BOTANI SALAK TINJAUAN PUSTAKA

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. BOTANI SALAK

Tanaman salak Sallaca sumatrana adalah salah satu tanaman asli Indonesia. Tanaman ini termasuk suku palem yang rendah, berakar serabut, tegak, hampir tidak berbatang, cabangnya sangat banyak, berduri dan tingginya 1,5-5 meter Satiadiredja, 1982. Pohon salak Padangsidimpuan dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Klasifikasi dari buah salak dapat sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Palmales Suku : Palmae Marga : Salacca Jenis : Salacca sumatrana. Gambar 1. Pohon salak Daerah pertumbuhan yang baik untuk tanaman salak yaitu pada tanah podsolik dengan ketinggian 700 meter diatas permukaan laut Satiadiredja, 1982. Disamping itu, tanaman salak membutuhkan penyinaran matahari yang tidak langsung dan kelembapan yang tinggi selama pertumbuhannya, sehingga biasanya diantara tanaman salak sering ditanami pohon-pohon yang tinggi dengan daun yang mudah busuk jika telah gugur. Seperti pohon sawo, durian, kecapi, duku, menteng, kemiri, melinjo, aren, pisang, nangka, kelapa dan jengkol. Buah salak tersusun dalam sebuah tandan, terletak diantara pelepah daun. Buah tersebut bersisik coklat sampai kekuningan. Rasanya ada yang asam, manis atau sepat dan daging buahnya terkadang mempunyai konsistensi yang berpasir. Setiap tandan dapat terdiri dari 10-25 buah dan setiap kilogramnya terdapat 10-14 buah Satiadiredja, 1982. Waktu panen buah salak dapat ditentukan dengan cara yang sederhana, yaitu dengan cara menggerak-gerakkan tandan dari tanamannya. Apabila ada buah yang jatuh, maka buah dalam tandan tersebut sudah cukup matang untuk dipanen Sugihat, 1973. Selain itu, kematangan buah salak juga dapat diamati dengan cara memetik salah satu buah salak dari tandannya. Kematangan ditandai dengan melebarnya sisik dan warna biji yang berubah menjadi coklat tua Satiadiredja, 1982. Perbanyakan tanaman biasanya dilakukan dengan menggunakan bijinya Sastrapradja, 1980. Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara cangkokan tunas atau anakan yang lebih menguntungkan dari penanaman dengan biji, karena umur berbuahnya akan lebih cepat yaitu setelah umur 2-3 tahun, sedangkan pohon yang diperbanyak dengan menggunakan biji akan berbuah setelah berumur 4-5 tahun Satiadiredja, 1982.

2.2. DAERAH PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS SALAK