Hasil Penelitian

B. Hasil Penelitian

Data penelitian ini berupa kalimat yang mengandung deiksis yang terdapat dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos. Data tersebut dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel penelitian dipilih dengan memilih dan memilah kalimat-kalimat yang mengandung deiksis. Pemilihan sampel disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji peneliti. Permasalahan tersebut adalah (1) bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos, dan (2) fungsi-fungsi deiksis yang terdapat dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

Dalam penyajian data digunakan kodifikasi untuk menuliskan sumber datanya. Kode yang diterapkan adalah kode singkatan, yaitu D (data); Sp (Solopos); wacana Ar (artikel), Va (Varia), Paw (Pawiyatan), Eks (Ekskul), BK (Bahasa Kita), Fi (Figur); hari Sen (Senin), Sel (Selasa), Rab (Rabu), Kam (Kamis), Jum (Jumat), Sab (Sabtu); tanggal bulan Agt (Agustus), Sept (September), Okt (Oktober); tahun 2011. Kode tersebut dituliskan seperti contoh berikut.

D1/Sp/Va/Sen/1 Agt/2011 Kode tersebut dibaca data 1 di halaman Pendidikan harian Solopos terdapat dalam wacana Varia yang dimuat pada edisi hari Senin tanggal 1 Agustus 2011. Berikut ini akan diuraikan bentuk-bentuk deiksis dan fungsi-fungsi deiksis dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos edisi bulan Agustus – Oktober 2011.

commit to user

Pendidikan Harian Solopos

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, ditemukan bentuk-bentuk deiksis dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos. Bentuk-bentuk tersebut adalah (1) deiksis persona, (2) deiksis tempat, (3) deiksis waktu, (4) deiksis wacana, dan (5) deiksis sosial. Dalam setiap deiksis tersebut terdapat kata yang diacu atau ditunjuk dan referennya disebut titik tolak atau titik labuh. Titik tolak bersifat endoforis sehingga dapat digunakan untuk referen deiksis wacana. Akan tetapi, titik labuh bersifat eksoforis sehingga digunakan untuk referen deiksis persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu. “Titik tolak berupa kata atau

frasa atau kalimat atau wacana, berupa unsur dalam bahasa, sedangkan titik labuh berupa unsur luar bahasa yang dapat berwujud orang, tempat , atau waktu” (Purwo; 1984: 104 – 105). Berikut ini akan diuraikan lebih rinci mengenai bentuk-bentuk deiksis dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos edisi bulan Agustus – Oktober 2011.

a. Deiksis Persona

Deiksis persona adalah pengungkapan acuan atau referen sebuah kata atau kalimat dalam kategori orang atau persona. Pengungkapan tersebut dilakukan dengan menggunakan kata ganti persona yang terdiri atas kata ganti persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga.

1). Bentuk persona pertama Cahyono (1995: 218) mengemukakan bahwa deiksis persona pertama adalah kategori rujukan pembicara kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya. Bentuk persona pertama terdiri atas persona pertama tunggal dan jamak.

a). Persona pertama tunggal Menurut Purwo (1984: 22 – 23) bentuk persona pertama tunggal adalah kata aku, saya, dan bentuk terikat –ku. Bentuk persona pertama tunggal yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(1). “Tapi karena ini amanah, maka saya berusaha melaksanakannya dengan baik,” … (D91/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011) (2). “Saya usahakan ketika pembelajaran, seolah tak ada jarak antara

saya sebagai guru dengan siswa. (D130/Sp/Fi/Rab/7 Sept/2011)

commit to user

berganti-ganti sesuai dengan orang yang menuturkannya. Kata saya pada kalimat (1) merujuk pada Wisnu Untoro, sedangkan kalimat (2) merujuk pada Rahmat Hariyadi. b). Persona pertama jamak

Bentuk jamak dari kata ganti persona pertama adalah kata kami dan kita. Purwo (1984: 24) mengungkapkan bahwa kami adalah bentuk eksklusif, sedangkan kita adalah bentuk inklusif. Bentuk persona pertama jamak yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(3). Oleh karena itu pembahasan di September setelah Lebaran ini

kita harapkan Inpres sudah bisa keluar,” ujarnya. (D112/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

(4). “Tahun sebelumnya kita pernah membuat kerajinan dari botol bekas dan bambu. (D288/Sp/Paw/Sel/25 Okt/2011) (5). Kami sengaja meminta seorang seniman terkenal sebagai

pembimbing ekstrakurikuler Musik Etnik, Lanjar Sarwanto,” ujarnya. (D65/Sp/Eks/Jum/19 Agt/2011)

(6). “Kami pun tetap memberikan pendidikan karakter bagi siswa

mereka. (D257/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

Bentuk kata ganti persona pertama jamak yang ditemukan adalah kata kami dan kita. Kata kita dalam kalimat (3 dan 4) merujuk pada penutur atau pembicara, beserta mitra tutur dan pendengar secara berkelompok. Sementara itu, kata kami dalam kalimat (5 dan 6) mengacu pada penutur atau pembicara, baik sendiri maupun penutur lain yang ikut terlibat. Kata kami dan kita pada data di atas referennya berbeda-beda karena konteksnya berbeda.

2). Bentuk persona kedua Menurut Cahyono (1995: 218) kata ganti persona kedua adalah kategori rujukan pembicara kepada seorang pendengar atau lebih yang hadir bersama orang pertama. Kata ganti persona kedua terdiri atas bentuk tunggal dan jamak. Kata ganti persona kedua tunggal adalah engkau, kamu, dan bentuk terikat –mu. Selain itu, kata ganti persona kedua tunggal juga diungkapkan dengan sebutan ketakziman (seperti anda, saudara); leksem kekerabatan (seperti bapak, kakak); dan leksem jabatan (seperti dokter, mantri). Sementara bentuk kata ganti persona

commit to user

persona kedua jamak tidak ditemukan, sedangkan bentuk persona kedua tunggal yang ditemukan adalah leksem kekerabatan dan leksem jabatan. Bentuk deiksis persona kedua yang ditemukan sebagai berikut. a). Leksem kekerabatan

Bentuk leksem kekerabatan di antaranya bapak, ibu, kakak, adik, dan sebagainya. Kata bapak, ibu dapat digunakan sebagai kata sapa, tetapi bentuk singkatnya tidak dapat digunakan kecuali diikuti nama diri (Purwo; 1984: 26 – 27). Bentuk-bentuk leksem kekerabatan yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(7). Di KB Aisyiyah, kata Bu Har, sejak berdiri sampai sekarang

rata-rata jumlah murid yang masuk

sekitar 20. (D211/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011) (8). Ayah Feristo Adi Rajasa ini pernah meraih berbagai prestasi.

