Jenis Emisi Otoakustik Aplikasi Emisi Otoakustik dalam Skrinning Gangguan Pendengaran

Emisi otoakustik adalah biproduk sel-sel rambut dari rangsangan bunyi. Pada koklea yang normal biproduk ini dihasikan manakala pada koklea yang abnormal atau sel-sel rambut yang rusak emisi otoakustik ini tidak dapat dihasilkan. Biasanya kadar emisi otoakustik yang dihasilkan dikatakan bagus pada pendengaran 30dB dan ke atas. Barbara L Kurman, David G. Adlin

2.7 Jenis Emisi Otoakustik

Berikut merupakan klasifikasi emisi otoakusti menurut Northan Sorver, Campbell K.C.M, Lee.K.J, Peck J.E dalam penelitian Okti Trihandani mengikut mekanisme produksi sinyal dari probe. Terdapat empat jenis emisi otoakustik yang dapat direkod hasil dari produksi rangsangan dari probe. a. Spontaneous Otoacoustic Emissions merupakan emisi suara tanpa adanya rangsangan bunyi atau dapat dikatakan emisi dari rangsangan secara spontan. b. Sustained Frequency Otoacoustic merupakan emisi suara sebagai respon dari bunyi yang berterusan c. Transient Otoacoustic Emission merupakan emisi suara yang dihasilkan oleh rangsangan bunyi menggunakan jangka waktu yang singkat biasanya bunyi klik atau dapat juga tone-burst. d. Distortion Production Otoacoustics Emissions merupakan emisi suara dari dua rangsangan yang berbeda frekeunsi.

2.8 Aplikasi Emisi Otoakustik dalam Skrinning Gangguan Pendengaran

Terdapat dua jenis emisi otoakustik yang digunakan untuk skrinning di klinik, yaitu: a. Transient Otoacoustic Emission adalah hasil evoksi dari koklea yang terjadi akibat dari transmisi sinyal seperti klik atau akustik tone burst 80 dB SPL. Emisi otoakustik ini dikatakan berhasil pada frekeunsi rangsangan 500 hingga 4000 Hz. Universitas Sumatera Utara b. Distortion Production Otoacoustics Emissions adalah hasil evoksi dari koklea yang terjadi akibat rangsangan dari transit dua nada pada masa yang sama tetapi dengan frekeunsi nada yang berlainan f1 dan f2,55 dan 65 dB SPL .Emisi otoakustik ini berhasil pada frekeunsi 500 hingga 8000 Hz. James, David Adlin, Kathrin May, Anuradha Bantwal Gambar 2.7.1 Gambaran Distortion Product Otoacoustic Emission Emisi Otoakustik hanya terjadi pada koklea yang berfungsi normal. Hasil skrinning dikira ‘Pass’ jika terdapat emisi otoakustik sekurang kurangnya 5 dB. James, David Adlin, Kathrin May, Anuradha Bantwal Analisis dan interpretasi hasil emisi otoakustik dapat dilakukan dengan memastikan kondisi pemeriksaan yaitu noise levels harus berada dibawah -10 dB SPL. Seterusnya, memastikan amplitude emisi otoakustik melebihi noise level sebanyak 6 dB SPL. Akhir sekali apabila beda amplitude noise level dan emisi otoakustik sama dengan atau lebih dri 6 dB maka hasil emisi otoakustik dapat dianalisis dan interpretasi. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL