Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bukit Pinang, PT Bina Sains Cemerlang, Minamas Plantation, Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan.

 
 

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG,
PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,
KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA
SELATAN

OLEH
EKY PERDANA
A24052775

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

 

 

 

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG,
PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,
KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA
SELATAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
Eky Perdana
A24052775

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009


 

 
 

RINGKASAN

EKY PERDANA. Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Bukit Pinang, PT Bina Sains Cemerlang, Minamas
Plantation, Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan. (Dibimbing
oleh AHMAD JUNAEDI).
Magang ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis lapangan dan
kemampuan profesional mahasiswa sesuai kompetensinya dalam memahami dan
menghayati proses kerja secara nyata. Pada kegiatan magang ini, penulis
mengambil aspek pemeliharaan tanaman kelapa sawit terutama pengelolaan
gulma. Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dari 12 Februari
hingga 12 Juni 2009 bertempat di Kebun Bukit Pinang (Bukit Pinang Estate, BPE)
milik PT Bina Sains Cemerlang, Minamas Plantation, Kabupaten Musi Rawas,
Propinsi Sumatera Selatan. Metode magang dilakukan dengan praktik kerja

langsung di lapangan sebagai karyawan harian, pendamping mandor, dan
pendamping asisten divisi. Data dan informasi pendukung didapatkan melalui
kegiatan lapangan dan arsip kebun.
Pengendalian gulma di BPE merupakan kegiatan pemeliharaan utama
karena keberhasilan pengendalian mempengaruhi kualitas operasional dan
pekerjaan lainnya, seperti keefektifan aplikasi pemupukan, panen dan
pengawasan. Pengendalian gulma di BPE dilakukan pada piringan dan gawangan.
Teknis pengendalian gulma di BPE dilakukan secara manual dan kimia. Jenis
pekerjaan pengendalian gulma secara manual yaitu gawangan manual meliputi :
babat tanaman pengganggu (BTP) dan dongkel anak kayu (DAK), dan piringan
manual. Jenis pekerjaan pengendalian gulma secara kimia yaitu gawangan kimia,
piringan kimia, dan semprot lalang.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian gulma di BPE
adalah faktor iklim, kondisi lapangan, kesiapan dan ketepatan alat dan bahan, dan
tenaga semprot yang terampil. Pemeliharaan yang baik dan berkesinambungan
terhadap gawangan, piringan, jalan rintis, dan TPH akan menekan kehilangan
hasil serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

 


 
 

Judul

:

PENGENDALIAAN GULMA KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT
PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG,
KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI
SUMATERA SELATAN

Nama Mahasiswa

: Eky Perdana

NRP

: A24052775

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi
NIP. 19681101 199302 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, M.Sc
NIP. 19610218 198403 1 002

Tanggal Lulus : ..............................

 

 
 


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Oktober 1987 di Bandung, Jawa Barat,
dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rokhani
dengan Ibu Yuhani.
Pada tahun 2001 penulis telah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di
SD Negeri No. 334/I Kecamatan Mestong, Kabupaten Batang Hari, Propinsi
Jambi. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di SLPTN 12 Muaro Jambi
Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi dan lulus pada
tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan SMA Titian Teras Jambi, Pijoan,
Kota Jambi, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis diterima
sebagai mahasiswa IPB pada program sarjana melalui SPMB. Pada satu tahun
berikutnya, tepatnya bulan Agustus 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa di
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.
Penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa : Tahun 2005/2006 sebagai
anggota DKM Al-huriyyah IPB dan BEM TPB-42 IPB, Tahun 2006/2007 sebagai
anggota Div. PSDM Himagron (Himpunan Mahasiswa Agronomi) Faperta IPB
dan FKRD_A, Tahun 2007/2008 sebagai Ketua Biro Aplikasi Pertanian BEM
(Badan Eksekutif Mahasiswa) Faperta IPB dan Bindes (Bina Desa) BEM KM
(Keluarga Mahasiswa) IPB. Selain itu, penulis aktif dalam kegiatan luar kampus,

seperti Himaja (Himpunan Mahasiswa Jambi) dan IATT (Ikatan Alumni Titian
Teras).

 

 
 

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melindungi dan melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
di Kebun Bukit Pinang, PT Bina Sains Cemerlang, Minamas Plantation,
Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan”. Skripsi ini sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian dan lulus di Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih penulis sampaikan :
1. Ayahanda Rokhani, Ibunda Yuhani, Adinda Cevy Alvian dan Feliska
Ratmalia yang memberikan dukungan dan biaya selama pendidikan.
2. Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi dan Ir. Adolf
Pieter Lontoh, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran dalam proses magang dan akademik
sampai dengan penyusunan skripsi ini.
3. Dwi Guntoro, SP, MSi dan Dr. Herdhata Agusta selaku dosen penguji yang
memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
4. Direksi Minamas Plantation yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan kegiatan magang, Prianto Simanjuntak selaku
pembimbing lapangan yang telah banyak membantu dan memfasilitasi
penulis selama kegiatan magang, serta seluruh staf dan karyawan PT Bina
Sains Cemerlang yang memberikan arahan teknis lapangan.
5. Windaku tersayang yang telah memberikan atas dukungan, perhatian, do’a,
kesabaran, dan pengorbanan, teman seperjuangan (Mery, Rina “Imbaz”, dan
Malya), Tim Magang Minamas IPB’09 (Gerry, Hulman, Anton, Esther, dan
Riza) serta AGH’42, Budak Wisma Andalas (Eko, Deddy, Irzal “Ozy”, Hery
“Esbe”, Wardi, Redoyan, Januar, dan Aziz) atas kenangan yang tak
terlupakan, dan Hendrawan Syafrie, S.Pi atas semangat dan dukungannya.
Bogor, Agustus 2009

 

 

 

Penulis

 

 
 

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan


2

METODE MAGANG

3

Waktu dan Tempat

3

Metode Pelaksanaan

3

Pengamatan dan Pengumpulan Data

5

Analisis Data dan Informasi


5

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

6

Letak Geografis dan Administratif

6

Keadaan Iklim dan Tanah

7

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

7

Keadaan Tanaman dan Produksi

8

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

10
12

Aspek Teknis

12

Aspek Manajerial

31

HASIL DAN PEMBAHASAN

39

Kondisi dan Jenis Gulma

39

Aplikasi Herbisida

42

Rotasi dan Prestasi Kerja

45

Organisasi Penyemprotan

45

Teknik Pengendalian Gulma

47

Semprot VOPs

48

Faktor Keberhasilan Pengendalian Gulma

52

 

 
 

Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian Gulma........................................................ 54
KESIMPULAN DAN SARAN

55

Kesimpulan

55

Saran

55

DAFTAR PUSTAKA

56

LAMPIRAN ................................................................................................................... 57

 

 
 

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Perlakuan, Bahan Aktif, Waktu, dan Aplikasi Semprot VOPs

5

2.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan Bukit Pinang Estate

8

3.

Populasi Kelapa Sawit per Tahun Tanam di Bukit Pinang Estate

9

4.

Rencana (Budget) dan Realisasi (Actual) Produksi TBS di Bukit
Pinang Estate (Januari - Mei 2009)

5.

Jenis dan Dosis Pemupukan Sesuai Rekomendasi Riset....................

9
21

6.

Kriteria Kematangan Buah

27

7.

Deskripsi Alat-alat Panen

28

8.

Ketentuan Siap Borong dan Premi Panen di Bukit Pinang Estate

29

9.

Penentuan Sanksi dan Denda Pemanen

29

10. Informasi Warna Peta Keadaan Jalan

34

11. Batas Toleransi Kriteria Grading di PT Bina Sains Cemerlang

37

12. Nilai Kerapatan, Berat Kering, dan Frekuensi Gulma pada
Blok F33 (Divisi III BPE)

40

13. Nisbah Jumlah Dominansi (NJD) pada Blok F33 (Divisi III BPE)

41

14. Hasil Pengamatan Waktu Timbul Gejala Kerusakan/Toksisitas

49

15. Hasil Pengamatan Gejala Kerusakan pada 2 MSA

50

16. Hasil Pengamatan Gejala Kerusakan pada 4 MSA

50

 

 
 

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG,
PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,
KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA
SELATAN

OLEH
EKY PERDANA
A24052775

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

 

 
 

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG,
PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,
KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA
SELATAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
Eky Perdana
A24052775

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

 

 
 

RINGKASAN

EKY PERDANA. Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Bukit Pinang, PT Bina Sains Cemerlang, Minamas
Plantation, Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan. (Dibimbing
oleh AHMAD JUNAEDI).
Magang ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis lapangan dan
kemampuan profesional mahasiswa sesuai kompetensinya dalam memahami dan
menghayati proses kerja secara nyata. Pada kegiatan magang ini, penulis
mengambil aspek pemeliharaan tanaman kelapa sawit terutama pengelolaan
gulma. Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dari 12 Februari
hingga 12 Juni 2009 bertempat di Kebun Bukit Pinang (Bukit Pinang Estate, BPE)
milik PT Bina Sains Cemerlang, Minamas Plantation, Kabupaten Musi Rawas,
Propinsi Sumatera Selatan. Metode magang dilakukan dengan praktik kerja
langsung di lapangan sebagai karyawan harian, pendamping mandor, dan
pendamping asisten divisi. Data dan informasi pendukung didapatkan melalui
kegiatan lapangan dan arsip kebun.
Pengendalian gulma di BPE merupakan kegiatan pemeliharaan utama
karena keberhasilan pengendalian mempengaruhi kualitas operasional dan
pekerjaan lainnya, seperti keefektifan aplikasi pemupukan, panen dan
pengawasan. Pengendalian gulma di BPE dilakukan pada piringan dan gawangan.
Teknis pengendalian gulma di BPE dilakukan secara manual dan kimia. Jenis
pekerjaan pengendalian gulma secara manual yaitu gawangan manual meliputi :
babat tanaman pengganggu (BTP) dan dongkel anak kayu (DAK), dan piringan
manual. Jenis pekerjaan pengendalian gulma secara kimia yaitu gawangan kimia,
piringan kimia, dan semprot lalang.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian gulma di BPE
adalah faktor iklim, kondisi lapangan, kesiapan dan ketepatan alat dan bahan, dan
tenaga semprot yang terampil. Pemeliharaan yang baik dan berkesinambungan
terhadap gawangan, piringan, jalan rintis, dan TPH akan menekan kehilangan
hasil serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

 

 
 

Judul

:

PENGENDALIAAN GULMA KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT
PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG,
KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI
SUMATERA SELATAN

Nama Mahasiswa

: Eky Perdana

NRP

: A24052775
Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi
NIP. 19681101 199302 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, M.Sc
NIP. 19610218 198403 1 002

Tanggal Lulus : ..............................

 

 
 

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Oktober 1987 di Bandung, Jawa Barat,
dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rokhani
dengan Ibu Yuhani.
Pada tahun 2001 penulis telah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di
SD Negeri No. 334/I Kecamatan Mestong, Kabupaten Batang Hari, Propinsi
Jambi. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di SLPTN 12 Muaro Jambi
Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi dan lulus pada
tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan SMA Titian Teras Jambi, Pijoan,
Kota Jambi, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis diterima
sebagai mahasiswa IPB pada program sarjana melalui SPMB. Pada satu tahun
berikutnya, tepatnya bulan Agustus 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa di
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.
Penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa : Tahun 2005/2006 sebagai
anggota DKM Al-huriyyah IPB dan BEM TPB-42 IPB, Tahun 2006/2007 sebagai
anggota Div. PSDM Himagron (Himpunan Mahasiswa Agronomi) Faperta IPB
dan FKRD_A, Tahun 2007/2008 sebagai Ketua Biro Aplikasi Pertanian BEM
(Badan Eksekutif Mahasiswa) Faperta IPB dan Bindes (Bina Desa) BEM KM
(Keluarga Mahasiswa) IPB. Selain itu, penulis aktif dalam kegiatan luar kampus,
seperti Himaja (Himpunan Mahasiswa Jambi) dan IATT (Ikatan Alumni Titian
Teras).

 

 
 

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melindungi dan melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
di Kebun Bukit Pinang, PT Bina Sains Cemerlang, Minamas Plantation,
Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan”. Skripsi ini sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian dan lulus di Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih penulis sampaikan :
1. Ayahanda Rokhani, Ibunda Yuhani, Adinda Cevy Alvian dan Feliska
Ratmalia yang memberikan dukungan dan biaya selama pendidikan.
2. Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi dan Ir. Adolf
Pieter Lontoh, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran dalam proses magang dan akademik
sampai dengan penyusunan skripsi ini.
3. Dwi Guntoro, SP, MSi dan Dr. Herdhata Agusta selaku dosen penguji yang
memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
4. Direksi Minamas Plantation yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan kegiatan magang, Prianto Simanjuntak selaku
pembimbing lapangan yang telah banyak membantu dan memfasilitasi
penulis selama kegiatan magang, serta seluruh staf dan karyawan PT Bina
Sains Cemerlang yang memberikan arahan teknis lapangan.
5. Windaku tersayang yang telah memberikan atas dukungan, perhatian, do’a,
kesabaran, dan pengorbanan, teman seperjuangan (Mery, Rina “Imbaz”, dan
Malya), Tim Magang Minamas IPB’09 (Gerry, Hulman, Anton, Esther, dan
Riza) serta AGH’42, Budak Wisma Andalas (Eko, Deddy, Irzal “Ozy”, Hery
“Esbe”, Wardi, Redoyan, Januar, dan Aziz) atas kenangan yang tak
terlupakan, dan Hendrawan Syafrie, S.Pi atas semangat dan dukungannya.
Bogor, Agustus 2009

 

 
 

Penulis

 

 
 

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

METODE MAGANG

3

Waktu dan Tempat

3

Metode Pelaksanaan

3

Pengamatan dan Pengumpulan Data

5

Analisis Data dan Informasi

5

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

6

Letak Geografis dan Administratif

6

Keadaan Iklim dan Tanah

7

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

7

Keadaan Tanaman dan Produksi

8

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

10
12

Aspek Teknis

12

Aspek Manajerial

31

HASIL DAN PEMBAHASAN

39

Kondisi dan Jenis Gulma

39

Aplikasi Herbisida

42

Rotasi dan Prestasi Kerja

45

Organisasi Penyemprotan

45

Teknik Pengendalian Gulma

47

Semprot VOPs

48

Faktor Keberhasilan Pengendalian Gulma

52

 

 
 

Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian Gulma........................................................ 54
KESIMPULAN DAN SARAN

55

Kesimpulan

55

Saran

55

DAFTAR PUSTAKA

56

LAMPIRAN ................................................................................................................... 57

 

 
 

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Perlakuan, Bahan Aktif, Waktu, dan Aplikasi Semprot VOPs

5

2.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan Bukit Pinang Estate

8

3.

