Laporan Program Kemitraan Kepala Sekolah (1)

DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2017

Pelindung:

Dr. Hamid Muhammad Pgs. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pengarah:

Dr. Drs. Bambang Winardji, M. Pd. Direktur Direkorat Pembinaan Tenaga Kependidikan

Penanggung Jawab

Dr. Abubakar Umar, M.Pd., Kepala Subdit PKPLK & SPILN Muslih, M.Si., Kepala Seksi PLK & SPILN Nuruddin, SE, Kepala Seksi PK

Tim Penyusun Laporan

Dr. Achmad Syahid Wendhie Prayitno, S.Kom., M.T. Cecep Kustandi, M.Pd. Mulyanti Lestari, S.Sos., M.M.

Tim Fasilitator NO

NAMA FASILITATOR

JABATAN

UNIT KERJA

1. Sultan, SS., M.Ed, Ph.D

Dosen

Universitas Negeri Makassar

2. Dr. Abdul Mahsyar, M.Si

Dosen

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Dr. Rusyadi, M.Pd

Dosen

Universitas Negeri Makassar

4. Dr. Rinde Riyana

Widyaiswara

LPMP Lampung

5. Dr. Abubakar, M.Pd

Dosen

Universitas Pendidikan Indonesia

6. Dr. Muhammad Usman, M.Pd Dosen Universitas Serambi Mekkah Aceh

7. Cecep Kustandi, M.Pd

Dosen

Universitas Negeri Jakarta

8. Drs. Syahrin M,Pd

Widyaiswara

LPMP Sulawesi Tenggara

9. Dr. Hj. Giri Verianti, M.Pd

Widyaiswara

LPMP Jawa Barat

10. Dr. Jejen Musfah

Dosen

Universitas Islam Negeri Jakarta

11. Abu Hasan, M.Pd

Widyaiswara

LPMP Sulawesi Tengah

12. Dr. Nila Kesumawati, M.Si

Dosen

Universitas PGRI Palembang

13. Dr. Ishaq Nuriadin, M.Pd

Dosen

UHAMKA Jakarta

14. Drs. Holly Prihantono, M.Pd.

Kabid PTK

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Lebak

15. Dra. Endang Yudi Iriani, M.Si

Pengawas

Dispendik Kab. Pasuruan

16. Mulyanti Lestari, MM

Penyusun

LPMP Jawa Barat

Program FPMP

17. Dr. Suyuti, M.Pd

Dosen

Universitas Tadulako Palu

18. Kusmayadi, MM

Pengawas

Dinas Pendidikan Kota Bekasi

19. Dr. Ishak Aziz, M.Pd

Dosen

Universitas Negeri Padang

20. Prof. Hari Amirullah Rachman

Guru Besar

Universitas Negeri Yogyakarta

NO NAMA FASILITATOR

JABATAN

UNIT KERJA

Madya

21. Hari Santosa, M.Pd

Pengawas

Dinas Pendidikan Kota Bekasi

22. Dr. Sukmawati

Dosen

Universitas Muhammadiyah Makassar

23. Titi Suryati, S.Pd, M.Pd

Pengawas

Dinas Pendidikan Kota Ambon

24. Emilia Zulaiha Zahra, M.Pd

Pengembang

LPMP Lampung

Teknologi Pembelajaran

25. Dr. Achmad Syahid

Dosen

UIN Syarif Hidayatullah

26. Widowati Pusporini. S.Si, M.Pd Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

27. Ahmad Ghozi, M.Pd, M.A

Widyaiswara

PPPPTK Bahasa Jakarta

28. Drs. Mas’il,M.Pd

Widyaiswara

LPMP Jambi

29. Sumarno,ST, M.Si

Widyaiswara

LPMP Maluku

30. Prof. Dr. Ir. Qomariyatus

Universtas Lambung Mangkurat Sholihah, Amd.hyp.,ST.M.Kes

Dosen

31. Dr. Kaharuddin Arafah

Dosen

Universitas Negeri Makassar

32. Drs. Erizonal

Pengawas

Dinas Pendidikan Kab. Pesisir Selatan

33. Komar Hidayat, M.Pd

Widyaiswara

PPPPTK TK/PLB Bandung

34. M. Nur Matdoan, M.Pd

Dosen

Universitas Pattimura Ambon

35. Dr. Dian Ekawati

Widyaiswara

LPMP Sumatera Selatan

36. Dr. Lilan Dama

Dosen

Universitas Negeri Gorontalo

37. Zulfadli, Ph.D

Dosen

Universitas Syiah Kuala

38. Dr. Nyak Amir

Dosen

Universitas Syiah Kuala Aceh

39. Wendhie Prayitno, S.Kom, M.T Widyaiswara LPMP DI Yogyakarta

40. Dr. Nurhasan Syah, M.Pd

Dosen

Universitas Negeri Padang

DAFTAR SINGKATAN

Daring

: Dalam Jaringan

Disdik

: Dinas Pendidikan

Dikspora

: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

: Lima Hari Sekolah

Luring

: Luar Jaringan

FGD

: Focus Group Discussion

: Gerakan Literasi Sekolah

GTK

: Guru dan Tenaga Kependidikan

KSI

: Kepala Sekolah Imbas KSM : Kepala Sekolah Mitra K-13 : Kurikulum 2013

MK

: Manajemen Kurikulum

PES

: Pengelolaan Ekosistem Sekolah

PKB

: Pengembangan Keprofesioan Berkelanjutan

PKPLK & SPILN

: Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan

Khusus & Satuan Pendidikan Indonesia Luar Negeri PPK

: Pengembangan Pendidikan Karakter

RTL

: Rencana Tindak Lanjut

RPP

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SA

: Supervisi Akademik

WS-1

: Workshop-1

WS-2

: Workshop-2

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kegiatan Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2017 Tabel 2

Capaian Persentase Program Kemitraan Per komponen Tabel 3

Ketercapaian Indikator Berdasarkan Laporan Pendampingan Bulanan Tabel 4

Ketercapaian Persentase Komponen Manajemen Kurikulum per Indikator Tabel 5

Ketercapaian Persentase Komponen Supervisi Akademik per Indikator Tabel 6

Ketercapaian Persentase Komponen Pengelolaan Ekosistem Sekolah per Indikator

Tabel 7 Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SD Tabel 8

Ketercapaian Indikator berdasarkan laporan pendampingan bulanan Tabel 9

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMP Tabel 10

Ketercapaian Indikator berdasarkan laporan pendampingan bulanan Tabel 11

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMA Tabel 12

Ketercapaian Indikator berdasarkan laporan pendampingan bulanan Tabel 13

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMK Tabel 14

Ketercapaian Indikator berdasarkan laporan pendampingan bulanan Tabel 15

Ketercapaian Persentase per Komponen seluruhnya Tabel 16

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SD Tabel 17

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMP Tabel 18

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMA Tabel 19

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMK Tabel 20

Ketercapaian Persentase per indikator pada Komponen Manajemen Kurikulum

Tabel 21 Ketercapaian Persentase per indikator pada Komponen Supervisi Akademik Tabel 22