(D222/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011) Kata Bu Har pada kalimat (7) mengacu pada Hariyah Indradadi. Sementara itu, kata ayah pada kalimat (8) mengacu pada Isharyanto. Kata-kata tersebut merupakan deiksis karena referennya berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat dan siapa penuturnya. b). Leksem jabatan

Leksem jabatan merupakan kata-kata yang mengungkapkan jabatan yang dimiliki seseorang. Kata-kata yang merupakan leksem jabatan misalnya dokter, mantri, kepala, psikolog, dan sebagainya. Berikut ini beberapa bentuk-bentuk leksem jabatan yang ditemukan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos .

(9). Kepala SMA Muhammadiyah 1 Solo, Drs Tri Kuat, mengungkapkan kegiatan … (D20/Sp/Va/Rab/3 Agt/2011) (10). Hal ini seperti pengalaman Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr Wisnu Untoro MS. (D89/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011)

Kata Kepala dan Dekan pada data tersebut merupakan bentuk-bentuk deiksis persona tunggal yang diungkapkan dengan menggunakan leksem jabatan. Kata-kata tersebut termasuk deiksis karena mengacu pada jabatan yang dimiliki

commit to user

dengan orang yang menduduki jabatan tersebut. 3). Bentuk Persona Ketiga Bentuk persona ketiga merupakan rujukan kepada orang yang bukan pembicara atau pendengar suatu ujaran, baik hadir maupun tidak. Bentuk persona ketiga juga terdiri atas bentuk tunggal dan jamak. a). Persona ketiga tunggal

Bentuk kata ganti persona ketiga tunggal adalah ia, dia, beliau, dan bentuk terikat –nya. Kata beliau dipakai sebagai bentuk ketakziman, sedangkan ia dan dia dapat digunakan di antara peserta ujaran yang sudah akrab hubungannya. Bentuk persona ketiga tunggal yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(11). Menurut pejabat Humas dan Promosi Unisri C Ikka Sri

Litnaniyah dalam rilisnya, Rabu (10/8), … (D44/Sp/Va/Jum/12 Agt/2011 )

(12). Ketika mengajar, Rahmat, panggilan akrabnya, berusaha agar

dirinya … (D128/Sp/Fi/Rab/7 Sept/2011) (13). Ia mencontohkan seorang anak yang punya bakat di bidang

musik, ada yang belajar Matematika dengan dibuat lagu untuk menghafalkan rumus-rumus. (D68/Sp/Eks/Jum/19 Agt/2011)

(14). Saat ini, lanjut dia, pemerintah masih fokus pada perbaikan sarana pendidikan … (D120/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

Berdasarkan data di atas ditemukan bentuk deiksis persona yang diungkapkan dengan kata ia, dia, dirinya, dan bentuk terikat –nya. Kata-kata tersebut merupakan deiksis karena referennya berpindah-pindah sesuai dengan penuturnya. b). Persona ketiga jamak

Bentuk persona ketiga jamak adalah mereka. Bentuk persona ketiga jamak yang ditemukan antara lain sebagai berikut.

(15). Dia tidak menyalahkan mahasiswa sepenuhnya jika mereka belum bisa kritis … (D231/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011) (16). … kegiatan seni dan budaya merupakan salah satu wadah bagi

siswa-siswi untuk menyalurkan minat mereka di dunia seni dan budaya. (D263/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

Kata mereka dalam data di atas merupakan bentuk deiksis persona. Referen kata tersebut berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat. Referen

commit to user

bahasa. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk deiksis persona yang ditemukan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos adalah bentuk persona pertama tunggal dan jamak, persona kedua tunggal, serta persona ketiga tunggal dan jamak. Frekuensi penggunaan bentuk deiksis persona dalam wacana tersebut terdapat dalam tabel 2 berikut. Tabel 2. Frekuensi Pemakaian Bentuk Deiksis Persona

No

Bentuk Deiksis Persona

Frekuensi

1 Persona pertama tunggal

a. saya

12

2. Persona pertama jamak

a. kita

b. kami

13

10

3. Persona kedua tunggal

a. Leksem kekerabatan

b. Leksem jabatan

54

4. Persona ketiga tunggal

a. Bentuk terikat –nya

b. ia

c. dirinya

5. Persona ketiga jamak

a. mereka

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk persona ketiga, yaitu

bentuk terikat –nya adalah bentuk deiksis persona yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

commit to user

Nababan (1987: 41) mengemukakan bahwa deiksis tempat adalah pemberian bentuk kepada lokasi ruang (tempat) dipandang dari lokasi orang atau pemeran dalam peristiwa berbahasa. Deiksis tempat dapat diungkapkan dengan leksem ruang, preposisi, dan pronomina demonstratif lokatif. Bentuk deiksis tempat yang ditemukan sebagai berikut.

(17). … ulang tahun ke-16 sekaligus buka puasa bersama di kampus setempat, Kamis (5/8). (D43/Sp/Va/Jum/12 Agt/2011) (18). Palang Merah Remaja Wira SMA Muhammadiyah 1 Solo

bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Solo mengadakan donor darah di sekolah setempat, Rabu (27/7). (D19/Sp/Va/Rab/3 Agt/2011)

Kata setempat pada kedua kalimat tersebut merupakan deiksis karena untuk mengetahui letaknya pembaca harus memahami referen kata tersebut dan konteks kalimat. Kata setempat pada kalimat (17) mengacu pada Universitas Slamet Riyadi, sedangkan pada kalimat (18) mengacu pada SMA Muhammadiyah 1 Solo.

(19). “Kebanyakan, anak-anak yang sekolah di sini justru dari luar

kota Solo. (D148/Sp/Paw/Sel/13 Sept/2011) (20). Dulu, kami pindah-pindah hingga lima kali karena belum punya

gedung sampai akhirnya 2003 punya gedung di sini ,” … (D202/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011)

(21). Di sana, siswi Kelas VII SMPN Al Azhar 21 Solo Baru, Grogol

… (D169/Sp/Fi/Rab/21 Sept/2011) Kalimat-kalimat tersebut menggunakan preposisi

di untuk

menggambarkan hal ruang. Preposisi tersebut menggambarkan hal yang diam (statis). Hal ini sebagaimana diungkapkan Purwo (1984: 39) bahwa preposisi di menggambarkan hal yang diam karena penunjukan hal ruang dengan menggunakan preposisi dapat bersifat statis atau dinamis. Selain preposisi juga digunakan bentuk pronomina demonstratif lokatif, yaitu kata sini dan sana.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk deiksis tempat (ruang) yang ditemukan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos adalah leksem bukan verba dan pronomina demonstratif lokatif. Frekuensi penggunaan bentuk deiksis tempat (ruang) dalam wacana tersebut terdapat dalam tabel 3 berikut.

commit to user

No Bentuk Deiksis Tempat (Ruang)

Frekuensi

1 Leksem bukan verba

a. setempat

2. Pronomina demonstratif lokatif

a. sini

b. sana

Jumlah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk pronomina demonstratif lokatif sini adalah bentuk deiksis tempat (ruang) yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

b. Deiksis Waktu

Cahyono (1995: 218) mengemukakan bahwa deiksis waktu adalah pemberian bentuk pada rentang waktu seperti yang dimaksudkan penutur dalam peristiwa bahasa. Deiksis waktu dapat diungkapkan dengan leksem waktu, leksem ruang, dan penambahan kata ini atau itu yang dirangkaikan pada leksem waktu. Bentuk-bentuk deiksis waktu yang ditemukan antara lain sebagai berikut.

