rangka mewujudkan sinergitas rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah tahun 2016 serta berkontribusi terhadap capaian RPJMN tahun 2016,
maka kebijakan Belanja Daerah yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung yang diarahkan untuk :
a. Pemenuhan pembiayaan belanja yang diarahkan,belanja wajib dan mengikat untuk menjamin pelayanan dasar masyarakat, belanja yang ditentukan proesentasenya sesuai
amanat perundang-undangan, belanja pemenuhan urusan sesuai SPM dan belanja lain-lain. b. Membiayai program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan Papua Barat Tahun
2016, meliputi: sektor pendidikan, sektor kesehatan,, pemberdayaan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan affirmative action.
c . Pemenuhan Dana Bagi Hasil kepada KabupatenKota; d. Alokasi dana Otonomi Khusus bagi kabupatenKota dan prioritas program kegiatan
Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi Orang Asli Papua e. Mengupayakan alokasi belanja pendidikan sebesar 20 persen, belanja kesehatan sebesar 10
persen dari total beanja, belanja untuk alokasi dana desa sebesar 10 persen dari dana perimbangan.
Kebijakan belanja daerah inidisusun berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja,dan memperhatikan prioritas pembangunan sesuai
RKPD Provinsi Papua Barat 2016
78
permasalahan serta perkiraan situasi dan kondisi pada tahun mendatang, dan dilakukan secara selektif, akuntabel, transparan, dan berkeadilan.
Belanja daerah Provinsi Papua Barat selama kurun waktu 3 tiga tahun 2013- 2016,cenderung mengalami peningkatan baik Belanja Tidak Langsung maupun Belanja
Langsung. Secara proporsi, BelanjaTidak Langsung lebih besar dibandingkan Belanja Langsung. Hal tersebut dikarenakan komponen Belanja Tidak Langsung tidak hanya untuk Belanja Pegawai,
namun juga meliputi Belanja Hibah,Belanja Bantuan Sosial,Belanja Bagi Hasil kepada KabupatenKota, Belanja Bantuan Keuangan Kepada KabupatenKota dan Pemerintah Desa
serta Belanja Tidak Teduga yang kesemuanya bukan merupakan belanja rutin,namun merupakan belanja modal atau pembangunan di KabupatenKota serta bantuan langsung
kepada masyarakat.
Idealnya persentase Belanja Langsung lebih besar dari pada Belanja Tidak Langsung,namun banyak program pembangunan khususnya pembangunan pertanian,
pengembangan ekonomi lokal,penanganan infrastruktur, pengentasan kemiskinan dan pendidikan yang harus ditangani, merupakan kewenangan Pemerintah KabupatenKota,
sehingga untuk percepatan pelaksanaan pembangunan dan mengurangi kesenjangan antar KabupatenKota maka penyediaan anggaran tidak dapat dialokasikan pada Belanja
Langsung,karena alokasi Belanja Langsung merupakan penyediaan anggaran untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi.
Kebutuhan belanja langsung daerah tahun 2016 diproyeksikan meningkat dibandingkan tahun 2015, yang digunakan untuk mendorong percepatan pencapaian target pembangunan,
terutama pada indikator yang belum tercapai sesuai hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2014. , Secara rinci realisasi dan proyeksi belanja daerah Tahun 2013-2016 dapat dilihat
pada Tabel 3.8.
RKPD Provinsi Papua Barat 2016
79
Tabel. 3. 8 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Papua Barat Tahun 2013
– 2016 Rp.000,-
No. Uraian
Realisasi 2015
2016 2013
2014
1. Belanja Tidak Langsung
2.405.369.894.763 2.876.703.562.137
3.816.278.611.892 3.724.324.355.634,60
1.1. Belanja Pegawai
- 178.580.573.162
322.629.605.576 339.232.841.922,20
1.2. Belanja Bunga
- -
- 1.561.979.354,40
1.3. Belanja Hibah
467.016.555.000 463.623.362.500
461.650.600.000 543.472.001.400,00
1.4. Belanja Bantuan Sosial
38.319.892.838 35.295.750.000
42.419.000.000 47.256.000.000,00
1.5. Belanja Bagi Hasil
777.049.505.943 713.746.669.550
1.400.272.942.616 1.197.495.069.258,00
1.6. Belanja Bantuan Keuangan
1.120.101.440.982 1.485.457.206.925
1.574.306.463.700 1.580.306.463.700,00
1.7. Belanja Tidak Terduga
2.882.500.000 -
15.000.000.000 15.000.000.000,00
2. Belanja Langsung
833.669.082.067,10 2.552.145.928.894
2.950.450.680.422 3.764.843.989.722,40
2.1. Belanja Pegawai
- 136.216.565.902
144.734.528.020 155.501.740.520,00
2.2. Belanja Barang Jasa
- 1.224.141.281.150
1.295.240.416.597 1.799.649.815.590
2.3. Belanja Modal
833.669.082.067,10 1.191.788.081.842
1.510.475.735.805 1.809.692.433.612,00
Total Jumlah Belanja 1+2 3.239.038.976.830,10
5.428.849.491.031 6.766.729.292.314
7.489.168.345.357,00
Sumber : BPKADProvinsiPapua Barat,2015
RKPD Provinsi Papua Barat 2016
80
3.2.4 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah