METODOLOGI STUDI KASUS
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2005).
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2002).
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus tersebut akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini, lokasi studi kasus ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
C. Subjek Studi Kasus
Dalam penulisan laporan kasus ini subyek merupakan hal atau orang yang akan dijadikan sebagai pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2002). Subyek
studi kasus dilakukan pada ibu hamil Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan kehamilan ektopik
terganggu.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 26 Juni sampai 29 Juni 2012.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan data-data kasus (Notoatmodjo, 2002). Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu hamil.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsung suatu penelitian (Nursalam, 2003).
Data ini meliputi data subyektif, yaitu identitas diri, keluhan utama, data kebidanan, data kesehatan, data kebiasaan sehari-hari, data psikososial dan agama, serta data obyektif yaitu hasil pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
a. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Nursalam, 2003) pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien sistematis dengan cara:
1) Inspeksi Adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik dengan
menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi pada pada kasus ini dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai ke kaki dan memeriksa conjungtiva, pada mata ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu kelihatan pucat.
2) Palpasi Palpasi suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan, jari,
adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk, kelembapan, vibrasi, dan ukuran.
3) Perkusi Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Pada kasus ini dilakukan perkusi dengan pemeriksaan reflek patella.
4) Auskultasi Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan Doppler. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui detak jantung janin.
b. Wawancara
Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Face to face) (Notoatmodjo, 2002). Wawancara dilakukan pada pasien ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu, dan keluarganya serta tenaga kesehatan atau bidan.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga sama lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi (Notoatmodjo, 2002).
a. Studi Dokumentasi
Dokumen adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2002). Dalam studi kasus ini dokumen merupakan buku catatan rekam medik yang didapatkan dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
b. Studi Kepustakaan
Adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian (Notoatmodjo, 2002). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari buku, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sumber terbaru yang berhubungan dengan kehamilan ektopik terbitan tahun 2002 – 2012.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara
lain:
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data
a. Format pengkajian pada ibu hamil
b. Buku tulis
c. Ballpoint
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Timbangan berat badan
b. Alat pengukur tinggi badan
c. Tensimeter
d. Stetoskop
e. Sarung tangan
f. Termometer
g. Jam tangan g. Jam tangan
i. Handscoon panjang dan Schort j. Oksigen k. Speculum l. Cunam serviks m. USG n. Kassa steril.
3. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. PENGKAJIAN DATA
Tanggal 26 Juni 2012, pukul 17.00 WIB
a. Data Subyektif
1) Identitas Nama
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
: Wates RT. 03 RW. X Jetis Jaten Karanganyar
2) Keluhan Utama Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dari jalan lahir dan
perut bagian bawah terasa nyeri sejak kemarin siang tanggal 25 Juni 2012.
3) Riwayat Menstruasi
a. Menarche
: Umur 12 tahun
b. Siklus
: 28 – 30 hari
c. Banyaknya
: 2 – 3 x ganti pembalut
d. Lamanya
: 6 – 7 hari
e. Sifat darah
: Encer, warna merah
f. TeraturTidak teratur
: Teratur
g. Dismenorhea
: Tidak dismenorhea
4) Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan kawin syah 1 kali pada umur 27 tahun dengan
suami umur 29 tahun, lama perkawinan 1 tahun.
5) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPHT
: 2 kali di bidan
d) Umur Kehamilan : 10 minggu
e) Imunisasi TT
: 1 kali pada bulan Januari 2012
6) Riwayat Keluarga Berencana Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
7) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit batuk, flu dan demam.
