HUBUNGAN PENGETAHUAN DIET JANTUNG DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD Hubungan Pengetahuan Diet Jantung Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Surakarta.

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DIET JANTUNG DENGAN

KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

MEGA EKA PRATIWI J 310 141 037

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DIET JANTUNG DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD

SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK

Pengetahuan gizi yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap makanan. Begitu halnya dengan pasien jantung rawat inap yang mempunyai pengetahuan baik mengenai diet jantung akan menghabiskan makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Salah satu upaya dari pelayanan gizi rumah sakit dalam rangka pencapaian status gizi yang optimal melalui pemberian diet jantung kepada pasien jantung. bertujuan untuk memberikan terapi diet yang sesuai dengan kondisi pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Karakteristik dari diet jantung yaitu energi cukup, protein cukup, lemak sedang dan rendah garam sehingga mempengaruhi cita rasa. Kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan dapat diidentifikasi dari sisa makanan. Dalam upaya penyelenggaraan makanan pada makanan lunak pada kenyataannnya masih dijumpai keluhan pasien tentang makanan yang disajikan Tujuan dari penelitian ini mengetahui hubungan pengetahuan diet jantung dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan penelitian crossectional. Subjek penelitian adalah 31 pasien rawat inap kelas III yang mendapatkan diet jantung dalam bentuk lunak atau bubur dipilih menggunakan consequtive sampling. Pengetahuan diet jantung diperoleh melalui kuesioner dan kepuasan diperoleh melalui form comstock sisa makanan. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji analisis Ranks Spearman.Tingkat pengetahuan subjek sebagian besar berpengetahuan kurang sebesar 80%. Subjek dengan sisa makanan banyak terdapat pada jenis makanan pokok atau bubur sebesar 77 % serta sayur sebesar 83.9 %. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan diet jantung berhubungan dengan sisa makanan bubur (p=0.002) dan sayur (p=0.03) dan tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan lauk hewani (p=0.54), lauk nabati (p=0.25), buah (p=0.21) dan snack (p=0.94) Terdapat hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan bubur dan sayur dan tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan lauk hewani, laik nabati buah dan snack

Kata kunci: Pengetahuan diet jantung. Kepuasan pasien

Abstract

Good knowledge of nutrition is a very important factor in determining person's attitude and behavior toward food. Hospitalized heart disease patients who have a good knowledge about heart disease diet will finish food that provided by hospital. One of the efforts of hospital nutrition services in


(6)

2

order to achieve optimal nutritional status through the provision of heart disease diet for heart patients. This aims to provide an appropriate diet therapy related to the patient's condition to accelerate the healing process. Characteristics of heart disease diet is enough energy, enough protein, moderate fat and low salt thus affecting the taste. Patients’ satisfaction of the food sevice can be identified by food waste. In fact, patients still complaint about the soft food that is served in the hospital. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge of heart disease diet and hospital patients satisfaction at class III Surakarta hospital. This type of research was observational with cross sectional design. Subjects were 31 patients who received heart disease diet class III in the form of soft or puree food. Subjects were obtained through consequtive sampling. Knowledge of heart disease diet was obtained through questionnaires and patients satisfaction obtained through Comstock plate waste form. Analysis of the data in this study using Spearman Ranks test. The level of knowledge of most of the subject was less knowledge 80%. Most of food waste was staple food or puree vegetables wich amounted for 77% and 83.9% respectively. The results of bivariate test showed that knowledge of heart disease diet related with meal porridge waste (p = 0.002) and vegetables waste (p = 0:03) and there was no relation between knowledge of heart disease diet and animal protein waste (p = 0.54), plant protein waste (p = 0.25) , fruit waste (p = 0.21) and snacks waste (p = 0.94). There was a relationship between knowledge of heart disease diet and porridge and vegetables waste and there was no relation between knowledge of heart disease diet and animals and plant protein waste, fruit waste, and snacks waste.

Keywords: Knowledge heart diet. patients satisfaction

1. PENDAHULUAN

Masalah kesehatan dirawat inap juga dapat dipicu oleh pengetahuan gizi yang dimiliki pasien. Masalah pengetahuan dan memperoleh informasi tentang gizi seimbang belum diperhatikan oleh sebagian masyarakat. Seseorang yang memiliki banyak informasi mengenai penting pengetahuan gizi tentunya memiliki perilaku yang berbeda dalam hal menentukan bahan makanan yang cocok untuk dirinya dibandingkan dengan seorang yang sedikit bahkan tidak memiliki pengetahuan gizi. Adanya pengetahuan gizi yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap makanan. Begitu halnya dengan pasien jantung rawat inap yang mempunyai pengetahuan mengenai diet jantung baik akan menghabiskan


(7)

3

makanan yang disediakan oleh rumah sakit karena telah mengetahui manfaat dari diet jantung (Soediaoetomo, 2000)

Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berupaya untuk mencapai pemulihan penderita. Pelayanan gizi rumah sakit disesuaikan dengan keadaan pasien, berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh paisen. Salah satu upaya dari pelayanan gizi rumah sakit dalam rangka pencapaian status gizi yang optimal melalui pemberian diet jantung kepada pasien jantung. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan terapi diet yang sesuai dengan kondisi pasien dalam upaya mempercepat proses penyembuhan dan mempersingkat lama perawatan (Depkes RI. 2003)

Menurut Almatsier (2004) karakteristik dari diet jantung yaitu energi cukup, protein cukup, lemak sedang dan rendah garam. Karakteristik tersebut sangat mempengaruhi cita rasa dari makanan dengan diet jantung, Karakteristik diet jantung menjadikan makanaan dengan diet jantung mempunyai cita rasa yang kurang baik.

Kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan dapat diidentifikasi dari ekspetasi produk (sisa makanan) dan persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan (uji subjektif) serta kekurangan nutrisi atau gizi (uji sensorik). Kekurangan atau gizi pada pasien dapat menjadi suatu faktor yang dapat meningkatkan morbiditas, panjangnya hari rawat dan biaya. Karenanya secara spesifik pada pelaksanaan praktek penyelenggaraan makanan rumah sakit dapat terukur, salah satunya melaui sisa makanan pasien (Menkes, 2008)

Menurut Instalasi Gizi RSCM dan Asosiasi Dietesien Indonesia (2008) Standar makanan umum rumah sakit terdiri dari makanan biasa, makanan makanan lunak, makanan saring dan makanan cair. Dalam upaya penyelenggaraan makanan termasuk makanan lunak pada kenyataannnya masih dijumpai keluhan pasien tentang makanan yang disajikan.


(8)

4 2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan rancangan penelitian crossectional. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2016 di instalasi rawat inap RSUD Surakarta. Sampel penelitian ini ialah 31 pasien rawat inap kelas III. Penentuan sampel dilakukan dengan metode consequtive sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi hingga sampel terpenuhi. Data identitas subjek penelitian ditanyakan langsung, data pengetahuan diet jantung diperoleh dengan kuesioner dan data kepuasan pasien dinilai secara objektif dengan sisa makanan diperoleh dengan form Comstock sisa makanan selama 2 hari. Uji kenormalan menggunakan uji nonparametrik Descriptive Statistic pada kolom Shapiro Wilk. Uji bivariat menggunakan uji hubungan Rank Spearman.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ruang Rawat Inap kelas III di RSUD Surakarta, Terdapat 30 bed yang terbagi dalam 5 ruangan Rawat Inap di kelas III yaitu ruang Dahlia 4, Dahlia 5, Dahlia 7, Boegenvil 1 dan Boegenvil 2, dan disetiap masing masing ruangan terdapat 6 bed yang disediakan untuk pasien rawat inapSetiap ruangan dilengkapi dengan satu buah televisi yang di letakkan pada dinding atas ruangan dan horden berwarna putih yang berguna untuk memisahkan bed yang satu dengan yang lainnya.Sebagian besar pasien yang menempati kelas perawatan kelas III yaitu pasien yang menggunakan BPJS.

