Tabel 8. Parameter model infiltrasi
Philip
Sp dan Kp pada 10 kelas tekstur ISSS No.
Tekstur Ks
cmdetik H
f
cm H
2
O θ
f
cm
3
cm
3
Sp cmdetik
0.5
Kp cmdetik
1 Liat berat
9.31 x 10
-4
-53.3 0.384
0.08 0.00093
2 Liat berpasir
4.19 x10
-4
-33.8 0.392
0.04 0.000419
3 Lempung liat berpasir 4.97 x 10
-4
-31.9 0.375
0.03 0.000497
4 Lempung berpasir
1.61 x 10
-3
-53.0 0.407
0.14 0.0016
5 Pasir
3.14 x 10
-3
-50.7 0.448
0.14 0.00313
6 Liat ringan
9.56 x 10
-4
-44.8 0.434
0.05 0.000955
7 Lempung berliat
2.28 x 10
-4
-31.5 0.334
0.02 0.000227
8 Lempung
1.72 x 10
-3
-54.2 0.501
0.14 0.00171
9 Liat berdebu
4.17 x 10
-4
-42.4 0.429
0.04 0.000416
10 Lempung liat berdebu 3.61 x 10
-4
-17.8 0.436
0.16 0.00036
Keterangan: Nilai H
f
diambil dari Tabel 5.
Gambar 36. Nilai
sorptivity
dan H
f
kelas tekstur
Sand
pada beberapa nilai kadar air awal
θ i
Pada Gambar 36 jelas terlihat bahwa semakin kering kondisi tanah sebelum infiltrasi berlangsung, nilai
sorptivity
juga semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya potensial matrik pada kedalaman
wetting front
. Culligan
et al
. 2005 memperoleh hasil yang hampir sama dimana nilai
sorptivity
meningkat secara non-linier dengan pertambahan kejenuhan efektif rata-rata dan
pertambahan tinggi genangan di permukaan tanah H .
-35 -30
-25 -20
-15 -10
-5 0.05
0.1 0.15
0.2
Sp cmt
0.5
H
f
cm H
2
O
Pasir Lempung
Liat berat
4. 7 Verifikasi hasil simulasi infiltrasi Richards-Darcy
Mengacu ke Tabel 2 dan Gambar 10, terlihat bahwa kadar air tanah hasil dugaan mampu mendekati kadar air tanah hasil pengukuran. Hal ini bisa dilihat
dari koefisien determinasi R
2
yang mencapai kisaran nilai antara 0.9065 – 0.995 Tabel 2 dan fungsi retensi air tanah dugaan yang berhimpit dengan data kadar air
tanah hasil pengukuran Gambar 10. Hasil simulasi numerik proses infiltrasi menggunakan model
Richards- Darcy
telah diuji dengan hasil yang sangat memuaskan pada tanah subtropika yaitu lempung Kanto
dan pasir standar Setiawan, 1992, dan juga pada tanah tropika masing-masing pada tekstur pasir
dan liat berdebu Saleh, 2000 serta tekstur liat berpasir Hermantoro, 2003.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Simpulan
a Parameter fungsi retensi air tanah telah dioptimisasi untuk 10 kelas
tekstur tanah ISSS, yaitu liat berat, liat berpasir, lempung liat berpasir, lempung berpasir, pasir, liat ringan, lempung berliat, lempung, liat
berdebu, dan lempung liat berdebu. b
Simulasi numerik proses infiltrasi satu dimensi telah dikaji menggunakan model infiltrasi
Richards-Darcy
. Hasil simulasi numerik menunjukkan
bahwa model
infiltrasi
Richards-Darcy
mampu memodelkan proses infiltrasi dengan melibatkan sifat-sifat fisik dan
hidrolik tanah sebagai peubah penduga. Hasil simulasi numerik juga mampu menggambarkan profil potensial matrik, kadar air, dan
konduktivitas hidrolik tanah takjenuh selama proses infiltrasi pada hampir semua kelas tekstur, kecuali pada tekstur lempung liat berdebu.
c Hasil simulasi numerik pendugaan infiltrasi kumulatif sebagai fungsi
waktu memberikan hasil yang memuaskan pada kelas tekstur pasir, lempung, lempung berpasir, liat berat, dan liat ringan. Dengan
menempuh waktu yang sama, ke-5 kelas tekstur tersebut berturut-turut memberikan nilai kedalaman
wetting front
dan rata-rata fluks aliran air dari terbesar ke terkecil.
5. 2 Saran
Penelitian ini merupakan kajian teoritis mengenai proses infiltrasi satu dimensi yang melibatkan data sifat-sifat fisik dan hidrolik tanah sebagai
peubah penduga. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan diperlukan penanganan yang sangat hati-hati mulai dari prosedur pengambilan contoh
tanah di lapang sampai penetapan sifat-sifat fisik dan hidrolik tanah di laboratorium terutama dalam penetapan nilai kadar air pada berbagai nilai
pF. Selain itu kinerja perangkat lunak proses infiltrasi perlu terus diuji kehandalannya dengan melakukan pengukuran status air di lapangan pada
saat survey tanah dilakukan.