Populasi Kelapa Sawit per Tahun Tanam di Bukit Pinang Estate

9

4.

Rencana (Budget) dan Realisasi (Actual) Produksi TBS di Bukit
Pinang Estate (Januari - Mei 2009)

5.

Jenis dan Dosis Pemupukan Sesuai Rekomendasi Riset....................

9
21

6.

Kriteria Kematangan Buah

27

7.

Deskripsi Alat-alat Panen

28

8.

Ketentuan Siap Borong dan Premi Panen di Bukit Pinang Estate

29

9.

Penentuan Sanksi dan Denda Pemanen

29

10. Informasi Warna Peta Keadaan Jalan

34

11. Batas Toleransi Kriteria Grading di PT Bina Sains Cemerlang

37

12. Nilai Kerapatan, Berat Kering, dan Frekuensi Gulma pada
Blok F33 (Divisi III BPE)

40

13. Nisbah Jumlah Dominansi (NJD) pada Blok F33 (Divisi III BPE)

41

14. Hasil Pengamatan Waktu Timbul Gejala Kerusakan/Toksisitas

49

15. Hasil Pengamatan Gejala Kerusakan pada 2 MSA

50

16. Hasil Pengamatan Gejala Kerusakan pada 4 MSA

50

 

 
 

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.

Kegiatan Babat Tanaman Pengganggu (BTP)

13

2.

Alat semprot MHS (Micron Herbi Sprayer)

15

3.

Skema Pengamatan Sensus Hama

17

4.

Beneficial Plant di Bukit Pinang Estate

19

5.
6.
7.
8.

Untilan Pupuk Urea
Alat Berat di Bukit Pinang Estate
Konservasi Tanah dan Air di Bukit Pinang Estate
Pengangkutan TBS Sistem Pok dan Brondolan

20
24
25
30

9.

Tim Semprot Bukit Pinang Estate

46

10.

Sistem Pengancakan Penyemprotan

46

11.

Gejala Kerusakan Kentosan (VOPs) pada 4 MSA

51

 

 
 

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Jurnal Harian sebagai Karyawan Harian

58

2.

Jurnal Harian sebagai Pendamping Mandor

60

3.

Jurnal Harian sebagai Pendamping Asisten Divisi

61

4.

Peta Posisi Kebun di Propinsi Sumatera Selatan

62

5.

Peta HGU PT Bina Sains Cemerlang

63

6.

Peta Bukit Pinang Estate

64

7.

Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Bukit Pinang Estate,
PT Bina Sains Cemerlang, Kabupaten Musi Rawas, Propinsi
Sumatera Selatan (1999-2008)

65

8. Asal Bibit Tanaman

66

9.

67

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Bukit Pinang Estate

10. Panduan Penyusunan Budget Pengendalian Gulma di Perkebunan
Minamas Plantation
11. Peta Kondisi Kerapatan Gulma pada Gawangan BPE

68
69

12. Rekapitulasi Luasan dan Biaya Pengendalian Gulma Bukit Pinang
Estate Bulan Januari – Mei 2009
13. Data Curah Hujan pada Bulan Januari - Mei 2009

70
70

 

 
 

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman penghasil minyak
nabati yang dapat menjadi andalan di masa depan karena berbagai kegunaannya bagi
kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di
Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit
pada tahun 1968 seluas 105 808 ha dengan produksi 167 669 ton, pada tahun 2007 telah
meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Ditjenbun,
2008).
Minyak nabati adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh tanaman ini dengan
kandungan rendah kolesterol sehingga aman untuk dikonsumsi. Minyak nabati yang
dihasilkan kelapa sawit terdiri dari dua jenis, yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan Palm
Kernel Oil (PKO). CPO ini memiliki ciri minyak yang berwarna kuning, sedangkan PKO
mempunyai karakteristik minyak yang tidak berwarna. Tanaman kelapa sawit ini
memiliki banyak kegunaan. Hasil tanaman ini dapat digunakan pada industri baja (bahan
pelumas), industri tekstil, dan kosmetik. Tandan kosong dapat digunakan sebagai pupuk
dan bahan bakar alternatif (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).
Tjitrosoedirdjo et al. (1984) menyatakan bahwa gulma didefinisikan sebagai
tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki oleh manusia atau tumbuhan
yang kegunaannya belum diketahui. Masalah guma pada perkebunan tanaman tahunan
berbeda dengan perkebunan tanaman semusim. Hal ini disebabkan oleh faktor waktu
yang terbatas, tenaga kerja, dan biaya untuk pengendaliannya.
Menurut Pahan (2008) kehadiran gulma di perkebunan kelapa sawit dapat
menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan air, hara, sinar matahari, dan
ruang hidup. Gulma juga dapat menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh
bagian gulma, mengganggu pertumbuhan tanaman, menjadi inang bagi hama,
mengganggu tata guna air, dan meningkatkan biaya pemeliharaan. Selanjutnya Hakim
(2007) menambahkan, kelapa sawit mempunyai masalah gulma yang tinggi sebab salah
satu faktornya adalah jarak tanam tanaman ini lebih lebar, sehingga penutupan tanah oleh

 

 
 
kanopi lambat membuat cahaya matahari leluasa mencapai permukaan tanah yang kaya
dengan potensi gulma.
Pahan (2008) menyatakan terdapat tiga jenis gulma yang harus dikendalikan, yaitu
ilalang di piringan dan gawangan, rumput di piringan, dan anak kayu di gawangan.
Ilalang di gawangan dan piringan efektif dikendalikan secara kimia dengan teknik sesuai
populasi ilalang yang ada. Gulma rumput di piringan dapat dikendalikan baik secara
manual maupun kimia. Gulma berkayu dapat dikendalikan dengan dongkel anak kayu.
Kegiatan pemeliharaan berperan penting dalam upaya peningkatan produksi kelapa
sawit. Salah satu kegiatan utama dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit adalah
pengendalian gulma. Oleh karena itu, aspek ini menjadi topik minat penulis sebagai
bahan kajian tugas akhir dalam bentuk kegiatan magang Program Sarjana Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang ini adalah :
1. meningkatkan kemampuan teknis lapangan dengan melaksanakan kegiatan sesuai
tahapan yang ada di lokasi magang,
2. meningkatkan kemampuan profesional mahasiswa sesuai kompetensinya dalam
memahami dan menghayati proses kerja secara nyata.
Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
1. meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis tentang pemeliharaan tanaman
kelapa sawit terutama pengelolaan gulma perkebunan kelapa sawit,
2. mempelajari permasalahan dan upaya pengendalian gulma di perkebunan kelapa
sawit,
3. menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian gulma
perkebunan kelapa sawit.

 

 
 

METODE MAGANG

Waktu dan Tempat
Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dari 12 Februari hingga 12
Juni 2009 bertempat di Kebun Bukit Pinang (Bukit Pinang Estate, BPE), PT Bina Sains
Cemerlang, Minamas Plantation, tepatnya di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Muara
Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan.

Metode Pelaksanaan
Magang dilakukan dengan praktik kerja langsung di lapangan. Selama magang,
penulis turut kerja aktif dalam pelaksanaan kegiatan teknis lapangan atas izin asisten
divisi sebagai pembimbing lapang, serta wawancara dan diskusi mengenai aspek
pengelolaan kebun, khususnya aspek budidaya tanaman kelapa sawit. Metode lainnya
yang dilakukan melalui pengumpulan laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip kebun
dengan meminta izin kepada manajer kebun.
Penulis selama magang mempelajari keterampilan teknis dan manajemen. Pada
pelaksanaan kegiatan magang, penulis melakukan kegiatan teknis yang dilakukan
karyawan harian selama dua bulan yaitu bekerja di lapang bersama-sama dengan tenaga
kerja harian sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan yang ada. Satu bulan berikutnya,
penulis sebagai pendamping mandor/mandor I yaitu mengawasi karyawan/mandor dan
administrasi tingkat mandor dan sebagai pendamping asisten divisi selama satu bulan
terakhir dengan melakukan fungsi manajemen tingkat afdeling. Perincian kegiatan
magang dicatat dalam Jurnal Harian Magang (Lampiran 1, 2, dan 3). Metode pelaksanaan
magang yang dilaksanakan sebagai berikut :

1.

Pelaksanaan teknis di lapangan
Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program kebun yang ada, meliputi
kegiatan pemeliharaan (perawatan) dan produksi pada tahap tanaman
menghasilkan.

Kegiatan

tersebut

meliputi

:

pengendalian

gulma,

 

 
 

pengendalian hama, pemupukan, thinning out, rawat jalan, konservasi dan
pengawetan tanah , penunasan, potong buah (panen) dan transportasi TBS.

2.

Pengambilan data primer
Aspek-aspek yang diamati adalah aspek pemeliharaan tanaman menghasilkan
dengan pengamatan lebih khusus pada pengendalian gulma (secara kimia dan
manual) meliputi : bahan dan alat yang digunakan, safety health, dosis,
konsentrasi dan kalibrasi bahan kimia (herbisida), rotasi perkerjaan
pengendalian gulma, teknis pengendalian gulma, pengelolaan bahan
kimia/herbisida (mulai penentuan herbisida berdasarkan gulma dominan di
lapangan, lalu menghitung kebutuhan berdasarkan intensitas tingkat serangan
serta luasan semprot dan dosis, kemudian pembuatan bon permintaan
barang,), efikasi yang ditimbulkan, serta norma kerja (standar kerja) yang
berlaku di BPE.

3.

Pengambilan data sekunder
Data sekunder yang diperoleh dari kebun meliputi lokasi dan letak geografis
kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi
pertanaman dan produksi, norma baku kerja (standar kerja) di lapangan, serta
organisasi dan manajemen kebun.

Penentuan NJD (Nisbah Jumlah Dominansi) dilakukan dengan metode analisis
yang paling sederhana dan sering digunakan yaitu metode kuadrat. Pertama kali yang
harus dilakukan adalah menentukan petak contoh pada lahan yang dianalisis vegetasi
gulmanya yaitu pada blok F33. Petak contoh tersebut diambil secara acak dengan cara
melempar kuadrat (50 cm x 50 cm). Petak contoh diambil pada blok F33 baris ke-2 dan
ke-3 sebanyak 5 petak contoh yang diharapkan dapat mewakili populasi gulma yang ada
di blok F33. Selanjutnya dilakukan pemanenan gulma yang tumbuh pada petak contoh.
Hal ini digunakan untuk menentukan kerapatan, frekuensi, dan berat kering biomassa
gulma. Gulma yang dipanen yang telah dipanen dipisahkan berdasarkan spesies.
Kerapatan ditentukan dengan cara menghitung jumlah individu tiap spesies gulma pada
tiap petak contoh. Frekunsi ditentukan dengan cara menghitung jumlah petak contoh
(dalam persen) yang memuat spesies tersebut. penentuan berat kering biomassa gulma

 

 
 
dilakukan

penulis

dengan

cara

menimbang

tiap

spesies

gulma

yang

telah

dikeringanginkan selama 3 hari.
Semprot VOPs dilakukan pada blok F33 dan G33, dengan rincian kegiatan yang
tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Perlakuan, Bahan Aktif, Waktu, dan Aplikasi Semprot VOPs
Perlakuan

Bahan Aktif

UL

Tempat

Waktu

Konsentrasi (%)

Triklopir

1

Blok F33, baris ke-4

25-Apr-09

0.2*

Triklopir

2

Blok F33, baris ke-5

25-Apr-09

0.2*

Triklopir + Perekat

1

Blok F33, baris ke-6

25-Apr-09

0.2 + 0.47*

Triklopir + Perekat

2

Blok F33, baris ke-7

25-Apr-09

0.2 + 0.47*

Triklopir + Metil Metsulfuron

1

Blok F33, baris ke-8

25-Apr-09

0.13 + 0.33*

Triklopir + Metil Metsulfuron

2

Blok F33, baris ke-9

25-Apr-09

0.13 + 0.33*

Triklopir + Garam

1

Blok F33, baris ke-10

05-Mei-09

0.27 + 0.4*

Triklopir + Garam

2

Blok F33, baris ke-11

05-Mei-09

0.27 + 0.4*

Triklopir + Glifosat

1

Blok G33, baris ke-5

06-Mei-09

0.47 + 1.33*

Triklopir + Glifosat

2

Blok G33, baris ke-6

06-Mei-09

0.47 + 1.33*

Glifosat

1

Blok G33, baris ke-8

30-Mei-09

5**

Glifosat

2

Blok G33, baris ke-9

30-Mei-09

5**

A

B

C

D

E

F

Keterangan :

*) = Aplikasi 15 liter dengan knapsack sprayer
**) = Aplikasi 2 liter dengan knapsack sprayer

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari inventarirasi gulma pada blok F33 (Divisi III BPE)
dengan mengambil 5 petak contoh dan menggunakan metode kuadrat berukuran 50 cm x
50 cm untuk menentukan kerapatan, frekuensi, dan berat kering biomassa gulma,
sedangkan semprot VOPs (kentosan) dilakukan dengan pengamatan terhadap gejala
kerusakan yang ditimbulkan. Jumlah kentosan yang diamati sebanyak 20 contoh per
ulangan perlakuan, kemudian diamati gejala kerusakan contoh pada 1 – 4 MSA (Minggu
Setelah Aplikasi). Data lain diperoleh dengan mengikuti kegiatan langsung serta
melakukan diskusi dan wawancara dengan pembimbing lapang. Data sekunder diperoleh

 

 
 
dari data yang dimiliki perusahaan serta informasi lainnya yang diambil dari beberapa
literatur ilmiah serta instansi terkait yang mendukung kegiatan magang tersebut.

Analisis Data dan Informasi
Data yang diperoleh dikelompokkan dan diolah dengan menggunakan data
pengamatan petak contoh menggunakan analisis vegetasi gulma metode kuadrat untuk
NJD (Nisbah Jumlah Dominansi), sedangkan analisis deskriptif hasil pengamatan untuk
semprot VOPs (kentosan). Informasi didapatkan melalui pengumpulan laporan bulanan,
laporan tahunan, dan arsip kebun, serta studi pustaka.

 

 
 

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha,
yaitu Sungai Pinang Estate (SPE), Bukit Pinang Estate (BPE) dan Sungai Pinang Factory
(SPF). Masing-masing unit melaksanakan kegiatan operasional dengan manajemen yang
terpisah. Ketiga unit usaha tersebut masih berada dalam satu induk perusahaan yaitu PT
Minamas Plantation.
Pada awalnya PT Bina Sains Cemerlang memiliki nama PT Bina Sains
Corporation yang merupakan anak cabang dari perusahaan Salim Group. Pada tanggal 1
April 2001 berganti nama menjadi PT Bina Sains Cemerlang seiring dengan perpindahan
aset perusahaan dari Salim Group ke pihak PT Minamas Gemilang yang merupakan
anggota dari Kumpulan Guthrie Berhard (KGB) yang merupakan perusahaan perkebunan
swasta Malaysia. Pada saat perpindahan manajemen masih terdiri dua unit usaha, kebun
dan pabrik. Pada tahun 2003, manajemen PT Minamas Plantation membagi dua unit
usaha kebun, yaitu Sungai SPE dan BPE. Selanjutnya KGB menjadi anggota Kumpulan
Pengusaha Malaysia yang bernama Sime Darby pada akhir tahun 2007 hingga kini.

Letak Geografis dan Administratif
BPE merupakan salah satu kebun dari tiga unit usaha yang dimiliki oleh PT Bina
Sains Cemerlang. PT Bina Sains Cemerlang merupakan anak perusahaan Minamas
Plantation di daerah Sumatera Selatan. Secara administratif, BPE terletak di Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan.
Kabupaten Musi Rawas terletak pada posisi 2o20’00”-3º38’00”LS dan 102o07’00”103º40’10” BT. Batas-batas areal BPE adalah sebelah utara berbatasan Desa Air Baluy,
sebelah selatan berbatasan dengan Transmigrasi SP V, sebelah barat berbatasan dengan
SPE, dan sebelah timur berbatasan dengan PT Pinago Utama.
Aksesibilitas PT Bina Sains Cemerlang, BPE bisa dilalui jalur darat dan udara.
Jalur darat menuju tujuan pemberhentian bis terdekat di Lubuk Linggau dengan lama
perjalanan ± 25 jam dari Bogor. Selanjutnya, menggunakan angkutan umum (nama
angkutan daerah bernama “Taksi”) menuju kebun sekitar 2 jam. Jalur udara

 

 
 
menggunakan pesawat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) ke Bandara Sultan
Mahmud Badaruddin (Sumatera Selatan), dilanjutkan menggunakan travel/bis menuju
kebun dengan lama perjalanan 6-7 jam. Sebelum memasuki kebun harus melalui
angkutan transpotasi air yaitu ponton (sejenis rakit bertenaga diesel). Waktu yang
diperlukan

1 jam dari ponton menuju kebun. Peta lokasi tempat magang dapat dilihat

pada peta posisi kebun di Peta Propinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Lampiran 4,
Peta HGU PT Bina Sains Cemerlang pada Lampiran 5, dan Peta Bukit Pinang Estate pada
Lampiran 6.

Keadaan Iklim dan Tanah
BPE memiliki iklim tropis basah dengan kelembaban udara 87% dan rata-rata
penyinaran matahari sebesar 61.9 %. Temperatur maksimum 32.9 0C dan temperatur
minimum 19.6 0C. Curah hujan cukup tinggi, yaitu 2 615.3 mm dan 150.9 hari hujan per
tahun. Menurut klasifikasi Scmidht dan Ferguson, tipe iklim untuk BPE adalah A. Hal ini
terperinci pada Lampiran 7.
Secara umum tofografi BPE adalah tanah miring sampai sangat miring dengan
perincian sebagai berikut : datar 304 ha (7 %), agak miring 581 ha (18 %), tanah miring 1
486 ha (47 %), dan sangat miring 889 ha (28 %). Tipe tanah adalah tanah mineral
Podsolik.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan
BPE memiliki luas HGU (Hak Guna Usaha) total 3 354 ha. Rincian luasan areal
yang ditanami kelapa sawit TM (Tanaman Menghasilkan) seluas 3 176 ha, tanpa TBM
(Tanaman Belum Menghasilkan), lahan yang belum dikerjakan 95 ha untuk TB
(Tanaman Baru) dan areal prasarana pendukung seluas 83 ha. TM yang berada di tiga
divisi, yaitu Divisi I seluas 1 017 ha, Divisi II seluas 1 086 ha dan Divisi III seluas 1 073
ha. Luas areal dan tata guna lahan BPE dapat dilihat pada Tabel 2.

 

 
 

Tabel 2. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Bukit Pinang Estate
Uraian

Luas (ha)

I. Areal yang diusahakan
A. Areal yang ditanam
1. Tanaman Menghasilkan (TM)
- Tahun Tanam 1992

244

- Tahun Tanam 1993

1 214

- Tahun Tanam 1996

487

- Tahun Tanam 1997

276

- Tahun Tanam 1998

686

- Tahun Tanam 2000

269
Sub Total TM

2. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

3 176
0

Sub Total TBM
3. Tanaman Baru (TB)

0
-

Total areal yang ditanam

3 176

B. Pembukaan Lahan (LC)
- Sedang dikerjakan

-

- Belum dikerjakan

95
Total LC + TB

Total areal yang ditanam + LC

95
3 271

C. Pembibitan

-

D. Pabrik

-

E. Areal prasarana
1. Emplasemen

12

 

 
 
2. Jalan dan jembatan

71

3. Lain-lain

Total areal prasarana

83

F. Lembah/sungai/parit (kuburan)

-

II. Areal mungkin bisa ditanam/perluasan
E. Cadangan

-

F. Okupasi

Total Areal II

0

Grand Total

3 354

Sumber : Kantor Besar BPE (Mei,2009)

