34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.2. Hewan Uji
Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus galur Sparague Dawley sebanyak 30 ekor, berumur 2 bulan, berjenis
kelamin jantan dengan berat 150-250 gram.
3.3.3. Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah reagen kit kolesterol total, reagen kit trigliserida, Na CMC,
Simvastatin Kimia Farma, akuabides, etanol 70, akuades, pereaksi dragendorff, pereaksi Mayer, HCl 2N, asam sulfat pekat, H
2
SO
4
1 M, FeCl
3,
NaCl 10, FeCl3 0,1, NaOH, Kloroform, AlCl
3
, Na
2
CO
3
, NaNO
2
, Rutin Hidrat Sigma, Asam Galat Sigma, Reagen Folin ciocalteu Merck, dan metanol.
3.4. Cara Kerja
3.4.1. Persiapan Hewan Uji
Hewan uji diaklimatisasi selama ±14 hari dengan tujuan untuk mengadaptasikan hewan uji dengan lingkungannya yang baru dan
mengurangi stres pada tikus yang dapat mempengaruhi metabolisme dan mengganggu penelitian. Setiap tikus diberi makan dan minum.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keadaan umum hewan uji meliputi berat badan dan keadaan fisiknya. Tikus yang
diikutsertakan dalam percobaan ini adalah tikus yang sehat dengan ciri-ciri mata jernih, bulu tidak berdiri, warna putih bersih, aktif,
tingkah laku normal, dan mengalami peningkatan berat badan Purwanti, 2012.
3.4.2. Penentuan Dosis Bahan Uji
Dikarenakan pengujian efek antihiperlipidemia pada ekstrak metanol buah parijoto Medinilla speciosa Blume baru pertama kali
dilakukan sehingga belum ada acuan dosis penggunaan ekstrak ini
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
secara langsung sebagai antihiperlipidemia. Maka dari itu penelitian ini digunakan dosis skrining yaitu Dosis I 5 mgKgBBhari, Dosis II
50 mgKgBBhari, dan Dosis III 500 mgKgBBhari. Setelah dikonversi ke dosis hewan dengan dikali 0,018 dan di kali 10 sebagai
faktor farmakokinetik konversi dosis pada 200 g bb tikus yaitu : Dosis I 0,9 mg200 bbhari, Dosis II 9 mg200 bbhari, dan Dosis III 90
mg200 bbhari.
3.4.3. Penentuan Dosis Simvastatin
Dosis lazim simvastatin pada manusia adalah 10-20mghari Dipiro, 2005. Dosis simvastatin yang digunakan pada percobaan
adalah 10 mghari. Dosis tikus didapatkan dari perkalian dengan faktor konversi dari manusia ke tikus yaitu 0,018 dan faktor
farmakokinetik yaitu 10. Dosis untuk tikus adalah 10 mg x 0,018 x 10 = 1,8 mg200 g bb per hari.
3.4.4. Penyiapan Bahan Uji
3.4.4.1. Pembuatan Ekstrak etanol 70 Buah parijoto
Buah Medinilla speciosa Blume yang digunakan pada penelitian ini setelah dikumpulkan. Selanjutnya dilakukan
sortasi basah untuk dipisahkan dari kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing sehingga dapat mengurangi jumlah
pengotor yang ikut terbawa dalam bahan uji kemudian dicuci dengan air. Kemudian dihaluskan dengan diblender dan
dimaserasi dengan etanol 70 selama 2-3 hari. Maserat yang nanti terbentuk selanjutnya diuapkan menggunakan rotatory
evaporator dengan suhu ± 45
o
C. Selanjutnya filtrat diuapkan menggunakan cawan penguap didalam waterbath suhu ±
45
o
C hingga diperoleh ekstrak kental kemudian ekstrak kental yang diperoleh ditimbang. 38,972 g dan dikeringkan
dengan cara freeze dried.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.4.2. Pembuatan Suspensi Ekstrak etanol 70 Buah Parijoto
Ekstrak etanol 70 bauh parijoto sesuai dengan dosis yang telah ditentukan disuspensikan dengan Na CMC 0,5.
Pembuatan suspensi ini dimulai dengan dosis tertinggi yaitu 90 mg ekstrak 200 g bb dosis III. Dosis I dan dosis II
diperoleh dengan cara mengencerkan dosis III. Suspensi yang sudah dibuat nantinya kan diberikan peroral ke hewan
uji dengan volume yang disesuaikan dengan berat badan Lampiran 2.
