11 monosit dan limfosit. Pembagian ini didasarkan ada atau tidaknya butiran dalam
sitoplasma Frandson 1996.
1. Neutrofil
Morfologi neutrofil normal secara umum sama pada setiap spesies mamalia domestik. Kromatin dari nukleusnya mengalami pemadatan dan
bersegmen-segmen. Neutrofil dikatakan matang apabila dia mempunyai minimal dua lobus. Sitoplasmanya umumnya tampak polos atau merah muda
dan sedikit basofilik Harvey 2001.
Gambar 2
Neutrofil mencit perbesaran 100x Sumber: Theml et al. 2004 Neutrofil diproduksi dalam sumsum tulang bersama-sama sel granulosit
lainnya. Jumlah neutrofil terbanyak kedua setelah sel limfosit dalam peredaran darah perifer mencit yaitu sebesar 20-30 dari total leukosit Weiss dan
Wardrop 2010. Neutrofil dapat bertahan 4-8 jam dalam sirkulasi dan 4-5 hari dalam jaringan. Ada tiga cara neutrofil masuk ke dalam jaringan yaitu
diapedesis melalui endotel pembuluh darah, ameboid motion, chemotaxis melalui rangsangan zat kimiaGuyton dan Hall 2006 .
Netrofil merupakan baris pertahanan pertama jika seekor hewan atau manusia terinfeksi bakteri, virus, dan sel asing. Neutrofil berusaha menyerang
dan merusak agen tersebut melalui proses yang dinamakan fagositosis Guyton dan Hall 2006. Proses ini dilakukan dengan cara mengurung bakteri
mikroorganisme asing di dalam sitoplasmanya yang mengandung enzim proteolitik. Enzim ini mampu mencerna dinding sel dan setelah melakukan
12 fagositosis neutrofil menjadi inaktif dan mati bersama dengan mikroorganisme
asing yang menghasilkan nanah yang nantinya akan diserap kembali oleh tubuh Tizard 1987. Peningkatan jumlah neutrofil dalam peredaran darah terjadi
akibat adanya infeksi akut, sedangkan penurunan jumlah neutrofil disebabkan infeksi yang berjalan kronis Wick 1997. Penurunan jumlah neurofil
disebabkan karena tidak mampunya neutrofil melawan agen infeksi sehingga merangsang peningkatan makrofag dan monosit di dalam tubuh Tizard 1987.
2 Eosinofil
Eosinofil mempunyai granul yang besar dan bersifat asidofilik karena menyerap warna dari eosin. Nukleus dari eosinofil hampir sama dengan
neutrofil tapi cenderung mempunyai lobulasi sedikit. Sitoplasmanya biasanya sedikit berwarna biru Harvey 2001. Jumlah eosinofil yang bersirkulasi di
dalam tubuh sekitar 0-7 Weiss dan Wardrop 2010. Eosinofil diproduksi dalam jumlah banyak jika seekor hewan atau manusia terinfeksi oleh parasit.
Meskipun sebagian besar parasit terlalu besar untuk difagositosis oleh eosinofil namun eosinofil dapat melakukan ini dengan cara menempel pada parasit.
Setelah itu melepaskan beberapa substrat yaitu enzim hidrolitik dari granulnya, melepaskan bentuk oksigen yang sangat reaktif yang dapat mematikan parasit,
atau melepaskan polypeptida yang larvasida dari granulnya Guyton dan Hall 2006.
Gambar 3 Eosinofil mencit perbesaran 100x Sumber: Theml et al. 2004
Selain itu eosinofil juga memiliki kecenderungan untuk mengumpul pada jaringan dimana reaksi alergi terjadi. Hal ini terjadi karena ternyata sel
13 eosinofil dan basofil ikut berpartisipasi dalam reaksi alergi dan shock
anafilaksis Swenson et al. 1993. Basofil melepaskan chemotaxis eosinofil yang menyebabkan eosinofil bermigrasi ke radang jaringan akibat alergi.