Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan

(1)

RAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2003-2006

SKRIPSI

OLEH:

 

SRI DAMAI YANTI

041000060

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

TAHUN 2003-2006

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

SRI DAMAI YANTI 041000060

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

include Indonesia. Department of Health Republic of Indonesia on 2005, PMR 2,67%. In Central Java province on 2005, CHD’s proportion is about 19,54%.

For knowing the suffer’s characteristic of Coroner Heart Disease who are treated in Dr.Pirngadi Medan General Hospital on 2003-2006, has been done descriptive research with case series design. Population in this research is 1.041 suffer’s datas with 287 datas as samples, and was taken with simple random sampling.

The characteristic of CHD suffer based on the highest proportion of sociodemographi ; age > 55 years old 64,1%, men 65,5%; Islam 50,9%, Batak’s Tribe 73,2%; mariage status 97,9%; Senior High School Education Level 36,6%; Civil Servent 29,6%; Location in Medan 77,7%; the highest number of suffer’s complain that is chest pain 85,7%, have no the past of diseases’ story 63,1%; based on normal blood pressure 54,7% ; doses of blood sugar when fasting and 2 hours after eating normally is about 90,6%, normal of total colesterol doses 80,8%, doses of normal LDL colesterol 81,9%, doses of normal HDL colesterol 79,8%, doses of normal Trigliserida colesterol 85,4%. The average treatment time 7,13 days and home treatment 57,5%.

There is no differences of age proportion based on sex (p=0,901), and the average treatment time based on the past diseases’ story (p=0,599).

For the Dr.Pirngadi General Hospital is suggested so that make the medical records are being completed particularly of suffer’s medical condition. To all of peoples who are in age > 45 years old must be carefull to Coroner Heart Disease risk factors. To suffers who are having hypertency disease are doing blood pressure controlling.


(4)

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di beberapa negara termasuk Indonesia. Depkes tahun 2005 PMR 2,67%. Di Propinsi Jawa Tengah tahun 2005 proporsi PJK 19,54%.

Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2006, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain Case Series. Populasi penelitian ini adalah 1.014 data penderita dengan besar sampel 287 data, diambil secara simple random sampling.

Karakteristik penderita PJK berdasarkan proporsi sosiodemografi tertinggi; umur>55tahun 64,1% ; jenis kelamin pria 65,5% ; agama Islam 50,9% ; suku Batak 73,2% ; status kawin 97,9% ; pendidikan SLTA 36,6%; pekerjaan PNS 29,6% ; tempat tinggal Medan 77,7%; Keluhan yang paling banyak dirasakan penderita yaitu nyeri dada 85,7%; tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu 63,1%; Berdasarkan tekanan darah normal 54,7% ; kadar gula darah puasa dan 2 jam sesudah makan normal 90,6%, kadar kolesterol total normal 80,8%, kadar kolesterol LDL normal 81,9%, kadar kolesterol HDL normal 79,8%, kadar kolesterol Trigliserida normal 85,4%. Lama rawatan rata-rata 7,13 hari dan pulang berobat jalan 57,5%.

Tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis kelamin (p=0,901), dan lama rawatan rata-rata berdasarkan riwayat penyakit terdahulu (p=0,599).

Bagi pihak RS Dr.Pirngadi supaya melengkapi pencatatan rekam medis terutama keadaan medis penderita. Pada semua individu terutama pada usia > 45 tahun perlu mewaspadai semua faktor risiko penyakit jantung koroner.Pada penderita yang memiliki penyakit hipertensi agar dapat mengontrol tekanan darah.


(5)

Nama : Sri Damai Yanti

Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 19 Januari 1986 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah Anggota keluarga : 6 (enam) orang

Alamat Rumah : Jl. Bayan No 44. Kel.Gambir Baru.Kisaran. Riwayat Pendidikan :

1. 1992-1998 : SD Negeri 010096 Kisaran 2. 1998-2001 : SMP Negeri 1 Kisaran 3. 2001-2004 : SMA Negeri 3 Kisaran

4. 2004-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan


(6)

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Orang tua saya yang telah membesarkan, membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta memberikan dukungan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

Terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Ibu drh. Hiswani,M.Kes serta Dosen Pembimbing II Bapak dr. Achsan Harahap, MPH yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala bagian Epidemiologi.

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembanding I dan Ibu drh. Rasmaliah,M.Kes selaku Dosen Pembanding II.


(7)

6. Kepala Bagian Rekam Medik beserta staf yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

7. Seluruh Dosen dan Staf pegawai yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan di FKM USU.

8. Kepada Seluruh Keluargaku tersayang : Ayahanda & Bunda, Kakanda Sri Jahniar, kakanda Tri Wulan Sari ,SH, Abangda Nurkamaruddin Tambunan dan Syarifuddin,terimakasih atas bantuan baik materi dan semangat yang diberikan. 9. Sahabat –sahabatku di FKM: Kak Ana, Futri, Nobi, Tina, Iqe, Maya, Afnel, Vivi,

Mimi, Lilis, Khairul, Siska dll terima kasih selama ini atas kebersamaan kita. 10.Teman-teman seperjuangan dalam menempuh gelar Sarjana: Nerida, Lastiar, Kak

Tince, kak Melda, Imel, Rahmi,bang Vian, dll yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis. 11.Seluruh Penghuni Kos di Gang Sarmin No23.P.Bulan Medan, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih atas kekeluargaan yang telah dibina.

Semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan rahmat_Nya dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aminn...

Medan, Maret 2009

SRI DAMAI YANTI


(8)

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Penyakit Jantung Koroner ... 6

2.2 Anatomi Jantung ... 6

2.3 Fisiologi Jantung ... 9

2.3.1 Proses Memompa Darah ... 9

2.3.2 Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia ... 10

2.4 Patofisiologi Penyakit Jantung Korone ... 11

2.4.1 Angina Pectoris ... 12

2.4.2 Infark Miokard ... 13

2.4.3.Payah Jantung ... 14

2.4.4.Mati Mendadak ... 14

2.5 Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner ... 14

2.5.1 Distribusi dan Frekuensi Penyakit Jantung Koroner ... 14

2.5.2 Determinan Penyakit Jantung Koroner ... 15

2.6 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner ... 23

2.6.1 Pencegahan Primordial... 23

2.6.2 Pencegahan Primer ... 24

2.6.3 Pencegahan Sekunder... 25

2.6.4 Pencegahan Tersier ... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 26

3.2 Defenisi Operasional ... 26

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 31

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian ... 31


(9)

4.3.2 Sampel... ... 31

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 32

4.5 Analisa Data ... 33

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……… 34

5.2. Sosiodemografi Penderita Penyakit Jantung Koroner ..……... 36

5.3. Keadaan dan Riwayat Penderita ... 38

5.3.1 Keluhan Utama ... 38

5.3.2 Riwayat Penyakit Terdahulu ... 40

5.3.3 Keadaan Medis ………. ... 41

5.3.4 Lama Rawatan Rata-rata ... 43

5.3.5 Keadaan Sewaktu Pulang ... 43

5.4. Analisa Statistik ... 45

5.4.1 Umur Berdasarkan jenis Kelamin ... 45

5.4.2 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 46

5.4.3 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 47

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Sosiodemografi Penderita Penyakit Jantung Koroner ... 49

6.1.1. Umur ... 49

6.1.2. Jenis Kelamin ... 51

6.1.3. Agama ... 52

6.1.4. Suku ... 53

6.1.5. Status Perkawinan ... 54

6.1.6. Pendidikan ... 55

6.1.7. Pekerjaan ... 56

6.1.8. Tempat Tinggal ... 57

6.2. Keadaan dan Riwayat Penderita ... 58

6.2.1. Keluhan Utama ... 58

6.2.2. Riwayat Penyakit Terdahulu ... 59

6.2.3. Keadaan Medis ... 60

6.2.4. Lama Rawatan Rata-rata ... 67

6.2.5. Keadaan sewaktu Pulang... 68

6.3. Analisa Statistik ... 69

6.3.1. Umur Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69

6.3.2. Lama rawatan Rata-Rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 70

6.3.3. Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 71


(10)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 34 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Keluhan

Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 37 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Keluhan

Utama Kombinasi di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 39 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat

Penyakit terdahulu di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 40 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Keadaan

Medis di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 41 Tabel 5.6. Distribusi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan

Rata-rata di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 43 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 43 Tabel 5.8. Distribusi Penderita PJK Rawat Inap yang meninggal di RSU

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 44 Tabel 5.9. Distribusi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita PJK Rawat Inap

di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 45 Tabel 5.10. Distribusi Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit

Terdahulu Penderita PJK Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan

Tahun 2003-2006 ... 46 Tabel 5.11. Distribusi Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Penderita PJK Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan


(12)

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 49 Gambar 6.2. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Jenis

Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 51 Gambar 6.3. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Agama

di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 52 Gambar 6.4. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Suku di

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 53 Gambar 6.5. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Status

Perkawinan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 54 Gambar 6.6. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Pendidikan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 55 Gambar 6.7. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Pekerjaan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 56 Gambar 6.8. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Tempat

Tinggal di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 57 Gambar 6.9. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keluhan

Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 58 Gambar 6.10. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Riwayat

Penyakit terdahulu di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 59 Gambar 6.11. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Tekanan