Ketercapaian Persentase per indikator pada Komponen Pengelolaan Ekosistem Sekolah

Tabel 23 Ketercapaian Perpropinsi pada jenjang SD Tabel 24

Ketercapaian Perpropinsi pada jenjang SMP Tabel 25

Ketercapaian Perpropinsi pada jenjang SMA Tabel 26

Ketercapaian Perpropinsi pada jenjang SMK

Tabel 27 Ketercapaian Perpropinsi pada jenjang SD Tabel 28

Ketercapaian Perpropinsi pada jenjang SMP Tabel 29

Ketercapaian Perpropinsi pada jenjang SMA Tabel 30

Ketercapaian Perpropinsi pada jenjang SMK Tabel 31

Rekap Sekolah Pengimbas Kemitraan Kepala Sekolah Tabel 32

Sekolah Mitra yang siap Menjadi Pengimbas pada tingkat lokal pada 2018 Tabel 33

Peta Analisis Keterlaksanaan RTL per komponen Tabel 34

Peran Petugas Program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2018

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Capaian Persentase Program Kemitraan Per komponen Grafik 2

Ketercapaian Persentase Komponen Manajemen Kurikulum per Indikator Grafik 3

Ketercapaian Persentase Komponen Supervisi Akademik per Indikator

Grafik 4 Ketercapaian Persentase Komponen Pengelolaan Ekosistem Sekolah per Indikator Grafik 5

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SD Grafik 6

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMP Grafik 7

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMA Grafik 8

Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMK Grafik 9

Ketercapaian Persentase per Komponen seluruhnya Grafik 10 Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SD Grafik 11 Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMP Grafik 12 Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMA Grafik 13 Ketercapaian Persentase per Komponen Jenjang SMK Grafik 14 Ketercapaian Persentase per indikator pada Komponen Manajemen Kurikulum Grafik 15 Ketercapaian Persentase per indikator pada Komponen Supervisi Akademik Grafik 16 Ketercapaian Persentase per indikator pada Komponen Pengelolaan Ekosistem

Sekolah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proyeksi Perubahan tiga Komponen pada Program Kemitraan 2017 Gambar 2 Madrasah Diniyah Labuha, Halmahera Selatan, Maluku Gambar 3 Bagan unsur pelaksana Program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2018-2019 Gambar 4 Bagan Alur Kemitraan KS 2018-2019 (40%) Gambar 5 Bagan Alur Kemitraan KS 2018-2019 (60%)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Desain Awal Roadmap Kemitraan Kepala Sekolah Diagram 2

Desain Pengembangan Roadmap Kemitraan Kepala Sekolah Diagram 3

Alur Tahapan Kemitraan Kepala Sekolah 2017 Diagram 4

Target dan Persentase Capaian Komponen pada Program Kemitraan Kepala Sekolah Tahun 2016 – 2019

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan segala kenikmatan kepada kita semua. Atas izin dan ridlo-Nya Laporan Program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2017 dapat diselesaikan. Ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar untuk meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan di sekolah-sekolah yang berada di daerah khusus.

Laporan Kemitraan Kepala Sekolah Tahun 2017 disusun berdasarkan hasil analisis capaian program kemitraan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2017. Kegiatan-kegiatan pada program kemitraan tahun 2017 dimaksudkan sebagai penguatan terhadap sekolah-sekolah imbas untuk dapat melakukan peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, pada tahun 2018, berdasarkan analisis data ketercapaian pada roadmap dan berdasarkan evaluasi program, sekolah-sekolah imbas yang sudah berkembang dengan baik akan didorong untuk menjadi pengimbas kepada sekolah- sekolah yang berada di sekitarnya.

Pencapaian target dan sasaran kegiatan kemitraan di tahun 2017 merupakan hasil dari upaya sinergis-kolaboratif berbagai pihak, mulai dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah, para kepala sekolah Imbas, para kepala sekolah mitra, fasilitator, pengawas, perguruan tinggi dan semua pihak terkait yang tidak bias disebut satu per satu. Karena itu, partisipasi dan dukungan dari semua pihak merupakan suatu peluang bagi kita semua untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di daerah khusus. Semoga apa yang ditargetkan pada tahun 2017 ini dapat dicapai secara efektif melalui peran serta semua pihak.

Jakarta, Desember 2017 Direktur Pembinaan Tendik Dikdasmen

Dr. Drs. Bambang Winardji, M.Pd.

NIP. 196101261988031002

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hingga tahun 2017, masih terjadi diversitas dan disparitas dalam hal akses, mutu, relevansi dan daya saing antara sekolah-sekolah maju yang umumnya di Pulau Jawa dengan sekolah-sekolah kurang maju yang umumnya berada di daerah khusus di luar Pulau Jawa. Diversitas dan disparitas mutu, relevansi, dan daya saing antar sekolah di atas tidak saja tampak dalam hal pemenuhan terhadap standar nasional dan melampaui standar nasional, tetapi juga terutama pada tiga komponen penting: Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik dan Pengelolaan Ekosistem Sekolah.

Pada komponen manajemen kurikulum, misalnya, diversitas dan disparitas mutu tidak hanya pada jenis kurikulum yang berlaku di tingkat satuan pendidikan tetapi juga pada level materi yang diajarkan dan capaian pembelajaran siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Pada komponen supervisi akademik, kekurangan bisa terlihat pada lemahnya dokumen perencanaan supervisi akademik dan kompetensi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi. Apalagi menggunakan data hasil supervisi akademik untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan kompetensi guru. Sedangkan pada komponen pengelolaan ekosistem sekolah, rata-rata sekolah belum mengembangkan ekosistem sekolah dengan melibatkan stakeholders penting sekolah seperti pengawas, komite, dunia usaha dan dunia industri, LPMP, perguruan tinggi dan alumni. Kondisi lingkungan internal sekolah rata-rata belum mendapat sentuhan yang memadai, sementara pihak eksternal sekolah rata-rata juga belum terlibat secara partisipatif.