b) Riwayat Kesehatan Sistemik (1) Jantung
: Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak
terasa berdebar-debar disaat melakukan aktivitas
(2) Ginjal
: Ibu mengatakan tidak pernah merasakan
nyeri pada bagian pinggang
(3) Asma TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk yang
disertai sesak nafas dan tidak pernah batuk yang disertai dengan darah
(4) Hepatitis
: Ibu mengatakan kuku dan kulitnya tidak
berwarna kuning
(5) DM
: Ibu mengatakan tidak pernah merasakan
haus dan lapar di saat malam hari
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
pusing kepala yang hebat
(7) Epilepsi
: Ibu mengatakan tidak pernah kejang
disertai keluarnya busa dari mulut
(8) Lain-lain
: Ibu mengatakan tidak terserang penyakit
HIV, AIDS dan penyakit lainnya.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada
yang menderita penyakit menurun (DM, asma, hipertensi dan jantung) dan penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV AIDS).
d) Riwayat Keturunan Kembar Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar dari
pihak suami maupun dari pihak keluarga ibu.
e) Riwayat Operasi Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.
8) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Pola nutrisi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengkomsumsi nasi,
sayur, lauk pauk sehari 3 kali dengan porsi sedang, ibu minum 6-7 gelas sehari dengan air putih, ibu mengatakan tidak ada makanan pantangan
Selama hamil
: Ibu mengatakan mengkomsumsi nasi,
sayur, lauk pauk 4-5 kali sehari dengan porsi kecil tapi sering. Ibu minum 8-9 gelas sehari dengan air putih, 1 gelas susu ibu hamil, ibu mengatakan tidak ada makanan pantangan.
b) Pola eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK dengan frekuensi
kurang lebih 4-5 kali sehari dan BAB dengan frekuensi 1 kali sehari, tidak ada keluhan.
Selama hamil
: Ibu mengatakan BAK dengan frekuensi
kurang lebih 6-7 kali sehari dan BAB dengan frekuensi 1 kali sehari, tidak ada keluhan
c) Pola aktifitas
Sebelum dan selama hamil ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci pakaian dan mencuci piring sendiri.
d) Pola istirahat tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan ibu tidur malam kurang
lebih 7-8 jam dan tidak pernah tidur siang karena ibu bekerja.
Selama hamil
: Ibu mengatakan ibu tidur malam kurang
lebih 7-8 jam dan tidak pernah tidur siang karena ibu bekerja.
e)
Pola personal hygiene
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak ada perubahan dalam personal hygiene yaitu: Ibu mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali dalam 1 minggu, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari dan tidak ada keluhan.
f) Pola seksual
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan
seksual 1 minggu 3 kali.
Selama hamil
: Ibu mengatakan melakukan hubungan
seksual 1 minggu 2 kali. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
9) Riwayat Psikososial Budaya
a) Ibu mengatakan perasaannya cemas dengan kehamilan yang dialaminya saat ini.
b) Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami.
c) Ibu mengatakan jenis kelamin yang diharapkan laki-laki atau perempuan itu sama saja.
d) Ibu mengatakan mendapatkan dukungan dari pihak keluarga dan suami.
e) Ibu mengatakan tidak pantang dalam mengkonsumsi makanan apapun.
10) Penggunaan Obat-obatan Rokok Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan terkecuali dari
bidan dan tidak merokok.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Sedang
b) Kesadaran
: Composmentis
c) Vital Sign
: (1) Tekanan darah : 120 80 mmHg
(2) Nadi
: 88 x menit
(3) Respirasi
: 20 x menit (4) Suhu 0 : 36,7 C
d) Tinggi badan
: 158 cm
e) BB sebelum hamil
: 47 kg
f) BB sekarang
2) Pemeriksaan Sistematis Fisik
a) Kepala dan muka
Rambut
: Hitam, panjang, halus, tidak mudah rontok,bersih
tidak ada ketombe.
Muka
: Tidak ada Chloasma Gravidarum, pucat, tidak
oedema, ekspresi wajah tegang dan cemas.
Mata
: Simetris, conjungtiva pucat, sklera putih, tidak
ada kelainan bentuk pada mata.
Hidung
: Bersih tidak ada polip, bentuk normal, tidak ada
kelainan.
Telinga
: Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak
ada kelainan.