(22). Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mengenal teknologi

informasi yang ada di era global saat ini. (D2/Sp/Va/Sen/1 Agt/2011 )

(23). Tahun ini, kuota BOMM SMK mencapai 21.546 siswa.

(D11/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011) (24). “Menurut informasi terakhir, dana tersebut akan cair bulan Agustus ini ,” jelasnya. (D15/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011) (25). Oleh karena itu pembahasan di September setelah Lebaran ini

kita harapkan Inpres sudah bisa keluar,” ujarnya. (D112/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

(26). Salah satu kebijakan yang diberlakukan mulai tahun ajaran ini

adalah bagi guru kelas IV nantinya akan mengikuti keberadaan siswa hingga kelas VI. (D250/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

(27). Tapi kegiatan penelitian saya sekarang tidak sebanyak dulu

sebelum menjadi dekan,” … (D97/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011)

commit to user

berkembang dengan baik dan menunjang profesi yang nanti dipilih anak. (D58/Sp/Eks/Jum/19 Agt/2011)

(29). Anggota KIR dan Mading, ungkapnya, tahun lalu mengadakan

pertemuan rutin sepekan sekali pada Selasa pukul 14.00-15.30 WIB. (D27/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

(30). … berhasil meraih medali perak dan perunggu pada Lomba

Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) 2011 Tingkat Nasional , di Solo awal Oktober lalu. (D296/Sp/Fi/Rab/26 Okt/2011)

(31). “Tahun ajaran depan (2012/2013-red) mungkin gedungnya sudah dap at digunakan,” ... (D213/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011) (32). Saat itu siswa SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari adalah lulusan TK Alam Surya … (D76/Sp/Paw/Sel/23 Agt/2011) (33). … pameran dan Astronomy Day pada medio April sampai

medio Mei ,” papar Ustad AR saat ditemui Espos belum lama ini. (D272/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011)

(34). Pertengahan September pelaksanaan seleksi dan akhir

September diharapkan … (D105/Sp/Ar/Sab/27 Agt/2011) (35). Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK)

Aisyiyah Karangasem, Laweyan Solo kini telah mengalami banyak perubahan. (D200/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011)

(36). Sejak lima tahun terakhir, jumlah siswa yang masuk di atas

120-an. (D206/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011) (37). “Tahun sebelumnya kita pernah membuat kerajinan dari botol bekas dan bambu. (D288/Sp/Paw/Sel/25 Okt/2011)

Deiksis waktu dalam data di atas diungkapkan dengan leksem waktu, leksem ruang, serta penambahan kata ini dan itu pada leksem waktu. Leksem waktu yang digunakan adalah nantinya, sekarang, dulu, nanti, belum lama ini, medio, kini, lima tahun terakhir, dan tahun sebelumnya. Leksem ruang yang digunakan adalah kata depan dan lalu. Penambahan kata ini dan itu yang digunakan terdapat pada kata-kata saat ini, tahun ini, Agustus ini, Lebaran ini, dan saat itu. Referen kata-kata tersebut berpindah-pindah sesuai dengan saat terjadinya tuturan. Frekuensi pemakaian bentuk deiksis waktu tersebut dapat dilihat dalam tabel 4 berikut.

commit to user

No

Bentuk Deiksis Waktu

Frekuensi

1 Leksem waktu

a. nantinya

b. sekarang

c. dulu

d. nanti

e. belum lama ini

f. medio

g. pertengahan

h. awal

i. akhir j. kini k. … terakhir l. … sebelumnya

2. Leksem ruang

a. depan

b. lalu

3. Penambahan kata ini dan itu pada leksem waktu

a. saat ini

b. tahun ini

c. Agustus ini

d. Lebaran ini

e. tahun ajaran ini

f. saat itu

13

Jumlah

61

commit to user

deiksis waktu yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos .

c. Deiksis Wacana

Deiksis wacana merupakan rujukan pada bagian-bagian tertentu dalam wacana yang telah diberikan dan/atau sedang dikembangkan (Nababan; 1984: 42). Deiksis wacana diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda-beda. Deiksis wacana dibagi menjadi dua, yaitu anafora dan katafora.

1). Anafora Cahyono (1995: 218) mengemukakan bahwa anafora adalah penunjukan kembali kepada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya dalam wacana dengan pengulangan atau substitusi. Bentuk-bentuk anafora yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

(38). (Salah satu hasil penelitiannya adalah penelitian tentang

lingkungan yang tercemar akibat limbah pabrik batik.) “Dari penelitian itu, siswa kemudian menyusun solusi agar limbahnya … (D29/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

(39). (Selama menjadi dosen mulai tahun 2007, dia menilai

mahasiswa masih sulit diajak kritis.) “Orientasi mereka biasanya yang penting hapal materi dan bisa lulus,” imbuhnya. (D230/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011)

(40). (… SOLOCOM bekerja sama dengan Badan Keswadayaan

Masyarakat (BKM) Gajahan Colomadu, Karanganyar mengadakan pendidikan dan latihan (Diklat) komputer … .) Kegiatan ini bertujuan agar … (D2/Sp/Va/Sen/1 Agt/2011)

(41). (Jabatan yang disandang seseorang selalu menuntut waktu

lebih banyak untuk melaksanakan amanah yang melekat pada jabatan itu.) Hal ini seperti pengalaman Dekan Fakultas Ekonomi … (D89/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011)

(42). (… ada ketentuan bahwa seorang dosen yang sudah

mendapatkan tunjangan profesi khususnya, harus mau menulis.) Hal itu sekaligus merupakan potensi … (D195/Sp/Ar/Kam/29 Sept/2011)

(43). (Bagi Ica, kemampuan mengaji telah terlatih semenjak

orangtuanya mendatangkan ustazah ke rumahnya.) Meski demikian, mengaji di rumah berbeda … (D177/Sp/Fi/Rab/21 Sept/2011 )