Darah di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 60 Gambar 6.12. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Gula Darah Puasa di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 61 Gambar 6.13. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Kolesterol Total di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 62 Gambar 6.14. Proporsi Penderita Penyakit jantung Koroner Berdasarkan Kadar


(13)

Gambar 6.16. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Kolesterol Trigliserida diRSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 65 Gambar 6.17. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 67 Gambar 6.18. Proporsi Umur Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Jenis Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 68 Gambar 6.19. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 69 Gambar 6.20. Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun


(14)

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 49 Gambar 6.2. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Jenis

Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 51 Gambar 6.3. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Agama

di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 52 Gambar 6.4. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Suku di

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 53 Gambar 6.5. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Status

Perkawinan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 54 Gambar 6.6. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Pendidikan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 55 Gambar 6.7. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Pekerjaan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 56 Gambar 6.8. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Tempat

Tinggal di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 57 Gambar 6.9. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keluhan

Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 58 Gambar 6.10. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Riwayat

Penyakit terdahulu di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 59 Gambar 6.11. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Tekanan

Darah di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 60 Gambar 6.12. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Gula Darah Puasa di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 61 Gambar 6.13. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Kolesterol Total di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 62 Gambar 6.14. Proporsi Penderita Penyakit jantung Koroner Berdasarkan Kadar


(15)

Gambar 6.16. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Kolesterol Trigliserida diRSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 65 Gambar 6.17. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 67 Gambar 6.18. Proporsi Umur Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Jenis Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 68 Gambar 6.19. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 69 Gambar 6.20. Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Sejarah perkembangan epidemiologi diawali dengan perhatian yang lebih besar terhadap penyakit menular. Namun perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya Penyakit Tidak Menular ( PTM).1

Perubahan – perubahan tersebut tanpa disadari lebih banyak memberi pengaruh terjadinya transisi epidemiologi yaitu terjadinya pergeseran utama dalam penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Penyakit menular yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian mulai bergeser dan digantikan oleh penyakit tidak menular seperti penyakit Jantung Koroner ( PJK ), Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan Sebagainya.2

Menurut World Health Organization (WHO 2002) pada tahun 2001 melaporkan jumlah kematian di dunia akibat penyakit kardiovaskuler dengan PMR (Proportional Mortality Rate sebesar 29,3%) dengan rincian penyakit Jantung Koroner proporsi 43,08%, Penyakit Jantung Rematik dengan proporsi 1,95%, penyakit Jantung Hipertensi dengan proporsi 5,44%, penyakit Stroke dengan proporsi 32,92% , penyakit Radang Jantung dengan proporsi 2,41% , dan penyakit jantung lainnya dengan proporsi 14,18%. 3

World Health Organization (WHO 2007) melaporkan, pada tahun 2002 jumlah kematian di dunia akibat PJK dengan PMR 22,08%. Pada Tahun 2005 jumlah


(17)

kematian di dunia akibat PJK PMR 23,12%. 4 World Health Organization ( WHO 2008 ) melaporkan, pada tahun 2004 jumlah kematian didunia akibat PJK dengan PMR 22,83% .5

Pada Tahun 2001 di Afrika, penyakit kardiovaskuler meyebabkan kematian dengan CSDR ( Cause Spesific Death Rate) 154,11 dan di Amerika penyakit kardiovaskuler menyebabkan kematian dengan CSDR 247,58.3 Federasi Jantung sedunia (World Heart Federation/WHF) memperkirakan penyakit kardiovaskuler akan menjadi penyebab utama kematian di Asia pada tahun 2010.6

Pada tahun 2005, di Provinsi Jawa Tengah kasus tertinggi PJK adalah di kota Semarang yaitu sebesar 19,54%, kemudian di Kabupaten Sragen yaitu sebesar 6,53% dan, di Kabupaten Pemalang yaitu 0,11% .7

Di Indonesia, berdasarkan data Depkes 2005 Penyakit Jantung Koroner menempati Urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak dari seluruh Rumah Sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang ( Proportional Mortality Rate = 2,67% ).2

Hasil SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) menunjukkan Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomor satu di Indonesia pada SKRT 1992 yaitu 16% dari seluruh penyebab kematian, dan pada SKRT 1995 meningkat menjadi 18,9% , dan dalam Surkesnas 2001, memperlihatkan PMR PJK sebagai penyebab kematian adalah 26,4%.2 Berdasarkan SKRT tahun 2004 diperoleh data Incidence Rate penyakit jantung pada kelompok umur 15 tahun atau lebih sebesar 2,2 %. Hasil Susenas 2004 diperoleh Incidence Rate penduduk


(18)

Indonesia berumur 15 tahun atau lebih pernah didiagnosa sakit jantung angina pectoris sebesar 1,3%.8

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2000 Penyakit jantung Koroner menempati urutan ketiga dari penyakit tidak menular yaitu, hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung koroner dari pola penyakit penderita rawat inap di Rumah Sakit dengan jumlah penderita sebanyak 354 orang yang berumur ≥ 60 tahun dengan proporsi 2,66% . Jumlah kematian penderita penyakit jantung koroner sebanyak 37 orang dengan CFR ( Case Fatality Rate )12,17 % .9

Dari penelitian Damanik di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2000- 2004 bahwa jumlah penderita penyakit jantung koroner sebanyak 230 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 13 orang CFR sebesar 5,65% .10

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti jumlah penderita PJK di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2003 sebanyak 198 kasus, tahun 2004 sebanyak 274,tahun 2005 sebanyak 259 kasus, tahun 2006 sebanyak 283 kasus.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita PJK yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2006.

1.2.Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penderita PJK yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006.


(19)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit jantung koroner yang di rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan

sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan , pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal ).

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan keluhan utama.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan medis ( tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar kolesterol).

e. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita PJK

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

g. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur penderita PJK berdasarkan jenis kelamin.

h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi lama rawatan rata-rata penderita PJK berdasarkan riwayat penyakit terdahulu


(20)

i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi riwayat penyakit terdahulu penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi RSU dr.Pirngadi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan.

1.4.2. Sebagai bahan kepustakaan atau referensi di perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat ( FKM) Universitas Sumatera Utara ( USU ).


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Defenisi Penyakit JantungKoroner

Menurut WHO (1997), Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Diseases) merupakan ketidaksanggupan jantung akut maupun kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi koroner.11

Menurut American Heart Assosiation (AHA 1980), Penyakit Jantung Koroner merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dari dinding dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang mengganggu aliran darah ke otot jantung yang akibatnya dapat mengganggu fungsi jantung.12

2.2 Anatomi Jantung 13

Pada dasarnya jantung adalah alat tubuh yang berfungsi sebagai pemompa darah. Jantung terletak dalam rongga dada bagian kiri agak ke tengah, tepatnya di atas sekat diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Di bawah jantung terdapat lambung. Di sebelah kiri dan kanan jantung terdapat kedua paru-paru.

Jantung terbentuk dari serabut-serabut otot bersifat khusus, dan dilengkapi jaringan saraf yang secara teratur dan otomatis memberikan rangsangan berdenyut bagi otot jantung. Dengan denyutan ini jantung memompa darah yang kaya akan oksigen dan zat makanan keseluruh tubuh, termasuk arteri koroner, serta darah yang kurang oksigen ke paru-paru untuk mengambil oksigen.


(22)

Agar dapat mendorong sirkulasi darah ke seluruh organ tubuh, jantung normal berdenyut rata-rata 70 kali per menit, dan tiap kali berdenyut memompakan 60 cc darah ke pembuluh nadi dengan tekanan sampai 130 mmHg. Berarti setiap hari jantung berdenyut 108.000 kali, dan darah yang berhasil dipompakan secara terus menerus sebanyak 6.840 liter. Dalam keadaan bekerja fisik atau berolahraga, prestasi kerja jantung dapat meningkat menjadi 2 sampai 5 kali dibandingkan dengan keadaan istirahat, karena pada waktu bekerja berbagai alat tubuh membutuhkan zat-zat makanan dan oksigen yang lebih banyak melalui peredaran darah yang juga meningkatkan intensitasnya.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan pemiliknya, dan terdiri dari :

a. Dua ruang atas disebut serambi jantung atau ”atrium” sebelah kanan dan kiri. Dua ruang bawah disebut bilik jantung atau ”ventrikel” sebelah kanan dan kiri.

b.Empat buah klep jantung, dua diantaranya menghubungkan serambi dan bilik kanan serta serambi dan bilik kiri (tricuspid dan mitral). Sedangkan dua buah yang lain mengatur aliran darah ke luar jantung dari bilik kiri dan kanan (aorta dan pulmonary). Klep-klep jantung membuka dan menutup aliran darah dalam rongga jantung, agar mengalir ke satu arah dan mencegah terjadinya arus balik, menurut irama yang teratur.

c.Suatu sistem listrik yang terdiri dari simpul-simpul Sinoatrial node (SA) dan Atrioventricular node (AV) serta serabut saraf, yaitu suatu kelompok jaringan khusus yang secara periodik dan teratur mencetuskan dan menyebarkan aliran listrik yang


(23)

berfungsi mengatur irama jantung, dan penghantar rangsangan listrik yang menyebabkan jantung dapat berdenyut secara otomatis dan teratur.