Mulut
: Bibir pucat, lidah pucat,caries dentis tidak ada,
stomatitis tidak ada, tidak ada kelainan.
b) Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.
c) Dada dan Axilla
(1) Mammae
Membesar : Normal
Benjolan
: Tidak ada
Simetris
: Simetris kanan kiri
Areola
: Hyperpigmentasi
Puting susu : Datar
Kolostrum : Belum keluar
(2) Axilla
Benjolan
: Tidak ada
Nyeri
: Tidak ada
d) Ekstremitas
Tangan : Tidak ada oedema, simetris, kuku pendek, bersih,
tidak ada kelainan
Kaki
: Simetris, kuku pendek, bersih, tungkai tidak ada
oedema, tidak ada varices, tidak ada kelainan
3) Pemeriksaan Obstetri
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(a) Pembesaran perut
: Membesar normal
(b) Linea Alba Nigra
: Tidak ada linea alba maupun
nigra
(c) Striae albican livide : Tidak ada striae albican
maupun livide
(d) Kelainan
: Tidak ada kelainan
(e) Pergerakan anak
: Tidak ada pergerakan anak
(2) Palpasi
(a) Kontaksi
: Uterus keras
(b) Leopold I
: TFU 1 jari di atas simfisis : TFU 1 jari di atas simfisis
(1) Vulva vagina : Tidak ada varices dan penonjolan pada
vulva.
(2) Perineum
: Tidak ada luka pada perineum.
(3) VT
: Portio lunak, pembukaan 1 cm teraba
jaringan hasil konsepsi di kanalis servikalis
(4) PPV
: Ada pengeluaran darah dan stolsel
pervaginam
(5) Anus
: Tidak ada hemoroid
4) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,4 gr
Leukosit
: 9800 ul
Golongan darah : A
: Terlihat kantong kehamilan di luar uterus
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal 26 Juni 2012 pukul 17.15 WIB
A. Diagnosa Kebidanan Ny. S G1 P0 A0 umur 28 tahun hamil 10 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu.
Data Dasar
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah
melahirkan, belum pernah keguguran sebelumnya dan ibu merasa cemas dengan kehamilannya saat ini.
2. Ibu mengatakan berumur 28 tahun.
3. Ibu mengatakan HPHT 17 April 2012.
4. Ibu mengatakan mulai tanggal 25 Juni 2012 yang lalu mengeluarkan
flek-flek darah dari jalan lahir dan perut bagian bawah terasa nyeri sejak kemarin siang.
Data Obyektif
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Vital Sign
: Tekanan darah
: 120 80 mmHg
Respirasi
: 20 x menit
Nadi
: 88 x menit
Suhu 0 : 36,7 C
d. PPV
: Ada pengeluaran darah dan stolsel pervaginam.
e. Palpasi : Uterus keras, TFU 1 jari di atas simfisis
f. VT
: Portio lunak pembukaan 1 cm teraba jaringan hasil
konsepsi
g. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,4 gr
Leukosit
: 9800 ul
Golongan darah
: Terlihat kantong kehamilan di luar uterus
B. Masalah
: Ibu merasa cemas dengan kehamilannya, karena
mengeluarkan flek darah dari jalan lahir dan nyeri perut
bagian bawah nyeri.
C. Kebutuhan Memberikan support mental pada ibu.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Terjadi syok.
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1. Kolaborasi dengan dokter spesialis obsgyn.
2. Kolaborasi
dengan bagian laboratorium untuk
pemeriksaan
laboratorium.
3. Tirah baring bed rest.
V. PERENCANAAN
Tanggal 26 Juni 2012 pukul 17.30 WIB
1. Informasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaannya
2. Observasi keadaan umum dan vital sign ibu setiap 8 jam
3. Observasi perdarahan setiap 8 jam
4. Anjurkan ibu untuk bed rest total
5. Lanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan ginekologi
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 26 Juni 2012 pukul 17.45 WIB
a. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaannya, bahwa
kehamilan ibu di luar kandungan, oleh karena itu akan dilakukan operasi laparotomi untuk mengangkat hasil konsepsi karena jika kehamilan dipertahankan akan menyebabkan jiwa ibu yang berakibat syok dan perdarahan hebat. Kehamilan ibu di luar kandungan yang bertempat di kehamilan ibu di luar kandungan, oleh karena itu akan dilakukan operasi laparotomi untuk mengangkat hasil konsepsi karena jika kehamilan dipertahankan akan menyebabkan jiwa ibu yang berakibat syok dan perdarahan hebat. Kehamilan ibu di luar kandungan yang bertempat di
b. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign ibu.