Pemarkah anaforis yang ditemukan berdasarkan data di atas adalah itu,

bentuk terikat –nya, mereka, ia, ini, tersebut, dan demikian. Bentuk-bentuk

commit to user

tersebut berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat. Bentuk-bentuk tersebut mengungkapkan hal yang telah diungkapkan sebelumnya dalam wacana. Frekuensi pemakaian bentuk anafora tersebut dapat dilihat dalam tabel 5 berikut. Tabel 5. Frekuensi Pemakaian Bentuk Anafora

No

Bentuk Anafora

Frekuensi

1 Leksem bukan persona

a. itu

b. Bentuk terikat –nya

c. ini

d. tersebut

e. inilah

f. hal ini

g. hal inilah

h. hal itu

i. hal itulah j. demikian

2. Leksem persona

a. mereka

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk pronomina demonstratif itu adalah bentuk anafora yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

2). Katafora Cahyono (1995: 218) menyatakan bahwa katafora adalah penunjukan ke sesuatu yang disebut kemudian. Bentuk-bentuk katafora yang ditemukan di antaranya sebagai berikut.

commit to user

sufiks (akhiran), konfiks (gabungan awalan-akhiran) dan simulfiks (awalan-akhiran). (D138/Sp/BK/Kam/8 Sept/2011)

(45). Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di SMKN 6 Solo adalah

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dan Majalah Dinding (Mading). (D22/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

(46). Pertama, siswa tidak hanya akan terbiasa meneliti, tapi ia juga

dilatih menulis laporan hasil penelitian dan bentuk karya tulis lainnya untuk selanjutnya diinformasikan kepada banyak orang. (D31/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

(47). Perhatikan contoh berikut ini “Yuyun tidak bergeming mendengar berita itu ”. (D47/Sp/BK/Kam/18 Agt/2011) (48). Dengan demikian, kata M Nuh, anggaran pendidikan dalam

APBN harus terlebih dahulu disisihkan untuk pembangunan gedung sekolah rusak sebelum dialokasikan untuk kebutuhan yang lain. (D114/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

(49). Kata berimbuhan ini sering kita temui dan digunakan …

(Penulis menemui banyak orang menggunakan kata merubah …) (D100/Sp/BK/Kam/25 Agt/2011)

(50). Ada juga sebuah kata serapan yang salah, tetapi sering

(D158/Sp/BK/Kam/15 Sept/2011) (51). “Kegiatan CASA yaitu belajar astronomi teori dan praktik. (D271/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011) (52). “Ratusan lowongan kerja, baik untuk fresh graduate maupun

mereka yang sudah berpengalaman tersedia dalam job fair mendatang,” jelasnya dalam rilis yang diterima Espos, Rabu

(12/10). (D244/Sp/Va/Sab/15 Okt/2011) Pemarkah kataforis yang ditemukan berdasarkan data di atas adalah

terdiri atas, adalah, merupakan, pertama, berikut ini, demikian, ini, yakni,

yaitu, dan mereka. Bentuk-bentuk tersebut merupakan deiksis karena referen atau hal yang diacu oleh kata-kata tersebut berpindah-pindah sesuai dengan konteks kalimat. Bentuk-bentuk tersebut mengungkapkan hal yang akan diungkapkan setelah penggunaan kata tersebut dalam wacana. Frekuensi pemakaian bentuk katafora tersebut dapat dilihat dalam tabel 6 berikut.

commit to user

No

Bentuk Katafora

Frekuensi

1 Leksem bukan persona

a. terdiri atas

b. adalah

c. merupakan

d. pertama

e. berikut ini

f. demikian

g. ini

h. yakni

i. yaitu

30

2. Leksem persona

a. mereka

Jumlah

51

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bentuk pemarkah kataforis berupa leksem bukan persona adalah merupakan bentuk katafora yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

d. Deiksis Sosial

Deiksis sosial adalah pengungkapan realita sosial dalam tindak bahasa yang dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur. Pengungkapan tersebut terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan kemasyarakatan yang terdapat di antara peserta tindak ujaran. Selain itu, pengungkapan realita sosial dengan deiksis sosial dilakukan sebagai bentuk kesopanan dalam berbahasa. Bentuk-bentuk deiksis sosial yang ditemukan antara lain sebagai berikut.

(53). Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, mengungkapkan

ketika seorang dosen … (D188/Sp/Ar/Kam/29 Sept/2011) (54). … zakat fitrah dibagikan kepada kaum duafa dan masyarakat

sekitar SD Al Islam 3 Gebang. (D121/Sp/Va/Jum/2 Sept/2011)

commit to user

Tenaga Ahli DPRD Solo dalam Pembahasan Perda Pendidikan, Kesetaraan Difabel, Administrasi Kependudukan, Retribusi Daerah 2007-2010. (D224/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011)

(56). “Bahkan ditengarai pungutan SPS juga masih ditarik dari

orangtua siswa yang masuk kategori gold atau tidak mampu. (D234/Sp/Ar/Sel/11 Okt/2011)

(57). Di KB Aisyiyah, kata Bu Har, sejak berdiri sampai sekarang

rata-rata jumlah murid yang masuk sekitar 20. (D211/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011)

(58). CASA didirikan pada 16 April 2005 oleh Ustad AR Sugeng

(D270/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011) Bentuk-bentuk deiksis sosial yang ditemukan berdasarkan data di atas adalah pemakaian gelar, kata sapaan, dan penggunaan kata-kata khusus. Pemakaian gelar dan kata sapaan merupakan bentuk honorifics, sedangkan kata- kata khusus merupakan bentuk eufemisme. Frekuensi pemakaian bentuk deiksis sosial tersebut dapat dilihat dalam tabel 7 berikut. Tabel 7. Frekuensi Pemakaian Bentuk Deiksis Sosial

No

Bentuk Deiksis Sosial

Frekuensi

1 Pemakaian gelar

21

2. Pemakaian kata sapaan

a. Bu Har

b. Ustad

3. Pemakaian kata khusus

a. difabel

b. kaum duafa

c. tidak mampu

d. almarhum

Jumlah

33

commit to user

merupakan bentuk deiksis sosial yang sering digunakan dalam wacana di halaman Pendidikan harian Solopos.