Gambar 1. Anatomi Jantung

Bagan aliran darah dari dan ke jantung Sumber : Atlas Anatomi Tubuh Manusia, Sobotta, 2000


(24)

2.3. Fisiologi Jantung 13

2.3.1. Proses Memompa Darah

Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan paru-paru mengikuti urutan sebagai berikut :

a. Pada saat jantung sedang relaks (diastol), darah kurang oksigen dari vena tubuh mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi dengan darah yang kaya oksigen dari paru-paru.

b. Pusat listrik ( SA node) yang ada diserambi kanan menembakkan impuls listrik yang menyebabkan kedua serambi mengkerut secara serempak. Pada saat yang sama, katup-katup diantara serambi dan bilik terbuka, memungkinkan darah mengalir kedalam bilik.

c. Tahap berikutnya adalah pemompaan dari bilik. Pada tahap ini sinyal listrik dari node yang lain menyebabkan kedua bilik berkerut secara serempak. Ini mendorong darah yang kurang oksigen dari bilik kanan kedalam paru-paru. Darah yang kaya oksigen dari bilik kiri didesak kedalam arteri utama yang disebut ”aorta” dan dari sini darah disebarkan keseluruh bagian tubuh. Klep-klep tertutup untuk menjamin agar tidak ada aliran balik kedalam serambi.

d. Setelah pengerutan bilik, jantung mengendur, dan memungkinkan serambi terisi darah, sehingga proses sirkulasi dimulai kembali.

Urutan kejadian ini berlangsung kira-kira 60-70 kali per menit bila tubuh sedang istirahat.


(25)

2.3.2. Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia 13

Sistem pembuluh dan peredaran darah tubuh manusia merupakan suatu jaringan pembuluh nadi (arteri) serta pembuluh balik (vena), yang secara garis besar terdiri dari tiga sistem aliran darah, yaitu :

a.Sistem Peredaran Darah Kecil

Dari bilik jantung (ventrikel) darah mengalir ke paru-paru melalui klep pulmonik untuk mengambil oksigen (O2) dan melepaskan CO2 kemudian masuk ke

serambi kiri. Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi membersihkan darah yang setelah beredar keseluruh tubuh memasuki serambi jantung kanan dengan kadar oksigen yang rendah antara 60-70%, dan kadar CO2 yang tinggi antara 40-45%.

Setelah beredar melalui kedua paru-paru, kadar zat oksigen meningkat menjadi kira-kira 96% serta CO2 menurun.

Proses pembersihan gas dalam jaringan paru-paru berlangsung khususnya dalam gelembung-gelembung paru-paru yang halus dan berdinding sangat tipis dimana gas oksigen dari udara disadap oleh komponen sel darah merah. Adapun gas CO2 dikeluarkan sebagian melalui udara pernafasan.

Dengan demikian darah yang memasuki serambi kanan dikatakan ”darah kotor”, karena kurang oksigen, sedangkan darah yang memasuki serambi kiri disebut sebagai ”darah bersih” yang kaya oksigen.

b. Sistem Peredaran Darah Besar

Darah kaya oksigen dari serambi kiri memasuki bilik kiri melalui klep mitral, untuk kemudian dipompakan keseluruh tubuh dan membawa zat oksigen serta bahan makanan yang diperlukan oleh segenap sel-sel dari alat-alat tubuh kita. Darah ini


(26)

dipompakan keluar dari bilik kiri melewati klep aorta serta memasuki pembuluh nadi utama, dan selanjutnya melaui cabang-cabang pembuluh ini disalurkan kesegenap bagian tubuh.

c. Sistem Peredaran Darah Koroner

Pembuluh koroner utama dibagi menjadi right coronary artery (RCA), left coronary artery (LCA), left arterior descending artery dan circum flex artery. Sistem sirkulasi darah koroner terpisah dari sistem aliran darah kecil maupun sistem aliran darah besar. Artinya khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung, yaitu melalui pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang kemudian menyatu serta bermuara langsung kedalam bilik kanan. Melalui sistem peredaran darah koroner ini, jantung mendapatkan oksigen, zat makanan, serta zat-zat lain agar dapat menggerakkan jantung sesuai dengan fungsinya.

2.4. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner 1

Jantung dialiri oleh arteri coronaria yang mensuplai darah kebutuhan jantung sendiri. Gangguan pada arteri inilah yang menyebabkan terjadinya Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) . Penyakit ini berkaitan dengan gangguan suplai darah pada otot jantung sehingga jantung akan mengalami kekurangan darah dengan segala menifestasinya.

Timbulnya PJK walaupun tampak mendadak, sebenarnya melalui perangsangan lama ( kronik). Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu gangguan yang mengenai pembuluh darah yang disebut arteriosklerosis. Hal ini berarti terjadi kekakuan dan penyempitan lubang pembuluh darah yang akan menyebabkan


(27)

gangguan atau kekurangan suplai darah untuk otot jantung. Keadaan ini akan menimbulkan apa yang disebut iskemia miokard.

Terjadinya dan percepatan kejadian arteriosklerosis ini berkaitan dengan berbagai faktor yang lebih lanjut akan menjadi risiko terjadinya PJK. Faktor-faktor itu adalah seperti kebiasaan merokok, kegemukan, dan tegangan psikososial.

Gambaran klinik adanya PJK dapat berupa angina pektoris, miokard infark, payah jantung ataupun mati mendadak. Ataupun mungkin tanpa gangguan atau gejala. Pada umumnya gangguan suplai darah arteri koronaria dianggap berbahaya bila terjadi penyempitan sebesar 70%, atau lebih pada pangkal atau cabang utama coronaria. Penyempitan yang kurang dari 50% kemungkinan belum menampakkan gangguan yang berarti. Keadaan ini tergantung kepada beratnya arteriosklerosis dan luasnya gangguan jantung dan apakah serangan itu lama atau masih baru.

2.4.1. Angina Pectoris 14

Angina Pectoris adalah ”jeritan ” otot jantung yang merupakan sakit dada oleh karena kekurangan oksigen. Ini adalah akibat dari tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan oksigen secukupnya untuk kontraksi miokard.

Adanya Angina Pectoris dapat dikenal secara :

1. Kualitas nyeri dada yang khas yaitu perasaan dada yang tertekan, merasa terbakar atau susah bernafas.

2. Lokasi nyeri yaitu sentral dada yang menjalar ke leher, rahang dan turun lengan kiri.


(28)

3. Faktor pencetus seperti sedang emosi, bekerja, sesudah makan, atau dalam udara dingin.

4. Perasaan nyeri hilang segera setelah istirahat ataupun dengan memakai nitrogliserin sublingual.

2.4.2. Infark Miokard.15

Infark Miokard adalah suatu keadaan yang berat disebabkan oleh oklusi ( penutupan mendadak pembuluh koroner ) atau cabangnya yang mengalami sklerosis ( pengerasan ). Biasanya cara penutupan disebabkan adanya trombus dan pendarahan dalam intima. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya miokard infark tergantung pada arteri yang oklusi.

Faktor pencetus disebabkan oleh 2 keadaan : 1. Berkurangnya aliran darah koroner.

2. Kerja Jantung yang meningkat oleh karena kerja fisik yang berlebihan dan tegangan jiwa (stress).

Gejala klinik infark miokard antara lain :

1. Nyeri yang hebat terutama ditengah-tengah dada, yang menjalar kepunggung, bahu,leher dan lengan kiri.

2. Gelisah, takut mati.

3. Pusing dan keringat dingin.

4. Gangguan Gastrointestinal ( mual,muntah,diare ) 5. Lemah dan Lemas


(29)

2.4.3. Payah Jantung16

Perasaan sakit akan bertahan hingga berjam-jam dan dengan nitrogliserin tidak akan berkurang, penderita gelisah,takut mati, pusing( pening), dan keringat dingin, gangguan gastrointestinal ( mual, muntah, diare,), syok dimana tekanan darah rendah, nadi cepat dan kecil pada auskultasi suara jantung yang lemah dan kadang terdengar suara gallop, sebagai tanda telah terjadi gagal jantung kiri.

2.4.4. Mati Mendadak ( Sudden Cardiac Death )1

Sudden Cardiac Death ( SCD )adalah kematian mendadak pada penderita PJK dimana 50% diantaranya tidak disertai keluhan. Sedangkan yang mengalami keluhan akan mati 6jam setelah keluhan. Proses ini dimulai dengan trombosis pembuluh darah yang disusul dengan nekrosis yang disertai aritmia ventrikel.

2.5 Epidemilogi Penyakit Jantung Koroner.

2.5.1. Distribusi dan Frekuensi Penyakit Jantung Koroner

Epidemi PJK di mulai di Amerika Utara, Eropa, dan Australia di awal abad 17. Di beberapa negara industri, jumlah kematian akibat penyakit ini mencapai puncaknya di tahun 60 hingga awal 70-an dan sejak saat ini perkembangannya meningkat sangat drastis hingga mencapai 50% di beberapa negara.17

Ada variasi yang besar dalam prevalensi penyakit jantung koroner di seluruh dunia. Sebagian besar perbedaan yang ada dapat dijelaskan dengan adanya insidens faktor risiko. Negara-negara yang belum berkembang hanya mempunyai sedikit kasus penyakit jantung koroner.18

Di negara maju, penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan pembunuh nomor satu, terutama di Eropa. Di Wales, satu dari empat orang Wales mengalami


(30)

serangan penyakit jantung koroner (Prevalens Rate) sebelum ulang tahunnya yang ke-75. Kondisi ini dikaitkan dengan pola hidup sehari-hari yang tidak sehat.19

Di Inggris, satu dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan meninggal pertahunnya akibat penyakit jantung koroner (Sex Spesific Death Rate), yang mempresentasikan sekitar setengah kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Di Inggris, terdapat perbedaan regional sosio ekonomi dan etnik yang bermakna dalam prevalensi penyakit jantung koroner. Prevalensi tertinggi terdapat di utara Inggris dan Skotlandia. The Health Survey For England (2005) mengatakan bahwa 3% penduduk dewasa menderita angina dan 0,5% penduduk dewasa telah mengalami infark miocard (Prevalens Rate).20

Di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah yang banyak adalah penyakit jantung koroner, penyakit jantung reumatik, dan penyakit darah tinggi (hipertensi). Penyakit jantung koroner umumnya banyak terdapat pada kelompok usia diatas 40 tahun dengan Prevalens Rate sebesar 13%.14

Di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2000-2004 dari seluruh penderita PJK yang dirawat inap, penderita terbanyak pada kelompok umur 60-69 tahun sebesar 28,7%, dan terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sebesar 62,6%.10

.

