KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data dan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa:

a. Kegiatan program kemitraan kepala sekolah secara umum telah terlaksana dengan baik dan sesuai target persentase program kemitraan kepala sekolah, dengan peningkatan capaian secara nasional dari komponen Manajemen Kurikulum dari 61% menjadi 69%, supervisi akademik dari 61% menjadi 71% dan pengelolaan ekosistem sekolah dari 48% menjadi 56%. Kenaikan persentase juga terjadi jika data instrumen diolah per indikator dalam komponen, per jenjang pendidikan dan per propinsi dan per kabupaten/kota.

b. Dari 116 Kepala Sekolah imbas yang menjadi peserta workshop penyusunan baseline dan RTL pada April 2017, terdapat 106 Sekolah Imbas hingga program kemitraan 2017 berakhir. Terdapat 64 sekolah imbas yang kategori 60% pada tiga komponen kemitraan dan direkomendasikan menjadi sekolah pengimbas pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota pada tahun 2018, dan terdapat 42 sekolah imbas kategori 40% yang meningkat target di tiga komponen kemitraan dan siap menjadi pengimbas pada tahun 2019.

c. Telah disusun daftar sekolah imbas yang masuk kategori 60% pada program kemitraan kepala sekolah tahun 2017 yang berpotensi menjadi pengimbas pada tahun 2018, dan daftar sekolah imbas yang masuk kategori 40% yang dipersiaMKan menjadi pengimbas pada tahun 2019.

d. Telah didentifikasi keterlaksanaan program dan kebijakan prioritas kementerian seperti: PPK, GLS, Pembelajaran untuk Keterampilan Abad 21 dan soal Higher-

Order Thinking Skills (HOTS), Sekolah sebagai Pusat Belajar, Program Keprofesian Berkelanjutan, dan Program Keahlian Ganda di sekolah-sekolah imbas, termasuk dilaksanakannya madrasah diniyah di bawah sekolah dasar.

e. Telah diidentifikasi praktik baik (best practices) dan cerita sukses (success story) berupa testimoni pada pelaksanaan Program Kemitraan pada tahun 2017 dalam bentuk foto kegiatan dan video sebagai inspirasi bagi peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan melalui kerjasama dengan stakeholders.

f. Telah dirumuskan rekomendasi tentang argumen bagi kelangsungan dan perbaikan Program Kemitraan Kepala Sekolah pada tahun-tahun selanjutnya yang diperluas dengan melibatkan pihak-pihak terkait yang lain.

g. Telah disusun model ideal kemitraan Kepala Sekolah yang dapat diduplikasi dan direplikasi secara mandiri pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.

2. Rekomendasi

a. Rekomendasi

1) Menyusun berbagai kebijakan dan melanjutkan program kemitraan kepala sekolah untuk menjaga momentum peningkatan target persentase capaian program kemitraan 2017 untuk menjadi baseline target capaian persentase pada 2018 hingga 2019, dengan (a) mengembangkan skema one on many pada kepala sekolah kategori 60%, (b) memperbesar populasi kepala sekolag kategori 40% dengan mengundang peserta kemitraan 2015 dan/atau 2016.

2) Membuat berbagai kebijakan dan program untuk menjaga sekolah imbas kategori 60% sehingga benar-benar siap menjadi pengimbas bagi sekolah lain pada level propinsi dan kabupaten/kota pada 2018 dan mencapai target kesetaraan mutu dengan sekolah mitra pada 2019 pada penerapan kurikulum 2013, capaian UN, indeks integritas UN dan akreditasi A.

3) Membuat berbagai kebijakan dan program untuk menjaga sekolah imbas kategori 40% sehingga benar-benar siap menjadi pengimbas bagi sekolah lain pada level propinsi dan kabupaten/kota pada 2019.

4) Menyebarluaskan testimoni tentang best practices dan success story pelaksanaan kemitraan kepala Sekolah agar dapat direplika dan diduplikasi menjadi program serupa di tingkat propinsi dan kabupaten/kota.

5) Pelaksanaan program kemitraan kepala sekolah telah mencapai target persentasi dan mengumpulkan berbagai informasi yang berharga, namun disadari masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian di tahun mendatang. Oleh karena di bawah ini ditampilkan beberapa rekomendasi yang meliputi manajemen kurikulum, supervisi akademik, dan pengelolaan ekosistem sekolah, program prioritas pemerintah, pendampingan, dan program kemitraan secara umum.

b. Rekomenasi Komponen Manajemen Kurikulum:

1) Dinas Pendidikan dan pengawas pembina memberikan bimbingan kepada sekolah untuk menyusun program kegiatan Manajemen Kurikulum dengan memasukan kegiatan melalui RKS, RKT, dan RKJM, sehingga proses penyusunan dokumen kurikulum menjadi proses rutin setiap tahun yang harus dilaksanakan oleh sekolah.

2) Dinas Pendidikan perlu memberdayakan pengawas pembina atau instruktur dari KKG/MGMP/MKKS untuk melatih para guru untuk membuat perangkat pembelajaran dan alat evaluasi sesuai dengan Permendikbud No. 20, 21, 22, dan

23 tahun 2016.

3) Perlu pengembangan program KKG/MGMP/MKKS dan pengawas pembina baik di tingkat kabupaten/kota maupun tingkat sekolah, dengan tujuan guru mampu menganalisis standar kompetensi lulusan sesuai tuntutan kurikulum.

4) Dinas pendidikan, pengawas, guru inti/intruktur melaksanakan kegiatan workshop, diklat, IHT, tentang pembelajaran yang efektip melalui penerapan pendekatan saintifik bagi guru.

5) Dinas, pengawas dan guru inti/instruktur melaksanakan kegiatan workshop, diklat, IHT, yang berkelanjutan untuk menyusun alat evaluasi pembelajaran yang efektif, terukur dan autentik.

c. Rekomendasi Komponen Supervisi Akademik:

1) Dinas dan pengawas menyusun program kegiatan peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah melalui pembinaan pengawas secara berkala kepada sekolah binaannya masing masing, minimal menyusun:

- Jadwal supervisi akademik - Sosialisasi kegiatan supervisi akademik - Instrumen supervisi akademik - SK pendelegasian supervise akademik kepada guru senior

2) Pengawas dan kepala sekolah menganalisis hasil pelaksanaan supervisi akademik, hasil analisis dijadikan rekomendasi bagi sekolah untuk melaksanakan tindak lanjut melaui kegiatan kegitan yang berkaitan peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah.

3) Pengawas dan kepala sekolah menganalisis hasil pelaksanaan supervisi akademik, hasil analisis dijadikan rekomendasi bagi sekolah untuk melaksanakan tindak lanjut, melaui kegiatan kegitan yang berkaitan peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah bagi guru melaksanakan kegiatan KKG/MGMP/MKKS dan IHT, pelatihan/workshop dll.

d. Rekomendasi Komponen Pengelolaan Ekosistem Sekolah:

1) Dinas pendidikan dan pengawas menyusun program kerja sama dengan kordinasi melalui dewan pendidikan, instansi terkait dengan sekolah untruk membangun sinegritas antar lembaga masyarakat maupun pemerintah.

2) Dinas pendidikan dan pengawas menyusun program kerja sama dengan kordinasi melalui dewan pendidikan, instansi terkait dengan sekolah untuk membangun sinergitas antar lembaga masyarakat/dunia usaha maupun pemerintah

3) Dinas pendidikan dan pengawas menyusun program kerja berdasar pada Pemendikbud 75/2016 dengan kordinasi melalui dewan pendidikan, instansi terkait dengan sekolah untuk membangun sinegritas antar lembaga masyarakat maupun pemerintah.

e. Rekomendasi Komponen Program Prioritas Pemerintah:

1) Sekolah menyusun program penguatan karakter melalui kegiatan intra kurikuler, ekstra kurikuler dan pembiasaan melalui penguatan dalam kegiatan: - Religius - Nasionalis - Mandiri - Integritas - Gotong royong - Toleransi - Tanggungjawab - Kreatif - Peduli lingkungan

2) Sekolah perlu menyusun program pembiasaan yang baik bagi siswa dan bagi warga sekolah secara tertulis dan sekolah melaksanakan sosialisasi dan kerja sama dengan warga sekolah dan orang tua siswa untuk membangun kesinambungan keterlaksaan program sekolah berkaitan dengan menumbuh kembangkan sikap baik.

3) Sekolah wajib menyusun program GLS melalui pembiasaan: - Literasi perpustakaan - Literasi imformasi - Litersi visual - Literasi sains

f. Pendampingan daring dan tatap muka:

1) Pendampingan daring perlu dilanjutkan. Hanya saja, diperlukan peningkatan efektifitas pendampingan daring dengan cara KS mitra melakukan laporan bulanan secara berkala dan diverifikasi oleh fasilitator. Pihak subdit MKLH secara berkala juga harus memonitor pelaksanan daring tersebut.

2) Untuk pendampingan tatap muka sebaiknya waktu untuk KS mitra di lokasi sama waktu fasilitator untuk memberi kesempatan KS mitra memberi bimbingan kepada imbasnya lebih lama lagi.

g. Program Kemitraan Secara Umum

1) Melalui program Kemitraan KS dimana KS Mitra yang umumnya berasal dari Pulau Jawa dengan KS imbas di daerah khusus telah membantu akselerasi mutu sekolah imbas. Namun, kemitraan antara Jawa dengan daerah khusus ini harus segera direplikasi dengan skema one on many, terutama bagi sekolah telah masuk kategori 60%, untuk menjadi pengimbas bagi sekitar 3-5 sekolah di sekitarnya karena kesamaan konteks sosial, budaya, geografis, ekologis, dan ekonomis. KS Mitra tetap menjadi sumber rujukan dalam rangka memperkaya success story dan best practices pengembangan mutu sekolah pengimbas.

2) Perlu melakukan koordinasi dengan UPTD, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Dinas Pendidikan di Propinsi.

3) Melibatkan pengawas pembina dalam program kemitraan kepala sekolah

4) Program pelatihan untuk peningkatan kompetensi Pengawas Sekolah.