2. Fungsi-fungsi Deiksis yang Terdapat dalam Wacana di Halaman Pendidikan Harian Solopos

Deiksis-deiksis yang ditemukan dalam wacana di halaman Pendidikan memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai jenis deiksisnya. Secara umum, deiksis berfungsi untuk membantu pembaca memahami sebuah wacana. Namun, setiap deiksis memiliki fungsi khusus yang berbeda sesuai jenis dan konteks yang ada dalam deiksis tersebut. Fungsi-fungsi deiksis dalam wacana di halaman Pendidikan sebagai berikut.

a. Deiksis Persona

Fungsi deiksis persona ada tujuh. Pertama, merujuk pada orang yang berbicara. Kedua, merujuk pada orang yang dibicarakan. Ketiga, menunjukkan perbedaan tingkat sosial antara penutur dan mitra tutur. Keempat, menunjukkan bentuk eksklusif. Kelima, menunjukkan bentuk inklusif. Keenam, menunjukkan bentuk jamak. Terakhir, ketujuh, menunjukkan jabatan yang dimiliki seseorang. Fungsi deiksis persona yang ditemukan sebagai berikut.

1). Merujuk pada orang yang berbicara Rujukan pada orang yang berbicara ditunjukkan dengan penggunaan bentuk persona pertama tunggal, yaitu aku dan saya. Selain itu, juga dengan penggunaan bentuk terikat –ku. Fungsi ini di antaranya terdapat pada data berikut.

a). “Tapi karena ini amanah, maka saya berusaha melaksanakannya

dengan baik,” ... (D91/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011) b). “Saya usahakan ketika pembelajaran, seolah tak ada jarak antara saya sebagai guru dengan siswa. (D130/Sp/Fi/Rab/7 Sept/2011) c). “Pekerjaan saya itu bisa dibilang tanpa tenaga tapi menguras otak.

(D227/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011) d). Untuk penyiapan pencapaian itu, saya sudah rapat …

(D249/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

commit to user

berbicara karena secara langsung mengacu pada si pembicara dan dituturkan langsung oleh pembicara.

2). Merujuk pada orang yang dibicarakan Rujukan terhadap orang yang dibicarakan digunakan kata ganti persona ketiga tunggal. Bentuk yang digunakan adalah kata ia, dia, dirinya dan bentuk terikat –nya. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Ketika mengajar, Rahmat, panggilan akrabnya, berusaha agar

dirinya ... (D128/Sp/Fi/Rab/7 Sept/2011)

b). … Nana Rosiana, megungkapkan ia memilih ekstrakurikuler KIR

karena secara pribadi ia suka membuat cerita narasi dan membuat desain gambar. (D33/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

c). Inpres tersebut, lanjut dia, nantinya akan digunakan untuk menyusun anggaran … (D113/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

Kata ia, dia, dirinya, dan bentuk terikat –nya dalam data di atas merujuk pada orang yang dibicarakan karena kalimat-kalimat tersebut tidak diucapkan oleh pembicara atau pembicara menceritakan kembali hal yang diucapkan oleh orang lain.

3). Menunjukkan perbedaan tingkat sosial antara penutur dan mitra tutur Fungsi yang ketiga ini ditunjukkan dengan penggunaan bentuk persona kedua. Bentuk yang digunakan adalah kata engkau, kamu, bentuk terikat –mu, sebutan ketakziman, dan leksem kekerabatan. Fungsi ini di antaranya terdapat pada data berikut.

a). Idealnya, untuk mencapai hasil dan perkembangan lebih cepat, ibu dua anak tersebut … (D151/Sp/Paw/Sel/13 Sept/2011) b). … masuk kelas membaca surat-surat pendek,” tambah Hariyah yang biasa disapa Bu Har. (D205/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011) c). Ayah Feristo Adi Rajasa ini pernah meraih berbagai prestasi.

(D222/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011) Bentuk leksem kekerabatan yang ditemukan dalam penelitian ini berfungsi sebagai pembeda tingkat sosial antara penutur dan mitra tutur. Hal ini disebabkan leksem kekerabatan digunakan sebagai salah satu bentuk ketakziman dalam peristiwa berbahasa. Penutur menggunakan leksem kekerabatan untuk menghormati lawan tuturnya dalam peristiwa tindak bahasa.

commit to user

Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan bentuk kami. Menurut Purwo (1984: 24) kami adalah gabungan antara persona pertama dan ketiga. Fungsi ini di antaranya terdapat pada data berikut.

a). Kami sengaja meminta seorang seniman terkenal sebagai

pembimbing … (D65/Sp/Eks/Jum/19 Agt/2011) b). Hanya penyampaiannya yang berbeda karena kami menggunakan

alam … (D84/Sp/Paw/Sel/23 Agt/2011) c). Untuk dana yang bersumber di APBN-P, itu sudah kami alokasikan,” ujarnya. (D117/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

Kata kami dalam data di atas merupakan bentuk eksklusif. Ini dikarenakan kata tersebut diucapkan oleh satu orang, yaitu si pembicara tetapi secara tidak langsung juga mewakili kelompok yang melibatkan pembicara atau pembicara berada dalam kelompok tersebut.

5). Menunjukkan bentuk inklusif Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan bentuk kita. Menurut Purwo (1984: 24) kita adalah gabungan antara persona pertama dan kedua. Fungsi ini di antaranya terdapat pada data berikut.

a). Oleh karena itu pembahasan di September setelah Lebaran ini kita harapkan Inpres … (D112/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011) b). “Tahun sebelumnya kita pernah membuat kerajinan dari botol

bekas dan bambu. (D288/Sp/Paw/Sel/25 Okt/2011) c). “Tak jarang kita hadirkan penulis-penulis ternama untuk membagi

ilmunya atau … (D319/Sp/Eks/Jum/28 Okt/2011) Kata kita dalam data di atas merupakan bentuk eksklusif. Ini dikarenakan kata tersebut diucapkan oleh satu orang, yaitu si pembicara tetapi secara tidak langsung juga mewakili kelompok yang melibatkan pembicara atau pembicara berada dalam kelompok tersebut.

6). Menunjukkan bentuk jamak Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan kata ganti persona jamak. Bentuk yang digunakan adalah persona kedua dan ketiga jamak. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Selanjutnya agar anak pintar, mereka dibekali berbagai ilmu

pengetahuan … (D85/Sp/Paw/Sel/23 Agt/2011)

commit to user

lulus,” imbuhnya. (D230/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011) c). … pendidikan karakter bagi siswa dengan membimbing dan membina mereka. (D257/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011) d). Mereka adalah siswa hasil seleksi berdasarkan karya yang

dihasilkan. (D315/Sp/Eks/Jum/28 Okt/2011) Kata mereka dalam data di atas merujuk pada jumlah yang banyak atau jamak. Ini disebabkan referen kata tersebut berjumlah banyak. 7). Menunjukkan jabatan yang dimiliki seseorang Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan kata ganti persona kedua tunggal. Akan tetapi tidak semua bentuk kata ganti persona kedua tunggal, hanya bentuk leksem jabatan yang digunakan untuk menunjukkan fungsi ini. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Pelaksana Public Relations SOLOCOM, Biyarni, dalam rilis yang diterima Espos, … (D1/Sp/Va/Sen/1 Agt/2011) b). Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah, Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Budi Setiono, … (D5/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011)

c). Kepala SMA Muhammadiyah 1 Solo, Drs Tri Kuat, mengungkapkan kegiatan … (D20/Sp/Va/Rab/3 Agt/2011) d). Sebelum menjadi dekan FE UNS, terangnya, pria kelahiran 20