3.4.4.3. Pembuatan suspensi Simvastatin
Simvastatin disuspensikan dalam larutan CMC 0,5. Tiap 3 ml suspensi simvastatin, mengandung 1,8 mg
simvastatin Lampiran 3.
3.4.4.4. Pembuatan Larutan Na CMC 0,5
Larutan Na CMC yang dibuat dengan cara menimbang Na CMC sejumlah 0,5 g dan dikembangkan
dalam akuades dengan dipanaskan pada suhu 60
o
C sebanyak 10 ml 20 kali berat Na CMC selama 30 menit lalu
dihomogenkan. Volume larutan dicukupkan hingga 100 ml kemudian dihomogenkan kembali Lampiran 3.
3.4.4.5. Pembuatan Makanan Induksi Kolesterol dan Lemak
Makanan induksi kolesterol dan lemak yang diberikan ke hewan uji dibuat dengan komposisi kuning telur sebesar
80, sukrosa 65 sebesar 15, dan lemak hewan sebesar 5. Dibuat dalam bentuk emulsi, semua bahan dicampurkan,
kemudian dikocok dengan kecepatan tinggi hingga homogen dan dibuat baru setiap hari dan diberi peroral ke hewan uji
dengan volume yang sesuai dengan berat badan Lampiran 4.
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.5. Penapisan Fitokimia Kualitatif Ekstrak Etanol 70 Buah Parijoto
Penapisan fitokimia dilakukan pada ekstrak kental dan ekstrak kering. Penapisan ini dilakukan untuk melihat adanya senyawa
metabolit sekunder secara kualitatif, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, Glikosida, dan terpenoid. Prosedur pengujiannya adalah
sebagai berikut: a. Identifikasi senyawa alkaloid
Ekstrak ditimbang 10 mg dilarutkan dalam asam klorida encer disaring, filtrat diguanakan untuk identifikasi
senyawa alkaloid. Filtrat yang diperoleh dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing bagian berturut-turut direaksikan dengan pereaksi
Dragendorff, dan perekaksi Mayer. Terbentuknya endapan berwarna kuning yang ditetesi dengan pereaksi Mayer dan
endapan berwarna merah pada ekstrak yang ditetesi dengan pereaksi dragendorf menunjukkan hasil positif adanya alkaloid
Tiwari et al, 2011 dan Niswah, 2014. b. Identifikasi senyawa flavonoid
Ekstrak parijoto ditetesi dengan larutan NaOH. Adanya perubaha menjadi warna kuning dan ketika ditambahkan larutan
asam warna menjadi pudar menunjukkan hasil positif adanya flavonoid Tiwari et al, 2011.
c. Identifikasi senyawa Saponin Uji Forth
Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 ml air panas. Selanjutnya dikocok kuat selama 10 detik, akan terbentuk
buih yang mantap setinggi 1-10 cm selama 10 menit. Kemudian ditambahkan 1 tetes HCl 2N dan diamati Guevera, 1985 dalam
Wachidah,2013.
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Identifikasi senyawa tanin Ekstrak ditimbang 0,5 g ekstrak direbus dalam 10 mL air
dalam tabung reaksi dan disaring. Kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl3 0,1 dan diamati warna hijau kecoklatan
atau biru kehitaman Ayoola et al, 2008. e. Identifikasi Senyawa Glikosida
Metode Keller-Killiani Ekstrak sebanyak 10 mg lalu ditambahkan 3 ml
pereaksi FeCl
3
kemudian diadukdan dipindahkan campuran ke dalam tabung reaksi. Diteteskan 1 ml larutan asam sulfat pekat
melalui dinding tabung reaksi. Biarkan campuran beberapa lama sehingga terbentuk warna dari merah kecoklatan, yang mungkin
berubah menjadi biru atau lembayung. Perubahan tersebut menunjukkan reaksi positif terhadap 2-deoksi-gula Guevera,
1985 dalam Wachidah,2013. f.
Identifikasi Terpenoid Sebanyak
0,5 g
ekstrak ditimbang
kemudian ditambahakan 2 ml klorofom. Sebanyak 3 ml H
2
SO
4
ditambahkan dengan hati-hati untuk membentuk lapisan. Perubahan warna
menjadi coklat kemerahan pada antar lapisan mengindikasikan adanya terpenoid Ayoola et al, 2008.
3.4.6. Standarisasi Ekstrak Etanol 70 Buah Parijoto