Keadaan Tanaman dan Produksi
Sumber bibit tanaman kelapa sawit yang digunakan oleh BPE berasal dari
produsen benih yang berkualitas, seperti : Pusat Penelitian Kelapa Sawit /Marihat (pada
tahun tanam (TT) 1993 dan 2000), Socfindo (pada TT 1992, 1996, 1997, 1998), Lonsum
(pada TT 1993 dan 1998) dan GPI (pada TT 2000). Asal bibit tersebut lebih rinci dapat
dilihat pada Lampiran 8.
Tanaman kelapa sawit yang diusahakan oleh BPE telah mencapai tahap TM karena
umur tanaman yang paling muda adalah TT 2000 dan populasi kelapa sawit per tahun
tanam di BPE disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Populasi Kelapa Sawit per Tahun Tanam di Bukit Pinang Estate
Div. I
Tahun
Tanam

Luas
(ha)

Div. II

Jmh
pkk/ha

Luas
(ha)

Div. III

Jmh
pkk/ha

Luas
(ha)

Total Luas

Jmh
pkk/ha

(ha)

1992

64

134

180

130

0

0

244

1993

203

119

601

133

410

133

1 214

 

 
 
1996

337

123

0

0

150

133

487

1997

0

0

0

0

276

128

276

1998

269

133

196

136

221

129

686

2000

144

137

109

137

16

121

269

Total

1 017

1 086

1 073

3 176

Sumber : Kantor Besar BPE (Mei, 2009)

Produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari bulan Januari hingga Maret 2009 lebih
tinggi daripada budget (rencana/target) yang harus dihasilkan sesuai hasil sensus buah
pada semester sebelumnya. Namun, mulai bulan April dan Mei 2009 tampak penurunan
dalam pencapaian budget hingga produksi TBS sekitar 91%. Hal ini disebabkan oleh
persen kematangan buah rendah pada saat itu atau sering dikenal sebagai “masa trek”.
Rencana (budget) dan realisasi (actual) produksi TBS dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rencana (Budget) dan Realisasi (Actual) Produksi TBS di Bukit Pinang
Estate (Januari - Mei 2009)
Bulan

Budget

Actual

…………(kg).…...….

Pencapaian Budget
……(%)……

Januari

3 455 240

6 193 317

179.3

Febuari

2 535 540

4 335 322

170.9

Maret

2 988 460

4 335 322

161.2

April

3 668 490

3 353 322

91.4

Mei

4 752 490

4 335 321

91.2

Sumber : Kantor Besar BPE (Juni, 2009)

Produksi Tandan Buah Segar (TBS) tahunan BPE menunjukkan hasil yang baik
dan meningkat setiap tahunnya. Produksi TBS di BPE secara berturut-turut : 46 650
ton/tahun (2003/2004), 51 775 ton/tahun (2004/2005), 50 028 ton/tahun (2005/2006), 49
602 ton/tahun (2006/2007), dan 61 929 ton/tahun (2007/2008). Pada periode 2006/2007

 

 
 
terjadi masa trek di beberapa bulan, sehingga produksi menurun, tetapi hal ini tertutupi
oleh ledakan produksi TBS pada periode berikutnya.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Pimpinan tertinggi di BPE adalah Estate Manager (EM). Dalam melaksanakan
tugas sebagai EM BPE dibantu oleh seorang senior asisten (asisten kepala), tiga asisten
divisi dan seorang Kepala Administrasi (Kasie). EM memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk mengkoordinir kebun yang berada di bawah pengawasannya serta
mengambil keputusan dalam kegiatan operasional.
Senior asisten disebut juga dengan asisten kepala (Askep). Saat ini BPE tidak
memiliki senior asisten. Senior asisten bertugas untuk mengelola traksi (bersama Asisten
Divisi I), klinik (bersama Asisten Divisi II dan III), pamswakarsa, dan gudang (bersama
Kasie) dan mengkoordinir para asisten divisi/afdeling. Maka dengan kekosongan ini,
peran Askep saat ini dipegang langsung oleh EM.
Asisten divisi/afdeling adalah orang yang bertanggungjawab atas semua kegiatan
di divisi/afdeling yang dipimpinnya. Asisten divisi bertanggungjawab langsung kepada
EM. Asisten divisi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh mandor dan kerani.
Kepala administrasi (Kasie) adalah orang yang bertanggungjawab mengelola
segala kegiatan administrasi di kebun. Kasie juga bertugas mengelola gudang bersama
EM. Kasie membawahi para karyawan kantor besar.
Tenaga kerja di BPE dibagi menjadi dua, yaitu: karyawan staf dan karyawan non
staf. Karyawan staf terdiri dari estate manager, senior asisten, asisten divisi dan kepala
administrasi. Karyawan non staf terdiri dari Serikat Karyawan Utama (SKU) di bagi dua
berdasarkan sistem pengupahan karyawan yaitu : Bulanan (SKU-B) dan Harian (SKU-H).
Struktur organisasi dan ketenagakerjaan BPE ditampilkan pada Lampiran 9.
Sistem pengupahan karyawan di BPE tergantung pada status dan golongannya.
Karyawan tetap (SKU) mendapatkan gaji selama satu bulan sebanyak dua kali, yaitu
gajian kecil pada pertengahan bulan sebesar Rp 50 000 sebagai pinjaman ditambah
dengan premi selama setengah bulan gajian, dan gaji besar yaitu pembagian gaji pokok
yang telah dipotong pinjaman. Bagi Buruh Harian Lepas (BHL) hanya sekali mendapat
gajian pada akhir bulan sesuai hasil yang didapatkannya. BPE menggunakan tenaga kerja

 

 
 
BHL untuk jenis pekerjaan pengutipan brondolan (pembrondol) dan BTP (babat tanaman
pengganggu).

 

 
 

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan penulis terdiri dari dua aspek, yaitu aspek
teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis adalah kegiatan penulis bekerja aktif sebagai
karyawan harian yang melakukan kegiatan teknis di lapangan. Aspek manajerial ialah
kegiatan penulis sebagai tenaga supervisi/mandor dalam mempelajari manajerial dan
administrasi kebun. Penulis dalam melakukan kegiatan di kebun, dibimbing oleh asisten
divisi, mandor I, dan mandor.