3.1 Karakteristik Responden Penelitian

Distribusi karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Karakterikstik Subjek Penelitian

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki laki Perempuan

21 10

67.7 32.3 Usia:

19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun 68-80 tahun

1 6 9 15

3.2 19.4 29.0 48.4


(9)

5 Pendidikan: Tidak sekolah Lulus SD Lulus SMP Lulus SMA 6 10 7 8 19.4 32.0 22.6 25.8 Pekerjaan: PNS Wiraswasta Karyawan Swasta Buruh Tidak Bekerja/IRT/Pensiunan 0 5 7 4 15 0 16.1 22.6 12.9 48.4

Berdasarkan Tabel 1, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pada responden laki laki sebanyak 67.7%.Sebagian besar usia responden penelitian antara 68-80 tahun sebanyak 48.8%. Sebagian besar berada pada pendidikan lulusan SD sebanyak 32.0%. Pekerjaan subjek penelitian sebagian besar tidak bekerja/pensiunan atau ibu rumah tangga sebanyak 48.4 %. 3.2 Distribusi Pengetahuan Diet Jantung Responden Penelitian

Pengetahuan diet jantung responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2

Distribusi Asupan Magnesium pada Subjek Penelitian

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Pengetahuan Diet Jantung Baik Kurang 6 25 19.4 80.6

Responden penelitian sebagian besar memiliki pengetahuan diet jantung dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 80.6%. Dari hasil kuesioner pada 31 pasien jantung diperoleh nilai minimal skor untuk pengetahuan diet jantung yaitu 41%, skor tertinggi 100% , rata rata skor pengetahuan diet jantung 63,13% dan standar deviasi 17,89%

Berdasarkan hasil penelitian kuesioner tentang pengetahuan diet jantung diperoleh responden banyak menjawab dengan jawaban salah yaitu mengenai pemilihan bahan makanan untuk yang boleh dan tidak boleh untuk penderita jantung serta sumber sumber zat gizi pada bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita jantung.


(10)

6

3.3 Distribusi Kepuasan Pasien Responden Penelitian Menurut Jenis Makanan

Distribusi kepuasan pasien menurut jenis makanan dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3

Distribusi Kepuasan Pasien Menurut Jenis Makanan

Jenis Makanan Sisa Makanan

Sedikit (≤ 20 %) Sisa Makanan Banyak (> 20%) Bubur Lauk Hewani Lauk Nabati Sayur Buah Snack

n % n %

7 22 14 5 31 30 22.6 71.0 45.2 16.1 100 96.8 24 9 17 26 0 1 77.4 29 54.8 83.9 0 3.2 Pada tabel 3 menunjukkan rata - rata sisa makanan pasien bersisa banyak (> 20%) pada jenis makanan pokok atau bubur dan sayur Bubur yaitu bersisa 77.4%, serta sayur bersisa 83.9%. Sisa makanan banyak terdapat pada makanan pokok atau bubur. Kemungkinan dikarenakan bubur tidak sesuai dengan kebiasaan makan responden yang lebih sering mengkonsumsi nasi. responden tidak menghabiskan bubur dan tidak berselera untuk menghabiskan makanan kemungkinan karena tekstur bubur yang lebih lembut dan lebih lunak dari pada nasi yang membuat responden tidak menghabiskan bubur. Sedangkan sisa makanan untuk jenis makanan sayur sebagian besar pasien kemungkinan tidak menyukai dengan rasa jenis makanan sayur yang tidak sesuai dengan selera pasien yaitu dengan rasa sayur yang hambar karena kurang garam. Hal ini dikarenakan rendah garam dan lemak sedang merupakan karakteristik dari diet jantung, dengan karakteristik tersebut, akan mempengaruhi cita rasa dari makanan dengan diet jantung. Cita rasa yang kurang enak. Sehingga pasien tidak menghabiskan makanan yang disajikan.