Februari 1950 ini pernah menjabat sebagai pembantu dekan III FE UNS dan Direktur Magister Manajemen FE UNS. (D92/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011)

e). Menteri Pendidikan Nasional M Nuh berharap instruksi presiden

(Inpres) ... (D109/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011) f). Seusai silaturahmi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara, … (D110/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011) g). … ucap Ketua Pusat Penelitian Konstitusi UNS periode 2004-

sekarang saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Rabu (28/9) lalu. (D220/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011)

Leksem jabatan yang terdapat dalam data di atas menunjukkan jabatan yang dimiliki oleh seseorang. Leksem jabatan merupakan deiksis karena referennya berpindah-pindah sesuai dengan orang yang menduduki jabatan tersebut pada saat peristiwa tindak bahasa dilakukan.

commit to user

Fungsi deiksis tempat ada tiga. Pertama, menunjuk pada tempat yang dekat dengan pembicara. Kedua, menunjuk pada tempat yang agak dekat atau agak jauh dari pembicara. Ketiga, menunjuk pada tempat yang jauh dari pembicara. Fungsi deiksis tempat yang ditemukan sebagai berikut.

1). Menunjuk pada tempat yang dekat dengan pembicara Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan kata sini atau ini. Selain itu, ditunjukkan dengan penggunaan leksem ruang dengan menyesuaikan konteks pembicaraan. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). “Siswa di sini tidak dibebani pekerjaan rumah dan guru tidak

menentukan buku panduan khusus. (D80/Sp/Paw/Sel/23 Agt/2011) b). “Kebanyakan, anak-anak yang sekolah di sini justru dari luar kota

Solo. (D148/Sp/Paw/Sel/13 Sept/2011) Kata di sini dalam data di atas mengungkapkan tempat yang dekat dengan pembicara. Ini disebabkan peristiwa bahasa atau pembicaraan tersebut terjadi di tempat yang ditunjuk oleh pembicara.

2). Menunjuk pada tempat yang jauh dari pembicara Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan kata sana dan setempat. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Mahasiswa pecinta alam (Mapala) Arcapada Universitas Slamet

Riyadi (Unisri) Solo merayakan ulang tahun ke-16 sekaligus buka puasa bersama di kampus setempat, Kamis (5/8). (D43/Sp/Va/Jum/12 Agt/2011)

b). Palang Merah Remaja Wira SMA Muhammadiyah 1 Solo bekerja

sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Solo mengadakan donor darah di sekolah setempat, … (D19/Sp/Va/Rab/3 Agt/2011)

c). Di sana, siswi Kelas VII SMPN Al Azhar 21 Solo Baru, Grogol

yang akrab dengan panggilan Ica itu meraih urutan tujuh dari sejumlah peserta. (D169/Sp/Fi/Rab/21 Sept/2011)

Kata setempat dan di sana pada data di atas menunjuk pada tempat yang jauh dari pembicara. Ini disebabkan pembicara tidak berada di tempat yang ditunjuk saat peristiwa berbahasa sedang berlangsung.

commit to user

Deiksis waktu memiliki lima fungsi. Pertama, merujuk pada saat tuturan. Kedua , merujuk pada waktu lampau atau sebelum saat tuturan. Ketiga, merujuk pada waktu sesudah saat tuturan. Keempat, menggambarkan kejadian yang faktual atau pungtual. Kelima, menggambarkan peristiwa yang terjadi lebih dari satu kali atau duratif. Fungsi deiksis waktu yang ditemukan sebagai berikut.

1). Merujuk pada saat tuturan Fungsi penunjukan pada saat tuturan ditunjukkan dengan penggunaan kata sekarang. Selain itu, penambahan kata ini pada leksem waktu juga menunjukkan fungsi pada saat tuturan dilakukan. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). … agar masyarakat mengenal teknologi informasi yang ada di era

global saat ini. (D2/Sp/Va/Sen/1 Agt/2011) b). Tahun ini, kuota BOMM SMK mencapai 21.546 siswa.

(D11/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011) c). “Menurut informasi terakhir, dana tersebut akan cair bulan Agustus ini ,” jelasnya. (D15/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011) d). Tapi kegiatan penelitian saya sekarang tidak sebanyak dulu

sebelum menjadi dekan,” jelasnya. (D97/Sp/Fi/Rab/24 Agt/2011) e). … pelaksanaan LKS tingkat nasional bagi pemenang LKS tahun

2010, ungkapnya, hingga kini belum ada kejelasan kapan pelaksanaannya. (D108/Sp/Ar/Sab/27 Agt/2011)

f). Oleh karena itu pembahasan di September setelah Lebaran ini

kita harapkan Inpres … (D112/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011) g). Salah satu kebijakan yang diberlakukan mulai tahun ajaran ini adalah bagi guru kelas IV … (D250/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

Pemakaian kata kini, sekarang, dan penambahan kata ini pada leksem waktu dalam data di atas menunjuk waktu ketika pembicaraan sedang berlangsung atau rentang waktu suatu kegiatan sedang berlangsung. Hal ini disebabkan penutur melakukan suatu kegiatan yang ditunjuk pada waktu saat tuturan sedang berlangsung atau terdapat suatu kejadian yang berlangsung pada saat tuturan dilakukan.

2). Merujuk pada waktu lampau atau sebelum saat tuturan Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan leksem waktu yang menyatakan waktu lampau. Selain dengan penggunaan leksem waktu, fungsi ini

commit to user

pada leksem waktu. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut. a). Anggota KIR dan Mading, ungkapnya, tahun lalu mengadakan

pertemuan rutin sepekan sekali ... (D27/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011) b). Saat itu siswa SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari adalah lulusan TK Alam Surya … (D76/Sp/Paw/Sel/23 Agt/2011) c). Bahkan, dulu ada yang pernah kontrak rumah di Fajar Indah

karena anaknya sekolah di sini. (D149/Sp/Paw/Sel/13 Sept/2011) d). “Tahun sebelumnya kita pernah membuat kerajinan dari botol

bekas dan bambu. (D288/Sp/Paw/Sel/25 Okt/2011) Penggunaan leksem waktu di atas menunjukkan waktu lampau. Penunjukan tersebut disebabkan peristiwa berbahasa dilakukan pada waktu sekarang, sedangkan kejadian yang diungkapkan oleh penutur telah terjadi sebelum peristiwa berbahasa terjadi.