Aspek Teknis
Pada aspek teknis, penulis bekerja aktif sebagai karyawan harian. Karyawan mulai
bergerak menuju lapangan roll pagi pada pukul 06.00 WIB untuk menerima arahan kerja
dari mandor berdasarkan jenis pekerjaan karyawan harian bersangkutan. Asisten divisi
memimpin roll pagi dimulai dari pukul 05.45-06.00 WIB dan memberikan arahan kerja
pada hari itu kepada mandor-mandor dan supervisor (kerani buah dan kerani kantor)
untuk disampaikan ke karyawan atau berupa evaluasi pekerjaan kemarin dan memberikan
solusi atas permasalahan yang terjadi. Pada pukul 06.15-06.30 WIB, mandor-mandor
melakukan roll pagi terhadap karyawan bawahannya sesuai dengan instruksi asisten
divisi. Kemudian pukul 06.30-07.00 WIB dilakukan mobilisasi karyawan ke blok-blok
target dengan menggunakan dump truck atau tractor. Jenis pekerjaan penulis yang
dilakukan pada aspek teknis meliputi pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian
hama, thinning out, pemupukan, rawat jalan, konservasi dan konservasi tanah ,
penunasan, potong buah (panen), dan transportasi TBS.

Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma merupakan kegiatan pemeliharaan yang utama di BPE. Hal ini
dikarenakan pengendalian gulma memperlancar kegiatan operasional kebun lainnya. Oleh
karena itu, pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanaan di lapangan
(faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis), dan kemungkinan dampak
negatif yang ditimbulkannya. Pengendalian gulma di BPE diarahkan pada areal TM.

 

 
 
Secara umum, pengendalian gulma di BPE dilakukan pada piringan dan gawangan,
sedangkan teknis pengendalian gulma dilakukan secara manual (gawangan manual dan
piringan manual) dan kimia (gawangan kimia, piringan kimia dan semprot lalang).
Pelaksanaan seluruh kegiatan pengendalian gulma di BPE sesuai dengan panduan
penyusunan budget pengendalian gulma di Perkebunan Minamas Plantation pada
Lampiran 10.
Gawangan adalah tempat/jalur di antara dua barisan tanaman kelapa sawit.
Gawangan terdiri dari gawangan “pasar pikul” dan gawangan mati. Tujuan pengendalian
gulma di gawangan adalah mengurangi kompetisi unsur hara dan air, memudahkan
kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lainnya, dan menekan tanaman inang
hama. Pemeliharaan gawangan di BPE dilakukan secara manual dan kimia. Rotasi
pemeliharaan gawangan dalam satu tahun pada TM adalah satu kali secara manual dan
tiga kali secara kimia. Pemeliharaan gawangan dibagi dalam dua jenis pekerjaan, yaitu
gawangan manual dan kimia.
Gawangan manual adalah kegiatan pemeliharaan gawangan terhadap gulma
berkayu. Gawangan manual meliputi babat tanaman pengganggu (BTP) dan dongkel anak
kayu (DAK). Gawangan manual memerlukan cados, parang, dan batu asah. Teknis
pelaksanaan gawangan manual dengan cara membabat gulma berkayu. Sasaran gulma
berkayu adalah Chromolaena odorata (krinyuh), Clidemia hirta (haredong), kentosan
(anakan sawit liar), Lantana camara (tahi ayam) dan Melastoma malabathricum
(senduduk). Standar kerja gawangan manual di BPE adalah 0.5 ha/HK. Prestasi kerja
penulis rata-rata 0.47 ha/HK selama dua hari kerja dan prestasi kerja karyawan rata-rata
adalah 0.53 ha/HK. Kegiatan babat tanaman pengganggu (BTP) disajikan pada Gambar 1.

 

 
 
Gambar 1. Kegiatan Babat Tanaman Pengganggu (BTP)
Gawangan kimia merupakan penyemprotan dengan bahan kimia (herbisida)
terhadap gulma yang berada di gawangan. Tidak semua gulma harus diberantas, misalnya
rumput-rumput dan tanaman setahun lainnya yang berakar dangkal dan tidak tumbuh
tinggi, seperti pakis kinta (Nephrolepis biserrata) di gawangan TM masih ditoleransi.
Tanah yang gundul (bebas dari vegetasi) tidak diinginkan karena mendorong terjadinya
erosi yang merugikan. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer bermerek
“Solo” bernozel kuning atau merah sesuai keadaan gulma. Herbisida yang digunakan
adalah Metafuron 20 WP dengan bahan aktif Metil Metsulfuron dengan konsentrasi
0.016 % dan dicampur dengan Gramoxone dengan bahan aktif Diklorida Paraquat dengan
konsentrasi 0.2 %. Standar kerja gawangan kimia ini adalah 5 ha/HK. Prestasi kerja
penulis rata-rata 2.33 ha/HK selama enam hari kerja dan prestasi kerja karyawan rata-rata
adalah 2.53 ha/HK.
Teknis pelaksanaan menerapkan pembuatan larutan induk dengan tujuan
mempercepat pencampuran, mudah dibawa, dan tepat dosis. Teknis pelaksanaan
pembuatan larutan induk pada gawangan kimia yaitu terlebih dahulu memasukkan
Metafuron 20 WP sebanyak 250 gram ke jerigen volume 20 liter, kemudian ditambahkan
2.5 liter air, kemudian ditambahkan Gramoxone sebanyak 3 liter dan larutkan dengan air
sebanyak 3.7 liter. Lalu, ditambahkan air hingga volume jerigen penuh (± 20 liter).
Aplikasi pengambilan larutan induk untuk gawangan kimia sebanyak 200 ml/kap dengan
alat semprot knapsack sprayer bervolume 15 liter.
Piringan, jalan rintis (jalan panen), dan TPH merupakan beberapa sarana yang
penting dari produksi dan perawatan. Piringan berfungsi sebagai daerah jatuhnya tandan
buah dan brondolan. Jalan rintis berfungsi sebagai jalan pengangkutan buah ke TPH dan
menjalankan aktifitas operasional lainnya. TPH berfungsi sebagai tempat pengumpulan
hasil panen sebelum diangkut ke pabrik kelapa sawit. Sarana tersebut memerlukan
pemeliharaan berkesinambungan agar berfungsi sebagaimana mestinya.
Kondisi piringan, pasar rintis, dan TPH yang tidak terawat (ditumbuhi gulma)
menjadi salah satu penyebab penurunan output (hasil panen) dan sumber kontaminasi.
Kondisi tersebut juga menyebabkan permasalahan lainnya seperti kehilangan hasil
(losses) yang tinggi dan kualitas buah menjadi rendah akibat aspek kebersihan tidak
terjaga. Selain itu, pekerjaan kebun lainnya akan terhambat pula. Pemeliharaan piringan,

 

 
 
jalan rintis, dan TPH di BPE terdiri dari dua metode pemeliharaan, yaitu manual dan
kimia.
Pengendalian gulma dengan piringan manual merupakan pembebasan secara
menyeluruh dan bersih terhadap gulma yang berada pada piringan. Piringan manual ini
menggunakan garuk yang terbuat dari besi, tetapi cados, parang dan batu asah tetap
dibawa demi kemudahan pekerjaan. Teknis pelaksanaan piringan manual dengan babat
merah atau digaruk dengan lebar jari-jari 2 meter (lebar jari-jari piringan TM). Standar
kerja piringan manual di BPE adalah 0.2 ha/HK.
Pemeliharaan piringan, jalan rintis, dan TPH menggunakan alat semprot MHS
(micron herbi sprayer), bervolume 5 liter, dan bernozel orange (lihat Gambar 2). Tujuan
pengendalian rumput di piringan adalah mengurangi kompetisi unsur hara, karena akar
halus tanaman masih berada di sekitar piringan/pokok, untuk memudahkan kontrol
pemupukan dan memudahkan pengutipan brondolan. Piringan kimia menggunakan
herbisida Prima Up 480 AS dengan bahan aktif Isopropilamina glifosat dengan
konsentrasi 4 % dan dicampur herbisida Starane 200 EC dengan bahan aktif Floroksipir
dengan konsentrasi 1 %. Standar kerja di BPE adalah 5 ha/HK untuk piringan kimia.
Prestasi kerja penulis rata-rata 3.15 ha/HK selama enam hari kerja dan prestasi kerja
karyawan rata-rata adalah 3.35 ha/HK.

