4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Limbah Cair Perikanan
Karakteristik limbah cair merupakan hal yang penting untuk diketahui pada tahap awal proses pengolahan limbah cair. Limbah cair yang digunakan pada
penelitian ini merupakan limbah cair buatan. Pembuatan limbah cair buatan ini berdasarkan penelitian Ibrahim et al. 2009, yaitu limbah potongan daging dan
kulit ikan yang diperoleh dari proses pengolahan fillet ikan dicincang, selanjutnya direbus pada air mendidih selama 10 menit dengan rasio berat ikan kg dan
volume air liter adalah 1:5. Penggunaan limbah cair buatan sebagai pengganti limbah cair dari industri perikanan ini agar lebih stabil selama penelitian.
Karakteristik limbah cair buatan yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3 Karakteristik limbah cair perikanan buatan
Parameter Satuan
Limbah cair buatan
Limbah cair industri perikanan
Total N mgl
802,8 111
BOD
5
mgl 428
184 COD
mgl 1205,33
571 Amonia
mgl 3,5
1,5
Sumber: Ibrahim 2007
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa limbah cair buatan memiliki nilai total N, BOD
5
, COD, dan amonia yang lebih tinggi dibandingkan limbah cair industri perikanan. Hal tersebut menunjukkan, limbah cair buatan dalam
penelitian ini telah mendekati kriteria limbah cair industri perikanan sebenarnya khususnya industri pengalengan tuna dan sardin Ibrahim 2007.
Tingginya total N dalam limbah cair dapat berbahaya bagi organisme di dalam air pada perairan umum karena dapat menyebabkan gas buble diseases
pada ikan, yaitu penyakit yang disebabkan oleh gelembung gas dalam saluran darah Firdus dan Muchlisin 2010. Nilai BOD
5
dan COD merupakan ukuran adanya pencemaran air dan dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah oksigen
terlarut Dwijani et al. 2010. Semakin tinggi BOD
5
dan COD dalam suatu perairan maka perairan tersebut akan semakin tercemar. Sedangkan tingginya
parameter amonia pada air limbah disebabkan karena senyawa ammonia
merupakan produk utama dari penguraian pembusukan limbah nutrient organik Poppo et al. 2008.
Sesuai dengan batasan dari air limbah yang merupakan benda sisa, maka air limbah tersebut merupakan benda yang sudah tidak digunakan lagi. Akan
tetapi, tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah ini tidak dikelola secara baik maka akan menimbulkan
gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada Sugiharto 1987.
4.2 Kondisi Limbah Cair Perikanan dalam Sistem MFC