c. Mengobservasi perdarahan.
d. Menganjurkan ibu untuk bed rest total.
e. Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
1) Infus RL 20 tpm
2) Per oral : Premaston 1 x 5 mg
Cefadroxil 1 x 500 mg
Asam Folat 1 x 50 mg
VII. EVALUASI
Tanggal 26 Juni 2012 pukul 01.45 WIB
a. Keadaan Umum
: Sedang, Kesadaran: Composentis
Vital sign
: Tekanan darah
: 110 80 mmHg
Respirasi
: 24 x menit
Nadi
: 85 x menit
0 Suhu : 36,7 C
b. Ibu dan keluarga mengerti hasil pemeriksaan dan sudah mengetahui
bahwa kehamilan ibu di luar kandungan.
c. Masih terdapat pengeluaran pervaginam berupa flek-flek darah.
d. Ibu bersedia bed rest total.
e. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, berupa:
1) Telah terpasang infus RL 20 tpm
2) Ibu bersedia meminum obat oral sesuai aturan.
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 27 Juni 2012 pukul 07.00 WIB
S:
Data Subyektif
Ibu mengatakan hamil pertama, 10 minggu, mengeluarkan flek-flek darah dari jalan lahir dan merasakan nyeri perut bagian bawah.
O:
Data Objektif
a. Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
: Tekanan darah
: 110 70 mmHg
Respirasi
: 18 x menit
Nadi
: 82 x menit Suhu 0 : 36,4 C : 82 x menit Suhu 0 : 36,4 C
c. TFU 1 jari di atas simfisis
d. Pengeluaran pervaginam berupa flek-flek darah
e. Hb: 11,1 gr dl
f. Angka Leukosit: 9800 ul dan Trombosit: 255000 ul.
A: Assesment
Ny. S G1 P0 A0 umur 28 tahun hamil 10 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu.
P:
Planning
Tanggal 27 Juni 2012 pukul 07.15 WIB
a. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign ibu
b. Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan ginekologi
c. Melakukan persiapan operasi berupa mencukur rambut pubis daerah
genetalia eksterna, memasang dauer catheter, serta memberikan obat supositoria untuk merangsang BAB ibu.
d. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat
e. Menganjurkan ibu untuk puasa minimal 6 jam sebelum operasi
f. Menganjurkan pada keluarga ibu untuk menyiapkan darah sebanyak
dua colf jika dibutuhkan
g. Melakukan konsultasi dengan bagian anestesi.
Evaluasi
Tanggal 27 Juni 2012 pukul 11.15 WIB
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
Vital sign
: Tekanan darah
: 110 70 mmHg
Respirasi
: 18 x menit
Nadi
: 82 x menit
0 Suhu : 36,5 C
b. Melanjutkan terapi dokter spesialis obstetri dan ginekologi
1) Terpasang infus RL 20 tpm
2) Per oral
: Premaston 1 x 5 mg
Cefadroxil 1 x 500 mg
Asam folat 1 x 50 mg
3) Ibu bersedia minum obat sesuai aturan
c. Ibu sudah mencukur rambut pubis daerah genetalia eksterna, sudah terpasang
dauer catheter, obat supositoria sudah dimasukkan dan ibu sudah BAB
d. Ibu bersedia untuk beristirahat
e. Ibu bersedia untuk puasa
f. Keluarga ibu sudah mempersiapkan darah sebanyak dua colf
g. Sudah dilakukan konsultasi bagian anestesi dan akan dilakukan laparotomi.