2.5.2. Determinan Penyakit Jantung Koroner 1

Secara garis besar faktor resiko PJK dapat dibagi dua. Yang pertama adalah faktor resiko yang dapat diubah ( modifiable ) yaitu : hipertensi, kolesterol, rokok, obesitas, diabetes mellitus, ketidakaktifan fisik, stress. Dan yang kedua adalah factor resiko yang tidak dapat diubah ( non- modifiable) yaitu : umur, jenis kelamin, dan genetik.


(31)

a. Hipertensi

Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang

merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat. ialah kenaikan tekanan darah sistolik melebihi 140mmHg dan diastolik melebihi 90 mmHg.2

Meningkatnya tekanan darah dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Menurut Joint National Committe on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure JNC VII tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah penderita,batasan hipertensi sebagai berikut:

Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Tekanan Darah

No TDS/TDD Derajat Tekanan Darah

1 < 120/80 Normal

2 120-129/ 80-84 Prehipertensi

3 130-139/85-89

4 ≥140-159/90-99 Hipertensi derajat 1

5 160-179/100-109 Hipertensi derajat 2

6 ≥180/110

Sumber : National Committe on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) VII tahun 2003.

b. Hiperkolesterolemia13

Terdapat hubungan langsung antara risiko PJK dan kadar kolesterol darah. Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang dimakan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol dalam darah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu LDL (Low Density Lipoprotein) , VLDL (Very Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density Lippoprotein).


(32)

Beberapa parameter yang dipakai untuk menegtahui adanya resiko PJK dan hubungannya dengan kadar kolesterol darah :21

a. Kadar Kolesterol total

Kadar kolesterol total dalam darah dikategorikan atas :

1. Normal : < 200 mg/dl

2. Sedang : 200-239 mg/dl

3. Tinggi : ≥ 240 mg/dl

Makin tinggi kadar kolesterol total dalam darah maka resiko terjadinya PJK semakin meningkat.

b. Low Density Lipoprotein ( LDL) Kolesterol

LDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan ( bad cholesterol ) karena kadar LDL yang meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada kolesterol total. Kadar kolesterol LDL dalam darah dikategorikan atas:

1. Normal : < 130 mg/dl

2. Sedang :130-159 mg/dl

3. Tinggi :≥ 160 mg/dl

Makin tinggi kadar kolestreol LDL dalam darah maka resiko untuk terjadinya PJK akan semakin meningkat.

c. High Density Lippoprotein (HDL) kolesterol

HDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan ( good cholesterol) karena mengangkut kolesterol dari pembuluh


(33)

darah kembali kehati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses arterosklerosis. Kadar kolesterol HDL dalam darah dikategorikan atas :

1. Normal : > 45 mg/dl

2. Sedang : 35-45 mg/dl

3. Rendah : < 35mg/dl

Makin rendah kadar kolesterol HDL dalam darah maka resiko terjadinya PJK akan semakin meningkat. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah exercise dan berhenti merokok.

d. Rasio Kolesterol

Rasio kolesterol adalah rasio antara kadar kolesterol total dengan kadar kolestreol HDL. Rasio kolesterol dalam darah sebaiknya < 4,5 pada laki-laki dan <4,0 pada perempuan. Makin tinggi rasio kolesterol total dalam darah maka resiko terjadinya PJK akan semakin meningkat.

e. Kadar Trigliserida

Trigliserida di dalam tubuh terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserida dalam darah dikategorikan atas:

1. Normal : <150 mg/dl

2. Sedang : 150-249 mg/dl

3. Tinggi : 250-500 mg/dl


(34)

Makin tinggi kadar trigliserida dalam darah maka resiko terjadinya PJK akan semakin meningkat.

c.Merokok22

Di AS, merokok berhubungan erat bagi sekitar 325.000 kematian prematur/dini setiap tahunnya. Dari jumlah kematian tersebut terdapat kematian akibat PJK dan lebih dari satu dalam kematian PJK itu karena merokok.Merokok sigaret tinggi nikotin menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung istirahat serta meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen myokardium.

Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok perokok 10kali lebih besar daripada bukan perokok pada perempuan perokok 4,5 kali lebih besar daripada bukan perokok

Apabila berhenti merokok penurunan resiko PJK akan berkurang 50% pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun.21

d. Obesitas23

Orang dengan berat badan berlebihan mempunyai kemungkinan terkena penyakit jantung dan stroke lebih tinggi. Gemuk tidak sehat karena kelebihan berat badan meningkatkan beban jantung. Ini berhubungan dengan penyakit jantung koroner terutama karena pengaruhnya pada tekanan darah, kadar kolesterol darah juga diabetes melitus. Seseorang yang mengalami kegemukan kemungkinan menjadi Penderita PJK 2 kali lipat dari pada seseorang yang memiliki berat badan normal.


(35)

e.Diabetes Mellitus24

Menurut American Diabetes Association ( ADA )2003, Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah ( hiperglikemi ) secara terus menerus akibat kekurangan insulin baik kuantitatif maupun kualitatif yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau oleh karena kedua-duanya yang berdampak pada kerusakan, disfungsi, dan kegagalan kerja beberapa organ tubuh, terutama mata,ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah.

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi normal. Menurut ADA (1997) kadar glukosa normal darah vena pada waktu puasa tidak melebihi 126 mg/dl pada 2 jam sesudah minum glukosa oral 75 gram tidak melebihi 200 m/dl.25

Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah .Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM resiko PJK 50% lebih tinggi pada orang normal, sedangkan pada perempuan resikonya menjadi dua kali lipat, walaupun mekanismenya belum jelas.21,22

f. Ketidakaktifan Fisik

Sejumlah penelitian epidemiologi mendukung hipotesis bahwa aktifitas fisik yang giat menurunkan resiko PJK. Aktifitas fisik (exercise) dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol, memperbaiki kolteral koroner sehingga resiko PJK dapat dikurangi, memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miocard, menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, dan KGD pada penderita DM,menurunkan tekanan darah.22


(36)

Hasil penelitian di harvard selama 10 tahun ( 1962-1972) terhadap 16.936 alumni Universitas harvard, USA, menyimpulkan orang dengan exercise fisik yang adekuat kemungkinan menderita serangan PJK lebih kecil dibandingkan dengan yang kurang melakukan aktifitas. 21

g. Stress

Stress, baik fisik maupun mental merupakan faktor risiko untuk terjadinya PJK. Pada masa sekarang, lingkungan kerja telah menjadi penyebab utama stres, dan terdapat hubungan yang saling berkaitan antara stres dan abnormalitas metabolisme lipid.13

Perilaku yang rentan terhadap terjadinya penyakit koroner( kepribadian tipe A) antara lain sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang, keinginan untuk mencapai sesuatu. Kepribadian tipe B antara lain orang yang lebih mudah merasa beruntung, tidak terlalu ambisius, dan mudah puas memiliki risiko yang lebih kecil untuk menderita PJK dibandingkan mereka yang berkepribadian tipe A. 20

Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi yang dapat berakibat mempercepat kekejangan (spasm) arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu. 13

h. Umur21

Telah dibuktikan adanya hubungan antar umur dengan kematian akibat PJK. Penderita PJK sering ditemui pada usia 60 tahun keatas, tetapi juga pada usia dibawah 40 tahun sudah ditemukan. Pada laki-laki, kasus kematian PJK mulai dijumpai pada usia 35 tahun, dan terus meningkat dengan bertambahnya usia.


(37)

Di AS kadar kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat pada usia 20 tahun . Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat sampai usia 50 tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah 50 tahun. Kadar kolesterol perempuan biasanya akan meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki.

Dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan kadar kolesterol total dengan bertambahnya usia. Akan tetapi kadar HDL kolesterol akan tetap konstan, sedangkan kadar kolesterol LDL cenderung meningkat.

i. Jenis Kelamin21

Di AS gejala PJK sebelum berumur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan, ini berarti bahwa laki-laki-laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 kali lebih besar daripada perempuan. Pada beberapa perempuan pemakaian oral kontrasepsi ( estrogen) dan selama kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol. Pada wanita hamil , besar kadar kolesterol akan kembali normal 20 minggu setelah melahirkan.

Estrogen dapat meningkatkan mekanisme PJK antara lain: peningkatan kolesterol serum total, peningkatan LDL, peningkatan trigliserida serum, intoleransi glukosa yang dapat menyebabkan DM yang merupakan faktor resiko PJK, kecendrungan trombositosis, peningkatan TD, peningkatan tonus otot polos arteri koronaria.