3). Merujuk pada waktu sesudah saat tuturan Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan leksem waktu yang menyatakan waktu yang akan datang, seperti besok, nanti, kelak, dan sebagainya. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Nantinya, kata Budi, dana langsung dicairkan ke rekening masing-masing sekolah. (D14/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011) b). Ke depan, kata Sofwan, KIR dan Mading di SMKN 6 akan

dikembangkan agar lebih eksis lagi. (D35/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011) c). Jika diarahkan dengan benar, bakat dan potensi itu akan

berkembang dengan baik dan menunjang profesi yang nanti dipilih anak. (D58/Sp/Eks/Jum/19 Agt/2011)

d). Lomba Kompetensi Siswa (LKS) siswa SMK tingkat Kota Solo

September. (D103/Sp/Ar/Sab/27 Agt/2011)

e). Waluyo mengemukakan mulai tahun depan ada rencana

drumband . (D260/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

Leksem-leksem waktu di atas menunjukkan waktu sesudah saat tuturan karena mengungkapkan kejadian yang akan terjadi sesudah peristiwa berbahasa dilakukan. Hal ini dapat dibuktikan pada waktu yang ditunjuk oleh penutur ketika suatu peristiwa berbahasa dilakukan.

commit to user

Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan rangkaian kata baru-baru ini dan belum lama ini. Selain itu, juga dapat digunakan kata-kata lain yang mengungkapkan fakta. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Waka Humas dan Kerja Sama SD Al Islam 3 Gebang, Solo, Joko

S Munandar ST, dalam rilis yang diterima Espos, belum lama ini mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan, Jumat (26/8). (D123/Sp/Va/Jum/2 Sept/2011)

b). Sejak lima tahun terakhir, jumlah siswa yang masuk di atas 120-

an. (D206/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011) c). Tiap bulan, ada observasi hilal pada akhir dan awal bulan, Hari

Arah Kiblat tiap 28 Mei dan 16 Juli serta pameran dan Astronomy Day pada medio April sampai medio Mei ,” papar Ustad AR saat ditemui Espos belum lama ini. (D272/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011)

Leksem-leksem waktu di atas menunjukkan kejadian yang faktual atau pungtual. Hal ini disebabkan kejadian yang dimaksudkan oleh penutur dapat dibuktikan kebenarannya pada waktu yang ditunjuk oleh penutur dalam tuturan tersebut.

d. Deiksis Wacana

Deiksis wacana mempunyai lima fungsi. Pertama, merujuk pada hal yang telah disebut (anafora). Kedua, merujuk pada hal yang akan disebut (katafora). Ketiga, merujuk pada jumlah yang banyak (jamak). Keempat, menunjukkan konstruksi posesif. Kelima, menyimpulkan sesuatu. Fungsi-fungsi deiksis wacana yang ditemukan sebagai berikut.

1). Merujuk pada hal yang telah disebut (anafora) Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan pemarkah anaforis. Kata-kata yang dapat menjadi pemarkah anaforis di antaranya adalah kata ganti persona ketiga, pronomina demonstratif itu, tersebut, tadi, demikian, sana, dan sebagainya. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Pelaksana Public Relations SOLOCOM, Biyarni, dalam rilis yang

diterima Espos, Jumat (29/7), menyatakan kegiatan itu diikuti 12 peserta. (D1/Sp/Va/Sen/1 Agt/2011)

b). Bantuan ini ditujukan untuk peningkatan mutu sekolah.

(D4/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011)

commit to user

membantu pemerintah dalam pengadaan persediaan darah,” ... (D21/Sp/Va/Rab/3 Agt/2011)

d). Waka Humas dan Kerja Sama SD Al Islam 3 Gebang, Solo, Joko

S Munandar ST, dalam rilis yang diterima Espos, belum lama ini mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan, Jumat (26/8). (D123/Sp/Va/Jum/2 Sept/2011)

e). Pertama, siswa tidak hanya akan terbiasa meneliti, tapi ia juga dilatih menulis laporan … (D31/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011) f). Mereka terbiasa berhadapan pada suatu kondisi yang menuntut

adanya penyelesaian masalah,” … (D32/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011) g). Meski demikian, mengaji di rumah berbeda rasanya dibandingkan

mengaji di depan peserta lomba. (D177/Sp/Fi/Rab/21 Sept/2011) Kata itu, ini, tersebut, ia, mereka, demikian, dan bentuk terikat –nya dalam data di atas merupakan pemarkah anaforis. Ini karena kata-kata tersebut menunjukkan hal yang telah disebut oleh penutur dalam suatu tuturan.

2). Merujuk pada hal yang akan disebut (katafora) Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan pemarkah kataforis. Kata yang dapat digunakan sebagai pemarkah kataforis di antaranya adalah ini, begini, yakni, yaitu, demikian, dan sebagainya. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Budi Setiono, menjelaskan 76 sekolah tersebut terdiri atas 29 SMA dan 47 SMK. (D5/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011)

b). Jumlah total dana yang dikucurkan adalah Rp 1.017.360.000.

(D8/Sp/Ar/Sel/2 Agt/2011) c). Kepala SMA Muhammadiyah 1 Solo, Drs Tri Kuat,

mengungkapkan kegiatan bertema Darah yang Aman Mulai Dari Diriku ini merupakan agenda rutin SMA Muhammadiyah 1 setiap empat bulan sekali. (D20/Sp/Va/Rab/3 Agt/2011)

d). Pertama, siswa tidak hanya akan terbiasa meneliti, tapi ia juga

dilatih menulis laporan hasil penelitian dan bentuk karya tulis lainnya untuk selanjutnya diinformasikan kepada banyak orang. (D31/Sp/Eks/Jum/5 Agt/2011)

e). Perhatikan contoh berikut ini “Yuyun tidak bergeming mendengar

b erita itu”. (D47/Sp/BK/Kam/18 Agt/2011) f). Dengan demikian berarti kalimat tersebut menjadi kalimat yang

salah. (D52/Sp/BK/Kam/18 Agt/2011) g). Kata berimbuhan ini sering kita temui dan digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. (D100/Sp/BK/Kam/25 Agt/2011)

commit to user

mereka yang sudah berpengalaman tersedia dalam job fair mendatang,” jelasnya dalam rilis yang diterima Espos, Rabu

(12/10). (D244/Sp/Va/Sab/15 Okt/2011) i). Di SDN Wonosari 103, lanjutnya, sampai saat ini ada dua wadah

untuk kegiatan ekstrakurikuler (Ekskul) yaitu pramuka dan seni & budaya. (D259/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

Rangkaian kata terdiri atas, berikut ini, kata adalah, merupakan, pertama, demikian, mereka, dan yaitu merupakan bentuk-bentuk pemarkah kataforis. Bentuk-bentuk tersebut mengungkapkan hal yang akan disebut oleh penutur dalam suatu tuturan.