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 27 Juni 2012 pukul 14.30 WIB
S:
Data Subyektif
1. Keluarga pasien mengatakan bahwa ibu sudah melakukan operasi
2. Keluarga pasien mengatakan bahwa ibu belum sadar setelah dilakukan operasi pada jam 13.00 dan keluar kamar operasi jam 14.30 WIB.
O: Data Obyektif
a. Keadaan umum
Vital sign
: Tekanan darah
: 120 80 mmHg
Respirasi
: 20 x menit
Nadi
: 80 x menit
0 Suhu : 36,2 C
b. Terpasang infus RL 20 tpm
c. Terpasang dauer catheter
d. Hb: 10,1 gr dl
A: Assesment
Ny. S P 0 A 1 umur 28 tahun post operasi laparotomi hari 0 atas indikasi
kehamilan ektopik terganggu.
P:
Planning
Tanggal 27 Juni 2012, pukul 14.40 WIB
a. Mengobservasi keadaan umum vital sign setiap 15 menit sekali selama
satu jam pertama post operasi
b. Menganjurkan pasien untuk puasa pasca operasi sampai pasien flatus
c. Melakukan observasi kapan pasien pertama kali flatus
d. Melanjutkan pemberian cairan lewat infus
e. Melakukan observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
f. Memberikan terapi lewat IV, berupa:
g. Memberikan terapi per oral, berupa
1) Asam Tranexamat
: 20 mg
2) Vitamin C
: 200 mg
3) Vitamin B Complek : 2 x 200 mg
Evaluasi
Tanggal 27 Juni 2012 pukul 15.40 WIB
a. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran
: Somnolen
Jam 14.30 Vital Sign
: Tekanan darah
: 120 80 mmHg
Respirasi
: 20 x menit
Nadi
: 80 x menit
0 Suhu : 36 C
Jam 14.45 Vital Sign
: Tekanan darah
: 120 70 mmHg
Respirasi
: 24 x menit
Nadi
: 98 x menit
0 Suhu : 36,9 C
Jam 15.00 Vital Sign
: Tekanan darah
: 120 80 mmHg
Respirasi
: 20 x menit
Nadi
: 90 x menit
0 Suhu : 36,8 C
Jam 15.15 Vital Sign
: Tekanan darah
: 120 80 mmHg
Respirasi
: 24 x menit
Nadi
: 92 x menit
0 Suhu : 36,7 C
b. Pada jam 16.00 WIB ibu sudah sadar dan mengatakan masih puasa
c. Jam 18.15 WIB ibu mengatakan sudah flatus
d. Sampai jam 24.00 WIB masih terpasang infus RL 20 tpm
e. Sudah melakukan observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
f. Pada jam 16.00 WIB telah diberikan injeksi lewat IV.
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal 28 Juni 2012 pukul 07.00 WIB
S:
Data Subyektif
a. Ibu mengatakan merasa nyeri bekas operasi
b. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit
O: Data Obyektif
a. Keadaan umum
b. Vital Sign
: Tekanan Darah
: 120 70 mmHg
Respirasi
: 24 x menit
Nadi
: 94 x menit
0 Suhu : 36,8 C
c. Terpasang infus RL 20 tpm
d. Terpasang dauer catheter
A: Assessment
Ny. S P0 A1 umur 28 tahun post operasi laparotomi hari pertama atas indikasi kehamilan ektopik terganggu.
P:
Planning
Tanggal 28 Juni 2012 pukul 07.15 WIB
a. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
b. Melanjutkan pemberian cairan lewat infus
c. Melakukan observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
d. Melanjutkan pemberian terapi lewat IV, berupa:
e. Melanjutkan pemberian terapi per oral, berupa
1) Asam Tranexamat
: 20 mg
2) Vitamin C
: 200 mg
3) Vitamin B Complex : 2 x 200 mg
f. Menganjurkan pasien untuk mobilisasi dini dengan miring ke kiri dan
ke kanan.
