TINJAUAN PUSTAKA

2. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:30). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental (return on asset, return on equity, earnings per shared , Price Earnings Ratio dan IOS terhadap harga saham.

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah emiten manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30 November 2007 BEJ (Bursa Efek Indonesia) dan BES (Bursa Efek Surabaya) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini adalah sama dengan penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk melihat konsistensi dari penelitian sebelumnya. Menurut Indonesia Stocks Exchange (ISX) Statistic, perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005 sampai tahun 2008 sebanyak 185 perusahaan.

Sampel Penelitian

Menurut Jogianto (2004) teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan simple random sampling , yaitu pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama dari jumlah populasi yang ada. Untuk menentukan ukuran sampel (sample size) dengan metode simple random sampling maka minimal sampel yang digunakan dengan rumus yang sebagai berikut : Menurut Jogianto (2004) teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan simple random sampling , yaitu pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama dari jumlah populasi yang ada. Untuk menentukan ukuran sampel (sample size) dengan metode simple random sampling maka minimal sampel yang digunakan dengan rumus yang sebagai berikut :

Nd  1

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi

d = presisi yang digunakan Adapun ukuran sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut :

n=

185 x 0 , 05   1

n = 126.50 (sampel minimal) Teknik penelitian ini menggunakan simple random sampling, agar dapat menentukan jumlah sampel yang layak dari sebuah populasi penelitian. Sesuai dengan kriteria di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 127 perusahaan manufaktur dari populasi 185 emiten manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005-2008. Tahun amatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 tahun berturut-turut yaitu tahun 2005 - 2008.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan faktor fundamental dan IOS berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari 2 (dua) variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai adjusted R square.

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1. Pengujian Goodness of Fit

Model Summary b

Std. Error of Model

Adjusted R

R Square

Square

the Estimate

a. Predictors: (Constant), ln_IOS_X5, ln_ROA_X1, ln_EPS_X3, ln_ROE_X2, ln_PER_X4

b. Dependent Variable: ln_HS_Y Sumber : Hasil Output SPSS (Lampiran 8b)

Nilai Adjusted R Square pada Tabel 3.1 diatas sebesar 0,332. Hal ini menunjukkan bahwa

33.2 % variabel Harga Saham (Y) yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh faktor fundamental ROA, ROE, EPS, PER dan IOS. Sisanya sebesar 66.8 % diduga dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Untuk menguji apakah parameter koefesien Adjusted R 2 signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila

F hitung >F tabel maka Ho ditolak; dan apabila F hitung ≤F tabel maka Ho dapat diterima.

Atas hal tersebut berdasarkan pada ikhtisar pengujian terdapat dalam Tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2 : Uji F

ANOVA b

Model

Sum of Squares

Df Mean Square

F Sig.

1 Regression

37.243 .000 a Residual

a. Predictors: (Constant), ln_IOS_X5, ln_ROA_X1, ln_EPS_X3, ln_ROE_X2, ln_PER_X4

b. Dependent Variable: ln_HS_Y Tabel 3.2 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 37.243 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2.26. Oleh karena pada kedua perhitungan F hitung > Ft abel (33.998 > 2.26). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh

variabel independen ROA, ROE, EPS, PER dan IOS secara simultan terhadap harga saham dapat diterima secara keseluruhan.

Secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan yaitu variabel ln_ROE (X 2 ), ln_EPS (X 3 ) dan ln_PER (X4) pada taraf signifikansi  = 0,05. Hal tersebut tergambar dalam Tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3 : Hasil Perhitungan Uji t

Coefficients a Standardized

Unstandardized Coefficients

Coefficients

Model

B Std. Error

Beta

t Sig.

17.773 .000 ln_ROA_X1

1.305 .193 ln_ROE_X2

4.665 .000 ln_EPS_X3

3.930 .000 ln_PER_X4

7.009 .000 ln_IOS_X5

a. Dependent Variable: ln_HS_Y

Dari tabel coefficient di atas maka model regresi yang dapat dibentuk :

Y = 4.590 +0.071_ln_ROA_X 1 + 0.243_lnROE_X 2 + 0.198_EPS_X 3 +

0.426_PER_X 4 +0.076_IOS_X 5 + ε

Makna dari persamaan regresi tersebut :

1. Nilai konstanta sebesar 4.590 artinya apabila nilai variabel independen ROA, ROE, EPS, PER dan IOS bernilai nol, maka nilai harga saham akan meningkat sebesar 4.590.

2. Koefisien regresi variabel ln_ROA (X1) sebesar 0.071 bermakna jika variabel ln_ROA (X1) meningkat 1 satuan, maka akan meningkatkan satu satuan harga saham (Y) sebesar 7.1 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

3. Koefisien regresi ln_ROE (X2) sebesar 0.243 memberikan pengertian bahwa perubahan ln_ROE (X2) sebanyak 1 satuan akan memberikan dampak peningkatan nilai harga saham sebesar 24.3 dengan arah yang searah.

4. Koefisien regresi ln_EPS (X3) sebesar 0.198 memberikan pengertian bahwa perubahan ln_EPS (X3) sebanyak 1 satuan akan memberikan dampak terhadap perubahan harga saham (Y) sebesar 19.8 % dengan arah yang bersamaan.

5. Koefisien regresi ln_PER (X4) sebesar 0.426 memberikan pengertian bahwa perubahan ln_PER (X4) sebanyak 1 satuan akan memberikan dampak terhadap perubahan harga saham (Y) sebesar 42.6 % dengan arah yang bersamaan.