Menurut Waktu Makan

Distribusi kepuasan pasien menurut jenis makanan dapat dilihat pada gambar 1dibawah ini :


(11)

7

Gambar 1 Distribusi Kepuasan Pasien Menurut Waktu Makan

Waktu penyajian makan dibagi menjadi 3 waktu yaitu makan pagi pada pukul 07.00 WIB, makan siang pada pukul 12.00 WIB dan makan malam pada pukul 17.00 WIB. Berdasarkan pada gambar 4 dapat disimpulkan bahwa responden yang menyisakan makanan yang termasuk kedalam kategori paling banyak yaitu pada waktu penyajian makan pada malam hari yaitu sebesar 80.6% berdasarkan wawancara dengan pasien, berdasarkan wawancara dengan pasien, hal ini disebabkan penyajian makan malam di RSUD Surakarta pada pukul 17.00 WIB sedangkan pasien belum lapar dan juga tidak terbiasa makan malam pada pukul 17.00 WIB sedangkan pengambilan plato sisa makan malam di RSUD Surakarta yaitu pada pukul 18.00 WIB. Setelah Pengambilan plato sisa makan malam pada pukul 18.00 WIB RSUD Surakarta tidak lagi menyediakan makanan buat pasien hal ini memicu pasien untuk membeli makanan dari luar rumah sakit dan juga berdasarkan pengamatan peneliti,pada malam hari banyak keluarga yang datang menjenguk dan membawakan makanan untuk pasien sehingga pasien tidak menghabiskan makanannya.

3.4 Pengetahuan Diet jantung Dengan Kepuasan Pasien Pengetahuan Diet Jantung Denga Sisa Makanan Bubur

Hubungan Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Bubur dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

48.4

61.3

19.4 51.6

38.7

80.6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Pagi Siang Malam


(12)

8 Tabel 4

Hubungan Pengetahuan Diet jantung Dengan Sisa Makanan Bubur

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Bubur

63.15 34.30 17.87 22.87 58.33 25 100 75 41 8.3 0.002 *Uji Rank Spearman

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji statistik Ranks Spearman pada tabel 4 menunjukkan nilai p = 0.002 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan bubur pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanan bubur sebanyak 24 responden (77.4%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 7 responden (22.6%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan bahwa responden dengan pengetahuan baik mempunyai sisa makanan dalam kategori sedikit karena menurut Soediaoetomo (2000) Adanya pengetahuan gizi yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap makanan. Begitu halnya dengan pasien jantung rawat inap yang mempunyai pengetahuan mengenai diet jantung baik akan berperilaku menghabiskan makanan bubur yang disediakan oleh rumah sakit karena telah mengetahui manfaat dari diet jantung yang dapat mempercepat proses penyembuhan dan mempersingkat waktu perawatan.

3.5 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Lauk Hewani Hubungan Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makana lauk Hewani Dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5

Hubungan Pengetahuan Diet jantung Dengan Sisa Makanan Lauk Hewani

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Hewani

63.15 16.08 17.87 22.87 58.33 12.5 100 75 41 8.3 0.54 *Uji Rank Spearman


(13)

9

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji statistik Ranks Spearman pada tabel 5 menunjukkan nilai p = 0.54 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan lauk hewani pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanan lauk hewani yaitu sebanyak 9 responden (29.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 22 responden (71.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan hampir sebagian besar pasien menghabiskan makanan jenis lauk hewani.Hal ini kemungkinan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden, responden menyukai cita rasa lauk hewani yang disajikan oleh rumah sakit. Menurut Moehyi (2002) Dalam usaha untuk mendapatkan citarasa makanan yang baik dimulai sejak memilih bahan makanan yang akan digunakan dan kemudian menyiapkan bahan makanan. Pada tahap pengolahan selanjutnya digunakan berbagai cara memasak sehingga diperoleh citarasa yang di inginkan. Citarasa makanan mencakup dua aspek utama yaitu penampilan makanan sewaktu dihidangkan dan rasa makanan waktu dimakan. Kedua aspek itu sama pentingnya untuk diperhatikan agar betul – betul dapat menghasilkan makanan yang memuaskan sehingga dapat merangsang responden untuk dapat menghabiskan makanan