Angka kematian usia muda pada laki-laki didapatkan lebih tinggi daripada perempuan, akan tetapi setelah menopause hampir tidak didapatkan perbedaan dengan laki-laki.


(38)

j. Genetik

Gillium (1978) menyatakan bahwa PJK cenderung lebih banyak pada subjek yang orang tuanya telah menderita PJK dini. Bila kedua orang tua penderita PJK menderita PJK pada usia muda, maka anaknya akan mempunyai resiko yang lebih tinggi bagi perkembangannya PJK daripada hanya seseorang atau tidak ada orang tuanya yang menderita PJK.22

WHO ( 2001) menyatakan bahwa sejarah klinik PJK merupakan prediktor penting terhadap resiko utama kejadian penyakit jantung lainnya. Penderita yang pernah mengalami PJK cenderung mengalami insidens kambuh atau kematian mendadak PJK yaitu sebesar 40% atau lebih.26

2.6. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Upaya pencegahan terhadap penyakit jantung koroner dapat meliputi 4 tingkat upaya:

2.6.1. Pencegahan Primordial

Yaitu upaya untuk mencegah munculnya faktor predisposisi terhadap PJK dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK. 1 Tujuannya adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit. 27

Upaya primordial penyakit jantung koroner dapat berupa kebijaksanaan nasional nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan, impor dan ekspor makanan, penanganan komprehensif rokok, pencegahan hipertensi dan promosi aktivitas fisik/olahraga. 27


(39)

2.6.2. Pencegahan Primer

Yaitu upaya awal untuk mencegah PJK sebelum seseorang menderita PJK. Dilakukan dengan pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-faktor risiko PJK terutama pada kelompok risiko tinggi. Pencegahan ditujukan kepada pencegahan terhadap berkembang proses aterosklerosis. 1

Upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada pencegahan primer ini antara lain : 13

a. Mengontrol kolesterol darah. Yaitu dengan cara mengidentifikasi jenis makanan yang kaya akan kolesterol kemudian mengurangi konsumsinya serta mengkonsumsi serat yang larut (soluble fiber).

b. Mengontrol tekanan darah. Banyak kasus tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan. Keadaan ini berasal dari suatu kecendrungan genetik yang bercampur dengan faktor resiko seperti stres, kegemukan, terlalu banyak konsumsi garam dan kurang gerak badan. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah mengatur diit, menjaga berat badan, menurunkan stres dan melakukan olahraga.

c. Berhenti Merokok. Program-program pendidikan umum dan kampanye anti merokok perlu dilaksanakan secara intensif, seperti di pesawat terbang, di rumah sakit, dan di tempat umum lainnya.

d. Aktivitas Fisik. Manfaat dari melakukan aktivitas fisik dan olahraga bagi penyakit jantung koroner antara lain adalah perbaikan fungsi dan efisiensi kardiovaskuler, pengurangan faktor risiko lain yang menganggu pembuluh darah koroner, perbaikan terhadap toleransi stres.1


(40)

2.6.3. Pencegahan Sekunder

Yaitu upaya untuk mencegah keadaan PJK yang sudah pernah terjadi untuk berulang atau menjadi lebih berat. Disini diperlukan perubahan pola hidup dan kepatuhan berobat bagi mereka yang sudah pernah menderita PJK. Pencegahan sekunder ini ditujukan untuk mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan mortalitas.1

Pedoman untuk mencegah serangan jantung dan kematian pada penderita PJK hampir sama dengan pencegahan primer. Selain itu juga dilakukan intervensi dengan obat-obatan seperti aspirin, golongan beta blocker, antagonis kalsium lain jika diperlukan.20

2.6.4. Pencegahan Tersier

Yaitu upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau kematian serta usaha rehabilitasi. Pencegahan ini berupaya agar tidak terjadi kambuh pada penderita dan agar penderita dapat melaksanakan aktivitasnya kembali. 1

Penyembuhan penyakit jantung seperti serangan jantung atau operasi pintas koroner adalah sebuah proses panjang dan dilaksanakan tahap demi tahap. Program rehabilitasi bertujuan menolong para pasien jantung untuk kembali pada kondisi kesehatan seperti sebelum menderita penyakit, sebaik dan secepat mungkin. Secara garis besar program rehabilitasi terdiri atas dua komponen utama yaitu pendidikan dan penyuluhan pada pasien dan keluarga serta olahraga teratur dengan pola dan intensitas tertentu. 22


(41)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

Untuk membantu penulis dalam penelitian, maka dibuat kerangka konsep penelitian yang mencakup semua variabel penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1.Penderita penyakit jantung koroner (PJK) adalah penderita yang dinyatakan menderita PJK berdasarkan diagnosa dokter RSU Dr.Pirngadi Medan Yang dicatat di kartu status.

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner :

1. Sosiodemografi: Umur

Jenis kelamin

Agama Suku

Status perkawinan

Pendidikan Pekerjaan Tempat tinggal 2. Keluhan utama

3. Riwayat penyakit terdahulu 4. Keadaan medis

Tekanan darah Kadar gula darah Dan kadar kolesterol) 5 Lama rawatan


(42)

3.2.2. Faktor Sosiodemografi PJK yang dibedakan atas :

a. Umur adalah lamanya hidup penderita PJK yang dihitung berdasarkan tahun sejak dilahirkan hingga saat penderita menjadi pasien di rumah sakit seperti yang tertera dalam status. Dikategorikan menjadi:

1. < 45 tahun 2. 45-55 tahun 3. >55 tahun

b. Jenis Kelamin adalah ciri organ reproduksi yang dimiliki penderita seperti yang tertera pada kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Pria 2. Wanita

c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita seperti yang tertera pada kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Islam 2. Kristen Protestan

3. Kristen Katolik

d. Suku adalah ras atau etnik penderita seperti yang tertera pada kartu status. dikatergorikan menjadi:

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Minang

e. Status Perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita seperti yang tertera dikartu status. Dikategorikan menjadi:

1. Kawin 2. Belum Kawin


(43)

f. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir penderita PJK rawat inap di RSU dr.Pirngadi Medan sesuai dengan yang tertera pada kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Tidak Tamat SD

2. SD

3. SLTP

4. SLTA

5. Akademik / Perguruan Tinggi

g. Pekerjaan adalah kegiatan rutin penderita untuk mencari nafkah seperti yang tertera pada kartu status. Dikategorikan menjadi:

1. PNS

2. Wiraswasta

3. Petani

4. Pensiunan

5. Ibu Rumah Tangga

h. Tempat tinggal adalah keberadaan penderita seperti yang tertera pada kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Medan

2. Luar Medan

3.2.3. Keluhan Utama adalah jenis keluhan atau gangguan fisik yang sering dirasakan oleh penderita PJK berdasarkan anamnese dokter yang tertera pada kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Sesak nafas 2. Nyeri dada

3. Jantung berdebar-debar 4. Sakit kepala

5. Keringat dingin 6. Lemas


(44)

Keluahan utama kombinasi adalah keluhan atau gangguan yang sering dirasakan oleh penderita > 1 keluhan. Dikategorikan menjadi :

1. Nyeri dada dan lemas 2. Sesak nafas dan nyeri dada 3. Sakit kepala

4. Jantung berdebar-debar 5. Gelisah dan keringat dingin 6. Nyeri dada dan gelisah

7. Jantung berdebar-debar dan lemas

3.2.4. Riwayat Penyakit Terdahulu adalah penyakit yang pernah diderita oleh penderita sebelumnya yang memiliki risiko untuk menimbulkan PJK yang tercatat pada kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Hipertensi

2. Diabetes Melitus

3. Hiperkolesterolemia

4. > 1 Riwayat penyakit

5. Tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu 3.2.5. Keadaan medis penderita yang dibedakan atas :

a. Tekanan darah adalah Tekanan Darah Sistolik (TDS)/ Tekanan Darah Diastolik (TDD) penderita yang tertera pada kartu status yang dikategorikan menjadi :

1. Normal ( TDS < 140mmHg/ TDD 90mmHg )

2. Hipertensi Ringan (TDS 140-159 mmHg / TDD 90-99mmHg) 3. Hipertensi Berat (TDS ≥ 160mmHg / TDD 100mmHg)

b. Kadar Gula Darah adalah kadar gula penderita seperti yang tertera di kartu status yang dikategorikan menjadi :

i .Kadar gula darah puasa yang dikategorikan atas : 1. Normal (< 110 mg/dl )


(45)

c. Kadar kolesterol adalah kadar kolesterol penderita PJK yang tertera pada kartu status yang dikategorikan menjadi :

i. Kadar kolesterol total yang dikategorikan atas : 1. Normal ( <200mg/dl )

2. Sedang ( 200-239mg/dl ) 3. Tinggi (≥ 240 mg/dl )

ii. Kadar kolesterol LDL yang dikategorikan atas : 1. Normal ( <130mg/dl )

2. Sedang ( 130-159 mg/dl ) 3. Tinggi (≥160 mg/dl )

iii. Kadar Kolesterol HDL yang dikategorikan atas : 1. Normal ( >45 mg/dl )

2. Sedang ( 35-45 mg/dl ) 3. Rendah ( <35 mg/dl )

iv. Kadar Trigliserida yang dikategorikan atas: 1. Normal ( <150mg/dl )

2. Sedang ( 150-249mg/dl ) 3. Tinggi ( 250-500 mg/dl )

3.2.6. Lama rawatan adalah lama hari rawatan penderita penyakit jantung koroner, dihitung dari tanggal mulai masuk sampai dengan keluar (baik dengan izin dokter maupun meninggal dunia) sesuai dengan yang tertulis di rekam medis, dan selanjutnya ditentukan lama rawatan rata-rata.

