Rumusan masalah Tujuan Manfaat

2 pemangku kepentingan Kabupaten Rembang terus menggali dan mengembangkan potensi daerah sebagai daya tarik wisata. Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang adalah program pengembangan Bonang - Binangun - Sluke BBS dengan Bonang sebagai kawasan obyek wisata religius, Binangun sebagai kawasan obyek wisata bahari, dan Sluke sebagai obyek wisata bahari dan wisata religius. Adapun upaya pengembangan Binangun sebagai obyek wisata perlu memperhatikan kelestarian lingkungan, mengingat pekanya kawasan tersebut. Desa Binangun terletak 18 km di sebelah timur Kota Rembang, mempunyai lokasi yang strategis karena terletak di antara 2 kota besar, yaitu Semarang dan Surabaya. Pantai Binangun juga mempunyai panorama alam yang indah dan sering dijadikan sebagai tempat singgah bagi yang ingin beristirahat saat menempuh perjalanan. Hal ini disebabkan oleh pemandangan laut dan perbukitan mengingat keberadaannya pada sebuah teluk serta ditambah panorama matahari tenggelam membuat pengunjung berlama-lama di tempat tersebut. Pantai Binangun berdekatan dengan obyek wisata Watu Layar, Petilasan Sunan Bonang, serta pusat belanja ikan kering dan hasil laut lainnya. Selain itu, terdapat “Karang Gosong” sekitar 4 km dari pantai dengan terumbu karang dan ikan-ikan di sekitarnya semakin menambah daya tarik daerah tersebut.

1.2. Rumusan masalah

Kurangnya perhatian pemerintah daerah setempat menjadikan Pantai Binangun belum berkembang. Pada kawasan Binangun telah dibangun berbagai fasilitas oleh pihak swasta dalam upaya meningkatkan daya tarik wisata. Fasilitas yang sudah ada antara lain hotel, rumah makan, dan dilengkapi dengan arena bermain anak-anak. Sementara itu, terdapat warung makan dan kios-kios yang menjual kerajinan atau makanan dari hasil laut milik masyarakat yang berada di sekitar kawasan. Namun, penataan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut masih kurang sehingga dapat berpengaruh negatif terhadap persepsi pengunjung yang pernah singgah di tempat tersebut. Pemanfaatan sumberdaya juga masih kurang memperhatikan kelestariannya sehingga dapat menyebabkan penurunan kondisi lingkungan. Belum adanya aturan dan pengawasan yang ketat, memberikan peluang kepada masyarakat untuk 3 mengambil ikan-ikan di “Karang Gosong” untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual. Beberapa waktu yang lalu juga terjadi pengambilan terumbu karang untuk bangunan atau hiasan akuarium. Kurangnya upaya pengelolaan potensi yang ada dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata menjadikan Pantai Binangun belum berkembang. Diduga jika dilakukan pengelolaan dengan baik, maka Pantai Binangun memiliki potensi sebagai kawasan ekowisata, melalui optimalisasi pemanfaatan jasa-jasa lingkungan dalam bentuk wisata bahari yang berbasis konservasi dan masyarakat untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Mengetahui potensi dan kondisi pesisir Binangun sebagai suatu kawasan wisata alam 2. Menyusun alternatif strategi pengelolaan untuk pengembangan ekowisata bahari di kawasan Binangun 3. Menyusun pola ruang kawasan Binangun

1.4. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak- pihak yang terkait dalam pengembangan kawasan Binangun dan pentingnya kelestarian sumberdaya alam demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Khususnya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan serta menambah pendapatan asli daerah setempat. Selain itu, hasil studi ini dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi pihak pengelola kawasan dalam membuat kebijakan pengelolaan, dengan melihat keseimbangan manfaat ekologi dan ekonomi.

II. TINJAUAN PUSTAKA