Pengaruh Vaksin S. agalactiae terhadap jumlah pulpa putih dan

48 dengan sel limfosit T Wibawan et al. 2003; Kim et al. 2010; Haveman et al. 2010. Namun responnya lambat karena kelompok T belum pernah terpapar antigen tersebut sebelumnya. Akibat nya mobilisasi limfosit ke jaringan berjalan lambat sehingga sirkulasinya di pembuluh darah lebih tinggi.

2. Pengaruh Vaksin S. agalactiae terhadap jumlah pulpa putih dan

diameternya pada limpa mencit Limpa berfungsi sebagai organ yang menyaring darah dan membuang partikel antigen serta sel darah yang sudah tua. Limpa memiliki kapsul yang kaya otot polos dan serat elastis. Bagian parenkimnya dibagi menjadi dua bagian yaitu pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah merupakan bagian untuk menyimpan eritrosit, penjeratan antigen dan eritropoiesis, sedangkan pulpa putih tempat terjadinya proses tanggap kebal Bacha dan Bacha 2000. Berikut hasil dari penghitungan dan analisa statistik jumlah dan diameter pulpa putih setelah divaksinasi dengan vaksin S. agalactiae yang diradiasi disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Jumlah dan diameter pulpa putih limpa mencit setelah vaksinasi dengan vaksin S. agalactiae yang diradiasi. Kelompok Jumlah pulpa putih Diameter pulpa putih µm Kontrol 12.33±1.53 a 0.228±0.024 a Vaksin 13.33±0.57 a 0.213±0.030 a Vaksin tantang 14±3.6 a 0.232±0.053 a Tantang 15±2.0 a 0.199±0.019 a Keterangan: Huruf superskrip berbeda pada kolom yang sama menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P0.05. Pada tabel di atas terlihat bahwa kelompok V mempunyai jumlah pulpa putih lebih banyak daripada kelompok K namun mempunyai diameter yang hampir sama. Pulpa putih merupakan tempat terjadinya proses tanggap kebal dan terdiri dari folikel primer dan sekunder Bacha dan Bacha 2000. Masuknya antigen atau vaksin akan meningkatkan jumlah folikel dan merangsang folikel primer yang sebagian besar terdiri dari sel B membentuk germinal center dan 49 berubah menjadi folikel sekunder Tizard 1987. Inilah yang menyebabkan jumlah pulpa putih pada kelompok V meningkat. Gambar 25 Limpa mencit kelompok kontrol Gambar 26 Limpa mencit kelompok vaksin tantang Pada kelompok VT mempunyai jumlah pulpa putih lebih banyak daripada kelompok V. Hal ini disebabkan karena kelompok VT mengalami dua kali paparan antigen, pertama antigen yang berasal dari vaksin, kedua antigen yang berasal dari tantangan. Akibatnya jumlah folikel atau pulpa putih yang terbentuk pun semakin banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian Pribadi et al. 1996 yang melakukan penelitian pada babi yang divaksin dan ditantang Pasteurella 0.5 mm 0.5 mm 50 multocida. Hasilnya menyatakan bahwa kelompok yang ditantang dan kelompok yang divaksin dan ditantang memperlihatkan jumlah folikel dan pusat germinal yang lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol dan kelompok yang divaksin. Pada tabel 10 juga terlihat perbedaan antara kelompok vaksin tantang dengan tantang. Pada kelompok tantang mempunyai jumlah pulpa putih paling banyak namun memiliki diameter paling kecil diantara kelompok lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya tantangan sehingga timbul respon dari limpa berupa peningkatan dan perkembangan folikel untuk melawan antigen tersebut Tizard 1987. Namun respon ini masih lambat karena belum terbentuknya antibodi atau imunitas karena belum pernah terpapar antigen tersebut sebelumnya akibatnya pembentukan germinal center menjadi lambat sehingga pada saat nekropsi folikel yang terbentuk diameternya masih kecil. Lain halnya dengan kelompok vaksin tantang walaupun jumlah folikelnya lebih sedikit daripada kelompok tantang, kelompok ini mempunyai diameter pulpa putih lebih besar daripada kelompok tantang. Hal ini disebabkan karena kelompok vaksin tantang telah memiliki antibodi terhadap antigen yang digunakan saat penantangan akibat adanya vaksinasi sebelumnya. Berdasarkan penelitian Tuasikal 2012 kelompok yang divaksinasi dengan vaksin S. agalactiae yang diradiasi mempunyai IgG lebih tinggi daripada kelompok yang tidak divaksin. Adanya antibodi ini akan mempercepat proliferasi limfosit pada saat antigen masuk. Peningkatan limfosit pada pulpa putih akan menyebabkan bertambah luasnya folikel Sari 2011. Menurut Guyton dan Hall 2006 Semakin luas folikel dan Germinal center menandakan adanya peningkatan jumlah sel B yang matang dan siap untuk melakukan respon imun terhadap benda asing.

3. Pengaruh vaksin S. agalactiae terhadap luasan sumsum tulang mencit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Limpa Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

1 107 58

Pengaruh Pemberian Madu terhadap Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus) yang Diberi Plumbum Asetat

2 49 90

Efek Radioprotektif Ekstrak Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Diferensiasi Sel Leukosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 14 160

Efek Radioprotektif Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Gambaran Eritrosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 17 133

Pengaruh Pemberian Ekstrak Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Gambaran Diferensiasi Leukosit dan Luasan Sumsum Tulang Mencit (Mus musculus)

0 13 130

KADAR KREATININ DARAH MENCIT (Mus musculus) AKIBAT PEMBERIAN MINUMAN KEMASAN GELAS Kadar Kreatinin Darah Mencit (Mus musculus) Akibat Pemberian Minuman Kemasan Gelas.

0 0 15

KADAR KREATININ DARAH MENCIT (Mus musculus) AKIBAT PEMBERIAN MINUMAN KEMASAN GELAS Kadar Kreatinin Darah Mencit (Mus musculus) Akibat Pemberian Minuman Kemasan Gelas.

0 0 12

Uji Sensitivitas Sel Punca Mesenkimal dari Sumsum Tulang Mencit (Mus Musculus) Terhadap Poliovirus Tipe-1

0 0 8

Pengaruh Pemberian Taurin terhadap Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Karsinogen Benzo

0 1 11

GAMBARAN HISTOPATOLOGI LIMPA MENCIT (Mus musculus) YANG DIINFEKSI Toxoplasma gondii SECARA INTRAVAGINA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 54