3). Merujuk pada jumlah yang banyak Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan kata ganti persona ketiga jamak, mereka. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Selanjutnya agar anak pintar, mereka dibekali berbagai ilmu

pengetahuan dan dikembangkan jiwa seninya agar menjadi pribadi yang luwes. (D85/Sp/Paw/Sel/23 Agt/2011)

b). … pendidikan karakter bagi siswa dengan membimbing dan membina mereka. (D257/Sp/Paw/Sel/18 Okt/2011)

Kata mereka dalam data di atas menunjuk pada jumlah yang banyak karena referen dari kata tersebut berjumlah banyak atau jamak. 4). Menyimpulkan sesuatu Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan kata begitu dan demikian. Fungsi ini biasanya terletak di akhir paragraf atau wacana. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Dengan demikian berarti kalimat tersebut menjadi kalimat yang

salah. (D52/Sp/BK/Kam/18 Agt/2011) b). Dengan demikian, kata M Nuh, anggaran pendidikan dalam

APBN harus terlebih dahulu disisihkan untuk pembangunan gedung sekolah rusak sebelum dialokasikan untuk kebutuhan yang lain. (D114/Sp/Ar/Kam/1 Sept/2011)

Kata demikian dalam data di atas berfungsi untuk menyimpulkan sesuatu. Kata tersebut sering digunakan di akhir paragraf untuk menyatakan simpulan dari suatu paragraf atau wacana.

commit to user

Secara umum, deiksis sosial berfungsi sebagai bentuk kesopanan dalam berbahasa. Secara khusus, fungsi deiksis sosial ditentukan oleh konteks yang terdapat dalam suatu tuturan. Fungsi khusus deiksis sosial ada empat, yaitu (1) sebagai bentuk efektivitas kalimat, (2) sebagai pembeda tingkat sosial penutur dengan mitra tutur, (3) untuk menjaga sopan santun berbahasa, dan (4) sebagai bentuk sikap sosial kemasyarakatan antar penutur. Fungsi-fungsi deiksis sosial yang ditemukan sebagai berikut.

1). Pembeda tingkat sosial penutur dengan mitra tutur Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan kata-kata yang dimaksudkan untuk lebih menghormati seseorang atau bersikap sopan pada lawan tutur. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Waka Humas dan Kerja Sama SD Al Islam 3 Gebang, Solo, Joko S Munandar ST, dalam rilis … (D123/Sp/Va/Jum/2 Sept/2011) b). … masuk kelas membaca surat-surat pendek,” tambah Hariyah yang biasa disapa Bu Har. (D205/Sp/Paw/Sel/4 Okt/2011) c). … pada 16 April 2005 oleh Ustad AR Sugeng Riyadi dan

almarhum Ustad Budi Prasetyo. (D270/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011) Pemakaian gelar, kata Bu Har, dan ustad dalam data di atas merupakan bentuk pembedaan tingkat sosial antara penutur dan mitra tutur. Hal ini dilakukan sebagai bentuk sopan-santun berbahasa dan untuk menghormati mitra tutur.

2). Menjaga sopan santun berbahasa Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan bahasa yang lebih halus atau eufemisme. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga perasaan mitra tutur agar tidak tersinggung atau agar lebih sopan didengar oleh mitra tutur. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). Lelaki yang senang travelling itu ternyata juga pernah menjadi

Tenaga Ahli DPRD Solo dalam Pembahasan Perda Pendidikan, Kesetaraan Difabel, Administrasi Kependudukan, Retribusi Daerah 2007-2010. (D224/Sp/Fi/Rab/5 Okt/2011)

b). “Bahkan ditengarai pungutan SPS juga masih ditarik dari orangtua

siswa yang masuk kategori gold atau tidak mampu. (D234/Sp/Ar/Sel/11 Okt/2011)

commit to user

sopan-santun berbahasa. Hal ini dilakukan oleh penutur agar tidak menyinggung mitra tutur dan agar bahasa yang digunakan lebih sopan didengar oleh orang lain.

3). Bentuk sikap sosial kemasyarakatan Fungsi ini ditunjukkan dengan penggunaan kata-kata tertentu yang berhubungan dengan keadaan di masyarakat. Fungsi ini di antaranya terdapat dalam data berikut.

a). … pada 16 April 2005 oleh Ustad AR Sugeng Riyadi dan

almarhum Ustad Budi Prasetyo. (D270/Sp/Eks/Jum/21 Okt/2011) Kata almarhum pada data di atas merupakan bentuk sikap sosial kemasyarakatan karena kata tersebut sering digunakan dalam masyarakat. Selain itu, kata tersebut digunakan untuk menghormati orang yang telah meninggal dunia.

Dokumen yang terkait

Neti, Marzuki, Martono Program Studi Magister pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Email : Elisabeth_Tarigasgmail.com Abstract - STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN, KER

0 0 11

PENGGUNAAN DEIKSIS PRONOMINA, TEMPAT, DAN WAKTU PADA NOVEL GENDUK KARYA SUNDARI MARDJUKI Atika Maisuri, Patriantoro, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: syankkkthiekaco.id Abstract - PENGGUNAAN

0 1 10

Askatriyani, Y. Gatot Sutapa, Aloysius Mering Program Studi Magister Teknologi Pendidikan FKIP Untan Pontianak Email : askatriyanigmail.com Abstract - PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK PEROLEHAN BELAJAR NARRATIVE TEKS SISWA SM

0 0 11

Vera Estika, Siti Halidjah, Sugiyono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email :veraestika96gmail.com Abstract - PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELAS III SEKOLAH DASAR

0 0 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Rupina Banang, Muhammad Syukri, Marmawi R Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, FKIP Untan Pontianak Email:rupinabananggmail.com Abstract - PENIN

0 0 12

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA RANAH KELUARGA MUDA DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR (Suatu Kajian Pragmatik)

0 0 151

Pendidikan Karakter di Sekolah Islam (Studi Kasus SMA Muhammadiyah I dan MA Muallimin Yogyakarta)

0 0 245

Iklim Komunikasi Organisasi, Reward Dan Kinerja Karyawan Di PT. PLN (Persero) Area Surakarta

0 1 163

Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat

2 3 109

PROSES KREATIF DINDA NATASYA DALAM DIALOG CINTA OASE SAMUDRA BIRU: Sebuah Pendekatan Ekspresif

0 1 109