V. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kerusakan mangrove yang terjadi di Kecamatan Teluk Bintan diantaranya disebabkan oleh penebangan pohon mangrove untuk bahan bakar pembuatan
genteng dan pembangunan infrakstruktur seperti jalan raya, pelabuhan tangkahan untuk nelayan serta adanya pembuatan tambak;
2. Nilai ekonomi total ekosistem mangrove yaitu Rp 23,304,128,000; artinya
bahwa ekosistem mangrove menyumbang nilai ekonomi yang besar terhadap masyarakat sekitar. Rehabilitasi perlu dilakukan untuk mengembalikan
mangrove mendekati kondisi awal dengan memperhatikan hasil nilai klaim kerusakan mangrove;
3. Strategi pengelolaan ekosistem mangrove di Kecamatan Teluk Bintan adalah
kebijakan membuat peraturan daerah, kebijakan pembentukan hutan kemasyarakatan dan kebijakan konservasi dan rehabilitasi. Kebijakan membuat
peraturan daerah menjadi prioritas utama karena diperlukan payung hukum dengan membuat peraturan daerah terkait pengelolaan ekosistem mangrove di
Kecamatan Teluk Bintan
. Saran
Dari hasil penelitian ini maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah sebagai lembaga yang bertugas terhadap peraturan-peraturan yang
terkait dengan hukum lingkungan harus melaksanakan secara baik dan bertindak tegas terhadap tindak pelanggaran terhadap mangrove. Selain itu pemerintah
juga perlu memfasilitasi kegiatan sosialisasi terkait rencana pengembangan, peraturan-peraturan dan pelatihan kepada masyarakat Teluk Bintan;
2. Perlu adanya upaya peningkatan kesadaran dan masyarakat dalam bentuk
peningkatan intensitas penyuluhan untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam mengelola ekosistem mangrove di Kecamatan
Teluk Bintan;
3. Hasil analisis nilai klaim kerusakan menggunakan Habitat Equivalency Analisys
diharapkan menjadi salah satu rujukan dalam upaya pengelolaan ekosistem mangrove; dan
4. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai potensi pengembangan ekosistem
mangrove di KecamatanTeluk Bintan.