3.6 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Lauk Nabati Hubungan Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Lauk Nabati

Tabel 6

Hubungan Peangetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Lauk Nabati

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Lauk Nabati

63.15 29.53

17.87 21.42

58.33 18.8

100 80

41 0

0.25 *Uji Rank Spearman


(14)

10

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Ranks Spearman menunjukkan nilai p = 0.25 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan lauk nabati pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makananlauk nabati yaitu sebanyak 17 responden (54.8.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 14 responden (45.2.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan hampir setengah responden tidak menghabiskan makanan jenis lauk nabati. Hal ini kemungkinan disebabkan frekuensi pengulangan variasi menu lauk nabati yang terlalu sering dalam waktu berdekatan seperti tahu dan tempe. Menurut data siklus menu 10 hari di RSUD Surakarta terdapat enam kali pengulangan pengolahan tempe dan tahu dengan cara di bacem yaitu pada menu hari ke 1, 3, 5, 8, 9 dan 11, akibatnya pasien bosan dengan kurangnya variasi menu yang disajikan oleh rumah sakit sehingga memicu terjadinya sisa makanan pada lauk nabati. Variasi dalam menggunakan bahan makanan, resep makanan, dan variasi makanan dalam suatu hidangan. Menu makanan yang bervariasi akan menambah selera makan pasien, sehingga makanan yang disajikan akan dapat dihabiskan. (Puspita, 2011)

3.7 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Sayur

Hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan sayur dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7

Hubungan Peangetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Sayur

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Sayur

63.15 37.4

17.87 23.39

58.33 33.3

100 91.7

41 0

0.03 *Uji Rank Spearman


(15)

11

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Ranks Spearman menunjukkan nilai p = 0.03 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan sayur pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanan sayur yaitu sebanyak 26 responden (83.9.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 5 responden (16.1%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan respondenpengetahuan kurang akan menyisakan makanan sayur dan responden yang berpengetahuan baik akan menghabiskan makanan sayur. Menurut Soediaoetomo (2000) seseorang yang memiliki banyak informasi mengenai penting pengetahuan gizi tentunya memiliki perilaku yang berbeda dalam hal menentukan bahan makanan yang cocok untuk dirinya dibandingkan dengan seorang yang sedikit bahkan tidak memiliki pengetahuan gizi.Adanya pengetahuan gizi yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap makanan. Begitu halnya dengan pasien jantung rawat inap yang mempunyai pengetahuan mengenai diet jantung baik akan berperilaku menghabiskan makanan sayur yang disediakan walaupun sayur tersebut rasanya hambar karena kurang garam yang merupakan karakteristik dari diet jantung tetapi responden telah mengetahui manfaat dari diet jantung yang dapat mempercepat proses penyembuhan dan mempersingkat waktu perawatan sehingga memicu pasien agar menghabiskan makanan.

3.8 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Buah

Hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan buah dapat dilihat pada Tabel 8.


(16)

12 Tabel 8

Hubungan Peangetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Buah

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Buah

63.15 0.4 17.87 2.24 58.33 0.00 100 12.5 41 0 0.21 *Uji Rank Spearman

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Ranks Spearman menunjukkan nilai p = 0.21 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan buah pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanan buah yaitu sebanyak 0 responden (0%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 31 responden (100%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan semua responden menghabiskan jenis makanan buah. Cita rasa buah yang manis, aroma buah yang khas dan warna buah yang menarik memegang peranan penting dalam penampilan makanan sehingga dapat merangsang nafsu makan responden (Moehyi, 2002)

3.9 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Snack

Hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan snack dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini

Tabel 9

Hubungan Peangetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Snack

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Snack

63.15 1.61 17.87 5.34 58.33 0.00 100 25 41 0 0.94 *Uji Rank Spearman

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa berdasarkan uji statistik menggunakan uji Ranks Spearman menunjukkan nilai p = 0.94 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan snack pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.