Salah satu upaya untuk mengurangi disparitas dalam hal mutu, relevansi dan daya saing antara sekolah di daerah khusus tersebut dengan sekolah-sejolah maju di wilayah lain Indonesia adalah dengan program kemitraan kepala sekolah. Atas dasar itu, komponen penting yang dijadikan tolok ukur bagi Program Kemitraan Kepala Sekolah yang dicanangkan dalam Roadmap 2015-2019 adalah demi peningkatan mutu, relevansi dan daya saing sekolah di daerah khusus bertumpu Salah satu upaya untuk mengurangi disparitas dalam hal mutu, relevansi dan daya saing antara sekolah di daerah khusus tersebut dengan sekolah-sejolah maju di wilayah lain Indonesia adalah dengan program kemitraan kepala sekolah. Atas dasar itu, komponen penting yang dijadikan tolok ukur bagi Program Kemitraan Kepala Sekolah yang dicanangkan dalam Roadmap 2015-2019 adalah demi peningkatan mutu, relevansi dan daya saing sekolah di daerah khusus bertumpu

Kemitraan ditekankan kepada kepala sekolah, bukan kemitraan sekolah sebagai satuan pendidikan, karena program ini dirancang dalam upaya memperkuat mutu dan budaya mutu sekolah dengan menekankan pada pengayaan pengalaman kepala sekolah imbas agar kompetensi manajerial, kewirausahaan, supervisi, kepribadian dan sosial dalam konteks leadership and management in education mereka semakin kaya.

Program Kemitraan Kepala Sekolah dirancang untuk menjembatani sekolah- sekolah kurang bermutu yang berada di daerah khusus – yang disebut sebagai Sekolah Imbas – agar bermitra dengan sekolah yang maju yang umumnya berada di Pulau Jawa – yang disebut sebagai Sekolah Mitra – agar mengalir budaya mutu di Sekolah Mitra kepada Sekolah Imbas sehingga keduanya sejajar dari segi mutu, relevansi dan daya saing antar keduanya. Diversitas dan disparitas mutu, relevansi dan daya saing pendidikan antar wilayah di Indonesia semakin dijembatani.

Kriteria yang dijadikan ukuran untuk menentukan Sekolah Mitra, antara lain, adalah sekolah-sekolah di Pulau Jawa yang telah melaksanakan Kurikulum 2013, memperoleh akreditasi A, nilai rata-rata UN (Ujian Nasional) yang baik dan memiliki Indeks Integritas UN yang tinggi. Sedangkan sekolah-sekolah imbas dipilih dari sekolah di daerah khusus yang belum memenuhi kriteria di atas. Sekolah imbas yang dimasukkan dalam kemitraan ini ditentukan oleh Dinas Pendidikan setempat berdasarkan Memorandum of Understanding antara Bupati Kepala Daerah/Walikota c.q. Kepala Dinas Pendidikan dengan Direktur Tendik Dikdasmen pada 2015.

Program Kemitraan Kepala Sekolah dimulai pada 2015 melalui pertukaran antara 748 Kepala Sekolah Mitra dengan 748 Kepala Sekolah Imbas. Mekanisme yang ditempuh pada kemitraan tahun ini adalah Kepala Sekolah Mitra selama 10 hari bertindak sebagai kepala sekolah di Sekolah Imbas, sebaliknya Kepala Sekolah Imbas juga selama 10 hari bertindak sebagai kepala sekolah di sekolah mitra. Kedua kepala sekolah tidak saling bertemu pada saat on the job of learning (OJL) selama 10 hari itu, namun baik Kepala Sekolah Mitra maupun Kepala Seolah Imbas telah menyusun rencana tindak lanjut (RTL) yang didampingi fasilitator pada workshop Program Kemitraan Kepala Sekolah dimulai pada 2015 melalui pertukaran antara 748 Kepala Sekolah Mitra dengan 748 Kepala Sekolah Imbas. Mekanisme yang ditempuh pada kemitraan tahun ini adalah Kepala Sekolah Mitra selama 10 hari bertindak sebagai kepala sekolah di Sekolah Imbas, sebaliknya Kepala Sekolah Imbas juga selama 10 hari bertindak sebagai kepala sekolah di sekolah mitra. Kedua kepala sekolah tidak saling bertemu pada saat on the job of learning (OJL) selama 10 hari itu, namun baik Kepala Sekolah Mitra maupun Kepala Seolah Imbas telah menyusun rencana tindak lanjut (RTL) yang didampingi fasilitator pada workshop

Pada Program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2016, terdapat 388 Kepala Sekolah Mitra yang dipasangkan dengan 388 Kepala Sekolah Imbas. Kegiatan kemitraan didahului dengan workshop penyusunan RTL oleh Kepala Sekolah Imbas yang didampingi Kepala Sekolah Mitra dan fasilitator. Pada tahun 2016, hanya Kepala Sekolah Mitra yang datang berkunjung untuk OJL ke sekolah imbas selama 7 (tujuh) hari yang didampingi 80 orang fasilitator.

Program Kemitraan Kepala Sekolah pada 2017 melibatkan 116 Kepala Sekolah Mitra yang dimitrakan dengan 116 Kepala Sekolah Imbas. Peserta Kepala Sekolah Imbas diseleksi. Kepala sekolah imbas dan kepala sekolah mitra yang menunjukkan kinerja, loyalitas, dan kesungguhan untuk meningkatkan mutu, daya saing dan relevansi serta hanya sekolah mitra yang memiliki potensi untuk maju selama program kemitraan tahun 2015 dan 2016 yang direkomendasikan menjadi peserta program kemitraan pada tahun 2017. Sekolah imbas pada program kemitraan kepala sekolah pada 2017, berasal dari daerah khusus yaitu Papua, Papua Barat dan daerah khusus lain (lihat Lampiran 1).

Kepala sekolah imbas melakukan evaluasi diri (self-evaluation) terhadap tiga komponen kemitraan dengan menggunakan instrumen baseline. Hasil instrumen baseline dapat menunjukkan adanya perbedaan kategori sekolah imbas berdasarkan capaian pada tiga komponen kemitraan. Sebagian besar sekolah imbas masuk kategori 60% (menjadi pengimbas pada 2018) dan sebagian lainnya masuk kategori 40% (menjadi pengimbas pada 2019). Kepala Sekolah Imbas didampingi Kepala Sekolah Mitra dan Fasilitator menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) melalui kegiatan workshop yang dilakukan di Surabaya. RTL yang disusun oleh Kepala Sekolah Imbas diimmplementasikan melalui kegiatan on the job of learning di sekolah imbas dengan dilakukan pendampingan oleh Kepala Sekolah Mitra. Pendampingan yang dilakukan Kepala Sekolah Mitra dilakukan secara daring (online) selama 6 (enam) bulan. Kegiatan itu sebagai upaya Kepala Sekolah Imbas dalam memenuhi RTL yang telah disusun sebelumnya. Data-data pelaksanaan RTL yang dikumpulkan selama pendampingan tersebut diverifikasi dan divalidasi. Data- data tersebut diperoleh melalui proses pendampingan terhadap Kepala Sekolah

Imbas yang diakukan selama 5 (lima) hari oleh Kepala Sekolah Mitra dan pendampingan selama 7 (tujuh) hari oleh Fasilitator.