Evaluasi
Tanggal 28 Juni 2012 pukul 10.00 WIB
a. Keadaan umum : Sedang
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
: Tekanan Darah
: 110 70 mmHg
Respirasi
: 20 x menit
Nadi
: 80 x menit
0 Suhu : 37 C
b. Terpasang infus RL 20 tpm
c. Telah dilakukan observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
d. Pasien jam 09.00 WIB telah diberikan injeksi lewat IV
e. Ibu bersedia miring kiri dan kanan.
DATA PERKEMBANGAN IV
Tanggal 29 Juni 2012 pukul 07.00 WIB
S:
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan merasa nyeri bekas operasi
2. Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan darah
O: Data Obyektif
a. Keadaan umum
b. Vital Sign
: Tekanan Darah
: 120 80 mmHg
Respirasi
: 24 x menit
Nadi
: 94 x menit
0 Suhu : 36,7 C
c. Masih terpasang infus RL 20 tpm
d. Masih terpasang dauer catheter.
A: Assessment
Ny. S P0 A1 umur 28 tahun post operasi laparotomi hari kedua atas indikasi kehamilan ektopik terganggu.
P:
Planning
Tanggal 29 Juni 2012 pukul 07.15 WIB
a. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
b. Melepas infus RL 20 tpm
c. Melepas dauer catheter
d. Melanjutkan pemberian terapi per oral, berupa:
1) Asam Tranexamat
: 20 mg
2) Vitamin C
: 200 mg
3) Vitamin B Complex : 2 x 200 mg
e. Menganjurkan pasien untuk mobilisasi dini.
Evaluasi
Tanggal 29 Juni 2012 pukul 10.00 WIB
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
: Tekanan Darah
: 110 80 mmHg
Respirasi
: 20 x menit
Nadi
: 80 x menit
0 Suhu : 37 C
b. Infus RL 20 tpm sudah dilepas
c. Dauer catheter juga sudah dilepas
d. Ibu bersedia melanjutkan terapi
e. Ibu sudah bisa miring kiri dan kanan
f. Ibu pulang jam 12.00 WIB.
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti akan menjelaskan tantang kesenjangan yang terjadi antara praktek dan teori yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta dengan teori yang ada. Di sini peneliti akan menjelaskan kesenjangan tersebut menurut langkah-langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney yang meliputi tujuh langkah. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesempatan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang meliputi:
1. Pengkajian
Pengkajian dan pengumpulan data dasar yang merupakan tahap awal dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara pengkajian data subyektif dan data penunjang.
Menurut Mansjoer (2005), tanda dan gejala kehamilan ektopik terganggu antara lain amenorhoe, nyeri perut bagian bawah, gejala kehamilan muda, level HCG rendah, perdarahan pervaginam berwarna coklat tua dan digoyangkan dan Cavum Douglas menonjol karena ada pembekuan darah.
Dalam melakukan pengumpulan data, baik yang bersifat subyektif maupun obyektif dalam kasus ini peneliti tidak menemukan hambatan, Dalam melakukan pengumpulan data, baik yang bersifat subyektif maupun obyektif dalam kasus ini peneliti tidak menemukan hambatan,
Dalam kasus ini pada muka pasien dengan kehamilan ektopik terganggu terlihat pucat sedangkan mata pasien anemis.
Peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam pengumpulan data baik sejara subyektif, namun untuk pengumpulan data secara obyektif, peneliti menemukan kesenjangan, yaitu tidak dilakukannya kuldosintesis untuk mengetahui adanya pembekuan darah dalam Cavum Douglas.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan menentukan masalah dan kebutuhan ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.
Pada kasus ini peneliti mendapatkan diagnosa kebidanan Ny. S umur
28 tahun, G 1 P 0 A 0 usia kehamilan 10 minggu dengan kehamilan ektopik
terganggu. Dalam menentukan diagnosa kebidanan tersebut didasari dengan adanya data subyektif dan data obyektif. Penegakan diagnosis pada kehamilan ektopik terganggu sulit ditegakkan, sehingga memerlukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis, yaitu USG, laparoskopi atau kuldoskopi (Varney, 2004).