 

 
 
Gambar 2. Alat semprot MHS (Micron Herbi Sprayer)
Teknis pelaksanaan pembuatan larutan induk yaitu terlebih dahulu masukan Prima
Up 480 AS EC sebanyak 4 liter ke jerigen volume 20 liter, kemudian ditambahkan 8 liter
air dan 500 ml Starane 200 EC. Lalu, tambahkan air hingga volume jerigen penuh ( 20
liter). Aplikasi pengambilan larutan induk untuk piringan kimia sebanyak 250 ml/kap.
Semprot lalang (Imperata cylindrica) merupakan metode pengendalian lalang di
BPE dengan cara kimia. Pengendalian lalang menggunakan alat semprot knapsack
sprayer bermerek “Solo” dan herbisida Prima Up 480 AS berbahan aktif Isopropilamina
Glifosat dengan konsentrasi 0.5 % dan herbisida Starane 200 EC berbahan aktif
Floroksipir dengan konsentrasi 0.33 %.
Pengendalian lalang yang sporadis (terpencar-pencar) akan lebih efektif jika
diberantas dengan metode spot spraying, dan jika kondisi lalang telah menjadi sheet
(hamparan) yaitu dengan penyemprotan herbisida secara menyeluruh (blanket spraying).
Pada kondisi populasi lalang yang sudah sangat sedikit diberantas dengan cara wiping
(diusap dengan kain yang dibalutkan di jari tangan). Pekerja menggunakan sarung tangan
untuk keselamatan kerja dan safety health. Teknik wiping lalang dilakukan dengan
menggunakan kain katun yang berukuran 3 x 12 cm dibalutkan pada tiga jari tangan.
Standar kerja gawangan kimia ini adalah 5 ha/HK. Prestasi kerja penulis rata-rata 4
ha/HK selama enam hari kerja dan prestasi kerja karyawan rata-rata adalah 4.2 ha/HK.
Teknis pelaksanaan pembuatan larutan induk yaitu terlebih dahulu dimasukan
Prima Up 480 AS EC sebanyak 750 ml ke jerigen volume 20 liter, kemudian
ditambahkan air sebanyak 250 ml, kemudian dicampurkan Starane 200 EC sebanyak 500
ml dan larutkan dengan air sebanyak 500 ml. Lalu, ditambahkan air hingga volume
jerigen penuh (± 20 liter). Aplikasi pengambilan larutan induk untuk gawangan kimia
sebanyak 200 ml/kap.

Pengendalian Hama
Sensus hama. Sensus hama dilakukan dengan latar belakang bahwa kejadian
ledakan hama ulat api/kantong tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi bisa diduga dengan
sistem pengamatan yang baik. Semakin cepat diketahui gejala kenaikan jumlah populasi
hama akan semakin mudah pula untuk dikendalikan dan luas areal akan terbatas. Pada
umumnya suatu sistem pengamatan hanya berlaku untuk satu atau lebih spesies hama

 

 
 
yang mempunyai prilaku yang sama. Akan tetapi suatu sistem pengamatan dapat
dimodifikasi untuk pemantauan perkembangan populasi hama lainnya. Gambar 3
merupakan skema pengamatan pada sensus hama.

TS

TS

PS 

TS 
TS 

TS

TS

Gambar 3. Skema Pengamatan Sensus Hama
Keterangan :
= Pokok Kelapa Sawit
PS 
= Pokok Sensus
TS 

= Titik Sensus Pertama

= Alur Pengamatan Sensus Hama

 

 
 
Teknis pelaksanaan sensus hama yaitu (a) Tentukan jenis hama yang dominan pada
kawasan yang akan diamati. (b) Jika hama yang dominan adalah Setora nitens, Thosea
asigna, Susica sp. maka hama tersebut ditemui pada pelepah sample ke-9 sampai dengan
ke-24. (c) Jika hama yang dominan adalah Darma trima, Thosea bisura, Thosea vetusta,
Ploneta diducta dan golongan ulat kantung, maka hama tersebut ditemui pada pelepah
sample ke-25 sampai dengan ke-40. (d) Gantol dan potong satu pelepah dari PS pada
masing-masing TS yang ditaksir paling banyak ulatnya. (e) Tentukan jenis hamanya dan
hitung jumlah ulat tau larva kemudian catat pada formulir sensus. (d) Jika jumlah
ulat/pelepah diperkirakan 50 ekor maka perhitungan langsung dilakukan satu pelepah. (f)
Jika diperkirakan > 50 ekor sampai 100 ekor, maka perhitungannya hanya dilakukan pada
satu sisi pelepah saja. (g) Jika > 100 ekor, maka perhitungannya hanya dilakukan pada
anak daunnya/lidi dengan selang 10 anak daun dan hasil rata-rata setiap anak daun
dikalikan 10. (h) Hasil sensus dianalisis (dibandingkan dengan batas kritis masing-masing
jenis hama), kemudian dilakukan tindakan sesuai hasil analisis tersebut. Sensus hama
dilakukan oleh satu tim sensus yang terdiri 2 orang dengan prestasi kerja yaitu 1 blok/HK.
Pengendalian kimiawi. Pengendalian hama ulat api secara kimiawi dilakukan
dengan menggunakan insektisida Decis 2.5 EC berbahan aktif Deltametrin 25 g/l.
Deltametrin merupakan jenis insektisida lambung dan kontak dan Agristick yang
merupakan bahan perata dan perekat

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Di Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Berbagai Umur Tanaman Di PTPN III Kebun Huta Padang

0 37 81

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Pinang Estate, PT. Bina Sains Cemerlang Minamas Plantation, Sime Darby Group, Musi Rawas, Sumatera Selatan.

3 38 85

Studi Pengelolaan Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Bukit Pinang Estate, Pt Bina Sains Cemerlang, Musi Rawas, Sumatera Selatan

0 7 170

Manajemen Kualitas Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Angsana Estate, Minamas Plantation, Kalimantan Selatan

0 3 50

Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Manggala I, PT. Tunggal Mirta Plantation, Minamas Plantation, Propinsi Riau

1 14 58

Pengelolaan Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate PT Ladangrumpun Suburabadi Minamas Plantation Kalimantan Selatan

0 13 62