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan laporan Program Kemitraan Kepala Sekolah pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Menampilkan data ketercapaian terhadap target persentase pada program kemitraan kepala sekolah 2017 pada tiga komponen: Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik dan Pengelolaan Ekosistem Sekolah dari berbagai varian.

2. Mendapatkan tingkat ketercapaian target program kemitraan 2017 meliputi tiga komponen: Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik dan Pengelolaan Ekosistem Sekolah secara kuantitatif pada sekolah imbas.

3. Menemukan jumlah sekolah imbas yang masuk kategori 60% (Sekolah Pengimbas tahun 2018) dan kategori 40% (Sekolah Pengimbas tahun 2019) pada program kemitraan kepala sekolah tahun 2017.

4. Mengidentifikasi keterlaksanaan program dan kebijakan prioritas pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti: Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Pembelajaran untuk Keterampilan Abad 21 dan pengembangan soal Higher-Order Thinking Skills (HOTS), Sekolah sebagai Pusat Belajar, dan Program Keahlian Ganda di sekolah- sekolah imbas.

5. Mengidentifikasi praktik baik (best practices) dan cerita sukses (success story) berupa testimoni pada pelaksanaan Program Kemitraan pada tahun 2017 dalam bentuk dokumentasi kegiatan yang dapat menjadi inspirasi bagi sekolah dalam upaya peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan melalui kerjasama dengan stakeholders.

6. Merumuskan rekomendasi bagi kelangsungan dan perbaikan Program Kemitraan Kepala Sekolah pada tahun-tahun selanjutnya yang diperluas dengan melibatkan pihak-pihak terkait yang lain.

7. Menyusun model kemitraan Kepala Sekolah yang dapat diduplikasi dan direplikasi secara mandiri pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.

C. MANFAAT

Berdasarkan tujuan kemitraan di atas, manfaat laporan kegiatan kemitraan tahun 2017 adalah mendapatkan:

1. Data ketercapaian terhadap target persentase program kemitraan kepala sekolah 2017 pada tiga komponen: Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik dan Pengelolaan Ekosistem Sekolah dari berbagai varian oleh semua pihak sebagai salah satu dasar peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan.

2. Profil tingkat ketercapaian target program kemitraan 2017 meliputi tiga komponen: Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik dan Pengelolaan Ekosistem sekolah imbas yang secara kuantitatif berada pada kategori 60% dan 40% untuk pengambilan kebijakan pihak-pihak terkait.

3. Daftar sekolah-sekolah imbas yang pada program kemitraan kepala sekolah tahun 2017 masuk kategori 60% yang berpotensi menjadi pengimbas pada tahun 2018, sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan.

4. Hasil identifikasi keterlaksanaan program dan kebijakan prioritas pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti: Pengembangan Pendidikan Karakter (PMK), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Pembelajaran untuk Keterampilan Abad 21 dan Pengembangan Soal Higher-Order Thinking Skills (HOTS), Sekolah sebagai Pusat Belajar, dan Program Keahlian Ganda pada sekolah-sekolah imbas, sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan.

5. Praktik baik (best practices) dan cerita sukses (success story) berupa testimoni pelaksanaan Program Kemitraan Kepala Sekolah pada 2017 dalam bentuk dokumentasi kegiatan sebagai inspirasi bagi peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan melalui kerjasama dengan berbagai pihak, oleh oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

6. Rekomendasi bagi kelangsungan Program Kemitraan Kepala Sekolah pada tahun 2017 untuk perbaikan dan pengembangan program pada tahun berikutnya dengan melibatkan pihak-pihak terkait yang lain.

7. Model kemitraan Kepala Sekolah sebagai temuan Program Kemitraan Kepala Sekolah pada tahun 2017, sebagai bahan replikasi dan duplikasi secara mandiri di seluruh wilayah Indonesia.

BAB II PENGEMBANGAN PROGRAM KEMITRAAN KEPALA SEKOLAH 2017

A. POLA PENGEMBANGAN PROGRAM KEMITRAAN KEPALA SEKOLAH

Disain Pengembangan pola kemitraan kepala sekolah pada tahun 2017 ditujukan untuk mengawal keterlaksanaan tiga komponen kemitraan dan memastikan capaian target persentase tujuan kemitraan kepala sekolah pada 2017. Tujuan umumnya yaitu pemerataan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan di seluruh wilayah NKRI. Yang menjadi perhatian secara khusus kemitraan adalah sekolah-sekolah yang berada di daerah khusus. Sekolah-sekolah di daerah ini menghadapi berbagai hambatan mutu, di antaranya minimnya infrastruktur (listrik, sinyal, jalan, dan lain-lain), mahalnya biaya transportasi menuju ke dan pulang dari sekolah, kondisi sosial ekonomi yang rendah, kondisi geografis yang terisolasi, dan lain-lain. Berbagai kondisi ini menyebabkan upaya peningkatan mutu pendidikan melalui pendidik dan tenaga kependidikan menjadi terkendala.

Salah satu upaya terobosan program untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan melakukan pengayaan kompetensi dan motivasi para kepala sekolah untuk melakukan perubahan pada budaya mutu sekolahnya. Upaya ini dilakukan melalui program kemitraan kepala sekolah, yaitu upaya saling berbagi pengalaman best practices dan success story antara kepala sekolah mitra dan kepala sekolah imbas terutama dalam melakukan dan memecahkan masalah Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik, dan Pengelolaan Ekosistem Sekolah. Program kemitraan kepala sekolah telah dilakukan sejak tahun 2015 melalui program pertukaran kepala sekolah, kemudian pada tahun 2016 menjadi program pendampingan kepala sekolah oleh Kepala Sekolah Mitra dan Fasilitator.

Dalam desain awal implementasi program kemitraan tahun 2017, sekolah imbas dibagi menjadi dua. Pertama adalah sekolah kategori 60% yang siap melakukan pengimbasan terhadap beberapa sekolah di sekitarnya pada 2018. Kedua adalah sekolah kategori 40% yang siap menjadi pengimbas pada 2019. Hal ini berdampak pada Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang disusun oleh Kepala Sekolah Imbas. RTL yang disusun Kepala Sekolah Imbas dengan kategori 60% merupakan Dalam desain awal implementasi program kemitraan tahun 2017, sekolah imbas dibagi menjadi dua. Pertama adalah sekolah kategori 60% yang siap melakukan pengimbasan terhadap beberapa sekolah di sekitarnya pada 2018. Kedua adalah sekolah kategori 40% yang siap menjadi pengimbas pada 2019. Hal ini berdampak pada Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang disusun oleh Kepala Sekolah Imbas. RTL yang disusun Kepala Sekolah Imbas dengan kategori 60% merupakan

Desain awal tersebut dapat dilihat secara jelas pada roadmap program kemitraan kepala sekolah di bawah ini:

Diagram 1: Desain Awal Roadmap Kemitraan Kepala Sekolah Berdasarkan perkembangan kebijakan terkait pemberdayaan unsur-unsur dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah maka dilakukan penyesuaian terhadap desain untuk roadmap pengembangan kemitraan kepala sekolah sebagaimana disajikan pada diagram berikut ini.

