sebelum tersedia cukup bukti = lebih didasarkan pada akal sehat common sense dan pandangan otoritas.
Pendekatan a-posteriori artinya menarik kesimpulan setelah memperoleh cukup fakta, data dan informasi.
Untuk gejala-gejala sosial yang bersifat sederhana dapat digunakan cara penarikan kesimpulan dengan
pendekatan a-priori.
Sedangkan untuk gejala-gejala sosial yang bersfat kompleks dan multidimensional, di dalam menarik
kesimpulan perlu digunakan pendekatan a-posteriori. Dalam hal ini, diperlukan dukungan fakta, data dan
informasi yang akurat dan aktual.
HINDARI G – I – G – O Garbage In – Garbage Out
Dari ruang lingkup kajian terhadap gejala sosial, dapat dibedakanantara :
a. Pendekatan reduksionistik
b. Pendekatan teleogis
Pendekatan reduksionis adalah sebuah pendekatan yang melihat gejala sosial dari sudut yang lebih
sempit tetapi mendalam. Sebaliknya pendekatan teleogis, melihat gejala sosial dari sudut pandang
yang luas dan jangka panjang. Pemerintahan sebagai salah satu gejala sosial dapat
dilihat dari pendekatan reduksionis maupun pendekatan teleogis.
Kekuaaan yang dibahas di sini adalah kekuasaan yang sah atau kewenangan otoritasathority.
Ilmu pemerintahan tidak berbicara bagaimana memperoleh kekuasaan, melainkan bagaimana
menjalankan kekuasaan yang sah
Di dalam menjalankan kekuasaan yang sah, pemerintah dibatasi oleh :
a. aturan hukum; b. norma-norma;
c. keputusan; d. etika;
Pada masyarakat yang makin maju, peranan norma dan etika menjadi lebih dominan
dibandingkan aturan hukum yang tertulis. Hubungan
antara pemerintah
dengan masyarakat
maupun antar
anggota masyarakatlebih banyak didasarkan pada
saling pengertian dan pemahaman bersama. Aturan hukum tertulis digunakan pada tahap
terakhir
apabila kesepakatan,
saling pengertian
dan pemahaman
tidak memberikan hasil yang diharapkan.
1 Tahap pertama, Tahap pengamatan, dengan menggunakan
pendekatan yang bersifat
heuristic
2 Tahap kedua, Tahap pengalihan gejala-gejala yang
dipandang sebagai kenyataan-kenyataan pemerintahan melalui angket, wawancara
dsb;
3 Tahap ketiga, Tahap deskripsi, analisis, penjelasan dan
pemahaman
Metode yang digunakan untu memahami gejala pemerintahan
Metodologi Fenomenologis
Metode yang
digunakan untuk
memahami ilmu pemerintahan terapan
Fraxeology Impact Model
Menentukan, Menguji, mengoreksi dan mengembangkan diri sehingga terus menerus berfungsi Freud. N.
Kerlinger, 1973; 6-7
MIP Ke dalam
Ke luar 1 Sasaran heuristik
2 Kaitan antar ilmu 3 Model-model penerapan
Bangsa negara Rakyat Pemerintah
Hubungan kerakyatan Daerah
3 Generasi
4 Generasi I
II III
I II
III IV
MIP Ke dalam
Ke luar
Hubungan Antara MIP dengan Metodologi Penelitian MP
Mentodologi Angka
8
MP IP
S
MI T
MM
Metodologi Mempelajari
lmu Pemerintahan
Menurut Prof. Soewargono
Memerintah Suatu Negara
1. Menetapkan arah 2. Memberi bentuk
3. Memimpin
kekuatan masyarakat
Menuju tujuan yang telah
ditetapkan oleh negara
1 dari segi materiil, memerintah berarti menetapkan kebijakan-
kebijakan;
2 dari segi formal, memerintah berarti membuat keputusan-
keputusan yang mengikat;
3 dari segi politik, memerintah berarti melaksanakan kekuasaan