(17)

13

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanansnack yaitu sebanyak 1 responden (3.2%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 30 responden (96.8%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakansemua responden menghabiskan jenis makanan snack. Cita rasa, penampilan yang menarik dan variasi snack yang bervariasi merangsang nafsu makan pasien untuk menghabiskan makanan snack yang disajikan. Penyajian snack di RSUD Surakarta menggunakan piring kecil yang terbuat dari kaca sehinnga dapat meningkatkan penampilan dari penyajian snack karena menurut Moehyi (2002) penyajian makanan merupakan faktor penentu dalam penampilan hidangan yang disajikan. Jika penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik, seluruh upaya yang telah dilakukan guna menampilkan makanan dengan cita rasa yang tinggi akan tidak berarti.

4. PENUTUP

a. Berdasarkan karakteristik sampel sebagian besar pasien memiliki usia rentang usia sekitar 65-80 tahun sebanyak 48.4 %. Jenis kelamin sampel sebagian besar laki laki sebanyak 67.7 %. Tingkat pendidikan sebagian besar lulus SD sebanyak 32 %. Pekerjaan sampel sebagian besar tidak bekerja sebanyak 16 %.

b. Tingkat pengetahuan subjek sebagian besar berpengetahuan kurang sebesar 80%

c. Sisa makanan terbanyak yaitu pada jenis makanan sayur (83.9%)

d. Subjek dengan sisa makanan banyak terdapat pada jenis makanan pokok atau bubur sebesar 77 % serta sayur sebesar 83 %

e. Ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan bubur dan sayur dan tidak hungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan lauk hewani, lauk nabati, buah dan snack


(18)

14 DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djeni, Sediaoetama. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi jilid 1. Jakarta: Dian Rakyat

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia

Depkes RI. 2003 Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Rumah Sakit. Khusus dan Swasta, Dit. Jen. Yanmedik.

Instalasi Gizi RSCM dan Asosiasi Dietesien Indonesia, Penuntun Diet, Jakarta, 2008

Khomsan A., 2006. Solusi Makanan Sehat Jakarta : . Rajagrafindo Persada

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Moehyi 2002. Penyelenggaraan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit Jakarta: Gramedia

Puspita,D., Rahayu,R. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Menyisakan Makanan Pasien Diit DM .Jurnal Kesehatan Masyarakat :Universitas Negeri Semarang

Renangtyas, D. 2004. Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar Resep Lauk Nabati Tempe terhadap Daya Terima dan Persepsi Pasien Rawat Inap. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol.1. no.1.


(1)

9

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji statistik Ranks Spearman pada tabel 5 menunjukkan nilai p = 0.54 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan lauk hewani pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanan lauk hewani yaitu sebanyak 9 responden (29.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 22 responden (71.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan hampir sebagian besar pasien menghabiskan makanan jenis lauk hewani.Hal ini kemungkinan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden, responden menyukai cita rasa lauk hewani yang disajikan oleh rumah sakit. Menurut Moehyi (2002) Dalam usaha untuk mendapatkan citarasa makanan yang baik dimulai sejak memilih bahan makanan yang akan digunakan dan kemudian menyiapkan bahan makanan. Pada tahap pengolahan selanjutnya digunakan berbagai cara memasak sehingga diperoleh citarasa yang di inginkan. Citarasa makanan mencakup dua aspek utama yaitu penampilan makanan sewaktu dihidangkan dan rasa makanan waktu dimakan. Kedua aspek itu sama pentingnya untuk diperhatikan agar betul – betul dapat menghasilkan makanan yang memuaskan sehingga dapat merangsang responden untuk dapat menghabiskan makanan

3.6 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Lauk Nabati Hubungan Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Lauk Nabati