Diagram 2: Desain Pengembangan Roadmap Kemitraan Kepala Sekolah

B. UNSUR PELAKSANA PROGRAM KEMITRAAN KEPALA SEKOLAH TAHUN 2015-2017

Unsur pelaksana program kemitraan Kepala Sekolah pada tahun 2017 adalah Kepala Sekolah Mitra dengan Kepala Sekolah Imbas yang didampingi oleh Fasilitator. Adapun tugas-tugas setiap unsur tersebut adalah sebagai berikut:

• Kepala Sekolah Mitra adalah kepala sekolah pada pendidikan dasar dan menengah yang berasal dari sekolah yang berprestasi secara akademik dan manajerial dengan kriteria tertentu dalam mengelola sekolah dan ditetapkan oleh Kemendikbud sebagai sekolah mitra.

• Kepala Sekolah Imbas adalah kepala sekolah pada pendidikan dasar dan menengah yang berasal dari sekolah yang berpotensi berprestasi secara akademik dan manajerial dalam mengelola sekolah dan diusulkan oleh Dinas setempat sebagai sekolah imbas.

• Fasilitator adalah pihak yang diberi tugas oleh Kemendikbud untuk menyinergikan kemitraan kepala sekolah mitra dan kepala sekolah imbas dalam upaya peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, khususnya pada sekolah imbas.

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN KEPALA SEKOLAH 2017

A. ALUR DAN PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN KEPALA SEKOLAH 2017

Alur dan tahapan pelaksanaan kemitraan kepala sekolah pada tahun 2017 dapat dilihat pada diagram sebagai berikut.

(4) Pendampingan FAS : Fasilitator dipilih dari fasilitator tahun 2016 WS2 : Pembekalan dan Penyusunan Rencana OJL

KSM : Kepala Sekolah Mitra dipilih dari peserta Lanjutan & Penyiapan Replikasi (Persiapan tahun 2016

Pengimbasan)

KSI : Kepala Sekolah Imbas dipilih dari peserta IMPP : Implementasi Pelaksanaan Program (8 tahun 2016

Bulan) Pendampingan dari KS Mitra & WS1 : Pembekalan Fasilitator

Fasilitator Kepada KS Imbas WS3 : Workshop Hasil Implemntasi dan Pelaporan

Diagram 3. Alur Tahapan Kemitraan Kepala Sekolah 2017 Di samping diagram yang memuat tentang alur program dan pihak-pihak yang terlibat

sebagai unsur pelaksana pada program kemitraan kepala sekolah, pada 2017 ditentukan proyeksi target capaian 3 (tiga) komponen kemitraan sampai pada 2019.

Gambar 1. Proyeksi Perubahan tiga Komponen pada Program Kemitraan 2017

Target dan persentase capaian program kemitraan kepala sekolah sudah dicanangkan pada 2017 ini. Berdasarkan diagram di bawah ini, bahwa capaian persentase komponen manajemen kurikulum, supervisi akademik dan pengelolaan ekosistem sekolah meningkat. Peningkatan pada ketiga komponen tersebut dijadikan dasar dan tolok ukur untuk menentukan sekolah yang telah mencapai persentase capaian untuk disiapkan menjadi sekolah pengimbas pada tahun 2018 dan 2019.

Diagram 4 Target dan Persentase Capaian Komponen pada Program Kemitraan Kepala Sekolah Tahun 2016 - 2019

Untuk mencapai target persentase sasaran yang sudah ditentukan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun pedoman kemitraan kepala sekolah dan panduan pendampingan kepala sekolah 2017. Panduan pendampingan kepala sekolah pada 2017 memuat berbagai macam kegiatan.

Adapun kegiatan-kegiatan kemitraan kepala sekolah tahun 2017 tertuang dalam panduan kemitraan kepala sekolah sesuai pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 1. Kegiatan Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2017

No Kegiatan

Proses

Hasil

1. WS 1 Workshop 1 merupakan kegiatan Setiap fasilitator memahami (Workshop 1)

pembekalan bagi

fasilitator, desain kemitraan 2017 dan dilakukan melalui penguatan apa peran yang harus desain pengembangan program dilakukan

oleh setiap

kemitraan KS 2017, model fasilitator. pendampingan

fasilitasi Setiap fasilitator memahami

kemitraan KS, dan simulasi substansi

tiga bidang berbagai instrumen yang akan kemitraan, yaitu manajemen digunakan dalam kemitraan KS kurikulum,

supervisi

akademik, dan ekosistem sekolah.

2. WS 2 Workshop 2 merupakan kegiatan RTL setiap sekolah imbas. RTL (Workshop 2)

pembekalan bagi KS Mitra dan dibuat secara bersama antara Imbas dan perumusan kembali KS Imbas, KS Mitra, dan kegiatan

peningkatan

mutu fasilitator

sekolah melalui tiga komponen, yaitu: manajemen kurikulum, supervisi

akademik,

dan

pengelolaan ekosistem sekolah. Perumusan kegiatan peningjatan mutu dibuat dalam bentuk rencana tindak lanjut (RTL). Pihak yang terlibat dalam Kesepakatan antara KS Imbas, penyusunan RTL lanjutan adalah KS Mitra, dan Fasilitator KS Imbas, KS Mitra, dan mengenai permasalahan yang Fasilitator.

akan dipecahkan di sekolah imbas, strategi pemecahan yang

akan dilakukan, kontribusi KS Mitra, dan kontribusi Fasilitator dalam pemecahan masalah yang dihadapi

Workshop didahului dengan KS Imbas, KS Mitra, dan pembekalan berbagai kebijakan Fasilitator

memiliki baru pembangunan pendidikan, pemahaman

yang tepat

yaitu: 1) Penguatan Pendidikan mengenai: Karakter,

Implementasi 1. Penguatan Pendidikan

Permendikbud Nomor 75 Tahun

Karakter 2016 tentang Komite Sekolah, 3) 2. Sosialisasi dan persiapan

Penilaian, 4) Pengembangan

implementasi

profesi KS melalui MKKS/KKKS, 5)

Permendikbud Nomor 75

No Kegiatan

supervisi akademik, dan 7)

Komite Sekolah

pengelolaan ekosistem sekolah.

3. Peningkatan kemampuan KS melalui MKKS/KKKS

4. Manajemen Kurikulum: SKL, SI, Standar proses, dan penilaian (Penyusunan soal USBN)

5. Supervisi Akademik

6. Pengelolaan Ekosistem Sekolah

3. Implementasi KS Imbas mengkoordinasikan Semua pihak yang terlibat RTL

pihak-pihak terkait (internal dan dalam pelaksanaan kemitraan eksternal

sekolah)

untuk KS tahun 2017 memahami

pelaksanaan

kegiatan mengenai peran masing-

peningkatan mutu sekolah di tiga masing. bidang. KS Imbas bersama-sama dengan Tujuan kegiatan penataan PTK di sekolah melaksanakan RTL manajemen kurikulum dalam manajemen kurikulum

RTL dapat dicapai KS Imbas melaksanakan RTL Tujuan kegiatan supervisi supervisi akademik kepada guru- akademik dalam RTL dapat guru.

dicapai.

KS Imbas bersama-sama dengan Tujuan kegiatan penguatan PTK di sekolah melaksanakan RTL ekosistem dalam RTL dapat pengelolaan ekosistem sekolah.

dicapai.

4. Pendampingan Pendampingan melalui tatap KS mitra hadir di sekolah

muka:

imbas

untuk melakukan

1. KS mitra mendatangi KS imbas pendampingan RTL. untuk

langsung ke sekolah imbas.

2. KS mitra melakukan dialog 2.1. Semua kegiatan dalam

dengan KS imbas dan pihak-

RTL dapat dilaksanakan

oleh sekolah imbas.

implementasi

RTL, 2.2. KS

mitra dapat

permasalahan yang dihadapi,

bekerjasama dengan PTK

dan upaya pemecahannya

dan komite sekolah imbas

secara bersama-sama dengan

untuk memecahkan

PTK dan komite sekolah

secara bersama masalah

imbas.

yang dihadapi dalam implementasi RTL.

2.3. Masalah-masalah yang dihadapi

dalam implementasi RTL dapat

No Kegiatan

3. KS mitra membuat laporan Direktorat Pembinaan Tendik pendampingan

dan Dikdasmen Ditjen GTK

menyerahkannya

kepada Kemdikbud mendapatkan Direktorat Pembinaan Tendik laporan pendampingan dari Dikdasmen

Ditjen

GTK setiap KS mitra.

Kemdikbud dalam bentuk soft file dan hard copy.

Pendampingan melalui media WhatsApp Group (WAG) untuk internet:

setiap kelompok fasilitator

1. Fasilitator membuat WA bersama KS imbas, dan KS Group/email/sejenisnya yang mitra, alamat email masing- dinilai

memungkinkan masing (KS Imbas, KS Mitra, berdasarkan kondisi di lokasi dan Fasilitator) sekolah imbas.

2. Fasilitator, KS Mitra, dan KS Terjadi komunikasi antara Imbas melakukan komunikasi Fasilitator, KS Mitra, dan KS secara rutin, baik harian Imbas

mengenai proses maupun mingguan untuk implementasi RTL, masalah membahas

perkembangan yang dihadapi, pemecahan

implementasi rencana tindak, masalah,

dan rencana

identifikasi masalah

dan kegiatan selanjutnya.

alternatif pemecahannya, dan merencanakan

membuat Laporan

perkembangan

rekapitulasi

perkembangan implementasi RTL di setiap implementasi RTL di setiap sekolah imbas. sekolah

dengan KS mitra.

5. WS- 3 KS imbas menyampaikan laporan Laporan implementasi RTL (Workshop

hasil implementasi RTL selama dari KS imbas. hasil

satu tahun kegiatan.

implementasi KS mitra menyampaikan hasil Laporan pendampingan RTL)

pendampingan kepada KS imbas implementasi RTL dari KS selama satu tahun kegiatan.

mitra.

Fasilitator menyampaikan hasil Laporan

fasilitasi fasilitasi selama satu tahun implementasi

RTL dari

kegiatan.

fasilitator.

No Kegiatan

terkait Kemdikbud,

Pemerintah

mendapatkan

informasi Daerah, pemerintah provinsi

mengikuti kegiatan implementasi kemitraan KS tahun kemitraan KS tahun 2017 2017.

mengenai

pelajaran

dari yang

mendapatkan informasi mengenai pelajaran penting dari implementasi kemitraan tahun 2017.

B. METODOLOGI

1. Pendekatan Laporan ini disusun dari data yang dikumpulkan dengan menggunakan disain mix- method. Yaitu menggabungkan antara pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut sifatnya dan karakternya, dalam laporan ini pendekatan kualitatif ditempatkan untuk mendukung pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif disajikan terlebih dahulu, kemudian didukung dengan data kualitatif sebagai penjelas dan penguat.

2. Populasi adalah 116 Kepala Sekolah Imbas yang berada di daerah khusus yang menunjukkan kinerja, potensi dan keinginan untuk maju dan kesediaan mengejar mutu, relevansi dan daya saing pada tahun 2015 dan 2016. Dari 116 Kepala Sekolah imbas tersisa 106 sekolah saja yang laporannya valid. Validitas tersebut dibuktikan dengan adanya laporan bahwa Kepala Sekolah Mitra mengunjungi kepala sekolah imbas dan terjadi pendampingan resiprokal antar keduanya dengan didampingi oleh Fasilitator.

3. Sumber data: Data-data dalam laporan ini dikumpulkan selama 6 (enam) bulan melalui proses pendampingan oleh Kepala Sekolah Mitra dan fasilitator. Baik dalam proses pendampingan melalui dalam jaringan selama 6 (enam) bulan yang dimulai pada bulan April sampai dengan September 2017 maupun melalui pendampingan tatap muka atau OJL yang dilaksanakan pada tanggal 3-9 September (Tahap 1) dan tanggal 17-23 September 2017 (Tahap 2). Pada saat OJL di sekolah imbas, Kepala Sekolah

Mitra dan Fasilitator tidak hanya melakukan intervensi pendampingan, tetapi juga memastikan bahwa data kuantitatif yang diambil dari pelaksanaan RTL benar-benar valid kemudian dilakukan triangulasi dengan menyandingkannya dengan data-data kualitatif yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan focus group discussion (FGD) di sekolah imbas. Di samping menvalidasi data RTL yang merujuk pada tiga komponen, data-data lain yang dikumpulkan pada saat OJL di sekolah imbas melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan FGD adalah tentang program dan kebijakan kementerian seperti Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Lima Hari Sekolah (LHS), Pengembangan Berkeprofesian Berkelanjutan (PKB) , dan lain-lain.

4. Jenis data

a. Kuantitatif: - Data baseline Data ini digunakan sebagai acuan awal (starting point) untuk melihat perubahan pada tiga komponen utama program kemitraan dan kebijakan pemerintah setelah pelaksanaan RTL pada 2017. Hasil capaian program kemitraan kepala sekolah 2017 digunakan untuk mengukur ketercapaian target dan sasaran program kemitraan pada tahun berjalan, dan sekaligus menjadi baseline bagi capaian program kemitraan kepala sekolah pada tahun 2018.

- Data ditabulasi dari laporan bulanan RTL hasil pendampingan dalam jaringan selama 6 (enam) bulan. - Data agregasi akhir tentang capaian persentase RTL program kemitraan kepala sekolah 2017 per komponen dan aspek.

b. Kualitatif: - Data hasil studi dokumen yang berisi tentang review kepala sekolah mitra dan

fasilitator tentang Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik, Pengelolaan Ekosistem Sekolah, juga dokumen tentang berbagai dokumen pelaksanaan program dan kebijakan kementerian di sekolah imbas.

- Data hasil observasi tentang pelaksanaan Manajemen Kurikulum, dokumen dan pelaksanaan Supervisi Akademik, Pengelolaan Ekosistem Sekolah, juga pelaksanaan berbagai program dan kebijakan kementerian di sekolah imbas.

- Data hasil wawancara yang berisi testimoni kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, pengawas, komite sekolah, dan unsur lainnya di sekolah imbas tentang pelaksanaan Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik, Pengelolaan Ekosistem Sekolah, juga pelaksanaan berbagai program dan kebijakan kementerian.

- Data hasil FGD yang berisi tentang refleksi di sebuah forum FGD yang dilakukan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, pengawas, komite sekolah, komite sekolah, dll., sekolah imbas tentang kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaan Manajemen Kurikulum, Supervisi Akademik, Pengelolaan Ekosistem Sekolah, juga pelaksanaan berbagai program dan kebijakan kementerian.

5. Instrument Pengumpulan data

a. Data Kuantitatif: -

Intsrument Baseline (Lampiran 2) -

Data Bulanan Daring Kepala Sekolah (F1) (Lampiran 3) -

Data Bulanan Daring Fasilititor (2) (Lampiran 4) -

Data Analisis RTL (F3) (Lampiran 5)

b. Data Kualitatif -

Studi dokumen Wawancara dan Observasi (F4) (Lampiran 6) -

FGD dan Refleksi (F5) (Lampiran 7)

6. Teknik Analisis Data

a. Kuantitatif : data ini dituangkan lebih dahulu yang terdiri dari data Baseline awal; data bulanan pelaksanaan RTL; data agregate ketercapaian target sasaran persentase perkomponen 2017 disesuaikan dengan roadmap; data ketercapaian perkomponen pada setiap jenjang, data perbandingan baseline 2016 dan capaian pada 2017 serta data capaian kemitraan KS 2017 per komponen per propinsi dan per kabupaten.

b. Kualitatif : data ini dituangkan kemudian yang terdiri dari data kualitatif yang dikumpulkan melalui instrumen studi dokumen, wawancara, observasi, FGD/refleksi dianalisis menggunakan kategorisasi, verifikasi, reduksi data, penyajian data, dan membuat kesimpulan. Kesimpulan dari data kualitatif

dijadikan untuk mempertajam dan memperkuat data kuantitatif.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada sub bab ini disampaikan data dan analisis data kuantitatif tentang pelaksanaan RTL di sekolah imbas pada program kemitraan kepala sekolah 2017. Dari 120 sekolah imbas yang dicanangkan sebagai peserta program kemitraan pada 2017, terdapat 116 sekolah imbas yang mengikuti workshop penyusunan RTL pada April 2017. Dari 116 sekolah imbas tersebut, terdapat 106 Sekolah Imbas dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK di daerah khusus yang proses pendampingan dalam jaringan dan OJL berjalan baik, sehingga laporan pelaksanaan RTL melalui dua jenis pendampingan di atas lengkap dan datanya valid dapat dianalisis.

RTL kepala sekolah imbas merupakan hasil workshop pada bulan April 2017. Jenis kegiatan yang tercantum di dalam RTL dipilih berdasarkan self-evaluation dengan mengisi instrumen baseline. Butir-butir indikator pada tiga komponen yang dengan skor rendah pada instrumen baseline ditindaklanjuti dengan mencantumkannya di dalam RTL. Dapat diasumsikan, bahwa butir-butir kegiatan di dalam RTL hanya mencantumkan butir-butir indikator di instrumen baseline dengan skor yang rendah saja. Dengan demikian, butir-butir indikator yang tercantum di dalam RTL merupakan kegiatan prioritas yang kira-kira realistis untuk direalisasikan oleh Kepala Sekolah Imbas selama jangka waktu 6 bulan selama perode kemitraan kepala sekolah pada tahun 2017. Keterlaksanaan dan ketercapaian RTL di sekolah imbas akan mempengaruhi kinerja capaian RTL satuan pendidikan tersebut yang pada gilirannya akan menyumbang terhadap target capaian akumulatif persentase pada tiga komponen program kemitraan kepala sekolah tahun 2017.

Instrumen pada Program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2017 memiliki 3 (tiga) komponen dan terdapat 140 butir indikator. Pada komponen Manajemen Kurikulum terdapat 68 butir indikator; pada komponen Supervisi Akademik memiliki 32 butir indikator; sedangkan Pengelolaan Ekosistem Sekolah terkandung 40 butir indikator.

Pada 106 dokumen RTL sekolah imbas rata-rata terdapat 2-5 butir indikator per komponen dari tiga komponen; rata-rata 7-9 butir indikator per sekolah imbas dari total 140 butir indikator; dan secara total terdapat 17 butir indikator dari 140 butir indikator. Dengan demikian, penting ditegaskan di depan, bahwa butir-butir indikator yang tidak tercantum di dalam kegiatan RTL masing-masing satuan sekolah imbas pada tahun 2017 dapat dimaknai bahwa butir-butir indikator kepala sekolah imbas sudah berada dalam kategori yang baik, sehingga Kepala Sekolah Imbas hanya memastikan agar indikator- indikator diluar RTL tersebut tidak turun tetapi diusahakan naik secara berkelanjutan.

Di bawah ini akan disampaikan data agregate, per komponen, indikator, jenjang pendidikan, kabupaten dan propinsi berbentuk tabel dan grafik. Seluruh data dalam bentuk tabel dan grafik tersebut kemudian akan analisis secukupnya, untuk memperjelas narasi pada angka dan persentase di dalam tabel dan grafik tersebut. Terlihat sedikitnya butir di dalam RTL dan yang kemudian mempengaruhi capaian persentase pada tabel dan grafik tidak menggambarkan mutu sekolah secara keseluruhan, namun RTL hanya mencantumkan skala prioritas yang dikerjakan selama 6 bulan pada tahun 2017 berdasarkan hasil instrumen baseline yang diisi oleh kepala sekolah imbas secara mandiri. Data dan tabel olahan didasarkan pada instrumen F3 dan target capaian indikator.

