Menurut Laksana 2012:89 menyatakan bahwa kualitas terdiri dari
sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi keinginan pelanggan dengan demikian memberikan kepuasan atas pengguanaan produk.
Definisi di atas dapat dipahami oleh penulis bahwa kualitas merupakan kondisi ketika perusahaan menciptakan suatu produk yang sesuai dengan standar
penciptaan produk, dimana manusia, proses produksi, dan lingkungan penciptaan produk memiliki keunggulan sehingga produk yang diciptakan memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.6.1 Pengertian Kualitas Produk
Salah satu aspek yang terpenting bagi konsumen yaitu kualitas akan suatu produk. Ketika konsumen memiliki adanya rasa ketertarikan terhadap suatu
produk maka otomatis kualitas dari produk tersebut akan menjadi suatu pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan pembelian atau tidak pada produk
tersebut.
Menurut Kotler dan Amstrong 2014:283 Kualitas produk adalah: “kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi
daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya”
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk merupakan peluang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki
oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan pesaing.
Sedangkan menurut Mowen dan Minor 2002 yang dikutip melalui Fifyanita dan Mustafa, 2012:
“Kualitas produk merupakan proses evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang atau jasa”.
Kualitas suatu produk makanan sangatlah penting bagi setiap pendiri
perusahaan penjual makanan, menurut Potter dan Hotchkiss 1995 yang dikutip melalui Margaretha dan Edwin, 2012 mengemukakan bahwa:
“Karateristik kualitas dari makanan yang dapat diterima oleh konsumen.”
Sehingga mengacu pada pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu kegiatan melakukan penilaian atau evaluasi
secara keseluruhan terhadap barang baik berupa makanan maupun bukan makanan atau jasa dengan memperhatikan aspek-aspek yang diinginkan dan dibutuhkan
oleh konsumen sehingga produk tersebut dapat diterima.
2.6.2 Dimensi Kualitas Produk
Bagian dari kebijakan produk adalah perihal kualitas produk. Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-
dimensinya. Menurut Garvin 1987 yang dikutip melalui Sigit, 2012
mengungkapkan adanya delapan dimensi kualitas produk yang bisa dimainkan oleh pemasar yaitu sebagai berikut:
1. Dimensi performance atau Kinerja Produk Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2. Dimensi realiability atau keterandalan produk Keterandalan, yaitu peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat
menjalankan fungsinya. 3. Dimensi feature atau fitur produk
Dimensi feature merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option
bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan. Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau
pesaing tidak memiliki.
4. Dimensi conformance atau kesesuaian produk Berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan
karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. 5. Dimensi durebility atau daya tahan produk
Merupakan refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
6. Kualitas yang dipersepsikan Merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk. 7. Etestika
Daya tarik produk terhadap panca indera. 8. Dimensi serviceability atau kemampuan melayani
Meliputi kecepatan, kompetensi, kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan.
Berdasarkan dimensi-dimensi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkinkan
untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan.
Sedangkan menurut West, Wood dan Harger 2006 yang dikutip dalam Margaretha dan Edwin, 2012
secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi food quality adalah sebagai berikut:
a. Warna Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa
supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi. Kombinasi warna sangat membantu dalam selera makan konsumen.
b. Penampilan Ungkapan looks good enough to eat bukanlah suatu ungkapan berlebihan.
Makanan harus baik dilihat saat berada di piring, dimana hal tersebut adalah suatu faktor yang penting. Kesegaran dan kebersihan dari makanan
yang disajikan adalah contoh penting yang akan mempengaruhi penampilan makanan baik atau tidak untuk dinikmati.
c. Porsi Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi standarnya yang
disebut standard portion size. Standard portion size didefinisikan sebagai kuantitas item yang harus disajikan setiap kali item tersebut dipesan.
Manajemen dianjurkan untuk membuat standard portion size secara jelas, misalnya berapa gram daging yang harus disajikan dalam sebuah porsi
makanan. d. Bentuk
Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan
bahan makanan yang bervariasi. e. Temperatur
Konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari makanan satu dengan lainnya. Temperatur juga bisa mempengaruhi rasa, misalnnya
rasa manis pada sebuah makanan akan lebih terasa saat makanan tersebut masih hangat, sementara rasa asin pada sup akan kurang terasa pada saat
sup masih panas. f. Tekstur
Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat, keras atau lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk
makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.
g. Aroma Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen
sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan tersebut.
h. Tingkat kematangan Tingkat kematangan makanan akan mempengaruhi tekstur dari makanan.
Misalnnya wortel yang direbus cukup akan menjadi lunak dari pada wortel
yang direbus lebih cepat. Untuk makanan tertentu seperti steak setiap orang memiliki selera sendiri-sendiri tentang tingkat kematangan steak.
i. Rasa Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis,
asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.
2.7 Keputusan Pembelian