Dalam kasus ini ditemukan masalah, yaitu ibu cemas dengan kondisi kehamilannya dan terjadi gangguan rasa nyaman berupa nyeri perut bagian bawah diikuti dengan keluarnya flek-flek darah yang terjadi sejak Dalam kasus ini ditemukan masalah, yaitu ibu cemas dengan kondisi kehamilannya dan terjadi gangguan rasa nyaman berupa nyeri perut bagian bawah diikuti dengan keluarnya flek-flek darah yang terjadi sejak
Peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam interpretasi data, baik dalam penegakan diagnosa kebidanan, masalah maupun kebutuhan.
3. Diagnosa Potensial
Masalah potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan masalah yang sudah identifikasi. Langkah ini dibutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Dengan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial yang akan terjadi berdasarkan diagnosa masalah yang sudah ada dan merumuskan tindakan apa yang perlu diberikan untuk mencegah atau menghindari masalah diagnosa potensial yang akan terjadi. Diagnosa potensial pada pasien dengan kehamilan ektopik terganggu adalah ruptur tuba, abortus dan syok (Prawirohardjo, 2005).
Dalam kasus ini, tidak terjadi diagnosa potensial karena diagnosis sudah ditegakkan dan telah dilakukan penanganan yang tepat dan cepat. Dalam kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial.
Antisipasi
Antisipasi mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan, di dalam teori antisipasi yaitu mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan dan keselamatan jiwa.
Antisipasi tindakan segera yang harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu adalah dengan segera merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang mempunyai sarana lengkap (rumah sakit), dan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Saifuddin, 2006). Dalam kasus ini, dilakukan tindakan segera berupa kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan bagian laboratorium serta tirah baring atau bed rest.
Pada kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam menetapkan antisipasi terhadap tindakan segera.
merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan dengan langkah- langkah sebelumnya. Keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh harus rasional dan benar-benar tepat berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date dan setiap rencana harus disetujui oleh pihak bidan dan pasien.
Menurut Sarwono (2002), rencana asuhan komprehensif pada kasus kehamilan ektopik terganggu antara lain:
a. Setelah diagnosis ditegakkan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.
b. Persiapan ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif, karena sumber perdarahan harus dihentikan.
c. Merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung).
d. Pemberian terapi berupa:
1) Ketoprofen 100 mg supositoria
2) Tramadol 200 mg IV
3) Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
4) Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.
e. Observasi TTV, jumlah cairan masuk dan keluar.
Pada kasus ini telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dan diagnosis segera ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi. Setelah diagnosis ditegakkan, segera dilakukan tindakan berupa perbaikan keadaan umum dengan pemberian cairan infus, kemudian dilakukan tindakan operatif gawat darurat, yaitu Pada kasus ini telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dan diagnosis segera ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi. Setelah diagnosis ditegakkan, segera dilakukan tindakan berupa perbaikan keadaan umum dengan pemberian cairan infus, kemudian dilakukan tindakan operatif gawat darurat, yaitu
Pada kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam menetapkan perencanaan yang menyeluruh.
5. Pelaksanaan
Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan asuhan menyeluruh (Varney, 2004). Pada langkah pelaksanaan ini telah dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat.
Pada kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam menetapkan pelaksanaan secara menyeluruh.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir untuk menilai keefektifan dari rencana asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2004). Evaluasi dari kasus ini setelah dilakukan perawatan 4 hari dengan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV normal, infus RL 20 tpm sudah dilepas, telah dilakukan observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar, ibu bersedia Evaluasi merupakan langkah terakhir untuk menilai keefektifan dari rencana asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2004). Evaluasi dari kasus ini setelah dilakukan perawatan 4 hari dengan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV normal, infus RL 20 tpm sudah dilepas, telah dilakukan observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar, ibu bersedia