Tabel 6

Hubungan Peangetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Lauk Nabati

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Lauk Nabati

63.15 29.53

17.87 21.42

58.33 18.8

100 80

41 0

0.25 *Uji Rank Spearman


(2)

10

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Ranks Spearman menunjukkan nilai p = 0.25 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan lauk nabati pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makananlauk nabati yaitu sebanyak 17 responden (54.8.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 14 responden (45.2.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan hampir setengah responden tidak menghabiskan makanan jenis lauk nabati. Hal ini kemungkinan disebabkan frekuensi pengulangan variasi menu lauk nabati yang terlalu sering dalam waktu berdekatan seperti tahu dan tempe. Menurut data siklus menu 10 hari di RSUD Surakarta terdapat enam kali pengulangan pengolahan tempe dan tahu dengan cara di bacem yaitu pada menu hari ke 1, 3, 5, 8, 9 dan 11, akibatnya pasien bosan dengan kurangnya variasi menu yang disajikan oleh rumah sakit sehingga memicu terjadinya sisa makanan pada lauk nabati. Variasi dalam menggunakan bahan makanan, resep makanan, dan variasi makanan dalam suatu hidangan. Menu makanan yang bervariasi akan menambah selera makan pasien, sehingga makanan yang disajikan akan dapat dihabiskan. (Puspita, 2011)

3.7 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Sayur

Hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan sayur dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7

Hubungan Peangetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Sayur

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Sayur

63.15 37.4

17.87 23.39

58.33 33.3

100 91.7

41 0

0.03 *Uji Rank Spearman


(3)

11

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Ranks Spearman menunjukkan nilai p = 0.03 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan sayur pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanan sayur yaitu sebanyak 26 responden (83.9.0%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 5 responden (16.1%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan respondenpengetahuan kurang akan menyisakan makanan sayur dan responden yang berpengetahuan baik akan menghabiskan makanan sayur. Menurut Soediaoetomo (2000) seseorang yang memiliki banyak informasi mengenai penting pengetahuan gizi tentunya memiliki perilaku yang berbeda dalam hal menentukan bahan makanan yang cocok untuk dirinya dibandingkan dengan seorang yang sedikit bahkan tidak memiliki pengetahuan gizi.Adanya pengetahuan gizi yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap makanan. Begitu halnya dengan pasien jantung rawat inap yang mempunyai pengetahuan mengenai diet jantung baik akan berperilaku menghabiskan makanan sayur yang disediakan walaupun sayur tersebut rasanya hambar karena kurang garam yang merupakan karakteristik dari diet jantung tetapi responden telah mengetahui manfaat dari diet jantung yang dapat mempercepat proses penyembuhan dan mempersingkat waktu perawatan sehingga memicu pasien agar menghabiskan makanan.

3.8 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Buah

Hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan buah dapat dilihat pada Tabel 8.


(4)

12 Tabel 8

Hubungan Peangetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Buah

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Buah

63.15 0.4 17.87 2.24 58.33 0.00 100 12.5 41 0 0.21 *Uji Rank Spearman

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Ranks Spearman menunjukkan nilai p = 0.21 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan buah pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanan buah yaitu sebanyak 0 responden (0%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 31 responden (100%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakan semua responden menghabiskan jenis makanan buah. Cita rasa buah yang manis, aroma buah yang khas dan warna buah yang menarik memegang peranan penting dalam penampilan makanan sehingga dapat merangsang nafsu makan responden (Moehyi, 2002)

3.9 Pengetahuan Diet Jantung Dengan Sisa Makanan Snack

Hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan snack dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini

Tabel 9

Hubungan Peangetahuan Diet Jantung Dengan Sisa makanan Snack

Variabel Mean St.Deviasi Median Max Min *p

Pengetahuan Diet Jantung Sisa makanan Snack

63.15 1.61 17.87 5.34 58.33 0.00 100 25 41 0 0.94 *Uji Rank Spearman

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa berdasarkan uji statistik menggunakan uji Ranks Spearman menunjukkan nilai p = 0.94 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan snack pada pasien rawat inap kelas III di RSUD Surakarta.


