Deskripsi Teori

12. Tujuan Penerapan Metode Bermain Peran

  Secara garis besar pembelajaran bermain peran bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Melalui bermain peran dalam pembelajaran, peserta didik juga dapat mengekplorasi perasaannya, memperoleh wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya mengenai suatu hal, mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan mengekplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.

  Kemudian menurut Vera (2012: 128-129), metode bermain peran memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:

  a. Dapat menjabarkan pengertian (konsep) dalam bentuk praktik dan contoh-contoh yang menyenangkan.

  b. Dapat menanamkan semangat peserta didik dalam memecahkan masalah ketika memerankan sekenario yang dibuat.

  c. Dapat membangkitkan minat peserta didik terhadap materi pelajaran yang diajarkan.

  d. Permainan peran bisa pula memupuk dan mengembangkan suatu rasa kebersamaan dan kerjasama antar peserta didik ketika memainkan sebuah peran.

  e. Keterlibatan para peserta permainan peran bisa menciptakan baik perlengkapan emosional maupun intelektual pada masalah yang dibahas.

13. Kajian Penelitian yang Relevan

  Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:

  1. Penelitian Dedi Rizkia Saputra (Skripsi, 2015) yang berjudul “Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kecemen, Manisrenggo, Klaten. Hasil Penelitian berupa kesimpulan bahwa penerapan metode role playing telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini tampak dari hasil pengamatan dan tes evaluasi hasil belajar yang dikerjakan oleh siswa. Nilai rata-rata pada kondisi awalpra tindakan hanya sebesar 59.64, meningkat pada siklus I menjadi 67.86, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 75. Presntase ketuntasan belajar pada kondisi awalpra tindakan hanya sebesar

  57.14, meningkat pada siklus I menjadi 71.43 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 92.9.

  2. Penelitian Adelia Shinta Dewi (Skripsi, 2010) yang berjudul “Penerapan Model Role Playing pada Mata Pelajaran IPS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Purwodadi 3, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Hasil Penelitian berupa kesimpulan bahwa penerapan model role playing telah berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Purwodadi 3. Hal ini tampak dari perolehan observasi tentang aktivitas siswa serta rata-rata postes yang terus meningkat. Dan dari hasil evauasi belajar pada siklus I diperoleh rata-rata 74,48 menjadi 83.21 pada siklus II. Presentase ketuntasan siklus I sebesar 55,17 menjadi 82,76 pada siklus II.

  Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang telah disebutkan di atas, akan tetapi saling terkait dan mendukung. Pada penelitian Dedi Rizkia Saputra penerapan metode bermain peran (role playing) berhasil untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V dan Adelia Shinta Dewi penerapan model bermain peran (role playing) juga berhasil meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV. Penelitian ini sendiri untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar IPS melalui penerapan metode bermain peran pada siswa kelas V.