209 Strategi Pengelolaan Mangrove Melalui Analisis Tingkat Kerusakan (Studi Kasus Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan)
hasil pengukuran menunjukkan kisaran 6,18- 8,35. Satheeshkumar et al. 2011
mangrove dapat tumbuh dengan baik pada oksigen terlarut berkisar 3.71 –5.33
mgL dan pH berkisar 7.05-8.36. Ditambahkan Khaula et al. 2008, oksigen
terlarut 3.24 -5.47 mgL, pH air 7.15- 8.17 dan pH tanah 7.68-8.72 merupakan kisaran yg optimal untuk tumbuhnya mangrove.
Struktur Vegetasi Mangrove di Lokasi Penelitian
Jenis mangrove yang mendominasi di Kecamatan Teluk Bintan adalah Rhizophora apiculata
dan Xylocarpus granatum. Mangrove jenis ini tumbuh pada tanah berlumpur halus, banyak dijumpai di sepanjang sungai pasang surut dan
perairan yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat secara permanen. Terdapat kemiripan jenis yang ditemukan di masing- masing stasiun karena habitat
tumbuh jenis mangrove mayoritas sama setiap stasiun. Noer et al. 2006, menyatakan bahwa mangrove jenis Rhizophora apiculata dan Xylocarpus
granatum
biasanya tumbuh pada tanah yang halus dan tergenang pada saat pasang normal, seringkali tumbuh mengelompok dalam jumlah besar dan di lingkungan
payau yang tidak terlalu asin. Ditambahkan oleh Udoh 2016, pasokan air tawar dari hulu yang terus menerus biasanya membawa lumpur, sedimen dan bahan
organik sehingga semua memainkan peran dalam regenerasi, pertumbuhan dan produktivitas bakau.
Pada stasiun 7 ditemukan jenis mangrove Lumnitzera racemose dimana jenis ini tidak ditemukan di stasiun lain, hal ini karena stasiun ini di dominasi oleh
substrat yang padat dan berada di sepanjang sungai. Ditemukan juga mangrove jenis Lumnitzera littorea distasiun 3, 8 dan 9 karena pada stasiun ini didominasi
oleh substrat halus dan berlumpur sehingga jenis Lumnitzera littorea dapat tumbuh subur
.
Nypah hanya ditemukan di stasiun 8 karena pada stasiun ini berada di pinggir
sungai yang masukan air tawarnya tinggi sehingga cocok bagi kehidupannya. Ali et al.
2009 menyebutkan bahwa nypa sebagai palma hidup menjalar di tanah, batang terendam lumpur dan hanya roset daunnya yang muncul di atas tanah
sehingga menampakkan seolah- olah tidak berbatang. Palma ini dapat tumbuh di dalam wilayah perairan yang berlumpur, agak tawar sepanjang masih dipengaruhi
pasang-surut air laut.
Kerapatan relatif pada lokasi penelitian yang paling tinggi didominasi oleh Rhizophora apiculata, Xylocarpus granatum, Scyphiphora hydrophyllacea
dan Excoecaria agallocha.
Kerapatan vegetasi mangrove dalam suatu ekosistem memberikan perlindungan terhadap biota yang menempati tempat ini dari faktor
alam dan hewan predator. Menurut Skilleter dan Warren 1999 dalam Schaduw 2008, kerapatan pada suatu ekosistem berpengaruh pada biota yang berasosiasi
didalamnya, ekosistem mangrove digunakan sebagai tempat perlindungan bagi biota yang hidup didalamnya seperti ikan dan moluska. Nilai frekuensi relatif jenis
yang paling mendominasi adalah Rhizophora apiculata, Xylocarpus granatum, Scyphiphora hydrophyllacea, Brugueira gymnorhiza
dan Excoecaria agallocha. Hal ini menunjukkan bahwa jenis- jenis tersebut yang memiliki kemampuan
adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan. Simbala 2007, menyatakan bahwa jenis yang memiliki nilai frekuensi dan nilai kerapatan tertinggi merupakan