(5)

13

Pada hasil analisis distribusi pengetahuan diet jantung dapat diketahui bahwa persentase pengetahuan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19.4%) dan responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (80.6%) dan analisis distribusi sisa makanansnack yaitu sebanyak 1 responden (3.2%) termasuk dalam kategori sisa makanan banyak dan sebanyak 30 responden (96.8%) termasuk dalam kategori sisa makanan sedikit. Dapat dikatakansemua responden menghabiskan jenis makanan snack. Cita rasa, penampilan yang menarik dan variasi snack yang bervariasi merangsang nafsu makan pasien untuk menghabiskan makanan snack yang disajikan. Penyajian snack di RSUD Surakarta menggunakan piring kecil yang terbuat dari kaca sehinnga dapat meningkatkan penampilan dari penyajian snack karena menurut Moehyi (2002) penyajian makanan merupakan faktor penentu dalam penampilan hidangan yang disajikan. Jika penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik, seluruh upaya yang telah dilakukan guna menampilkan makanan dengan cita rasa yang tinggi akan tidak berarti.

4. PENUTUP

a. Berdasarkan karakteristik sampel sebagian besar pasien memiliki usia rentang usia sekitar 65-80 tahun sebanyak 48.4 %. Jenis kelamin sampel sebagian besar laki laki sebanyak 67.7 %. Tingkat pendidikan sebagian besar lulus SD sebanyak 32 %. Pekerjaan sampel sebagian besar tidak bekerja sebanyak 16 %.

b. Tingkat pengetahuan subjek sebagian besar berpengetahuan kurang sebesar 80%

c. Sisa makanan terbanyak yaitu pada jenis makanan sayur (83.9%)

d. Subjek dengan sisa makanan banyak terdapat pada jenis makanan pokok atau bubur sebesar 77 % serta sayur sebesar 83 %

e. Ada hubungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan bubur dan sayur dan tidak hungan pengetahuan diet jantung dengan sisa makanan lauk hewani, lauk nabati, buah dan snack


(6)

14 DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djeni, Sediaoetama. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi jilid 1. Jakarta: Dian Rakyat

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia

Depkes RI. 2003 Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Rumah Sakit. Khusus dan Swasta, Dit. Jen. Yanmedik.

Instalasi Gizi RSCM dan Asosiasi Dietesien Indonesia, Penuntun Diet, Jakarta, 2008

Khomsan A., 2006. Solusi Makanan Sehat Jakarta : . Rajagrafindo Persada Menteri Kesehatan Republik Indonesia,2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Moehyi 2002. Penyelenggaraan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit Jakarta: Gramedia

Puspita,D., Rahayu,R. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Menyisakan Makanan Pasien Diit DM .Jurnal Kesehatan Masyarakat :Universitas Negeri Semarang

Renangtyas, D. 2004. Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar Resep Lauk Nabati Tempe terhadap Daya Terima dan Persepsi Pasien Rawat Inap. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol.1. no.1.


Dokumen yang terkait

Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap

12 125 111

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan

8 91 92

Potensi Interaksi Obat Antidiabetes pada Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014

2 74 92

HUBUNGAN PENGETAHUAN DIET JANTUNG DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD Hubungan Pengetahuan Diet Jantung Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Surakarta.

0 4 17

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Diet Jantung Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Surakarta.

0 5 4

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SUKOHARJO Hubungan antara Komunikasi Dokter-Pasien dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Sukoharjo.

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SUKOHARJO Hubungan antara Komunikasi Dokter-Pasien dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Sukoharjo.

0 2 19

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAJIAN MAKANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III Hubungan Persepsi Pasien tentang Penyajian Makanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 18

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Pasien tentang Penyajian Makanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 6

HUBUNGAN SANITASI RAWAT INAP KELAS III DENGAN KEPUASAN PASIEN Hubungan Sanitasi Rawat Inap Kelas Iii Dengan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Gombong.

0 0 15