1. KETERCAPAIAN PROGRAM KEMITRAAN TAHUN 2017 PER KOMPONEN DAN JENJANG Di bawah ini adalah tabel dan grafik yang menunjukkan persentase angka agregat capaian Program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2017, pertama-tama per komponen lalu per jenjang pendidikan.

Tabel 2. Capaian Persentase Program Kemitraan Per komponen

1 Manajemen Kurikulum 68%

2 Supervisi akademik 70%

3 Pengelolaan Ekosistem Sekolah 56%

Grafik 1. Capaian Persentase Program Kemitraan Per komponen

Hasil capaian komponen pada pelaksanaan program kemitraan Kepala Sekolah tahun 2017 menunjukkan tingkat ketercapaian tertinggi pada komponen Supervisi Akademik. Hal ini ditunjukkan pada tabel dan grafik di atas bahwa Supevisi Akademik memiliki persentase yang tinggi, yaitu masing-masing mencapai 70%. Hal ini dapat diartikan fokus sekolah imbas dalam menyusun RTL untuk memperbaiki mutu sekolahnya masih pada implementasi supervisi akademik. Jika diasumsikan bahwa pada Program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2015 dan 2016 masih berupa adaptasi dokumen, maka pada Program Kemitraan Kepala Sekolah Tahun 2017 sudah pada tahap melaksanakan supervisi akademik di kelas oleh Kepala Sekolah dan memanfaatkan data hasil supervisi akademik demi untuk meningkatkan mutu sekolah.

Ketercapaian komponen tersebut berdasarakan keterlaksanaan indikator yang dilaksanakan sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang telah disusun sebelum implementasi RTL. Pada implementasi kegiatan RTL, rata-rata keterlaksanaan indikator komponen Manajemen Kurikulum sebesar 7,16% (rata-rata 8 butir indikator) dari 68 butir indikator dan Supervisi Akademik sebesar 17,05% (rata-rata 5-6 butir indikator) dari 32 butir indikator. Keterlaksanaan butir-butir indikator pada RTL yang dikembangkan sekolah imbas diperoleh berdasarkan laporan bulanan pelaksanaan RTL melalui pendampingan secara daring (dalam jaringan/online).

Tabel 3. Ketercapaian Indikator Berdasarkan Laporan Pendampingan Bulanan

NO JENJANG

(ada 68 butir)

(ada 32 butir)

Sumber: Data rekap laporan pendampingan bulanan dalam jaringan (daring)

2. KETERCAPAIAN TAHUN 2017 PER KOMPONEN DAN INDIKATOR PADA RTL Pada sub bab ini akan ditampilan capaian program kemitraan kepala sekolah tahun

2017 per komponen dan per indikator.

1. Manajemen Kurikulum

Tabel 4. Ketercapaian Persentase Komponen Manajemen Kurikulum Per Indikator

1. KTSP dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan karakteristik lingkungan sekolah (sesuai dengan visi, misi, dan tujuan

pendidikan, dan ciri khas lingkungan sekitar sekolah) 2. SKL berlandaskan Permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang standar

kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah 3. Perencanaan pembelajaran memenuhi ketentuan sesuai dengan standar

proses 4. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan saintifik, inkuiri, pemecahan masalah dan discoveri 5. Penilaian hasil belajar mengukur kompetensi sesuai dengan rencana

pembelajaran sebagai dasar penentuan ketuntasan tiap KD 6. Menumbuhkan karakter yang terintegrasi pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran

76% 7. Menumbuhkembangkan kebiasaan baik di sekolah

88% 8. Mengembangkan kemampuan literasi peserta didik

66% Rata-rata

Grafik 2. Ketercapaian Persentase Komponen Manajemen Kurikulum per Indikator

Pencapaian indikator komponen Manajemen Kurikulum pada pelaksanaan RTL yang dikembangkan Kepala Sekolah Imbas, terdapat 3 (tiga) indikator yang menunjukkan ketercapaian yang tinggi. Yaitu pada indikator KTSP dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan karakteristik lingkungan sekolah (sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan, dan ciri khas lingkungan sekitar sekolah) sebesar 75%; indikator menumbuhkan karakter yang terintegrasi pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran sebesar 76%, dan menumbuhkembangkan kebiasaan baik di sekolah sebesar 88%.

Hal ini menunjukkan bahwa sekolah imbas sebagian besar lebih fokus pada penanaman sikap siswa dalam menumbuhkembangkan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan baik di sekolah saat menyusun RTL mereka.

2. Supervisi Akademik Tabel 5. Ketercapaian Persentase Komponen Supervisi Akademik per Indikator

NO

CAPAIAN 1. Merencanakan kegiatan supervisi akademik dalam

INDIKATOR

peningkatan profesionalisme guru 2. Melaksanakan kegiatan supervisi akademik

78% 3. Mengevaluasi hasil kegiatan supervisi akademik

65% 4. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut

Grafik 3. Ketercapaian Persentase Komponen Supervisi Akademik per Indikator

Pencapaian indikator komponen Supervisi Akademik pada pelaksanaan RTL yang dikembangkan Kepala Sekolah Imbas, bahwa indikator Merencanakan kegiatan supervisi akademik dalam peningkatan profesionalisme guru dan Melaksanakan kegiatan supervisi akademik yang menunjukkan ketercapaian yang tinggi, yaitu masing-masing 78%. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah imbas pada periode sebelumnya, yakni pada tahun 2015 dan 2016, masih lemah dalam perencanaan supervisi akademik, sehingga kegiatan RTL yang dikembangkan menitikberatkan pada pencapaian indikator tersebut. Sedangkan pencapaian indikator mengevaluasi hasil kegiatan supervisi akademik masih rendah yaitu 59%. Hal ini ditunjukkan dengan keterlaksanaan butir indikator pada komponen Supervisi Akademik rata-rata sebesar 17,05% atau sekitar 5 –6 butir indikator yang dilaksanakan dari 32 butir indikator.

3. Pengelolaan Ekosistem Sekolah

Tabel 6. Ketercapaian Persentase Komponen Pengelolaan Ekosistem Sekolah Per Indikator

1. Hubungan sekolah dengan satuan pendidikan di sekitarnya

2. Hubungan sekolah dengan Lembaga Pemerintah/DUDI 46%

3. Hubungan sekolah dengan komite sekolah 59% 55.25%

Rata-rata

Grafik 4. Ketercapaian Persentase Komponen Pengelolaan Ekosistem Sekolah per Indikator

Ketercapaian komponen Pengelolaan Ekosistem Sekolah merupakan pencapaian terendah, yaitu hanya 55,25%, dari dibandingkan komponen Manajemen Kurikulum dan Supervisi Akademik dari seluruh sekolah imbas yang melaksanakan RTL Kemitraan Kepala Sekolah pada tahun 2017.