Luki Y., Rifa K., Nina A. D.
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,75-80 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
fasilitator saja dan siswa yang aktif sepenuhnya dalam mencari informasi yang dibutuhkan di
dalam LKS. Kemudian setiap kelompok
menyimpulkan hasil praktikumnya di dalam kelas. Pembelajaran dilakukan dengan siswa
pada masalah yang akan dicari jawabannya. Untuk menemukan jawaban atas permasalahan
yang diajukan guru, siswa dapat mencarinya dengan melakukan kegiatan praktikum bersama
teman kelompoknya sesuai acuan yang ada dalam LKS. LKS yang diberikan guru kepada
setiap kelompok memiliki topik yang berbeda. Pada pertemuan ini materi yang dipelajari yaitu
jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersiya. Sebelum memasuki
pembahasan jenis koloid, peneliti memberikan apersepsi terlebih dahulu kepada siswa sesuai
dengan konsep yang akan dibahas, yaitu peneliti
menggambil “Debu” sebagai pangantar dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai, siswa
bersama kelompoknya memecahkan masalah yang telah disajikan di dalam LKS untuk dicari
solusi atau penyelesaiannya.
c. Tahap Observasi
Pada pelaksanaan
kegiatan belajar
mengajar siklus I, pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam
melakukan kegiatan pembelajaran dengan model PBL. Adapaun lembar pengamatan tersebut
berupa lembar observasi yang terdiri dari berbagai tahapanlangkah model PBL yang
diturunkan
menjadi beberapa
indikator. Indikator-indikator tersebut kemudian menjadi
subjek pengamatan
observer yang
mengobservasi kegiatan
belajar mengajar
dengan memberikan tanda ceklis pada kolom Ya atau Tidak serta apaila diperlukan suatu
komentar dapat ditambahkan pada kolom catatan.
Berdasarkan lembar
observasi dapat
diketahui bahwa tidak semua tahapan model PBL dilakukan oleh siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa indikator
seperti pada
tahap ke-2,
mengorganisasi siswa
dalam masalah,
indikatornya adalah siswa mulai menuliskan konsep-konsep
yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi, namun siswa tidak
melakukan tahapan ini. Selain itu, terdapat tahapan lainnya yaitu pada tahap terakhir atau
ke-5, melakukan analisis evaluasi hasil kerja kelompoknya dalam pemecahan masalah. Siswa
tidak melakukan tahapan tersebut, menurut catatan yang terdapat dalam lembar observasi
tersebut menyebutkan bahwa, kegiatan analisis pemecahan masalah tidak dilakukan siswa
dengan
tidak adanya
siswa yang
bertanyamenanyakan hal-hal
yang telah
didiskusikan. Pada siklus I untuk indikator sikap siswa terhadap permasalahan yang disajikan
ternyata masih rendah, yaitu 60,53. Sedangkan pada
indikator respon
siswa terhadap
implementasi PBL dalam konsep koloid cukup baik. Hal ini didukung oleh persentase
pernyataan siswa yang menjawab ya pada pernyataan tersebut sebesar 75. Hal ini cukup
membuktikan bahwa model PBL menarik minat dan antusias siswa dalam memeroleh konsep
koloid. Dengan demikian siswa cukup merespon positif model PBL yang diterapkan dalam
pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siklus I, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil
belajar siswa menunjukan nilai sebesar 75,47 dan terdapat 15 dari 38 siswa yang belum
mencapai KKM. KKM yang ditetapkan dalam penelitian
ini adalah
78 dan
indikator keberhasilan
penelitian adalah
75. Keberhasilan yang dicapai siswa dalam siklus I
ini adalah sebesar 60,53. Angka ini belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian
yang mencapai 75. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian harus berlanjut ke siklus selanjutnya.
d. Tahap Refleksi