3.2.7. Keadaan Sewaktu Pulang adalah keadaan dan kondisi penderita waktu keluar dari rumah sakit, dikategorikan atas:

1. Pulang Berobat Jalan ( PBJ )

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri ( PAPS )


(46)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 . Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan desain Case Series. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit pendidikan dan penelitian, tersedianya data yang dibutuhkan, yaitu data penyakit jantung koroner yang dirawat inap tahun 2003-2006 di rumah sakit tersebut.

4.2.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2008- Maret 2009, dimulai dari survey pendahuluan, seminar priposal, pengumpulan dan pengolahan data serta ujian skripsi.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua data penderita PJK yang berobat rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2006 sebanyak 1.014 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah data penderita PJK yang dirawat inap di RSU Dr.Pirngadi selama Tahun 2003-2006. Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus: 28


(47)

) ( 1 N d2

N n

+ =

Keterangan :

N : Besar Populasi = 1.014 n : Jumlah sampel

d : Tingkat Kepercayaan yang diinginkan = 0,05

Sehingga : ) 05 , 0 05 , 0 ( 014 . 1 1 014 . 1 x n + = 53 , 3 014 . 1 = n =

n 287

Berdasarkan perhitungan di atas besar sampel yang dibutuhkan adalah 287 data penderita PJK rawat inap tahun 2003-2006.

Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random

sampling berupa angka acak dengan menggunakan komputer program Csurvey.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita PJK rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan tahun 2003-2006.


(48)

4.5. Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer melalui program SPSS, lalu dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan uji chi square dan uji anova. Kemudian hasil disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, diagram pie dan diagram bar.


(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Costantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930.

Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, Rumah Sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritso Bysonoince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr.Raden Pirngadi Gonggo Putro. Pada tahun 1947 nama rumah sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Kota Medan yang dipimpin oleh Dr.Ahmad Sofyan. Semasa kepemimpinannya Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan tahun 1952.

Pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan diberi nama RSU Dr.Pirngadi Medan.

Sejak berdirinya FK USU tanggal 20 Agustus 1952, maka RSU Dr.Pirngadi Medan secara otomatis dipakai sebagai tempat kepaniteraan klinik para mahasiswa FK USU, walaupun penandatanganan perjanjian kerja sama antara FK USU dengan RSU Dr.Pirngadi Medan sebagai Teaching Hospital (RS Pendidikan) FK USU baru dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 1968.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka berdasarkan Perda Kota Medan No.30 tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang Pembentukan Organisasi


(50)

dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan sebutan dalam organisasi adalah Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan.

Sesuai dengan tugasnya RSU Dr.Pirngadi Medan melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan pencegahan akibat penyakit, pemulihan dan rujukan, maka RSU Dr.Pirngadi Medan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pelayanan medis

2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis 3. Menyelenggarakan asuhan keperawatan

4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan 5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan 6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan 7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

RSU dr.Pirngadi Medan menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis yaitu:

1. Instalasi Patologi Klinik 2. Patologi Anatomi 3. Radiologi

4. Pelayanan Kedokteran Kehakiman 5. Instalasi Rehabilitasi Medik 6. Instalasi Gizi


(51)

5.2.Sosiodemografi Penderita Penyakit Jantung Koroner ( PJK )

Hasil penelitian tentang karakteristik penderita PJK rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006, diperoleh distribusi kasus berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Sosidemografi f %

1. Umur( Tahun )

<45 tahun

45 -55 tahun >55 tahun 35 68 184 12,2 23,7 64,1

Jumlah 287 100

2. Jenis Kelamin f %

Pria Wanita 188 99 65,5 34,5

Jumlah 287 100

3. Agama f %

Islam Kristen Protestan Kristen Katolik 146 135 6 50,9 47 2,1

Jumlah 287 100

4. Suku f %

Batak Jawa Melayu Aceh Minang 210 37 15 4 21 73,2 12,9 5,2 1,4 7,3

Jumlah 287 100

5. Status perkawinan f %

Kawin Belum kawin 281 6 97,9 2,1

Jumlah 287 100

6. Pendidikan f %

Tidak tamat SD SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi/Akademik 4 59 54 105 65 1,4 20,6 18,8 36,6 22,6


(52)

7. Pekerjaan f %

PNS Wiraswasta Petani Pensiunan

Ibu Rumah Tangga

85 58 14 51 79 29,6 20,2 4,9 17,8 27,5

Jumlah 287 100

8. Tempat tinggal f %

Medan Luar medan 223 64 77,7 22,3

Jumlah 287 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui karakteristik penderita PJK rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 berdasarkan Sosiodemografi, berdasarkan umur proporsi tertinggi penderita PJK adalah kelompok umur > 55 tahun yaitu 64,1% (184 orang ) , disusul kelompok umur 45-55 tahun 23,7% (68 orang) dan proporsi terendah adalah kelompok umur < 45 yaitu 12,2% (35 orang). Berdasarkan jenis kelamin proporsi tertinggi adalah pria 65,5% (188 orang) dan proporsi terendah jenis kelamin wanita 34,5% (99orang ).

Berdasarkan agama proporsi tertinggi adalah agama Islam 50,9%(146 orang ), agama Kristen Protestan 47% (135 orang), dan proporsi terendah beragama Kristen Katolik 2,1% (6 orang). Berdasarkan suku proporsi tertinggi adalah suku Batak 73,2% (210 orang), disusul suku Jawa 12,9% (37 orang), Minang 7,3% (21 orang), Melayu 5,2% (15 orang), dan proporsi terendah yaitu suku Aceh 1,4% (4 orang).

Berdasarkan status perkawinan, proporsi tertinggi adalah status kawin 97,9% (281 orang), dan belum kawin dengan proporsi 2,1% (6 orang). Berdasarkan tingkat pendidikan, proporsi tertinggi adalah pendidikan SLTA 36,6% (105 orang), Akademik/Perguruan Tinggi 22,6% (65 orang), pendidikan SD 20,6% (59 orang),


(53)

pendidikan SLTP 18,8% (54 orang) dan proporsi terendah tidak tamat SD 1,4% (4 orang).

Berdasarkan pekerjaan penderita, proporsi tertinggi bekerja sebagai PNS yaitu 29,6% (85 orang), diikuti sebagai ibu rumah tangga 27,5% (79 orang), bekerja sebagai wiraswasta 20,2% (58 orang), sebagai pensiunan 17,8% (51 orang) dan proporsi terendah sebagai petani 4,9% (14 orang). Berdasarkan tempat tinggal penderita, proporsi tertinggi berasal dari Medan 77,7% (223 orang), sedangkan dari luar Medan 22,3% (64 orang).

5.3 Keadaan dan Riwayat Penderita Penyakit Jantung Koroner

Hasil penelitian tentang karakteristik penderita penyakit jantung koroner rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006, diperoleh distribusi kasus berdasarkan keadaan dan riwayat penyakit penderita sebagai berikut:

5.3.1 Keluhan Utama

Proporsi penderita PJK berdasarkan keluhan utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Keluhan Utama f %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nyeri Dada Lemas Sesak nafas Sakit kepala Jantung berdebar-debar Gelisah Keringat dingin 244 152 90 20 14 12 9 85,01 53 31,4 7 4,9 4,2 3,13


(54)

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui dari 287 penderita PJK proporsi tertinggi berdasarkan keluhan utama adalah nyeri dada 85,01% (244 orang), lemas 53% (152 orang), Sesak nafas 31,4% (90 orang), sakit kepala 7% (20 orang), jantung berdebar-debar 4,9% (14 orang), gelisah 4,2% (12 orang), dan proporsi terendah adalah dengan keluhan keringat dingin 3,13% (9 orang).

Pada tabel dibawah ini ada penderita yang memiliki keluhan utama >1 keluhan yaitu:

Tabel 5.3. . Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Kombinasi Keluhan Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Keluhan Utama f %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Nyeri dada dan lemas Sesak nafas dan nyeri dada Sakit kepala

Jantung berdebar-debar Gelisah dan keringan dingin Nyeri dada dan gelisah

Jantung berdebar-debar dan lemas

151 90 20 13 9 3 1 52,6 31,4 7 4,5 3,1 1 0,3

Total 287 100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui dari 287 penderita PJK proporsi tertinggi berdasarkan kombinasi keluhan utama adalah nyeri dada dan lemas 52,6%

(151 orang), sesak nafas dan nyeri dada 31,4% (90 orang), sakit kepala 7% (20 orang), jantung berdebar-debar 4,5% (13 orang), gelisah dan keringat dingin 3,1% (9 orang), nyeri dada dan gelisah 1% 93 orang), dan proporsi terendah keluhan jantung berdebar-debar dan lemas 0,3% (1 orang).


(55)

5.3.2 Riwayat Penyakit Terdahulu

Proporsi penderita PJK berdasarkan riwayat penyakit terdahulu di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Riwayat Penyakit Terdahulu f %

1. 2. 3. 4. 5.

Tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi

Diabetes Mellitus Hiperkolesterolemia >1 Riwayat penyakit

181 48 25 2 31 63,1 16,7 8,7 0,7 10,8

Total 287 100

No >1 Riwayat Penyakit Terdahulu f %

a. Dispepsia dan Hipertensi

b. Dispepsia dan DM c. Tumor dan Hipertensi d. TB dan DM

e. Pneumonia dan Anemia

18 8 2 2 1 6,3 2,8 0,7 0,7 0,3

Total 31 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui proporsi tertinggi penderita PJK berdasarkan riwayat penyakit terdahulu adalah penderita dengan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu yaitu 63,1% (181 orang), riwayat penyakit Hipertensi yaitu 16,7% (48 orang), DM 8,7% (25 orang), Hieperkolesterolemia 0,7% (2 orang), dan >1 riwayat penyakit :dispepsia dan hipertensi 6,3% (18 orang), dispepsia dan DM 2,8% (8 orang), tumor dan hipertensi 0,7% (2 orang), TB dan DM 0,7% (2 orang), pneumonia dan anemia 0,3% (1 orang).


(56)

5.3.3 Keadaan Medis Penderita

Proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan medis penderita di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Medis Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Derajat Tekanan Darah f %

1. 2. 3. 4. Hipotensi Normal Hipertensi Ringan Hipertensi Berat 18 157 68 44 6,3 54,7 23,7 15,3

Jumlah 287 100

No KGD Puasa f %

1. 2. 3. Normal Tinggi Tidak tercatat 260 8 19 90,6 2,8 6,6

Jumlah 287 100

No Kadar Kolesterol Total f %

1. 2. 3. 4. Normal Sedang Tinggi Tidak tercatat 232 16 19 20 80,8 5,6 6,6 7,0

Jumlah 287 100

No Kadar Kolesterol LDL f %

1. 2. 3. 4. Normal Sedang Tinggi Tidak tercatat 235 14 19 19 81,9 4,9 6,6 6,6

Jumlah 287 100

No Kadar Kolesterol HDL f %

1. 2. 3. 4, Normal Sedang Rendah Tidak tercatat 229 27 12 19 79,8 9,4 4,2 6,6

Jumlah 287 100

No Kadar Kolesterol Trigliserida f %

1. 2. 3. 4. Normal Sedang Tinggi Tidak tercatat 245 17 7 18 85,4 5,9 2,4 6,3


(57)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui proporsi tertinggi penderita PJK berdasarkan tekanan darah adalah penderita dengan tekanan darah normal yaitu 54,7%(157 orang), Hipertensi ringan 23,7%(68 orang), Hipertensi berat yaitu 15,3%(44 orang), dan proporsi terendah adalah penderita dengan tekanan darah hipotensi 6,3% (18 orang). Berdasarkan kadar gula darah puasa, proporsi tertinggi adalah kadar gula darah puasa normal 90,6% (260 orang), dan proporsi terendah kadar gula darah puasa tinggi 2,8% ( 8 orang).

Berdasarkan kadar kolesterol total, proporsi tertinggi kadar kolesterol total normal 80,8% (232 orang), kadar kolesterol tinggi 6,6% (19 orang), dengan proporsi terendah kadar kolesterol sedang 5,6% (16 orang). Berdasarkan kadar kolesterol LDL, proporsi tertinggi adalah kadar kolesterol LDL normal 81,9% (235 orang), kolesterol LDL tinggi 6,6% (19 orang), dan proporsi terendah adalah kadar kolesterol LDL sedang 4,9% (14 orang). Berdasarkan kadar kolesterol HDL proporsi tertinggi adalah kadar kolesterol HDL normal 79,8% (229 orang), kadar kolesterol HDL sedang 9,4% (27 orang), dan proporsi terendah adalah kadar kolesterol HDL rendah 4,2% (12 orang). Berdasarkan kadar kolesterol Trigliserida proporsi tertinggi adalah kadar kolesterol Trigliserida normal 85,4% (245 orang), kadar kolesterol Trigliserida sedang 5,9% (17 orang), dan proporsi terendah adalah kadar kolesterol Trigliserida tinggi 2,4 % (7 orang).


(58)

5.3.4 Lama Rawatan Rata-rata

Penderita PJK berdasarkan lama rawatan rata-rata di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.6 Distribusi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

Lama Rawatan

Mean : 7,13 hari Standar Deviasi : 5,452 hari 95% Confidence Inteval : 6,50- 7,77 Minimum : 1

Maximum : 35

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita PJK yang dirawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 adalah 7,13 hari dengan standar deviasi (SD) 5,452 hari dimana lama rawatan paling singkat adalah 1 hari dan yang paling lama adalah 35 hari. Berdasarkan 95% Confidence Interval didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata selama 6,50 – 7,77 hari.

5.3.5 Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.7 Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Keadaan Sewaktu Pulang f %

1. 2. 3.

Pulang Berobat Jalan

Pulang Atas Permintaan Sendiri Meninggal

165 89 33

57,5 31 11,5


(59)

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui proporsi tertinggi penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan 57,5%(165 orang), kemudian pulang atas permintaan sendiri 31% (89 orang) dan penderita pulang meninggal 33 orang dengan Proporsi 11,5%.

Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap yang meninggal di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Tahun Jumlah Kematian (%)

1. 2. 3. 4.

2003 2004 2005 2006

2 15

8 8

0,7 5,2 2,8 2,8

Jumlah 33 11,5

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui pada tahun 2003 proporsi penderita yang meninggal sebesar 0,7% (2 orang), tahun 2004 5,2% (15 orang), tahun 2005 dan 2006 2,8% (8 orang).


(60)

5.4 Analisa Statistik

5.4.1 Umur Berdasarkan Jenis Kelamin

Proporsi umur penderita PJK berdasarkan jenis kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.9 Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Jenis Kelamin PJK Yang Dirawat Inap Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Jenis Kelamin

Umur (tahun)

Total < 45 45-55 > 55

f % f % f % f %

1. 2. Pria Wanita 23 12 12,2 12,1 43 25 22,9 25,3 122 62 64,9 62,6 188 99 100 100 2

= 0,208 df = 2 p= 0,901

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui dari 188 penderita PJK dengan jenis kelamin pria, terdapat 12,2% (23 orang) pada umur < 45 tahun, kemudian 22,9% (43 orang) umur 45-55 tahun dan 64,9% (122 orang) umur > 55 tahun. Dari 99 penderita PJK dengan jenis kelamin wanita, terdapat 12,1% (12 orang) umur < 45 tahun, kemudian 25,3% (25 orang) umur 45-55 tahun dan 62,6% (62 orang) umur > 55 tahun.

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai (p> 0,05). Hal ini berarti secara statistik tidak ada perbedaan antara proporsi umur penderita PJK berdasarkan jenis kelamin.


(61)

5.4.2 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Lama rawatan rata-rata berdasarkan riwayat penyakit terdahulu penderita PJK di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.10 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita PJK Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No. Riwayat Penyakit Terdahulu Lama Rawatan Rata-rata

f Mean SD

1. 2. 3. 4. 5. Diabetes Mellitus >1 Riwayat penyakit

Tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi Hiperkolestreolemia 25 31 181 48 2 8,08 7,71 7,18 6,15 6,00 5,204 4,941 5,827 4,312 7,071 F= 0,690 df=4 p=0,599

Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui lama rawatan rata-rata penderita PJK dengan riwayat penyakit terdahulu Diabetes Mellitus yaitu 8,08 hari dengan Standar Deviasi 5,204 hari, >1 riwayat penyakit yaitu 7,71 hari dengan Standar Deviasi 4,941 hari, tidak memiliki riwayat penyakit 7,18 hari dengan Standar Deviasi 5,827 hari, Hipertensi 6,15 hari dengan Standar Deviasi 4,312 hari, Hiperkolesterolemia 6 hari dengan Standar Deviasi 7,071 hari.

Hasil tes Of Homogenity Of Variances diperoleh varians sama, dilanjutkan dengan uji Anova dengan nilai ( p>0,05 ). Hal ini berarti secara statistik tidak ada perbedaan antara lama rawatan rata-rata penderita PJK berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.


(62)

5.4.3 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi riwayat penyakit terdahulu penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.11 Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita PJK Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan dari Tahun 2003-2006

N o

Keadaan Sewaktu Pulang

Riwayat Penyakit Terdahulu

Total Hiper

tensi DM

Hiperk olestero lemia > 1 Riwayat penyakit Tidak memiliki

f % f % f % f % f % f %

1 2 3 PBJ PAPS Meninggal 34 10 4 20,6 11,2 12,1 17 7 1 10,3 7,9 3,0 2 0 0 1,2 0 0 15 10 6 9,1 11,2 18,2 97 62 22 58,8 69,7 66,7 165 89 33 100 100 100 287 100

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui dari 165 penderita PJK yang pulang berobat jalan, terdapat 20,6% (34 orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu Hipertensi, kemudian 10,3% (17 orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu Diabetes Mellitus, terdapat 1,2% (2orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu Hiperkolesterolemia, dan 9,1% (15 orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu > 1 riwayat penyakit, dan 58,8% (97 orang) tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu.

Dari 89 penderita PJK yang pulang atas permintaan sendiri, terdapat 11,2% (10 orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu Hipertensi, kemudian 7,9% (7 orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu Diabetes Mellitus, 11,2% (10 orang) memiliki


(63)

riwayat penyakit terdahulu > 1 riwayat penyakit, dan 69,7% (62 orang) tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu.