6. Koefisien regresi ln_IOS (X5) sebesar 0.076 memberikan pengertian bahwa perubahan variabel ln_IOS (X5) sebanyak 1 satuan akan memberikan dampak perubahan harga saham sebesar 7.6 % dengan arah yang searah.

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung variabel ln_ROE (X2) sebesar 4.665 sedangkan t tabel pada tingkat keyakinan 95 % adalah 1.960 (4.665 > 1.960). Karena t hitung > t tabel maka H 0 ditolak, Ha diterima. Dengan demikian daerah penerimaan hipotesis berada diluar daerah penerimaan H 0 . Variabel ln_EPS_X3 berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan indikator t tabel pada tingkat keyakinan 95 % adalah 3.930 (3.930 > 1.960). Karena t hitung > t tabel maka H 0 ditolak, Ha diterima. Dengan demikian daerah penerimaan hipotesis berada diluar daerah penerimaan H 0 . Selain itu variabel ln_PER_X4 berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan indikator t tabel pada tingkat keyakinan 95 % adalah 7.009 (7.009 > 1.960). Karena t hitung >t tabel maka H 0 ditolak, Ha diterima. Dengan demikian daerah penerimaan

hipotesis berada diluar daerah penerimaan H 0 .

Sedangkan secara parsial variabel-variabel bebas lainnya ln_ROA (X1) dan ln_IOS (X5) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini karena t hitung variabel ln_ROA (X1) pada tingkat keyakinan 95 % adalah 1.305 (1.305 < 1.960). Karena t hitung <t tabel maka H 0 diterima, Ha ditolak. Dengan demikian daerah penerimaan hipotesis berada didalam daerah penerimaan H 0 . Begitu juga halnya variabel ln_IOS (X5) dimana t hitung variabel ln_IOS (X5) pada tingkat keyakinan 95 % adalah 1.598 (1.598 < 1.960). Karena t hitung <t tabel maka H 0 diterima, Ha ditolak. Secara keseluruhan, dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Price Earnings Ratio (PER) merupakan informasi rasio keuangan utama yang diperhatikan investor sebelum membuat keputusan investasinya, sehingga akan mempengaruhi perubahan harga saham.

Earning per Share berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, hal ini disebabkan adanya asumsi jika dividen para pemegang saham minoritas dan jumlah saham yang beredar (saham biasa) relatif tetap maka kecenderungan hal yang menarik dimata investor. Hal ini berarti bahwa informasi EPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan yang bersangkutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham. Jika pengumuman informasi dianggap sebagai signal baik bagi investor maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham.

Selain itu juga informasi EPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan Selain itu juga informasi EPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan

Pasar yang yang efisien secara semi kuat, harga suatu saham akan merefleksikan secara penuh atas informasi yang tersedia di pasar saham. Oleh karena itu, pasar seharusnya bereaksi secara berbeda terhadap informasi antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh. Perbedaan harga saham ini hanya terjadi bila pasar saham hádala efisien semi kyat secara keputusan yaitu investor dapat merespon secara tepat atas informasi yang tersedia secara penuh dipasar modal. Investor yang canggih (sophisticated investors) bukan investor yang naif. Dalam membuat keputusan investasinya, investor perlu mengetahui dan memahami terlebih dahulu bagaimana kinerja keuangan perusahaan, baru kemudian dapat membuat penilaian dan menentukan keputusan investasinya. Investor akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan perusahaan membaik atau memburuk selama suatu waktu. Hal ini akan membantu baik bagi investor maupun kreditor dan pemakai lainnya yang potensial, dalam menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. Selain itu, dari rasio keuangan yang diperoleh, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun para investor akan dapat melakukan tindakan, setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan tersebut dan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan yang mempunyai rasio Return on Equity (ROE) yang tinggi, maka harga sahamnya cendrung akan bergerak naik, sebab rasio ROE yang tinggi menandakan bahwa laba atau pengembalian investasi yang dapat dihasilkan perusahaan melalui pendanaan pemegang saham relative tinggi, dan itu berarti laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga semakin besar. Hal ini tentu saja akan menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.

Harga saham antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh juga sesuai dengan salah satu dasar pembentukan harga saham yang percata bahwa harga saham terjadi karena adanya aliran laba atau kas dimasa depan yang dinilai sekarang. Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh profit. Apabila profit yang diperoleh perusahaan relatif tinggi, maka sangat dimungkinkan bahwa dividen yang dibayarkan juga relatif tinggi. Apabila dividen yang dibayarkan relatif tinggi, akan berpengaruh positif terhadap harga saham dibursa, dan investor akan tertarik untuk membelinya. Akibatnya permintaan akan saham tersebut menjadi meningkat, pada akhirnya harga saham juga akan meningkat.

4. KESIMPULAN

1. Secara simultan faktor fundamental berupa ROA, ROE, EPS, PER dan IOS berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mendukung riset yang dilakukan oleh Santosa (2001) dan Haryanto (2003).

2. Secara parsial, faktor yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham adalah Return on Equity (X2), Earnings per Share (X3) dan Price Earnings Ratio (X4). Hal ini konsistensi dengan riset dan pendapat Santosa (2001) yang menyatakan bahwa ROE dan EPS berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu hasil penelitian ini menyimpulkan tidak konsisten dengan hasil Jati (2003) dimana membuktikan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) tidak

berpengaruh terhadap harga saham.