Dari 33 orang penderita PJK yang meninggal, terdapat 12,1% (4 orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu Hipertensi, kemudian 3,0% (1 orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu Diabetes Mellitus, 18,2% (6 orang) memiliki riwayat penyakit terdahulu > 1 riwayat penyakit, dan 66,7% ( 22 orang ) tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu.

Hasil analisa statistik menggunakan Chi Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (33,3%) nilai expected countnya < 5.


(64)

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Sosiodemografi Penderita Penyakit Jantung Koroner

Hasil penelitian tentang karakteristik penderita penyakit jantung koroner rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006, diperoleh distribusi kasus berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut :

6.1.1 Umur

Proporsi penderita penyakit jantung koroner berdasarkan umur di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

64.1% 23.7%

12.2%

>55 tahun 45 -55 tahun <45 tahun

Gambar 6.1 Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Umur di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

Berdasarkan gambar 6.1 diatas dapat diketahui proporsi tertinggi penderita penyakit jantung koroner berdasarkan umur adalah pada kelompok umur >55 tahun yaitu 64,1%, sedangkan proporsi terendah pada kelompok <45 tahun 12,2%.


(65)

Menurut Siregar ,A tahun 2005, Umur merupakan faktor risiko PJK dimana penambahan usia akan meningkatkan risiko 2 kali lebih besar untuk terjadi PJK. Hal ini berkaitan dengan prevalensi aterosklerosis yang meningkat dengan bertambahnya usia dan penyakit yang merupakan faktor risiko PJK yang lebih banyak terdapat pada usia lanjut.29

Hasil penelitian Fazidah dkk di Rumah Sakit Pirngadi Medan menunjukkan bahwa sebagian besar penderita PJK (78,6%) berusia > 55 tahun, sedangkan usia < 55 tahun hanya 21,4%. Hal ini sesuai pendapat Askandar Tjokroprawiro (1996) bahwa usia antara 40-60 tahun merupakan periode yang paling sering mengalami PJK.29


(66)

6.1.2 Jenis Kelamin

Proporsi penderita penyakit jantung koroner berdasarkan jenis kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

65.5% 34.5%

Pria Wanita

Gambar 6.2 Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

Berdasarkan gambar 6.2 diatas dapat diketahui proporsi tertinggi penderita penyakit jantung koroner berdasarkan jenis kelamin adalah jenis kelamin pria yaitu 65,5% dan proporsi terendah adalah penderita jenis kelamin wanita 34,5%.

Hal ini menunjukkan bahwa penderita PJK laki- laki lebih banyak daripada wanita. Sesuai dengan penelitian Novita (2001) di RSU dr. Pirngadi Medan yang mendapat bahwa penderita PJK laki-laki 55,9% dan perempuan 44,1%.30

Menurut Soeharto, I (2004) pada perempuan sebelum fase menopause memiliki risiko serangan jantung lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini disebabkan adanya hormon estrogen yang bersifat melindungi terhadap kejadian PJK, oleh karena


(1)

72

pendidikan SLTA (11 orang), pekerjaan PNS dan wiraswsta (7 orang), dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas (22 orang), tidak memiliki riwayat penyakit (18 orang).

Hasil analisa statistik menggunakan Chi Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (33,3%) nilai expected countnya < 5.


(2)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

7.1.1 . Karakteristik penderita penyakit jantung koroner berdasarkan sosiodemografi yaitu proporsi tertinggi pada umur >55 tahun yaitu 64,1%, jenis kelamin pria 65,5%, beragama Islam sebesar 50,9% , suku Batak sebesar 73,2% , status perkawinan adalah kawin 97,9 % ,dengan tingkat pendidikan SLTA 36,6%, pekerjaan adalah sebagai PNS 29,6%, tinggal dikota Medan 77,7%.

7.1.2 Berdasarkan keadaan dan riwayat penderita masing-masing distribusi proporsi tertinggi yaitu dengan keluhan utama penderita dengan keluhan nyeri dada 85,1%. 7.1.3 Riwayat penderita dengan penyakit terdahulu proporsi tertinggi tidak memiliki

riwayat penyakit 63,1%.

7.1.4 Berdasarkan keadaan medis diperoleh proporsi tertinggi pada tekanan darah normal 54,7%, kadar gula darah puasa normal 90,6% ,kadar kolesterol total normal 80,8%, kadar kolesterol LDL normal 81,9%, kadar kolesterol HDL normal 79,8%, dan kadar kolesterol Trigliserida normal 85,4%.

7.1.5 Lama rawatan rata-rata penderita penyakit jantung koroner yang dirawat inap adalah 7,13 hari.

7.1.6 Berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang terbanyak adalah pulang dengan berobat jalan 57,5%.

7.1.7 Tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis kelamin (p=0,901).

7.1.8 Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan riwayat penyakit terdahulu (p=0,599).


(3)

7.2 Saran

7.2.2 Perlu adanya penelitian lebih lanjut karena terjadi peningkatan kasus PJK pada penelitian sebelumnya.

7.2.3 Perlu pemeriksaan Medical Chek-up pada semua individu yang beresiko untuk terkena PJK.

7.2.3 Bagi pihak RS Dr.Pirngadi supaya melengkapi pencatatan rekam medis terutama keadaan medis penderita.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bustan, MN,2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.Rineka Cipta , Jakarta.

2. Depkes R.I,2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta.

3. WHO, 2002. The World Health Report 2001. Reducing Risks, Promoting Healthy Life. http://www.who.int/whr/2002.

4. WHO,2007. The Top Ten Causes of Death 2002. http://www.who/ whr.int. 5. WHO,2008. The Top Ten Causes Of Death 2004. http://www.who/ whr.int. 6. Yayasan Jantung Indonesia, 2005. Penyakit Jantung Pembunuh Nomor

Satu, http://www.google.com

7. Dinkes Jateng,2005. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005. http://www.Dinkesjateng.org/profil2005/bab4.htm

8. Depkes R.I, 2005. Survey Kesehatan Rumah Tangga Volume 3 Tahun 2004.Jakarta.

9. Depkes R.I, 2001. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2000. Propinsi Sumater Utara, Medan.

10. Damanik ,P,2000. Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSUP H.Adam Malik medan tahun 2000-2004. FKM USU, Medan.

11. Irfan, A, 2001. Skripsi Mahasiswa : Karakteristik Penderita PJK Rawat Inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2004. FKM USU, Medan.

12. Richard, H, MD, 1980. The American Heart Book. Penerbit The American Heart Associstion, USA.

13. Soeharto, I, 2004. Serangan Jantung dan Stroke. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

14. Rilantono, LI., 1996. Buku Ajar Kardiologi. Penerbit FKUI. Jakarta. 15. Renardi, T, 1992. Pengantar Kardiologi, Widia Medika, Medan.


(5)

16. underwood, JCE., 1999. Patologi Umum dan Sistemik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

17. Anonim .2001.Epidemi PJK. www.kardio-stroke-2.co.id/fakta.asp

18. Tara, Elizabeth, MD., 2003. Buku Pintar Terapi Alami Jantung. Penerbit Intimedia dan Ladang Pustaka, Jakarta.

19. Yatim, Faisal, Dr., 2000. Waspadai Jantung Koroner Stroke Meninggal Mendadak Atasi Dengan Pola Hidup Sehat. Penerbit Pustaka Populer Obor, Jakarta.

20. Gray, H. Huon, dkk, 2005. Lecture Notes Kardiologi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

21. Anwar , TB., 1997. Faktor-faktor Resiko PJK. Bagian Ilmu Gizi FK USU, Medan

22. Kaplan, 1994. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Penatalaksanaan Praktis Faktor-Faktor Risiko. Penerbit EGC, Jakarta.

23. Diah, K., dan Rina, Y., 1999. Perencanaan Menu Bagi Penderita Penyakit Jantung Koroner. Penerbit PT. Trubus Agriwidya, Jakarta.

24. Soegondo,S.dkk., 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

25. Suyono, S., 2004. Patofisiologi Diabetes Mellitus. Penerbit FK UI. Jakarta 26. Butar- butar, R, 2002. Karakteristik Penderita PJK Rawat Inap di

RS.Santa Elisabeth Medan Tahun 1999-2000. FKM USU, Medan. 27. Noor, NN., 1997. Pengantar Epidemiologi. PT Rineka Cipta, Jakarta.

28. Notoadmodjo, S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

29. Siregar, A., Fazidah, dkk, 2005. Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Penderita Rawat Jalan Rumah Sakit Dokter Pirngadi Medan. Majalah Info Kesehatan Masyarakat Vol. IX No. 1

30. Andari, T., Novita, 2001. Skripsi Mahasiswa : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan di RSU Pirngadi Medan Tahun 2001. FKM USU Medan.


(6)

31. Anonim, 1996. Buku Ajar Kardiologi. Penerbit FK UI . Jakarta

32. Pohan, A., Rini,2003. Skripsi Mahasiswa : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di Rumah Sakit Haji MedanTahun 2002-2006. FKM USU Medan.

33. Ridha A, 2004. Skripsi Mahasiswa : Karakteristik Penderita PJK Rawat Inap di Rumah Sakit Tingkat II Kesdam I Bukit Barisan Medan Tahun 2001-2003. FKM USU Medan.